Anda di halaman 1dari 6

Pertanyaan untuk modul 7

1. Buatlah sebuah rangkuman singkat mengenai klasifikasi anak-anak tunadaksa.


Jelaskan pula hal-hal khusus yang saudara ketahui mengenai klasifikasi ketiga jenis
anak berkebutuhan khusus tersebut.

Jawab : Tunadaksa adalah individu yang memiliki gangguan gerak yang disebabkan
oleh kelainan neuro-muskular dan struktur tulang yang bersifat bawaan, sakit
atau akibat kecelakaan, termasuk celebral palsy, amputasi, polio, dan lumpuh.

Ciri-ciri tunadaksa :
- anggota gerak tubuh tidak bisa digerakkan/lemah/kaku/lumpuh
- setiap bergerak mengalami kesulitan
- tidak meiliki anggota gerak lengkap
- tidak dapat tenang
- terdapat anggota gerak yang tidak sama dengan keadaan normal pada
umumnya.

2. Program pengembangan diri bagi anak gangguan gerak / fisik (tunadaksa) dalam
lingkup pendidikan tidak bisa lepas dari keterampilan diri dan gerak dalam rangka
untuk ADL (Activity of Daily Living). Pengembangan diri dan gerak bagi peserta
didik tunadaksa pelaksanaannya meliputi activty of daily living (ADL) in
Bad dan ADL out Bad. Sebutkanlah apa saja ruang lingkup pengembangan diri dan
gerak bagi peserta didik tunadaksa!

Jawab : Ruang lingkup pengembangan diri dan gerak bagi peserta didik Tunadaksa
adalah sebagai berikut:
a. Pengembangan Diri
Pengembangan diri peserta didik tunadaksa meliputi:
1 Menolong diri sendiri, (kebersihan, berpakaian)
2 Merawat, dan merias diri sendiri
3 Mengurus diri sendiri
4 Berkomunikasi dengan orang lain
5 Bersosialisasi dalam kehidupan di lingkungannya
6 Mengembangkan keterampilan hidup sehari-hari
7 Menyelamatkan diri dari bahaya.
b. Pengembangan Gerak
Pengembangan gerak peserta didik tunadaksa meliputi:
1 Melakukan gerak kontrol kepala, melakukan gerak anggota tubuh ( tangan,
kaki, badan).
2 Melakukan gerak pernapasan,
3 Melakukan gerak pindah diri,
4 Melakukan gerak koordinasi (motorik kasar dan motorik halus), koordinasi
mata dan tangan, koordinasi mata dan kaki),
5 Menggerakkan alat bantu gerak, (menggunakan alat bantu yang dipakai,
alat bantu gerak, dan alat bantu yang sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing.
Ruang lingkup program pengembangan diri dan gerak sebagaimana
diuraikan diatas, membutuhkan waktu yang lama, sehingga implementasinya
dilakukan dengan cara :
1. Reguler, yaitu program dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah
disusun.
2.Terpadu, yaitu program dilaksanakan dengan cara diintegrasikan ke dalam
mata pelajaran yang lain.
3.Prioritas, yaitu program dilaksanakan secara khusus kepada peserta didik
yang mengalami masalah tertentu dan membutuhkan penanganan secara
cepat.

3. Bagaimanakah strategi pembelajaran yang harus diberikan kepada peserta didik


tunadaksa dan tunalaras?

Jawab : Strategi pembelajaran bagi anak tunadaksa Strategi yang bias diterapkan bagi
anak tunadaksa yaitu melalui pengorganisasian tempat pendidikan, sebagai
berikut:
• Pendidikan integrasi (terpadu)
• Pendidikan segresi (terpisah)
• Penataan lingkungan belajar
Strategi pembelajaran bagi anak tunalaras Untuk memberikan layanan kepada
anak tunalaras, Kauffman (1985) mengemukakan model-model pendekatan
sebagai berikut;
• Model biogenetic
• Model behavioral/tingkah laku
• Model psikodinamika
• Model ekologis

Pertanyaan untuk modul 8

4. Sebutkan dan jelaskanlah secara singkat factor apa yang paling berat pada anak yang
mengalami kesulitan dalam belajar.

Jawab : Adapun keempat faktor tersebut adalah sebagai berikut :


a. Gangguan fisik
Meliputi gangguan visual, gangguan pendengaran, gangguan
keseimbangan, dan orientasi ruang, body image yang rendah, hiperaktif,
serta kurang gizi.
b. Faktor lingkungan
Lingkungan keluarga, masyarakat, dan sekolah yang kurang
menguntungkan bagi anak, akan menghambat perkembangan sosial,
psikologi, dan pencapaian prestasi akademis.
c. Faktor motivasi dan afeksi
Anak yang selalu gagal dalam suatu mata pelajaran atau beberapa
pelajaran cenderung menjadi tidak percaya diri, mengabaikan tugas, dan
rendah diri. Sikap ini akan mengurangi motivasi belajar dan muncul
perasaan-perasaan negatif terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
sekolah.
d. Kondisi psikologis
Anak berkesulitan belajar terganggu sebagai akibat dari gangguan
perhatian, persepsi, visual, persepsi pendengaran, persepsi motorik,
ketidakmampuan berpikir, dan keterlambatan dalam kemampuan
berbahasa.
5. Jelaskan menurut pendapat anda tentang strategi apa yang dapat digunakan pada anak
kesulitan belajar dalam kasus menulis!

Jawab :  Strategi mengatasi kesulitan belajar pada siswa penulis di kategorikan ke


dalam dua bagian, yaitu strategi umum yang meliputi analisis hasil
diagnosis, menyusun program perbaikan, khususnya program remedial
teaching (pengajaran perbaikan), dan melaksanakan program perbaikan; dan
strategi khusus yang merupakan pengembangan dari strategi umum
identifikasi dan penentuan bidang kecakapan yang memerlukan perbaikan.
Dalam strategi khusus ini, strategi mengatasi kesulitan belajar dilakukan
sesuai dengan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa

6. Bagaimanakah cara kita mengidentifikasi anak kesulitan dalam belajar? Jelaskan


menggunakan bahasa anda sendiri!

Jawab : Cara mengidentifikasi kesulitan belajar dapat dilakukan dengan mengamati


perilaku anak dan kemampuan anak dalam aktivitas menulis, membaca,
berhitung dan mengeja. Pengamatan dilakukan untuk mendapatkan
informasi awal dan selanjutnya dilakukan asesmen yang meliputi asesmen
perkembangan, akademik, nonakademik, formal dan informal.

Pertanyaan untuk modul 9

7. Buatlah sebuah lembar observasi yang akan digunakan pada anak kesulitan dalam
menulis.

Jawab :  Asesmen Menulis

Pada saat asesmen guru dapat melakukan observasi kemampuan anak dalam hal
sebagai berikut :

1. menulis dari kiri ke kanan

2. memegang pensil

3. menulis nama sendiri

4. menulis huruf-huruf

5. menyalin kata dari papan tulis ke buku atau kertas

6. menulis pada garis yang tepat

7. posisi kertas

8. penggunaan tangan dominant

9. posisi duduk
Instrumen Informal Untuk Menilai Bentuk Huruf

Nomor Jenis Kesalahan Keterangan


1 a seperti o

2 a seperti u

3 a seperti ci

4 b seperti li

5 d seperti cl

6 e tertutup tidak ada lubangnya

7 h seperti hi

8 i seperti e tanpa titik

9 m seperti w

10 n seperti v

11 o seperti a

12 r seperti i

13 r seperti n

14 t seperti l

15 t dengan garis di atasnya

Atau

Instrumen Informal Untuk Menilai Bentuk Huruf

Aspek Deskripsi
Posisi duduk
Posisi kertas
Memegang pensil/alat tulis
Bentuk
Ukuran
Spasi (antar huru dan antar kata)
Ketepatan pada garis
Kualitas garis
Contoh hasil asesmen

Catatan Hasil Asesmen

Aspek Deskripsi
Posisi duduk Pada saat duduk, badan kurang tegak, dagu
menempel pada meja, telapak kaki menapak
dengan baik pada lantai, dan posisi tangan
tidak menopang badan tapi direntangkan ke
depan.
Posisi kertas Posisi kertas miring/tidak sejajar dengan
badan
Memegang pensil/alat tulis Mampu memegang pensil dengan tiga jari
Bentuk Bentuk tulisan huruf dan kata terlalu condong
dan tidak konsisten;kadang condong kadang
tegak.
Ukuran Ukuran huruf tidak konsisten ada yang terlalu
besar hingga melewati garis dan ada yang
terlalu kecil
Spasi (antar huruf dan antar kata) Anak belum memahami spasi antar kata
sehingga kata yang ditulis cenderung
menumpuk.
Ketepatan pada garis Huruf ditulis mengangkang di atas garis.
Kualitas garis (terlalu tebal atau terlalu tipis) Tulisan terlalu menekan sehinga huruf
terlihat tebal dan kotor.

Penafsiran:

Anak membutuhkan materi/latihan posisi duduk, posisi kertas, latihan bentuk huruf yang
konsisten, ukuran, spasi antar kata, ketepatan pada garis, dan kualitas garis.

Pekanbaru, …………………

Mengetahui,

Kepala Sekolah Guru Kelas

......................... ……………… …………………..
8. Jelaskan menurut pendapat anda, mengapa kita sebaiknya melibatkan orantua ABK
dalam merencanakan, melaksanakan, dan menilai program pelayanan pendidikan
ABK?
Jawab : Peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus, memiliki peran
yang sangat vital. Orang tua sebagai orang yang sudah dari awal hidup
bersama dengan anak sejak mulai dilahirkan, mereka memahami betul
tentang bagaimana pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Ketika anak
memasuki masa sekolah dituntut untuk proaktif dengan para guru terkait
pertumbuhan dan perkembanganya. Potensi dan bakat yang nampak pada diri
anak sangat penting sekali untuk diinformasikan kepada guru sebagai bahan
masukan dan pertimbangan dalam memberikan program pendidikan yang
tepat bagi anak berkebutuhan khusus. Sehingga dalam perkembanganya anak
akan tumbuh bersama bakatnya tersebut.

9. Mengapa assesmen harus dilakukan secara ketat dengan prosedur yang baku
(standart)?

Jawab : Karena, dalam upaya memberikan layanan pendidikan yang tepat/sesuai


dengan kemampuan dan kebutuhan anak berkebutuhan khusus maka
diperlukan langkah-langkah yang sistematis. Langkah itu diawali dengan
proses asesmen. Setiap anak berkebutuhan khusus harus melalui proses
asesmen itu sehingga akan diperoleh gambaran kemampuan dan kebutuhan
belajarnya.
Apabila proses asesmen tidak dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan
tidak memiliki dasar/pijakan untuk mencapai indikator materi pembelajaran
yang diharapkan. Anak-anak pun akan kesulitan menguasai materi
pembelajaran karena materinya tidak sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan belajarnya. Kegagalan dalam pembelajaran dapat diakibatkan oleh
tidak adanya data hasil asesmen. Dengan demikian asesmen memiliki peran
yang sangat penting dan strategis dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai