Anda di halaman 1dari 53

HUKUM TATA NEGARA

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Disajikan oleh : Amelia Sri Kusuma 1


Dewi, S.H., M.Kn
(1)
DEFINISI
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
ISTILAH HUKUM TATA NEGARA

 Constitutional Law (State Law)


dalam bahasa Inggris
 Droit Contitutionalle dalam bahasa
Perancis
 Staatrecht dalam bahasa Belanda

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
DEFINISI

 Hukum Tata Negara adalah :

“sekumpulan peraturan hukum yang


mengatur Organisasi Negara, Hubungan antar
alat kelengkapan negara dalam garis
horisontal dan vertikal, serta kedudukan
warga negara dan hak-hak asasinya”.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(2)
OBYEK
HUKUM TATA NEGARA

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
OBYEK HUKUM TATA NEGARA

 Obyek HTN adalah negara


 HTN akan mempelajari tentang organisasi negara
(susunan, tugas, hak, wewenang dan pembagian kerja
antar lembaga negara) yang di dalamnya meliputi
bahasan tentang bentuk negara, bentuk pemerintahan,
dan pembagian wilayah.
 Hubungan horisontal alat kelengkapan negara yang akan
membahas tentang lembaga-lembaga legislatif, eksekutif
dan yudikatif. Tentang hubungan vertikal yang akan
membahas pembagian wilayah dan hubungan pusat-
daerah.
 Warga Negara yang akan membahas tentang asas-asas
kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia.
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(3)
SUMBER
HUKUM TATA NEGARA

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
SUMBER HUKUM

 Segala apa yang menimbulkan aturan-


aturan yang mempunyai kekuatan bersifat
memaksa yaitu jika di langgar akan
menimbulkan sangsi

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
DALAM ARTI FORMAL/KENBORN

 Hukum Tertulis
Yaitu hukum hasil pekerjaan perundang-
undangan dari berbagai badan yang berwenang.
Wujudnya UU, PP, perjanjian, dll.
 Hukum Adat
Yaitu hukum yang tumbuh dan berkembang di
dalam kehidupan sehari-hari rakyat yang di akui
oleh penguasa. Misal ; Ketentuan hukum
mengenai swapraja (kedudukan, struktur
pmerintahan organisasi jabatan.
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
SUMBER HUKUM TATA NEGARA
DI INDONESIA

 Hukum Tertulis
(UU No 10 Tahun 2004 pasal 7)
 Hukum Adat
 Yurisprudensi  Kumpulan keputusan
pengadilan mengenai persoalan
ketatanegaraan
 Ajaran-ajaran tentang Hukum Tata Negara

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(4)
ASAS - ASAS
HUKUM TATA NEGARA

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(1)
AZAS NEGARA KESATUAN

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Negara Kesatuan
 Negara Kesatuan yaitu
 suatu bentuk negara dimana untuk mengatur
daerah berada di tangan pusat, terdapat
hubungan antara pusat dan daerah kepala
negara dan konstitusi hanya tunggal kedalam
dan keluar merupakan satu kesatuan

 Azas-azas Umum Negara Kesatuan :


1. Desentralisasi
2. Dekonsentrasi
3. Tugas Pembantuan (Medebewind)

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Desentralisasi
 Desentralisasi adalah penyerahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan
Republik Indonesia. (Ps. 1 Angka 7 UU Nomor 32
Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah)
 Desentralisasi merupakan salah satu asas
pemencaran kewenangan pada Negara Kesatuan
 Desentralisasi melahirkan Daerah Otonom
 Kewenangan yang diberikan kepada daerah menjadi
Isi Otonomi Daerah
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Dekonsentrasi
 Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang
pemerintahan oleh Pemerintah kepada
Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau
kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.
(Ps. 1 Angka 8 UU Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah)
 Urusan pemerintahan dengan pelimpahan
kewenangan dari pusat ke daerah yang disertai
dengan pendanaan, sumber daya manusia dan
lainnya.
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Tugas Pembantuan
(Medebewind)
 Tugas pembantuan adalah penugasan dari
Pemerintah kepada daerah dan/atau desa dari
pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota
dan/atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk
melaksanakan tugas tertentu. (Ps. 1 Angka 9
UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah)
 Urusan pemerintahan, perintah pelimpahan dari
pusat kepada daerah.
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(2)
AZAS NEGARA HUKUM

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Unsur dalam
Negara Hukum:
 Hubungan antara yang memerintah dengan yang
diperintah tidak berdasarkan kekuasaan,
melainkan berdasarkan suatu norma objektif
yang juga mengikat pihak yang memerintah.

 Norma objektif atau disebut hukum tidak hanya


memenuhi syarat formal namun secara
substantif harus adil dan responsif.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Alasan mendasar negara
dijalankan berdasarkan hukum :

 Kepastian Hukum
 Tuntutan perlakuan yang sama
 Legitimasi demokratis
 Tuntutan akal budi.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Ciri-ciri Negara Hukum

 Menurut Franz Magnis Suseno,


Ciri-ciri negara hukum:
 kekuasaan dijalankan sesuai dengan hukum
positif yang berlaku kegiatan negara berada di
bawah kontrol kekuasaan kehakiman yang
efektif berdasarkan UUD yang menjamin HAM
dan pembagian kekuasaan

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Ciri-ciri Negara Hukum menurut
International Comission of
Jurists di Bangkok 1965 :
 Perlindungan konstitusional, yaitu adanya
jaminan HAM dalam konstitusi dan prosedur
memperoleh perlindungan HAM.
 Badan kehakiman yang bebas dan mandiri
 Pemilu yang bebas
 Kebebasan menyatakan pendapat
 Kebebasan berserikat
 Adanya pendidikan kewarganegaraan

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Konsep The Rule of Law :

 The Rule of law : A.V Dicey 1885 di Inggris.


 Makna The Rule of law :
 Supremasi absolut
 Persamaan di hadapan hukum
 Hukum Konstitusi adalah konsekwensi dari
hak-hak individu
 Ciri-ciri the rule of law (menurut AV Dicey) ;
 Supremasi aturan-aturan hukum
 Kesamaan kedudukan di depan hukum
 Jaminan perlindungan HAM
Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
BENTUK-BENTUK
NEGARA HUKUM
1. NEGARA HUKUM FORMAL
 Negara hukum formal berkembang pada abad XIX
 Menitik beratkan pada indiviadualisme
 Pemerintah sebagai nachwachtersstaat (penjaga malam) yang tugas melaksanakan
keputusan-keputusan parlemen yang dituangkan dalam undang-undang.
 Pemerintah dituntut untuk pasif dan hanya sebagai wasit atau pelaksana berbagai
keinginan rakyat yang dituangkan dalam undang-undang agar tidak terjadi
absolutisme.
 Akibat dari negara formal ini adalah kesenjangan ekonomi dan sosial.

2. NEGARA HUKUM MATERIIL


 Pertengahan abad XX muncul gagasan negara hukum materiil (welfare
state).
 Pemerintah justru bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakatnya
 Pemerintah turut campur dalam kegiatan masyarakat dan tidak boleh pasif.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(3)
AZAS DEMOKRASI

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Bilamana Suatu Negara Dikatakan
Menjalankan Demokrasi ?

Jika :
 Adanya kebebasan membentuk perkumpulan
 Adanya kebebasan menyatakan pendapat
 Adanya hak suara dalam pemilu
 Adanya kesempatan untuk di pilih untuk menduduki
jabatan tertentu
 Terdapat berbagai sumber informasi
 Adanya pemilihan yang bebas dan jujur
 Kebijakan lembaga negara tergantung kehendak rakyat.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Ciri Negara Demokratis
(Afan Gaffar) :

 Penyelenggara kekuasaan berasal dari rakyat


 Penyelenggaraan kekuasaan secara bertanggungjwab
 Adanya partisipasi langsung atau tidak langsung
 Rotasi Kekuasaan
 Pemilu
 Kebebasan di jadikan hak-hak dasar manusia.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Asas-asas demokratis yang
melandasi Negara Hukum :

 Asas hak-hak politik


 Asas mayoritas
 Asas perwakilan
 Asas pertanggungjawaban
 Asas publik

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
(6)
PROSES AMANDEMEN
UUD 1945

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Perubahan Paradigma

 Desentralistik untuk mengubah paradigma sentralistik


 Demokratisasi untuk mengubah paradigma otoritarian
 Pluralistik untuk mengubah paradigma unifomitas yang
integralistik
 Paritisipatif untuk mengubah paradigma state oriented.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Periode Amandemen I/1999

 Membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat


lembaga DPR.
 Tidak ada pemikiran yang disepakati ketentuan
mana yang akan dirubah selanjutnya dan sampai
berapa tahap perubahan dilakukan

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Periode Amandemen II/2000

 Otonomi daerah, Lbg Neg, Pemilu, HAM dan


Hankam. Belum disepakati substansi
perubahan berikutnya dan sampai berapa tahap
dilakukan.
 Disepakati 4 hal yang tidak akan dirubah,
yaitu: bentuk NKRI, Sistem Presidensiil,
Pemerintahan Republik dan Pembukaan UUD
1945.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Periode Amandemen III/2001

 Substansi diluar amandemen I dan II


 Kesepakatan menghapuskan Penjelasan, ketentuan
yang relevan ditarik kedlm pasal
 Mtr yg tdk selesai ditampung dalam TAP IX/MPR/2001utk
bahan amandemen ke IV
 Kesepakatan Amandemen IV, sebagai tahap terakhir

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Periode Amandemen IV/2002

 Ditujukan kepada materi yang tertampung dalam TAP


No. IX/MPR/2001.
 Sampai akhir masa persidangan terdapat substansi yang
alot diperdebatkan, al: pasal 29 (akhirnya disepakati
untuk tidak diubah), keberadaan MPR untuk
dipertahankan atau dihapuskan, psl 33 yg akhirnya
ditmbh 2 ayat

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
IMPLIKASI HASIL AMANDEMEN
UUD 1945 TERHADAP
KETATANEGARAAN

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Kedaulatan: di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut UUD
(ps 1 ay 2)

 Kedaulatan dg membuka ruang partisipatif rakyat lebih


luas
 MPR tdk lagi pelaku Kedaulatan Rakyat sepenuhnya
 MPR tdk lagi memilih Presiden, menetapkan GBHN dan
meminta pertanggung jawaban Presiden
 Anggt DPR, DPD dan Presiden dipilih secara langsung

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Pemilihan Presiden Secara
Langsung (Ps 6A)

 Kedudukan Presiden kuat, karena dipilih


langsung
 Presiden dan Wapres dipilih dalam satu
paket
 Presiden tidak dapat dijatuhkan, kecuali
melakukan tindak pidana sebagaimana
diatur UUD

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Review Substansi : Sistem
Pemerintahan

Masih Ambigu karena MPR masih memiliki kewenangan:


a. Memilih Wapres (bila terjadi kekosongan)
b. Memilih Presiden dan Wapres (jika mrk berhalangan
tetap)
c. Memberhentikan atau menolak usulan pemberhentian
Presiden meskipun telah ada keputusan Mahkamah
Konstitusi

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
MPR terdiri atas anggota DPR & DPD
yang dipilih melalui Pemilu
(Ps 2 ay1)

 Tidak ada lagi pengangkatan anggota DPR


 Tidak ada lagi golongan fungsionil
 Representasi lokal diwujudkan melalui DPD

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Tidak ada C & B pada dua kamar
lembaga perwakilan

 DPR sebagai representation politik


 DPD sebagai representation regional
 DPD tidak memiliki kek legislatif
 Peran DPD: hak inisiatif RUU tertentu, ikut
membahas RUU tertentu, memberi
pertimbangan RAPBN, pengawasan pelks UU
tertentu

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Otonomi Daerah
 Otonomi seluas-luasnya (residu teori), berwujud
keinginan mempertahankan NK dengan semangat
federalistik

 Harus ada representasi daerah yang kuat (DPD)


melakukan kontrol kepada pusat pada saat pusat
membuat kebijakan untuk kepentingan daerah

 Msh bersifat multi tafsir dan tarik ulur dibidang


kewenangan, SDN/A, Penghrgn thd Pluralistik, dan
Penghrgn Kelembg Lokal

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Kekuasaan Kehakiman: MA

 Secara tegas menyebutkan 4 lingkungan peradilan,


meliputi Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan
Militer, Peradilan Tata Usaha Negara
 Tidak menyebutkan peradilan yang secara faktual ada
dan kehadirannya dibutuhkan, misalnya Peradilan Niaga,
Ad Hoc HAM, Pajak, KPPU, Syariyah (Aceh), Adat
(Papua).

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Kekuasaan Kehakiman: MK

Ide dasar: menjamin kemurnian Konstitusi


Kopetensi:
 Menguji UU terhadap UUD
 Sengketa antar Lembaga Negara
 Memeriksa Presiden & Wapres atas kehendak DPR
 Pembubaran Partai
 Sengketa hasil Pemilu

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
HAM
 Sebagai fundamental right, tidak bisa diambil alih negara
dalam kondisi apapun
 Tdk konsistem merujuk prinsip universalitas hak asasi
 Terkesan mengambil alih dari TAP MPR No.
XVII/MPR/1998 dan UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM
 Tidak mengatur problem kongkrit mengenai bagaimana
negara melindungi, memajukan, menegakkan HAM
dalam masa transisional

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Kekuasaan legislative
 kekuasaan legislative dialihkan dari Presiden ke lembaga
DPR
 Presiden memiliki hak inisiatif
 RUU dibahas bersama antara Presiden dan DPR untuk
mendapat persetujuan bersama
 Presiden mengesahkan RUU yang telah disetujui
bersama dlm tenggang wkt 30 hari
 Jd apa makna kek leg dialihkan ke DPR

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Hubungan eksekutif-
legislatif
Kontrol kewenangan prerogratif Presiden:
 Menyatakan perang, membuat perdamaian, perjanjian
dengan negara lain harus mendapat persetujuan DPR
 Mengangkat duta dan menerima duta negara asing,
pemberian abolisi dan amnesti dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
 Ketentuan-ketentuan ini menunjukkan dominasi DPR
dengan membatasi atau mencampuri hak prerogratif
Presiden.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Pertahanan dan Keamanan

 Kedudukan TNI seharusnya ditegaskan sebagai


instrumen negara dibidang pertahanan yang
tunduk pada otoritas pemerintahan sipil

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Perubahan kelembagaan
negara
 Lembaga baru: KPU, Mahkamah Konstitusi, Komisi
Yudisial, DPD
 Lembaga yg sudah ada dan skr masuk konstitusi:
Pemerintah Daerah, Bank Sentral, DPRD
 Dihapuskan: DPA
 Lembaga independen aktual tdk masuk konstitusi: KPPU,
KHN, Komnas HAM, Ombudsman, KPK
 Bagaimana sinergi hubungan antar lembaga

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Pendidikan
 Hak WN atas pendidikan
 WN wajib mengikuti dikdas
 Pemrth wajib membiayai
 Sistem pengajaran Nas: meningktkn keimanan, ketqwn
dlm rngk mencrdskn bngs
 Alokasi 20% APBN/D utk pendidikan
 Landsn pemb IPTEK Nil agm, perstn bngs, perdbn, dan
kesejhtrn umat

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Perekonomian

 Dlm pembhsn terjd DdLck antr pilihan ek


kekeluargn & ek terbuka,
 Akhirnya disepakati utk tdk dirubah
 Tambhn ayat ttg Perek Nas berdsr: dmkrs dg
prnsp kebersmn, effs, keadiln, beklnjtn, berws
ling, kemandr, menjg keseimbngn kemjn & kestn
ek nas.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Kesejahteraan Sosial

 Fkr mskn & anak terlntr dipelihr neg (hrsny


tanggung jwb & diatur neg)
 Neg mengembngkn Sistem Jaminan sos &
memberdykn masy lemah (perlu affirmative
action)
 Neg menydkn fas pelyn kes & fas umum
(penegsn welfare state)

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Pemilu diselengarakan KPU

 Pemilu diselenggarakan lembaga negara


tersendiri, disebut KPU
 KPU bersifat nasional, tetap dan mandiri
 Asas Pemilu Luber dan Jurdil
 Pemilu untuk memilih anggota DPR,
DPRD, DPD, Presiden

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Perubahan Konstitusi

 Usul perubahan dpt diagendakan bila diajukan


min 1/3 jml anggota MPR
 Khusus bentuk NK tidak dapat dilakukan
perubahan (permanent rule). Hrsnya tetap
terbuka perubahan meskipun diberikan syarat
yang berat.

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
Disajikan oleh : Amelia Sri Kusuma 53
Dewi, S.H., M.Kn

Anda mungkin juga menyukai