Anda di halaman 1dari 3

Tugas pertemuan 2 (bacalah artikel dan tontonlah video pembelajaran di pertemuan2 untuk

menjawab pertanyaan berikut)

Instruksi :

a. jawablah pertanyaan berikut di micrs.word dan convert ke pdf. jangan menyalin atau
mengcopy punya teman atau plagiat dari internet
b. ibu sangat menghargai usaha saudara dalam menjawab pertanyaan secara mandiri. tidak
ada jawaban sempurna untuk tugas ini, saudara dapat menahan diri dari berbuat curang
dalam menyelesaikan tugas, menjadi hal penting dalam mata kuliah ini.
c. latihlah sifat jujur dalam diri saudara dari sekarang untuk menjadi akuntan masa depan yang
profesional.
d. Tugas ini terdiri dari pertanyaan dan kasus

Pertanyaan:

1. Mengapa bisnis harus dijalankan dengan etika yang baik?


2. Jelaskan istilah-istilah berikut ini:
a. Green accounting
b. Carbon accounting
c. Environmental accounting
3. Apa yang melatarbelakangi kebutuhan akan akuntansi lingkungan/green accounting/carbon
accounting?
4. Jelaskan mengenai “tripple bottom line” yaitu profit, planet, people? Jelaskan hubungan
“tripple bottom line” ini dengan arah bisnis yang beretika?

Muatan etika religiusitas:

Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan akibat perbuatan tangan (maksiat)[1]
manusia, supaya Allâh merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar) [QS. r-Rûm:30:41]

Dan di antara manusia ada yang pembicaraannya tentang kehidupan dunia membuatmu kagum,
dan dia bersaksi kepada Allah mengenai isi hatinya, padahal dia adalah penentang yang paling
keras. (204) Dan apabila dia berpaling (dari engkau), dia berusaha untuk berbuat kerusakan di muka
bumi, serta merusak tanam-tanaman dan ternak, padahal Allah tidak menyukai kerusakan. (205)
Dan apabila dikatakan kepadanya, “Bertakwalah kepada Allah,” bangkitlah kesombongannya untuk
berbuat dosa. Maka pantaslah baginya neraka Jahanam, dan sungguh (Jahanam itu) seburuk-buruk
tempat tinggal. (206) – (Q.S Al-Baqarah: 204-206)

Pertanyaan: bacalah surah dan ayat diatas, jelaskan dan kaitkan ayat diatas dengan etika lingkungan
dalam berbisnis?
Kasus 1 (Etika Lingkungan :Harapan etika)

Instruksi:

a. Bacalah kasus di bawah ini dan jawablah pertanyaan mengenai kasus


b. Jawablah pertanyaan sesuai dengan konsep yang dibahas dalam pertemuan ini. Jangan
membahas pertanyaan hanya menurut pemikiran saudara.
c. Palgiat/menyontek sangat dilarang. Dosen sangat menghargai pemikiran/pendapat pribadi
saudara. Latihlah kejujuran dan sensitivitas etis saudara agar menjadi akuntan dan
pebisnis handal dan beretika di masa depan.

Buang Limbah Cair ke Sungai Deli, Perusahaan Ini Disegel KLHK


oleh Ayat S Karokaro [Medan] di 25 September 2018

sumber: https://www.mongabay.co.id/2018/09/25/buang-limbah-cair-ke-sungai-deli-perusahaan-ini-
disegel-klhk/

Seksi Wilayah I Balai Pengamanan dan Penegakkan Hukum Lingkungan Hidup Wilayah Sumatera,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), menyegel PT. Expravet Nasuba, Senin
(17/8/2018). Perusahaan yang beralamat di Jalan K.L Yos Sudarso KM.8,8, Kelurahan Mabar,
Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, Sumatera Utara, ini dianggap melanggar undang-undang
lingkungan hidup, membuang limbah cair ke aliran Sungai Deli.

Operasi penegakkan hukum terhadap perusahan yang bergerak pada pemotongan dan pengolahan
daging serta unggas ini dipimpin Kepala Balai Gakkum LHK Wilayah Sumatera, Edward Sembiring.
Di lokasi, tim gakkum bersama Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (SPORC) Brigade Macan
Tutul, dan tim penyidik Seksi Wilayah I mengumpulkan sejumlah barang bukti beserta sampel limbah
cair perusahaan.

Pantauan Mongabay di lokasi, tim penyidik gakkum menelusuri arah pipa terakhir pembuangan
limbah cair ke Sungai Deli. Edward tampak geram dengan pencemaran lingkungan yang dilihatnya
itu.

“Tim silakan segel lokasi ini. Air yang mengalir dari pipa segera hentikan, jangan ada setetes pun
terbuang ke aliran Sungai Deli ini. Silahkan tutup dengan semen,” tegas Edward yang mendapat
pengawalan bersenjata lengkap SPORC Brigade Macan Tutul. 

