Anda di halaman 1dari 15

Perjanjian Sewa

Menyewa

Kelompok 8
Pengertian dan Dasar
Hukum Perjanjian
Sewa Menyewa

Pengertian Sewa Menyewa

 Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk memberikan
kepada pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu
barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan
pembayaran suatu harga yang oleh pihak yang tersebut
terakhir itu disanggupi pembayarannya. (1548 KUHP)

Pihak Pertama Pihak Kedua


“ yang menyewakan “ “ Penyewa“
 Perjanjian sewa menyewa merupakan perjanjian
konseptual yang bertujuan menyewa bertujuan
untuk memberikan hak pemakaian saja, bukan hak
milik atas suatu benda

 Sewa tertulis dan lisan
 Pasal 1570 KUH Perdata
Perjanjian berakhir sesuai dengan waktu yang telah
diperjanjikan (tertulis);
 Pasal 1571 KUH Perdata
Lisan adalah berdasar tenggang waktu
(pemberitahuan)
Harga Sewa

 Harga sewa dalam perjanjian sewa menyewa tidak
harus berupa uang. Apabila dalam jual beli harga
harus berupa uang, karena kalau berupa barang
perjanjiannya bukan jual beli menjadi tukar
menukar, tetapi dalam sewa menyewa tidaklah
menjadi keberatan bahwa harga sewa itu berupa
barang atau jasa.
Berakhirnya Sewa Menyewa

 Berakhirnya Perjanjian Sewa Menyewa
 Lisan  pemberitahuan kepada penyewa bahwa ia
hendak menghentikan sewa.

 Tertulis  berakhir demi hukum (otomatis)


apabila waktu yg ditentukan sudah habis.
 
 
Hak dan Kewajiban Para
Pihak Dalam Perjanjian
Sewa Menyewa

Penyewa

 Kewajiban  Hak
1. Memakai barang yang si penyewa mempunyai
disewa sebagai seorang
“bapak rumah yang baik”, hak utama untuk
sesuai dengan tujuan yang menikmati barang yang
diberikan kepada barang itu disewanya.
menurut perjanjian sewanya
2. Membayar harga sewa pada
waktu-waktu yang telah
ditentukan menurut
perjanjian.
1560 KUHP
Yang Menyewakan

 Kewajiban  Hak
1. Menyerahkan barang kepada si
penyewa (pasal 1550 ayat (1) KUH Hak dari pihak yang
Perdata)
2. Memelihara barang yang disewakan
menyewakan adalah
sedemikian rupa, sehingga dapat menerima harga sewa
dipakai untuk keperluan yang
dimaksudkan (pasal 1550 ayat (2) KUH
yang telah
Perdata) ditentukan.
3. Memberikan hak kepada penyewa
untuk menikmati barang yang
disewakan (pasal 1550 ayat (3) KUH
Perdata)
4. Melakukan pembetulan pada waktu
yang sama (pasal 1551 KUH Perdata)
 
Perjanjian Sewa
Menyewa Dalam Hukum
Islam

Ijarah

 Ijarah secara etimologis adalah mashdar dari kata (ajara-ya’jiru), yaitu
upah yang diberikan sebagai kompensasi sebuah pekerjaan. Menurut
M. Rawas Qal’aji, ijarah berasal dari kalimat (ajara-ya’jiru-ijarah)
jamaknya (ujur) yang berarti (sesuatu yang engkau berikan kepada
orang lain berupa upah dalam pekerjaan).

 ijarah merupakan transaksi terhadap manfaat suatu barang dengan


suatu imbalan, yang disebut sengan sewa-menyewa. Ijarah juga
mencakup transaksi terhadap suatu pekerjaan tertentu, yaitu adanya
kompensasi atau imbalan yang disebut dengan upah mengupah.
pengertian ijarah menurut dikemukakan oleh para
fukaha dengan redaksi yang berbeda-beda sebagai
berikut :

 Hanafiyah : ‫عقد علىا لمنافع ب ع وض‬
“Akad terhadap manfaat dengan adanya
kompensasi/imbalan”

 Malikiyah : ‫ت مليكمنافع ش يء مباحة مدة معلومة ب ع وض‬


“Kepemilikan terhadap manfaat ssesuatu yang diperbolehkan
pada waktu yang diketahui disertai dengan adanya
kompensasi/imbalan”
Rukun Dan Syarat Akad
Ijarah

Dua orang yang berakad (muajir dan
musta’jir)
Sesuatu yang diakadkan (barang
dan pekerjaan)
Upah/imbalan
Shighat
Berakhirnya Akad Ijarah

Pengembalian Barang Sewaan

 akad ijarah berakhir  Jika akad ijarah telah


berakhir, penyewa
dengan meninggalnya
berkewajiban
salah seorang dari dua mengembalikan barang
orang yang berakad sewaan.
 Akad ijarah berakhir Barang yang dapat
dengan iqalah (menarik dipindahkan diserahkan
kemabali). langsung kepemiliknya
 Sesuatu yang disewakan Barang yang tidak dapat
hancur atau mati, dipindakan menyerahkan
kepada pemiliknya dalam
keadaan kosong
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai