Anda di halaman 1dari 21

ANALISIS KASUS

KEHAMILAN REMAJA
LATAR BELAKANG
Menurut Hurlock (Rita Eka Izzaty, dkk, 2013: 122), masa remaja awal berlangsung kira-
kira dari 13 tahun sampai 16 tahun atau 17 tahun. Menurut Kartini Kartono ( 1995 : 36 ),
usia remaja dibagi menjadi tiga, yaitu remaja awal ( 12-15 tahun ), remaja pertengahan
(15-18 tahun) dan remaja akhir (18-21 tahun). Masa remaja awal dapat dikatakan sebagai
masa rawan bagi orang tua untuk lebih mengawasi, mengajarkan dan mendidik anaknya
lebih dari sebelumnya, tentunya dengan mempertimbangkan perkembangan yang ada
dilingkungan.
Pemberian informasi mengenai pergaulan yang sehat dan Kesehatan reproduksi tidak
hanya diberikan oleh orang tua dan lingkungan, namun hal ini instansi pndidikan juga
dapat mengambil andil dalam memberikan pengetahuan mengenai pergaulan remaja,
sebagai salah satu upaya pencegahan terjadinya kehamilan remaja diluar nikah yang tidak
menutup kemungkinan terjadi pada peserta didik dalam instansi itu sendiri. Guru
Bimbingan dan Konseling dapat menjalankan salah satu perannya sebagai guru
pembimbing.
Menurut Priyatno dan Erman Anti (1994:199), fungsI bimbingan dan konseling ditinjau dari
kegunaan atau manfaat, ataupun keuntungan-keuntungan apa yang diperoleh melalui
pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu banyak dan dapat dikelompokkan menjadi empat fungsi
pokok, yaitu fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi
pemeliharaan, dan fungsi pengembangan.
Kartini Kartono (2007:265), memaparkan bahwa rumah tangga yang kacau balau, misalnya
karena ayah terlalu ambisius, dan ibu yang sibuk dengan kegiatan-kegiatan sosial di luar
rumah, yang tidak memberikan suasana kehangatan dan kemesraan pada anak-anaknya,
biasanya bisa mendorong anak gadisnya mencari kompensasi melalui relasi-relasi seksual
eksesif dengan banyak pria untuk mendapatkan semacam “kehangatan emosional” tertentu.
Remaja yang hamil akan mengalami stres. Stres yang berlebihan menimbulkan
hiperemesis gravidarum (mualmuntah yang berlebihan), terjadi kenaikan tekanan darah
atau keracunan kehamilan yang disebut pre-eklampsia atau berlanjut menjadi eklampsia
dan dapat mengancam jiwa dan meningkatkan angka kematian ibu (Tari, 2010).
Pada kehidupan sosialnyapun remaja akan gagal menikmati masa remajanya dan akan
menerima sikap ungkapan yang negative karena dianggap memalukan, yang dapat
menimbulkan sikap penolakan remaja terhadap bayi yang dikandungnya. Kehamilan
remaja juga dapat menimbulkan berbagai konsekuensi psikososial seperti putus sekolah,
rasa rendah diri dan kawin muda (Cuman, 2009).
TUJUAN
01 SMampu 02 03
Mengetahui
menganalisis kasus Mengetahui makna
faktur-faktor
berdasarkan kehamilan remaja
peneyebab
prinsip
kehamilan remaja
etikakeperawatan

04 05
ASuhan
Mengetahui
keperawatan pada
dampak kehamilan
kehamilan remaja
remaja
KASUS
An. N anak berusia 15 tahun yang salah pergaulan yakni
mengalami hamil diluar nikah. An. N baru berani bercerita
ke orang tuanya setelah menginjak usia kehamilan ke 2
bulan. Orang tua langsung marah dan merasa gagal menjadi
orang tua yang sebenarnya. Dan parahnya An. N tidak
mengetahui ia hamil dengan siapa. Setelah itu orang tuanya
membawa An. N untuk memeriksakan kandungannya ke
dokter di sebuah rumah sakit. Ternyata hasil pemeriksaan
dari dokter keadaan kehamilan An. N berpotensi melahirkan
premature karena An. terlalu muda untuk hamil. Dan dokter
menyarankan kepada An. N untuk rutin memeriksakan
kehamilannya.
PERINSIP ETIKA
KEPERAWATAN
Prinsip etika keperawatan dapat diartikan
sebagai sebuah sikap etis yang wajib untuk
dimiliki oleh setiap perawat dalam hali ini,
setiap perawat diharapkan dapat
mengetahui dan menerapkan etika
keperawatan ini sebagai bagian integral
dari sikap hidupnya, terutama dalam
mengemban tugas sebagai seorang
perawat.
ADalam menjalankan profesinya, seorang perawat wajib memegang teguh
prinsip
etika keperawatan. Antara lain :

OTONOMI DALAM
Beneficience Justice (Keadilan)
KEPERAWATAN

Nonmaleficience Moral Right Nilai dan norma


(Tidak merugikan) masyarakat
OTONOMI DALAM KEPERAWATAN
Dalam kasus yang kami ambil, dapat kami analisis
menurut prinsip etika keperaatan ini yaitu, Perawat
meminta izin kepada pasien jika akan dilakukan
tindakan ke pasien. Salah satu tindakannya
mengukur tinggi fundus yang bertujuan untuk
memonitor perkembangan kandungan pasiennya.
Apa bila terjadi kelainan disarankan untuk
mengkonsultasikan kepda dokter.
Beneficience
Dalam kasus di atas, dapat kita analisis
menurut prinsip beneficience yaitu :
Perawat mengarahkan An. N untuk rutin
melakukan memeriksakan
kehamilannya setiap 2 minggu sekali untuk
memonitor perkembangan
kandungan dan peraat juga mengarahkan An.
N untuk konsisten dalam
meminum obat penguat rahim.
Justice (Keadilan)
Dalam kasus di atas, dapat kita
analisis menurut prinsip justice
yaitu :
Perawat melayani An. N dengan
baik dan sopan seperti perawat
melayani pasien lainnya. Dan
perawat juga memberikan arahan
yang tepat kepada An. N tidak
mengurang-ngurangi arahan yang
tepat.
Nonmaleficience (Tidak
merugikan)
kasus di atas, dapat kita analisis
menurut prinsip nonmaleficince:
Perawat dapat melakukan tindakan
mengukur tinggi fundus dan
memeriksa kandungannya dengan
hati-hati hingga tindakan selesai
dilakukan. Dan perawat harus
memastikan tindakan yang
dilakukan tepat dan tidak
dilakuakan secara berbarengan
dengan tindakan lain. Sehingga
Tindakan yang dilakukan perawat
tidak menimbulkan masalah yang
merugikan pasien
Moral Right
• Advokasi
Dalam kasus di atas, dapat kita analisis menurut prinsip advokasi yaitu, Perawat memberikan informasi terkait
pentingnya memeriksa kandungan karena pasein An. N ini hamil diusia remaja yang memiliki banyak risiko
untuk paisen sendiri dan janinya. Perawat juga memperbolehkan pasien untuk sesekali menanyakan masalah
kandungannya ke perawat.

• Responsibilitas
Dalam kasus di atas, dapat kita analisis menurut prinsip responsibilitas yaitu, Perawat dapat bertanggung jawab
dalam tugasnya yaitu memeriksa kandungan pasien mulai dai pemeriksaan tinggi fundus yang bertujuan untuk
memonitor kandungan pasien. Karean pasien ini berisiko melahirkan secara premature.

• Loyalitas
Dalam kasus di atas, dapat kita analisis menurut prinsip loyalitas yaitu, Perawat bisa mendengarkan keluh kesah
pasien tentang keadaanya psikisnya dan keadaan kandungannya. Dan perawat juga mencoba untuk memberikan
solusi kepada psien untuk masalh yang di keluhnya. Dan perawat berharap ppasien bisa melahirkan anaknya
dengan normal tidak premature.
Nilai dan norma masyarakat
Dalam kasus di atas, dapat kita analisis
menurut prinsip nilai dan norma masyarakat
yaitu, Perawat dapat memberikan pujian atau
sanjungan kepada pasien dengan kata-kata
positif yang menyenangkan pasien karena
pasien sudah melalukan pemeriksaan
kandungannya secara rutin. Yang nanntinya
akan membawa pengaruh baik terhadap
pasien dan janinnya.
yang penuh stres. Remaja yang
hamilTINJAUAN
menderita depresi,
TEORI
kecemasan, frustasi dan agresi
yang lebih tinggi dibandingkan
dengan kehamilan orang dewasa
(Young et al., 2010; Holub etal.,
2007 dalam Pousada et al.,
2010).
Hasil penelitian lainnya
2. Perubahan pada Masa Kehamilan

a. Perubahan Fisik
Menurut Namora Lumongga Lubis (2013:29), perubahan fisik yang terjadi
saat hamil diantaranya adalah timbul masalah pada saluran pencernaan,
mudah lelah, terjadi pembengkakan di kaki dan pergelangan, nyeri pada
kaki, sesak napas dan seperti mau pingsan, serta pengeluaran cairan payudara
(colostrum).

b. Perubahan Psikologis
Menurut Burnasrd dalam Namora Lumongga Lubis (2003:28), stres selama
masa reproduksi dapat dihubungkan dengan tiga aspek, yaitu stres di dalam
individu, stres yang disebabkan oleh pihak lain dan stres yang disebabkan
oleh penyesuaian terhadap tekanan sosial. Stres yang terjadi dalam diri sendiri
biasanya disebabkan oleh adanya kegelisahan terhadap kemampuan
beradaptasi dengan kejadian kehamilanya
3. FAKTOR
PENYEBAB
TERJADINYA
Menurut Indah Permatasari (2010), faktor-faktor
KEHAMILAN
yang mempengaruhi perilaku seksual pranikah
REMAJA
berisiko terhadap kehamilan tidak diinginkan,
antaralain adalah tingkat religiusitas, pengetahuan,
persepsi terhadap peran gender, akses dan kontak
dengan media pornografi, sikap orangtua terhadap
seksualitas, sikap teman dekat terhadap seksualitas,
perilaku seksual teman dekat, dan perilaku seksual
individu itu sendiri.
4. Dampak
Kehamilan
Dampak kehamilan yang dialami remaja diluar nikah
diantaranya adalah meningkatnya angka aborsi, kematian
ibu karena secara fisik belum siap untuk mengandung
bahkan melahirkan, dikucilkan masyarakat, depresi,
memiliki rasa ketakutan yang berlebih, dan sebagainya.

Menurut Kartono (Namora Lumongga Lubis, 2013:6),


masalah yang berkaitan dengan kehamilan yang tidak
diinginkan diantaranya adalah pembunuhan bayi,
pengguguran kandungan, dampak kehamilanyang tidak
diinginkan terhadap sosial ekonomi dan kesehatan
perempuan serta keluarga, kebijakan pemerintah dalam
menghadapi hal tersebut.
KESIMPULA
N
Kehamilan pada remaja di luar nikah sering digambarkan
sebagai kehidupan yang penuh depresi. Depresi pada remaja lebih
cenderung terjadi pada mereka yang sering berpikiran negatif,
memiliki konflik interpersonal, dukungan sosial yang rendah, dan
kehidupan yang penuh stres. Remaja yang hamil menderita
depresi, kecemasan, frustasi dan agresi yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kehamilan orang dewasa.
Adapun faktor penyebab kehamilan pada remaja, antara lain
adalah Gaya hidup dan perilaku seks yang bebas mempercepat
peningkatan kejadian kehamilan pada remaja, kurangnya
informasi tentang kesehatan reproduksi dan KB, sosial budaya,
keadaan ekonomi yang tidak mencukupi .
SARAN
Bagi para remaja diharapkan dapat mempertimbangkan pertemanan, mana yang
baik dan cocok untuknya, dapat mengontrol diri sendiri dalam bergaul. Selain itu
masyarakat dapat membantu untuk mengatasi permasalahan ini, karena ini tidak hanya
tanggungjawab orang tua saja dalam menjaga remaja sekitar. Masyarakat dapat
merangkul kembali remaja yang hamil diluar nikah agar remaja tersebut juga dapat
kembali menyesuaikan diri dengan baik di masyarakat.
TERIM
A
KASIH

Anda mungkin juga menyukai