Namun, ketika penyegelan berlangsung, seorang pria datang menghampiri dan ingin penyegelan
dihentikan. “Apa-apaan ini? Kok berani menyegel dan menyemen lubang pembuangan akhir limbah
kami? Saya minta dicabut plang penyegelan,” katanya kepada petugas. Lelaki itu bernama Hasman,
HRD perusahaan. Adu argumen sempat terjadi antara dia dan petugas.

Edward langsung menjelaskan, perusahaan diminta menaati aturan hukum. Keterangan dapat
diberikan saat proses pemeriksaan di Balai PamGakkum KLHK wilayah Sumatera, di Medan. “Kita
bisa bicarakan ini baik-baik. Tolong jangan begitu, kalau disegel proses produksi bisa terganggu,”
tutur Hasman.

Hasman mengatakan, proses pengolahan limbah perusahaan sedang dalam proses di Balai
Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan. Dia menjelaskan, perusahaan sudah menyerahkan pengajuan
dokumen Analis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) pembuangan limbah akhir. Namun,
masih ada penolakan dan perbaikan dari BLH Kota Medan.
“Semua masih dalam proses, Pak. Kan tahu sendiri, birokrasi kita lamban jadi saya minta tolong ada
kelonggaran,” katanya lagi.

 Edward kembali bertanya tentang surat peringatan Pemerintahan Kota Medan kepada perusahaan ini
yang membuang limbah cairnya tidak sesuai aturan, Hasman hanya diam, lalu mengakui surat
peringatan itu sudah diterima sejak 2013 lalu.

Edward makin berang, karena sejak 2013 hingga 2018, tidak ada itikad dari perusahaan untuk
memperbaiki pembuangan limbah akhir yang masih dilakukan ke aliran Sungai Deli. Namun, Hasman
masih bersikeras agar penyegelan tidak dilakukan. Menurut dia, perusahaan sudah mengikuti anjuran
BLH Medan agar sebelum dibuang, limbah akhir diendapkan 24 jam dan itu sudah dilakukan. “Kami
juga terus memberbaiki proses pembuangan limbah akhir,” terangnya.

Namun, pihak Gakkum Wilayah Sumatera tetap menyegel perusahaan. Menurut Edward, yang
dilakukan ini adalah perintah undang-undang. Ada Pasal 100 ayat (2) jo Pasal 20 ayat (3) huruf a dan
b jo Pasal 68 huruf b dan c; Pasal 114 dan Pasal 116 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, Jo Pasal 37 Jo Pasal 40 ayat (1), Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air, Jo Permen LH Nomor 5 Tahun 2014 tentang Baku Mutu Air Limbah.
Ancaman pidana penjara paling lama tiga tahun dan denda paling banyak tiga miliar Rupiah. 

Laporan masyarakat

Edward mengatakan, penghentian kegiatan PT. Expravet Nasuba (EN) berawal dari pengaduan
masyarakat terkait pencemaran Sungai Deli. Pada 25 Agustus 2018, Pejabat Pengawas Lingkungan
Hidup (PPLH) memverifikasi pengaduan, ditemukan fakta bahwa perusahaan tidak memiliki izin
pembuangan limbah cair serta ada saluran pembuangan tanpa pengolahan.

Pada 13 Maret 2013, Wali Kota Medan telah memberikan sanksi administrasi, paksaan pemerintah,
kepada PT. EN berdasarkan SK No: 660.2/396.X/III/2013 atas pelanggaran yang dilakukan. Namun,
perusahaan tidak melaksanakan isi surat tersebut, bahkan tetap membuang limbah cair langsung ke
Sungai Deli.

“PT. EN diduga melanggar peraturan. Atas dasar itu, kami menyegelnya. Kami hanya menghentikan
pembuangan limbah, bukan kegiatan perusahaan,” terangnya.

Edward menyatakan, pihak perusahaan menolak menandatangani berita acara penyegelan. “Namun,
kami sudah lampirkan berita acara penolakan itu. Jika plang penyegelan dicabut, itu pidana dan akan
diproses hukum. Kasus ini akan diusut hingga tuntas,” tegasnya.

Pertanyaan:

1. Apa isu etika bisnis dalam kasus di atas?


2. “Kita bisa bicarakan ini baik-baik. Tolong jangan begitu, kalau disegel proses produksi bisa
terganggu,” jelaskan dampak tindakan tidak etis terhadap keberlanjutan perusahaan di masa
depan (going concern)?
3. Langkah-langkah apa yang dapat diambil PT. EN untuk memulihkan reputasi dan tantangan
apa yang harus diatasi?
4. Jika anda seorang akuntan keuangan di PT. EN, apa yang akan anda ungkapkan mengenai isu
pencemaran limbah (ingat: saudara dihadapi dengan keinginan manajemen untuk
meningkatkan laba dan menekan biaya)?
5. Jika CEO tidak memperhatikan, apa yang akan anda lakukan?

Anda mungkin juga menyukai