Anda di halaman 1dari 9

Pembangunan Fly Over Antasari

Langgar AMDAL

Kelompok 3
Nama Anggota

Aisyah Salsabila Ierghen Harvito Mochamad Ariandi


Fadillah
1702520060 1702520038 1702520012

Rezika Lisdza Tiara Septiani Valleyana Juhri


Natasya

1702520011 1702520033 1702520046


01 Summary Kasus
Pembangunan fly over Jl Antasari, Jakarta Selatan, dituding melanggar Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL). Sebab, saat ini sudah sekitar 150 pohon dikorbankan dari
rencana semula hanya 40-an batang pohon yang ditebang. Menurut Ubaidillah ( Direktur
Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (Walhi)), Pemda DKI Jakarta berjanji akan mengganti
setiap 1 batang pohon yang ditebang untuk pembangunan fly over tersebut dengan 10 bibit
pohon. Namun, tidak jelas berapakah umur bibit pohon tersebut. Selain pohon, proyek
pembangunan fly over Antasari juga menyalahi AMDAL dalam hal polusi yang ditimbulkan.
Bahkan, polusi akibat pembangunan jalan layang tersebut lebih parah dibandingkan dengan
kondisi sebelum proyek berjalan. ada polusi akibat kendaraan dan pada saat konstruksi.
Polusi itu justru signifikan sejak adanya pembangunan. Sudah begitu jaraknya cukup dekat
antara jalan dengan rumah warga. Pembangunan itu juga mematikan toko-toko yang berada
di sekitarnya, Ubaidillah mengungkapkan, masalah itu sudah diadukan ke DPRD DKI Jakarta,
namun hingga kini belum jelas penyelesaiannya.
02 Teori yang Mendasari Pelanggaran Etika
Pada Kasus Tersebut
Dalam hal ini, UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
merupakan undang-undang yang mungkin relevan dalam hal ini. Dalam hal ini, pembangunan Fly
Over Antasari langgar Amdal karena lebih banyak pohon yang ditebang dari yang diizinkan dalam
undang-undang AMDAL yang diatur di Indonesia. Penanggung jawab pembangunan jalan layang
Antasari melanggar AMDAL karena penebangan tidak sesuai dengan jumlah pohon yang
seharusnya ditanam kembali. Selain itu, pelanggaran dampak pencemaran yang melebihi batas
yang ditentukan juga berkontribusi pada beratnya pelanggaran AMDAL.

Ketika membangun infrastruktur dan jalan, dampak lingkungan seringkali diabaikan. Kebutuhan
akan perumahan dan jalan semakin meningkat dari tahun ke tahun, namun tidak dengan
bertambahnya lahan kosong di kota-kota tersebut. Pengusaha penipu yang sering mengabaikan
peraturan AMDAL, dampak lingkungan, dan kegiatan suap dalam birokrasi tersebut mengurangi
pelaksanaan pembangunan dengan memperhatikan faktor lingkungan
Dalam hal ini, etika profesi dilanggar karena melanggar profesionalitas yang sudah terkandung dan
mengabaikan kode etik dalam menjalankan bisnis. Ada tiga prinsip etika bisnis yang melanggar
kasus ini. Itu adalah:

● Pelanggaran Prinsip Otonomi:


Prinsip otonomi ini melibatkan pengambilan keputusan, bertindak selaras dengan apa yang baik,
dan bertanggung jawab secara moral atas keputusan yang dibuat. Dalam hal ini, prinsip otonomi
dilanggar karena melanggar etika bisnis yang baik dalam hal ramah lingkungan. Tentu diketahui
bahwa lingkungan harus menjadi prioritas dalam pembangunan infrastruktur di mana-mana.

● Pelanggaran Prinsip Kejujuran:


Prinsip kejujuran yang dilanggar terkait dengan janji dan kesepakatan mengenai jumlah pohon yang
akan ditebang dan jumlah pohon yang akan ditanam. Namun, kenyataannya, dari 40 pohon yang
mau dikorbankan, 150 di antaranya justru ditebang. Selain itu, pohon alternatif dari pohon yang
ditebang sangat tidak proporsional besar. Akibatnya, transplantasi pohon tidak terlalu efektif.

● Prinsip Keadilan:
Pelanggaran prinsip keadilan mengabaikan kondisi lingkungan dan kesehatan masyarakat yang
tinggal di sekitarnya. Pembangunan jalan layang Antasari tampaknya hanya menguntungkan satu
pihak saja, namun merugikan pemangku kepentingan lainnya, seperti masyarakat sekitar, akibat
penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan akibat proyek tersebut
03 Isu Etika Apa yang Terdapat dalam Kasus
Tersebut
Isu yang terkait dalam kasus tersebut merupakan isu systemic dari beberapa sisi, yaitu ekonomi
dan lingkungan.

● Economy:

Karena Pemda DKI Jakarta berjanji akan mengganti setiap 1 batang pohon yang ditebang untuk
pembangunan fly over tersebut dengan 10 bibit pohon. Namun, tidak jelas berapakah umur bibit
pohon tersebut. Tetapi janji tersebut tidak sesuai di karenakan Janjinya akan diganti 1 banding 10,
tapi tidak jelas 10 ini bibit tingginya 1 cm atau apa, kan, harusnya sesuai kebutuhan. Biar diganti
100 pohon, kalau 2 cm nggak ada artinya. Kalau diganti 100 tapi ditanamnya juga di Monas tidak
pengaruh juga.
● Lingkungan

Pada proyek pembangunan fly over Antasari ini menyalahi AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) menimbulkan banyaknya polusi. Dengan ditebangnya beberapa pohon untuk
pembangunan fly over ini polusi khususnya polusi udara sudah sangat parah dibandingkan dengan
kondisi sebelum proyek ini berjalan. Sebelumnya polusi yang terjadi ini berasal dari kendaraan
umum yang melintas namun semakin signifikan dengan adanya pembangunan. Dikarenakan polusi
ini atau pembangunan ini berada begitu dekat dengan rumah warga dan pembangunan ini berakibat
kepada toko-toko yang terkena dampak polusi. Alhasil, toko-toko tersebut melakukan tutup secara
terpaksa karena polusi yang dihasilkan oleh pembangunan tersebut berdampak kepada
penjualannya.
04
Siapa yang Bertanggung Jawab Atas
Terjadinya Kasus Tersebut? Kenapa?
● Pemda DKI Jakarta
Mereka telah berjanji akan mengganti setiap 1 pohon yang ditebang dengan 10 bibit pohon. Namun
permasalahan disini pemda tidak terlalu mendetail memberi informasi berapakah umur bibit pohon
yang akan diganti?.Bila saja bibit yang akan diganti berukuran 2 cm akan percuma walaupun diganti
hingga 100 pohon pun karena tidak mengatasi masalah tersebut.

● DPRD DKI Jakarta


Dengan adanya pembangunan masyarakat mengeluhkan bahwa polusi di wilayah tersebut semakin
parah tidak seperti biasanya yang hanya polusi asap kendaraan. Namun sekarang polusi itu
disebabkan akibat konstruksi bangunan fly over. Akan tetapi laporan masyarakat belum digubris
oleh pihak DPRD DKI Jakarta karena pembangunan itu juga mematikan usaha warga di sekitar
wilayah tersebut
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai