Anda di halaman 1dari 9

MODUL 8.

PENDIDIKAN ANAK BERKESULITAN BELAJAR

DOSEN PENGAMPU : DESSY PRAMUDIANI, M.PSI

OLEH
KELOMPOK VIII
HIKMAH SILPIANI
IKA RUSMAYANTI
JULIANTI
KB.1

 DEFINISI
Istilah umum: Learning disabilities (Donald, 1967)
Istilah medis: Brain injured dan minimal brain dysfunction
Ahli psikolinguistik: Language disorders
Pendidikan: Educationally handicaped
 KLASIFIKASI
Menurut Kirk dan Gallagher 1989:
1. Kesulitan belajar berhubungan dengan perkembangan
(developmental learning disabilities)
2. Kesulitan belajar akademik (academik learning disabilities)
 PENYEBAB
1. Faktor organis/biologis
2. Faktor Genetis
3. Faktor Lingkungan
KB.2
KARAKTERISTIK ANAK BERKESULITAN
BELAJAR

A. Karakteristik Anak Berkesulitan Belajar Secara Umum


Sepuluh gejala yang sering dijumpai adalah hiperaktif, gangguan persepsi
motorik, emosi yang labil, kurang koordinasi, gangguan perhatian, impulsif,
gangguan memori dan berfikir, kesulitan pad aakademik khusus (membaca,
berhitung dan menulis), gangguan dalam berbicara dan mendengarkan dan
hasil EEG tidak teratur serta tanda neurologis dan tidak jelas.

10 ciri tersebut dikelompokkan:


1. Masalah Persepsi dan Koordinasi
2. Gangguan dalam Perhatian dan Hiperaktif
3. Mengalami Gangguan dalam Masalah Mengingat dan Berpikir
4. Kurang Mampu Menyesuaikan Diri
5. Menunjukkan Gejala sebagai Siswa yang Tidak Aktif
6. Pencapaian Hasil Belajar yang Rendah
B. Karakteristik khusus Anak Berkesulitan Membaca
 Gangguan membaca lisan

Kurang mampu membedakan kata-kata yang berbeda


secara ortografis.
 Gangguan ingatan jangka pendek

Proses perekaman fonologi dalam ingatan jangka pendek


tidak dapat berlangsung secara sempurna.
 Gangguan pemahaman

ketidakmampuan menemukan teknik-teknik untuk


memahami teks (bacaan), ketidakmapuan
menghubungkan kata dalam kalimat dan lemah dalam
melakukan strategi, kekurangan dalam memahami apa
yang didengar.
C. Karakteristik Khusus Anak Berkesulitan Menulis
 Menulis dengan tangan
Lovitt (1989) mengemukakan anak berkesulitan belajar memiliki permasalahan
seperti menulis dengan lambat, dalah dalam menulis huruf dan angka, tulisan
terlalu miring, jarak tulisan terlalu rapat, kesulitan mengikuti garis lurus, tulisan
tidak terbaca, tekanan pensil yang terlalu kuat atau lemah,tulisan berbayang.
hal ini dipengaruhi oleh faktor motorik, perilaku, persepsi, memori, kemampuan
melaksanakan cross modal, penggunaan tangan dominan, kemampuan
memahami intruksi.
 Mengeja
ini terjadi karena anak tidak memiliki memori yang baik tentang huruf-huruf
baik memori visual atau auditif.
 Menulis ekspresif
kurang terampil mengungkapkan pikiran dan perasaan melalui tulisan.
 Karakteristik khusus anak berkesulitan matematika/berhitung, kesulitan dalam
memahami simbol, operasi hitung, sering salah mengurutkan bilangan,
ketidaksesuaian dalam menghitung, sulit membedakan angka dan bangunan
geometri.
KB. 3 Intervensi Anak Berkesulitan Belajar

A. Intervensi terhadap anak berkesulitan membaca


◦ Tipe (bentuk) kesulitan membaca
◦ Asesmen kemampuan membaca
 Asesmen formal; tes survei, diagnostik, tes hasil belajar
 Asesmen informal; Informal Reading Inventories (IRI), Cloze
procedure
◦ Prosedur intervensi kesulitan membaca
◦ Indentifikasi masalah, diagnosis, penyusunan program
layanan dan evaluasi.
◦ Pendekatan dan teknik dalam intervensi kesulitan membaca
◦ Teknik Ghillingam dan Stillman
◦ Mengenal huruf, merangkai huruf menjadi kata,
membaca kalimat dan cerita.
◦ Teknik Fernald
B. Intervensi terhadap anak berkesulitan menulis
1. Tipe-tipe kesulitan menulis
 Kesalahan dalam membentuk huruf, ukuran huruf tidak normal,
tidak proposional, bentuk huruf tidak menentu, menulis tidak
lancar, kesalahan dalam menulis angka, tulisan terlalu miring,
sulit menentukan ajrak, berantakan, sulit menulis pada garis
horizontal, pensil terlalu ditekan/kurang, kotor.
2. Asesmen kesulitan menulis
 Asesmen formal
 Asesmen informal; observasi, menganalisis pola-pola kesalahan
tulisan.
3. Diagnostik dan remediasi; menulis dengan tangan
(hand writing), mengeja dan menulis ekspresif
(expressive writing)
C. Intervensi terhadap anak berkesulitan belajar matematika
1. Pola-pola kekeliruan khusus; jumlah angka satuan dan puluhan ditulis tanpa
memperhatikan penempatan nilai, keseluruhan angka dijumlahkan, tidak
urut dalam menjumlahkan,tidak memperhatikan penempatan nilai,
peminjaman angka yang tidak diperlukan, peminjaman angka yang
berlebihan, menambah hasil bilangan satuan ke bilangan puluhan, angka
hasil perkalian tidak ditambahkan, pembagi dan dibagi terbalik.
2. Asesmen kesulitan belajar matematika
 Teknik wawancara diagnostik (diagnostik interview)
 Teknik tes survey yang dibuat guru
3. Pengajaran remedi
 Tingkat konkret
 Tingkat semi konkret
 Tingkat abstrak
Selesai

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai