PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Berkenaan dengan perjanjian sewa-menyewa terdapat 2 (dua) pihak yaitu
pihak penyewa dan pihak yang menyewakan. Pihak yang menyewakan menyerahkan
barang yang hendak disewakan kepada pihak penyewa untuk dinikmati sepenuhnya.
Keuntungan yang di dapat oleh masing-masing pihak tersebut dalam melaksanakan
perjanjian sewa-menyewa adalah pihak penyewa dapat menghemat sebagian dari
dananya bila menyewakan suatu barang dari pada harus membelinya, sedangkan bagi
pihak yang menyewakan bias mendapat keuntungan dari pembayaran dan harga sewa
serta dapat memperluas bidang usahanya.
Pihak yang menyewakan barang harus percaya bahwa penyewa akan
membayar sewa dari barang tersebut. Akan tetapi tentunya masih ada khekawatiran
apabila si penyewa tidak memenuhi janjinya tersebut dan mala menjual barang yang
di sewakan kepada pihak ketiga, dan akhirnya pihak yang menyewakan akan
mengalami kerugian. Maka untuk menolong orang yang menyewakan barang
dibuatlah pokok perjajian yang di sebut sewa-menyewa barang.
Perjanjian sewa-menyewa merupakan suatu perjanjian yang di atur dalam
Burgelijk Wotboek (BW). Perjanjian sewa-menyewa in tunduk kepada ketentuan-
ketentuan umum dari perjanjian yang di atur dalam Buku III KUHPerdata sebagai
mana di tentukan dalam pasal 158 KUHPerdata yang menyatakan bahwa sewa-
menyewa adalah suatu persetujuan dengan mana pihak yang satu mengikatkan diri
untuk memberikan kenikmatan suatu barang kepada pihak yang lain selama waktu
tertentu, dengan pembayaran suatu harga yang di sanggupi oleh pihak tersebut
Perjanjia sewa-menyewa pun dapat berahir, berakhirnya perjanjian sewa-
menyewa secara umum di atur di dalam undang-undang. Penentuan berakhirnya
perjanjian sewa-menyewa terkait dengan bentuk perjanjian. Ketentuan hokum
perjanjian sewa-menyewa yang di buat secara lisan dan tertulis. Berakhirnya sewa-
menyewa bias di karenakan batas waktu tertentu yang sudah ditentukan.
Batas akhir sewa-menyewa tidak di tentukan waktu juga bias menjadi alasan
berakhirnya perjanjian sewa-menyewa, penghentian atau berakhirnya waktu sewa
dalam perjanjian sewa-menyewa seperti ini di dasarkan pada pedoman bahwa
berakhirnya sea-menyewa pada saat yang dianggap pantas oleh pihak. Undang-
undang tidak mengatur perjanjian sewa-menyewa tanpa batas waktu, sehingga
kesepakatan diserahkan kepada kedua belah pihak.
B. Rumusan masalah
1. Apa itu sewa menyewa ?
2. Bagaimana ciri-ciri perjanjian sewa menyewa?
3. Siapa saja yang terlibat dalam perjanjian sewa menyewa ?
4. Apa subjek dan objek dalam perjanjian sewa menyewa?
5. Apa saja hak dan kewajiban dari pihak penyewa dan pihak yang menyewakan?
6. Bagaimana bentuk dan substansi perjanjian sewa menyewa?
7. Bagaimana resiko dalam sewa menyewa?
C. Tujuan perjanjian sewa menyewa
Adapun tujuan yang hendak di capai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu sewa menyewa
2. Untuk mengetahui ciri-ciri perjanjian sewa menyewa
3. Untuk mengetahui siapa yang terligat dalam perjanjian sewa menyewa
4. Unutuk mengetahui subjek da objek dalam perjanjian sewa menyewa
5. Untuk mengetahui hak dan kewajiban dari pihak penyewa dan pihak yang
menyewakan
6. Untuk mengetahui bentuk dan substansi perjanjan sewa menyewa
7. Untuk mengetahui resiko dalam sewa menyewa
BAB II
PEMBAHASAN
barang atau benda kepada pihak lainnya untuk dapat menikmati kegunaan
benda tersebut. Pihak yang menyewakan barang atau benda tidak harus
pemilik benda sendiri tetapi semua orang yang atas dasar hak penguasaan
bukanlah hak milik atas suatu barang melainkan hanya pemakaian atau
b. Pihak Penyewa
Pihak penyewa adalah orang atau badan hukum yang menyewa barang atau
Objek barang yang dapat disewakan menurut Hofmann dan De Burger, yang
dapat di sewa adalah barang bertubuh saja, namun ada pendapat lain yaitu dari Asser
dan Van Brekel serta Vollmar berpendapat bahwa tidak hanya barang-barang yang
bertubuh saja yang dapat menjadi objek sewa melainkan hak-hak juga dapat disewa.
pendapat ini juga diperkuat dengan adanya Hoge Raad tanggal 8 Desember 1922 yang
Sebelum membahas Hak dan kewajiban dari para pihak, terlebih dahulu kita
akan melihat apa yang menjadi subyek dalam perjanjian sewa menyewa. Adapun
subyek dari perjanjian sewa menyewa yaitu adanya pihak penyewa dan adanya pihak
sewa menyewa adalahbarang dan harga, yang mana barang yang menjadi obyek
yang menjadi hak dan kewajiban dari para pihak yaitupihak yang menyewakan
Adapun yang menjadi hak dari pihak yang menyewakan adalah menerima
harga sewa yang telah ditentukan sedangkan yang menjadi kewajiban bagi
(1) KUHPerdata)
KUHPerdata)
Adapun yang menjadi hak bagi pihak penyewa adalah menerima barang
kepunyaan sendiri
b. Membayar harga sewa pada waktu yang telah ditentukan (Pasal 1560
KUHPerdata)
Keberadaan suatu perjanjian atau yang saat ini lazim dikenal sebagai kontrak,
4. Atas suatu sebab yang halal (Soebekti dan R. Tjitrosudibio, 1996: 132).
perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang
membuatnya.
air dan bahan habis pakai untuk pembersih alat-alat kedokteran tersebut.
kesepakatan bersama.
PENUTUP
A. Kesimpulan
sehingga akan timbul berbagai macam variasi atas perjanjian sewa, namun bagi para
pihak yang akan membuat atau mengadakan perjanjian sewa, sebaiknya memiliki
pemahaman yang baik mengenai klausul-klausul standar apa saja yang harus
dimasukkan dalam perjanjian sewa, dan klausul tambahan apa saja yang perlu
dimasukan sesuai dengan jenis perjanjian sewa dan kebutuhan dari para pihak.
REFERENSI
https://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/11617/4573/4-.pdf
https://www.slideshare.net/leksnco/perjanjian-sewa-menyewa-new-template
www.lekslawyer.com
https://id.scribd.com/document/351224366/Mou-Penyewaan-Alkes