Anda di halaman 1dari 2

JUAL BELI

Jual beli adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana


pihak yang satu (si penjual) berjanji untuk
menyerahkan hak milik, atas suatu barang, sedang
pihak yang lainnya (si Pembeli) berjanji untuk
membayar harga yang terdiri atas sejumlah uang
sebagai imbalan dari perolehan hak milik
tersebut.

Jual beli menganut asas “konsensualisme” yaitu kesepakatan.


Perjanjian jual beli itu sudah dilahirkan pada detik tercapainya
“sepakat” mengenai barang dan harga. Begitu kedua belah pihak
sudah setuju tentang barang dan harga, maka lahirlah perjanjian
jual beli yang sah (dasarnya pasal 1458 KUH Perdata).

Kewajiban penjual :
1. menyerahkan hak milik atas barang yang diperjualbelikan.
2. menanggung kenikmatan tenteram atas barang tersebut dan
menanggung terhadap cacad-cacad yang tersembunyi.

Kewajiban pembeli :
membayar harga pebelian pada waktu dan di tempat sebagaimana
ditetapkan menurut perjanjian.

Jual beli tanah, tanah dan bangunan atau bangunan saja (apartemen).

Pelaksanaan jual beli untuk obyek tersebut di atas menggunakan


blangko AJB (akta Jual Beli) yang dikeluarkan oleh Kantor
Pertanahan setempat dan Pejabat yang berwenang hanya PPAT (Pejabat
Pembuat Akta Tanah) dalam hal ini Notaris dan Camat.

AJB memuat :
1. tanggal terjadinya jual beli
2. Nama PPAT
3. Pihak penjual
4. Pihak pembeli
5. Obyeknya serta lokasi
6. Nilai transaksi
7. TTD para pihak (penjual dan pembeli), para saksi dan PPAT

Jual beli sudah dikatakan beralih, ketika pihak penjual dan pembeli
menandatangani AJB, walaupun uangnya belum diterima oleh pihak
penjual, karena AJB juga merupakan bukti kwitansi lunas.

SEWA MENYEWA

Sewa menyewa adalah suatu perjanjian dengan mana pihak yang satu
mengikatkan dirinya untuk memberikan kepada
pihak yang lainnya kenikmatan dari sesuatu
barang, selama suatu waktu tertentu dengan
pembayaran suatu harga yang oleh pihak
yang tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya (dasar hukumnya pasal 1548 KUH
Perdata).

Kewajiban pihak yang menyewakan :


1. menyerahkan barang yang disewakan kepada si penyewa.
2. memelihara barang yang disewakan sedemikian hingga itu dapat
dipakai untuk keperluan yang dimaksudkan.
3. memberikan kepada si penyewa kenikmatan tenteram dari barang
yang disewakan selama berlangsungnya persewaan.

Kewajiban pihak penyewa :


1. memakai barang yang disewa sebagai seorang “bapak rumah yang
baik”, sesuai dengan tujuan yang diberikan kepada barang itu
menurut perjanjian sewanya.
2. membayar harga sewa pada waktu-waktu yang telah ditentukan
menurut perjanian.

Sewa terbagi 2, yaitu :


1. Sewa tetulis
Sewa ini berakhir demi hukum (otomatis) apabila waktu yang
telah ditentukan sudah habis, tanpa diperlukannya sesuatu
pemberitahuan pemberhentian untuk itu.

2. Sewa lisan
Sewa tidak berakhir pada waktu yang ditentukan, melainkan jika
pihak yang menyewakan memberitahukan kepada si penyewa bahwa
ia hendak menghentikan sewanya, pemberitahuan mana harus
dilakukan dengan mengindahkan jangka waktu yang diharuskan
menurut kebiasaan setempat. Jika tidak ada pemberitahuan
seperti itu, maka dianggaplah bahwa sewa itu diperpanjang
untuk waktu yang sama.

Anda mungkin juga menyukai