Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STRUMA NODUSA DENGAN

TINDAKAN TIOROIDEKTOMI TOTAL DAN RADICAL NECK DISSECTION (RND)


DI RUANGAN GBST RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU

DISUSUN OLEH :
ARYANDRA JUMAH JONI, S. Kep
FIRA MEILINDRA AGSYA, S. Kep
MELIA HASRI, S. Kep
POPPY CHRISTIN, S. Kep
YUNI EMILDA, S. Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES PAYUNG NEGERI
PEKANBARU
2020
BAB I
Kelenjar tiroid adalah salah satu dari kelenjar
endokrin terbesar pada tubuh manusia. Kelenjar
ini dapat ditemui dibagian depan leher, sedikit
dibawah laring Kelenjar ini, berfungsi untuk
mengatur kecepatan tubuh membakar energi,
membuat protein dan mengatur sensivitas
tubuh terhadap hormon lainnya.Kelenjar tiroid
mensekresi tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3).

Struma nodusa merupakan pembesaran


pada kalenjar tiroid yang teraba sebagai
suatu nodul (Sudoyo, 2009).
BAB II
DEFINISI
Struma nodusa merupakan pembesaran pada kalenjar tiroid yang teraba sebagai suatu nodul
(Sudoyo, 2009). Struma goiter merupakan penyakit kalenjar tiroid terbanyak didunia yang
menyebabkan pembesaran kalenjar tiroid.
ETIOLOGI
Struma dibagi penyebabnya berdasarkan klinis perubahan anatomi dan fisiologis. Bila
kerja kalenjar tiroid tidak ada gangguan maka disebut struma non toksik. Dan apabila
terjadi gangguan fungsi tiroid maka disebut dengan struma nodusa toksik.
Penyeab utama dari struma adalah difisiensi yodium.
MANIFESTASI KLINIS
struma nodosa non toxic tidak memiliki gejala sama sekali. Jika struma cukup
besar, akan menekan area trakea yang dapat mengakibatkan gangguan pada
respirasi dan juga esofhagus tertekan sehingga terjadi gangguan menelan.
pada struma nodusa toxic terdapat gejala jantung berdebar-debar, gelisah,
berkeringat, tidak tahan cuaca dingin, dan kelelahan. gangguan menelan, gangguan
pernapasan, rasa tidak nyaman di area leher, dan suara yang serak. Struma
nodosa tidak termasuk kanker tiroid, tapi tujuan utama dari evaluasi
klinis adalah untuk meminimalkan risiko terhadap kanker
tiroid(wiseman,2011).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
◦ Inspeksi
◦ Palpasi
◦ Tes Fungsi Hormon
◦ Foto Rontgen leher
◦ Ultrasonografi (USG)
◦ Sidikan (Scan) tiroid
◦ Biopsi Aspirasi Jarum Halus

PENATALAKSANAAN
◦ Pemberian Tiroksin dan obat Anti-Tiroid.
◦ Terapi Yodium Radioaktif.
◦ Tiroidektomi
BAB III
TINJAUAN KASUS
IDENTITAS
 Nama Pasien : Tn. gatot
 Tanggal Lahir :15-08-1989
 Umur :31 tahun
 Jenis Kelamin :laki-laki
 Pekerjaan :wiraswasta
 Alamat : jalan karya II No. 22/ bukit raya pekanbaru
 No. MR : 00756752
 Tanggal masuk :1804-2021
 Diagnose medis : struma nodusa
RIWAYAT KESEHATAN
 Alasan masuk

Adanya benjolan di leher sebelah kiri kira-kira 3cm, jika menunduk leher terasa
kaku.

 .
 PENGKAJIAN PRIMER
◦ Airway
 Pre op : paten
 Intra op : selama proses operasi pasien dilakukan pemasangan intubasiyang
bertujuan agar jalan napas pasien tetap terbuka
 Post op : setelah selesai tindakan operasi pasien langsung dipindahkan
keruangan ICU dan masih terpasang ETT pasca operasi

◦ Breathing
Pre Operasi : suara nafas vasikuler, tidak ada wheezing, tidak ada kesulitan
bernapas.
Post Operasi : pasien terpasang ETT dan dipindahkan keruang ICU untuk
menjaga jalan napas tetap paten setelah dilakukan pembedahan yang lama.
Pasien terpasang O2 8 liter/i
◦ Circulation
Intera operasi tiroidektomi total & RND tampak perdarahan kurang lenih 350
cc, TD : 115/65 mmHg
◦ Disability
Pasien masih dalam pengaruh anastesi general
◦ Exposure
Pasien dilakukan pengangkatan tiroidektomi total & RND untuk mengangkat
kalenjar getah bening sekitar leher, tampak sayatan yang lebar dan melintang
di leher
•Riwayat kesehatan sekarang
Pre op : pada saat diruangan persiapan pasien tampak gelisah, tidur dibrankar sering
berganti posisi. pasien mengatakan sedikit cemas walaupun ini bukan pengalaman
operasi yang pertama tetapi karena lokasi operasi berada dileher pasien khawatir
akan tindakan yang dilakukan.
Intra operasi : dilakukan operasi tiroidektomi total & RND mulai dari jam 08.00
WIB s.d 13.00 WIB. pasien terpasang intubasi yang bertujuan agar jalan napas pasien
tetap terbuka dan mencegah pasien mengalami kekurangan oksigen akibat gagal
napas, tampak banyak darah yang keluar selama proses pembedahan berlangsung,
Persediaan darah untuk transfusi (+)
Post op : setelah selesai tindakan operasi pasien langsung dipindahkan keruangan
ICU, pasien masih terpasang ETT pasca operasi,terpasang O2 8 liter/i terlihat ada
drain pada bagian leher, saturasi oksigen 98%.
•Riwayat kesehatan sebelumnya
Pasien mengatakan dulu pernah operasi ORIF pada tahun 2013 dan operasi remove
ORIF pada tahun 2014
•PENGKAJIAN PRIMER
•Airway
Pre op : paten
Intra op : selama proses operasi pasien dilakukan pemasangan intubasiyang bertujuan
agar jalan napas pasien tetap terbuka
Post op : setelah selesai tindakan operasi pasien langsung dipindahkan keruangan ICU
dan masih terpasang ETT pasca operasi
•Breathing
Pre Operasi : suara nafas vasikuler, tidak ada wheezing, tidak ada kesulitan bernapas.
Post Operasi : pasien terpasang ETT dan dipindahkan keruang ICU untuk menjaga
jalan napas tetap paten setelah dilakukan pembedahan yang lama. Pasien terpasang O2
kurang lebih 8 liter/bb, Saturasi oksigen pasien ketika pasien dipindahkan 98%, RR :
21 x/i.
•Circulation
Pre op : sirkulasi baik, CRT < 3 detik, TD : 130/90 mmHg, HR : 98 x/i
Intra op : tampak banyak darah yang keluar selama proses pembedahan berlangsung.
Jumlah kehilangan darah tidak dapat dikaji.
Post Op : terdapat drain dibagian leher dengan jumlah darah yang keluar kurang dari
100 cc.
•Disability
Pre op : GCS : 15, kesadaran : Composmentis
Post Op : pasien masih dalam pengaruh obat anastesi general
•Exposure
Pre op : terdapat luka bekas operasi di ektremitas bawah kiri.
Post op : terdapat luka bekas operasi melintang ± 14 cm di leher.
 HASIL PEMERIKSAAN LABORATORIUM
◦ Tanggal :07-04-2021
◦ Darah lengkap
◦ Hemoglobin :15.2
◦ Leukosit : 5.53
◦ Trombosit : 292
◦ Eritrosit : 5.23
◦ Hematokrit : 43.9
◦ MCV: 83.9
◦ MCH : 29.1
◦ MCHC : 34.6
 PEMERIKSAAN RADIOLOGI
◦ MSCT leher tanpa dengan kontras lopamiro 80 cc dengan hasil :

Tampak massa hipodens dengan komponen klasifikasi pada lobus tiroid kiri dengan ukuran pada

dimensi terbesarnya sekitar 3,2 x 2,6 x 5,5 cm, sebagian batas kiri tidak tegas.
◦ Kesan :
Struma tiroid kiri dengan massa padar disertai komponen klasifikasi yang sebagian batas massa kesan tidak
tegas dan mendorong trakea kesisi kanan, DD/ massa tiroid maligna
Limfadenopati multiple pada level II-III blateral dan level IV
Tidak tampak gambaran kelainan pada organ lain yang tervisualisasi
MCP KASUS

MD : STRUMA NODUSA +
ND1 : bersihan jalan nafas tidak ND2 : resiko perdarahan bd
TIROIDEKTOMI & RND
efektif bd efek agen farmakologis tindakan pembedahan
KEY ASSESMENT :
(anastesi) Ds :tidak dapat dikaji
- PRE OP
Ds :tidak dapat dikaji DO :
•Gelisah
DO : •Operasi tiroidektomi total & RND
•TD : 130/90 mmHg
•selama proses operasi pasien dilakukan mulaidari jam 08.00
•HR : 98 x/i
dilakukan pemasangan intubasi WIB s.d 13.00 WIB.
•Cemas
yang bertujuan agar jalan napas •Tampak banyak darah yang keluar
•INTRA & POST OP
pasien tetap terbuka selama proses pembedahan
•Terpasangett
•setelah selesai tindakan operasi berlangsung. Jumlah kehilangan
•Saturasioksigen 98%
pasien langsung dipindahkan darah tidak dapat dikaji.
•Terdapatlukaoperasimelintang ±
keruangan ICU dan masih •terdapat drain dibagian leher
14 cm di leher
terpasang ETT pasca operasi dengan jumlah darah yang keluar
•TD : 115/85 mmHg
•pasien terpasang O2 kurang lebih kurang dari 100 cc
•RR : 21 x/i
8 liter •Persediaan darah untuk transfusi
•HR : 102
•RR : 21 x/i (+)
•Terpasang drain padaluka
•Saturasi O2 : 98%
ND PRE OP : Ansietas bd
krisis situasional, rencana
operasi
Ds : pasien mengatakan sedikit
cemas walaupun ini bukan
pengalaman operasi yang
pertama tetapi karena lokasi
operasi berada dileher pasien
khawatiran akan tindakan yang
dilakukan.
DO :
- Pasien tampak gelisah
- Tidur dibrankar sering
berganti posisi
- TD : 130/90 mmHg,
- HR : 98 x/i
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan : bersihan jalan napas tidak efektif bd efek agen famakologis (anastesi)

NOC NIC
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Manejemen jalan napas buatan
diharapkan Bersihan jalan nafas kembali - Pemantauan respirasi
efektif Aktivitas
Kriteria hasil Observasi
- Tidak terjadi gagal napas - Monitor posisi selang ETT terutama saat mengubah posisi
- Saturasi : 100% - Monitor tekanan balon ETT
- Tidak terpasang alat bantu napas - Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
- ETT (-) - Monitor adanya produksi sputum
- Monitor saturasi oksigen
Mandiri
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- Cegah ETT terlipat
Edukasi
- Jelaskan kepada pasien/keluarga tujuan dan prosedur pemasangan jalan napas
Kolaborasi
- Intubasi ulang jika terbentuk mucous plug yang tidak dapat dilakukan penghisapan
Diagnosa keperawatan : resiko perdarahan bd tindakan operasi
NOC NIC
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan - Pencegahan perdarahan
diharapkan tidak terjadi perdarahan - Perawatan area insisi
Kriteria hasil Aktivitas
- Tidak ada tanda perdarahan Observasi
- Tidak terpasang drain - Monitor tanda dan gejala perdarahan
- Monitor tanda vital ortostatik
- Periksa area insisi adanya kemerahan, bengkak, atau tanda-tanda dehisen atau
eviserasi
- Identifikasi karakteristik drainase
- Monitor tanda dan gejala infeksi
Mandiri
- Pertahankan bedrest selama perdarahan
- Batasi tindakan invasive
- Pertahankan posisi drainase
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala perdarahan
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian produk darah
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan : ansietas b.d krisis situasional, rencana operasi


NOC NIC
Tujuan Intervensi
Setelah dilakukan tindakan - Reduksi ansietas
keperawatan diharapkan pasien - Persiapan pembedahan
tidak merasakan cemas Aktivitas
Kriteria hasil Observasi
- Tidak gelisah - Identifikasi keadaan umum pasien
- Pasien tenang - Monitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG
Mandiri
- Pastikan kelengkapan dokumen-dokumen preoperasi
- Transfer kekamar operasi dengan alat bantu transfer yang sesuai
Edukasi
- Jelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya tindakan operasi
Kolaborasi
- Koordinasi dengan dokter jika mengalami peningkatan suhu tubuh
- Koordinasi dengan perawat kamar bedah
FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan: bersihan jalan nafas tidak efektif bd efek agen farmakologis (anastesi)
Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
- memonitor posisi selang ETT terutama saat S: tidak terkaji
mengubah posisi O:
- memonitor tekanan balon ETT - selama proses operasi pasien
- memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan dilakukan pemasangan intubasi yang
upaya napas bertujuan agar jalan napas pasien
- memonitor adanya produksi sputum tetap terbuka
- memonitor saturasi oksigen - setelah selesai tindakan operasi
- mengatur interval pemantauan respirasi sesuai pasien langsung dipindahkan
kondisi pasien keruangan ICU dan masih terpasang
- mecegah ETT terlipat ETT pasca operasi
- pasien terpasang O2 kurang lebih 8
liter
- RR : 21 x/i
- Saturasi O2 : 98%
A : masalah keperawatan bersihan jalan
nafas tidak efektif belum teratasi
P : lanjutkan intervensi keperawatan
FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan: Resiko perdarahan BD tindakan pembedahan


Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan S: tidak terkaji
- Mempertahakan posisi drainase O:
- Kolaborasi pemberian produk darah - Operasi tiroidektomi total & RND
- Memeriksa area insisi adanya kemerahan, dilakukan mulaidari jam 08.00 WIB
bengkak atau tanda-tanda dehisen atau s.d 13.00 WIB.
eviserasi - Tampak banyak darah yang keluar
- Mengidentifikasi karakteristik drainase selama proses pembedahan
berlangsung. Jumlah kehilangan
darah tidak dapat dikaji.
- terdapat drain dibagian leher
dengan jumlah darah yang keluar
kurang dari 100 cc
- Persediaan darah untuk transfusi (+)
A: masalah keperawatan resiko
perdarahan belum teratasi
P : lanjutkan intervensi keperawatan
FORMAT IMPLEMENTASI & EVALUASI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan: Ansietas b.d krisis situasinoal, rencana operasi


Tgl/Jam Implementasi Evaluasi Paraf
- Mengidentifikiasi keadaan umum S:
pasien - Pasien mengatakan tahu
- Memonitor tekanan darah, nadi, bahwa akan dioperasi
pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG - Pasien mengatakan tindakan
- Menjelaskan tentang prosedur, waktu operasi yang dilakukan adalah
dan lamanya tindakan operasi pengangkatan tiroid
- memastikan kelengkapan dokumen- O:
dokumen preoperasi - Pasien tampak tenang setelah
- mentransfer kekamar operasi dengan dijelaskan tentang tindakan
alat bantu transfer yang sesuai - TD : 130/80 mmHG
RR : 21 x/i
N : 98 x/i
A:
Masalah keperawatan ansietas
teratasi
P:
Hentikan rencana keperawatan
BAB IV
PEMBAHASAN
•Pengkajian
pengkajian merupakan tahap awal dan landasan dalam proses asuhan keperawatan,
oleh karena itu diperlukan ketepatan dan ketelitian dalam menggali masalah-masalah
yang muncul pada klien shingga dapat menentukan tindakan keperawatan yang tepat
(Muttaqin,
•Pada hasil 2008).
pengkajian ditemukan data pre operasi :
DS : pasien mengatakan sudah tau untuk dilakukan tindakan pengangkatan tiroid
DO : pasien terlihat gelisah, sering ganti posisi, tidur tidak nyenyak sebelum operasi
•Pada hasil pengkajian ditemukan data post op :
KU : dalam pengaruh obat anastesi general, kesadaran : dalam pengaruh obat anastesi
general. Tanda vital : TD : 115/85 mmHg, N : 102 x/I, RR: 21 x/I terdapat luka insisi
panjang dan melintang ± 14 cm di bagian leher, drain perdarahan kurang dari 100cc,
pasien terpasang O2 8 lietr/I, pasien terpasang ETT.
•Airway
Intra op : selama proses operasi pasien dilakukan pemasangan intubasiyang bertujuan
agar jalan napas pasien tetap terbuka
Post op : setelah selesai tindakan operasi pasien langsung dipindahkan keruangan ICU
dan masih terpasang ETT pasca operasi
•Breathing
pasien terpasang ETT dan dipindahkan keruang ICU untuk menjaga jalan napas tetap
paten setelah dilakukan pembedahan yang lama. Terpasang O2 8 liter/i
•Circulation
Intra op : tampak banyak darah yang keluar selama proses pembedahan berlangsung.
Jumlah kehilangan darah tidak dapat dikaji.
Post Op : terdapat drain dibagian leher dengan jumlah darah yang keluar kurang dari
100 cc
•Disability
Pasien masih dalam pengaruh anastesi general
•Exposure
terdapat luka bekas operasi melintang ± 14 cm di leher.
•Diagnosa keperawatan
Dari hasil pengkajian dapat ditegakkan diagnose keperawatan sebagaiberikut :
•Ansietas
Tindakan operasi atau pembedahan merupakan pengalaman yang sulit bagi hamper
semua pasien. Berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjasi sesuatu yang
membahayakan bagi pasien, maka tidak heran jika seringkali pasien dan keluarga psein
menunjukkan sikap agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka alami.Kecemasan
yang mereka alami terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus dijalani
pasien dan juga ancamaan terhadap keselamatan pasien akibat segala macam prosedur
pembedahan dan tindakan pembiusan (Fitria, 2009).
•Bersihan jalan napas tidak efektif
Merupakan suatu keadaan dimana individu mengalami ancaman yang nyata atau
potensial berhubungan dengan ketidakmampuan untuk batuk secara efektif ( Carpenito,
2013). Bersihan jalan napas merupakan ketidakmampuan membersihkan secret atau
obstruksi jalan napas untuk mempertahankan napas tetap paten (SDKI, 2016).
Penyebab jalan napas tidak efektif antara lain : spasme jalan napas, hipersekresi jalan
napas, disfungsi neuromuscular, benda asing dalam jalan napas, adanya jalan napas
buatan, efek agen farmakologis.
•Resiko perdarahan
Resiko perdarahan adalah keadaan dimana seseorang beresiko
mengalami kehilangan darah baik internal maupun eksternal (SDKI,
2018). Penyebab perdarahan anatara lain : aneurisma, gangguan
gastrointestinal, gangguan fungsi hati, kompilasi post partum, efek agen
farmakologis, tindakan pembedahan, trauma, proses keganasan.
•Perancanaan & IntervensiKeperawatan
Intervensi keperawatan merupakan kategori perilaku perawat yangbertujuan menentukan
rencana keperawatan yang berpusat kepada pasiensesuai dengan diagnosa yang ditegakkan
sehingga tujuan tersebut terpenuhi (Amin Huda, 2016).
Intervensi keperawatan yang disusun adalah dengan SIKI yang meliputi:
•Bersihan jalan napas tidak efektif
-Manejemen jalan napas buatan
-Pemantauan respirasi
•Resiko perdarahan
- Pencegahan perdarahan
- Perawatan area insisi
•Ansietas
- Reduksi ansietas
- Persiapan pembedahan
•Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan kategori dari perilaku keperawatan
dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan yang telah dilakukan dan diselesaikan
(Amin huda,2015).
•Bersihan jalan napas tidak efektif
- memonitor posisi selang ETT terutama saat mengubah posisi
- memonitor tekanan balon ETT
- memonitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya napas
- memonitor adanya produksi sputum
- memonitor saturasi oksigen
- mengatur interval pemantauan respirasi sesuai kondisi pasien
- mecegah ETT terlipat
•Resiko perdarahan
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan
- Mempertahakan posisi drainase
- Kolaborasi pemberian produk darah
Memeriksa area insisi adanya kemerahan, bengkak atau tanda-tanda dehisen
atau eviserasi
- Mengidentifikasi karakteristik drainase

•Ansietas

- Mengidentifikiasi keadaan umum pasien


- Memonitor tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu tubuh, BB, EKG
- Menjelaskan tentang prosedur, waktu dan lamanya tindakan operasi
- memastikan kelengkapan dokumen-dokumen preoperasi
- mentransfer kekamar operasi dengan alat bantu transfer yang sesuai
•Evaluasi
Evaluasi merupakan suatu proses keperawatan untuk mengukur
respon pasien terhadap kefektifan pemberian tindakan keperawatan
dan kemajuan pasien terhadap tercapainya tujuan yang telah disusun
(Amin huda,2015).
Pada kasus Tn. G evaluasi proses dilakukan setelah dilakukan
tindakan dengam metode SOAP. Hasil evaluasi TN G didapatkan data
bahwa klien telah dilakukan operasi pada tanggal 17 april 2021.
Pasien terpasang ETT, terpasang O2 6-8 liter, adanya perdarahan,
terpasang drain di leher, adanya luka insisi melintang sekitar 14 cm
dibagian leher, persediaan darah untuk transfusi (+) TD : 115/85
mmHg, RR : 21x/i, N : 98 x/i.
•Dokumentasi keperawatan
Pada penulisan dokumentasi keperawatan di status Tn. G secara
umum telah sesuai teori dan memperhatikan kaedah - kaedah
penulisan secara benar, jika penulisan salah di coret lurus dan diparaf
tidak menggunakan type-ex, inisial dan paraf
tercantum,menggunakan bahasa yang umum. Selama melakukan
pengambilan studi kasus tidak menjumpai kendala dalam
pendokumentasian di status.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Telah dilakukan asuhan keperawatan pada Tn. G dengan Struma Nodusa, yang
meliputi pengkajian, analisa data, menetapkan diagnosa keperawatan, membuat
rencana asuhan, melaksanakan implementasi dan melakukanevaluasi.
2. Masalah pre operasi yang ditemukan, untuk kecemasan setelah dilakukan
asuhan keperawatan bisa teratasi, pasien bisa tenang dan siap dilakukan operasi,
untuk masalah kurang pengetahuan tentang prosedur, telah diberikan penjelasan
mengenai prosedur dan proses operasi yang dilakukan dan pasien menyatakan
cukup paham.
3. Setelah dilakukan tindakan operatif pada Tn. G timbul 2 masalah,
bersihan jalan napas tidak efektif pasien terpasang ETT, terpasang
O2 6-8 liter, saturasi oksigen pasien 100%, resiko perdarahan
adanya perdarahan, pasien terpasang drainase.
4. Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan sesuai dengan
format dan jelas,aktual.

Anda mungkin juga menyukai