Anda di halaman 1dari 32

HUKUM

ADMINISTRASI
NEGARA

PENGANTAR HUKUM INDONESIA

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma


www.themegallery.com

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PENDAHULUAN

PERBUATAN PEMERINTAH

ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG BAIK

PRINSIP GOOD GOVERNANCE

2Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

PENDAHULUAN

3Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

ISTILAH HUKUM ADMINISTRASI


 Civil Law  berasal dr kata “Administratief
Recht” atau “Bestuurs Recht”

 Common Law  berasal dr kata


“Administrative Law”

 Administratief = Bestuurs
artinya : lingkungan kekuasaan/kegiatan atau
tindakan pemerintahan di luar
kegiatan/kekuasaan atau tindakan yg bersifat
legislatif dan yudisiil.

4Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

PENGERTIAN HAN

 Menurut VAN WIJK KONIJNENBELT, Hukum


Administrasi adalah :
“Hukum administrasi mrpk instrumen yuridis yg
memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam
pengendalian tsb dgn tujuan terdapatnya suatu
perlindungan hukum”

 Dr pengertian tsb, diambil unsur2 Hukum


Administrasi sbb :
1. Instrumen yuridis sbg sarana
2. Pengendalian o/ pemerintah
3. Partisipasi masyarakat
4. Perlindungan hukum

5Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

RUANG LINGKUP HAN

 Ruang lingkup HAN bergantung pd


perkembangan sistem pemerintahan
sejak zaman terdahulu sampai saat
ini, atau dr pendapat para sarjana dlm
bidang hk. Administrasi.

 Setiap negara berbeda dlm mengatur


ruang lingkup HAN, disebabkan o/ ide
negara yg dianutnya yg akan
mewujudkan bentuk negara & sistem
pemerintahan

6Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

RUANG LINGKUP HAN


MENURUT UUD 1945
 Dasar :
1. Pembukaan UUD 1945 alinea IV
 Indonesia menganut prinsip Negara Hukum yg dinamis atau
“Welfare State” (Negara kesejahteraan), dgn kewajiban menjamin
kesejahteraan sosial masyarakat;
 Prinsip keadilan sosial bg seluruh rakyat Indonesia.
2. Ps. 33 & 34 UUD 1945
 Pemerintah menjamin setinggi-tingginya kemakmuran rakyat
serta memelihara fakir miskin & anak terlantar juga BARA-K yg
terkandung didalamnya serta yg mjd hajat hidup orang banyak
dikuasai o/ negara dlm menjalankan tugas membangun
kesejahteraan sosial.

 Ruang lingkup HAN berdasar UUD 1945 :


 pemerintah melakukan pengaturan dlm kegiatan2 masyarakat
mell. Pemberian ijin, lisensi, dispensasi, dll, termasuk pencabutan
HAT u/ kepentingan umum, serta melakukan “Freies Ermessen”
(tindakan spontanitas dlm rangka melaksanakan asa kebijakan)
 lembaga Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), sbg lembaga yg
mengadili apabila tjd perbenturan kepentingan antara pemerintah
dgn masyarakat.

7Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

SUMBER
HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

1. Sumber Hukum Dalam Arti Materiil


dipengaruhi beberapa faktor:
a. Faktor Sosiologis
b. Faktor Filosofis
c. Faktor Historis

2. Sumber Hukum Dalam Arti Formil


a. Peraturan Per-UU-an
b. Yurisprodensi
c. Konvensi
d. Hukum Kebiasaan/Hukum Adat
e. Hukum Internasional
f. Doktrin
g. Keputusan TUN

8Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Peraturan Per-UU-an
 TAP MPRS No.XX/MPRS/1966
1. UUD 1945
2. Tap MPR
3. UU/Perpu
4. PP
5. Kepres
6. Peraturan Pelaksana Lainnya
 TAP MPR No. III/MPR/2000
1. UUD 1945
2. Tap MPR
3. UU
4. Perpu
5. PP
6. Kepres
7. Perda
 UU No.10 Tahun 2004
1. UUD 1945
2. UU/Perpu
3. PP
4. Peraturan Presiden
5. Perda

9Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

 Yurisprudensi
Keputusan-keputusan Hakim terdahulu yang selalu
diikuti hakim kemudian dalam perkara yang sama.
Dalam hal iniKeputusan Hakim TUN/HAN
 Konvensi
Kebiasaan-kebiasaan yang timbul dalam praktek
ketatanegaraan
 Hukum Kebiasaan/Hukum Adat
 Hukum Kebiasaan, dalam hal ini yang sering
digunakan dalam praktek oleh pejabat
administrasi negara (tidak tertulis)
 Hukum Adat (tertulis dan tidak tertulis) dalam
bidang admnistrasi negara

10Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

 Hukum Internasional
Berupa Traktat :
 Bilateral
 Multilateral :
- terbuka
- tertutup

 Doktrin :
Pendapat pakar di bidang HAN.
Doktrin berlaku jika diterima masyarakat dan
tidak berlaku jika sudah tidak diterima
masyarakat.
Jadi tidak perlu diundangkan dan dicabut
keberlakuannya.

11Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Keputusan TUN

 Unsur-unsurnya:
1. Penetapan tertulis
2. Dikeluarkan oleh Pejabat TUN
3. Berisi tindakan TUN
4. Berdasarkan Per-UU-an yang berlaku
5. Bersifat Kongkrit,Individual dan final
6. Menimbulkan akibat Hukum
7. Bagi orang/Badan Hukum Perdata

12Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Hubungan HAN dengan HTN


 VVH  badan2 kenegaraan memperoleh wewenang dr
HTN & menggunakan wewenangnya harus berdasar pd
HAN

 ROMEYN  HTN menyinggung dasar2 dr negara HAN


mengenai pelaksanaan tehnisnya

 HAN & HTN sama2 mempelajari negara, akan tetapi


HAN scr khusus mempelajari negara dlm kedaan
bergerak, sedangkan HTN mempelajari negara dlm
keadaan diam.

 Dr segi historis, bahwa sebelum abad ke 19, HAN


menyatu dgn HTN, akan tetapi setelah abad ke 19,
HAN berdiri sendiri.

13Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

PERBUATAN PEMERINTAH

14Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

MACAM-MACAM
PERBUATAN PEMERINTAH

1. Golongan yg bukan perbuatan hukum


(Feitelijke Handelingen)

2. Golongan perbuatan hukum (Rechts


Handelingen)

15Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Golongan yg bukan perbuatan hukum


(Feitelijke Handelingen)

 Adalah suatu tindakan penguasa


(pemerintah) thd masyarakat yg tdk
mempunyai akibat hukum.

 Misal :
1. Walikota mengundang masyarakat
menghadiri HUT kotanya;
2. Presiden mengunjungi panti asuhan

16Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Golongan perbuatan hukum


(Rechts Handelingen)
 Suatu tindakan/perbuatan administrasi yg dilakukan o/
pemerintah dgn maksud menimbulkan akibat hukum.

 Terdiri dr 2 golongan :

1. Perbuatan hukum bersifat privat


ada 2 pendapat :
I. PAUL SCHOLTEN  badan/pejabat TUN tdk bs
menggunakan hk privat dlm menjalankan tgs
pemerintahan, krn sifat hk. Privat mengatur hub. Hk
antara 2 pihak yg bersifat perorangan & seimbang
kedudukannya, misal : JB, TM, SM, dll
II. KRANENBURG, KRABBE, VEGTING, DONNER, HUART 
badan/pejabat TUN dapat menggunakan hk privat dlm
menjalankan tgs pemerintahan ttt.

2. Perbuatan hukum bersifat publik  berupa perbuatan atau


tindakan hukum administrasi atau tata usaha negara yg
dilakukan oleh badan/pejabat TUN, & bukan
perbuatan/tindakan hukum publik laiinya, misal tindakan
dlm hk. Pidana.

17Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

ASAS-ASAS UMUM
PEMERINTAHAN YANG BAIK

18Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

HAKEKAT ASAS-ASAS UMUM


PEMERINTAHAN YANG BAIK

 Merupakan pedoman2 yg bersifat umum yg


mempunyai nilai hukum atau minimal
mempunyai nilai penentu (ikut menentukan)
dalam suatu perbuatan pemerintahan.

 Bersifat tidak tertulis dalam suatu bentuk


perat. Per-UU-an.

19Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

 Di Indonesia pertama kali diperkenalkan o/


Prof. Kuntjoro Purbopranoto,
yg tdr dr 13 asas :
1. Asas kepastian
2. Asas keseimbangan
3. Asas kesamaan
4. Asas bertindak cermat
5. Asas motivasi
6. Azas jangan mencampuadukkan kewenangan
7. Asas fair play
8. Asas keadilan dan kewajaran
9. Azas menangapi pengharapan yang wajar
10. Azas meniadakan akibat-akibat suatu keputusan yang batal
11. Azas perlindungan atas pandangan hidup
12. Azas kebijaksanaan
13. Azas penyelenggaraan kepentingan umum

20Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

PRINSIP GOOD GOVERNANCE

21Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Arti Good dalam Good Governance


mengandung 2 (dua) pengertian:

 Pertama, nilai-nilai yang menjunjung tinggi


keinginan ataukehendak rakyat dan nilai-
nilai yang dapat meningkatkan kemampuan
rakyat dalam pencapaian kemandirian,
pembangunan berkelanjutan dan keadilan
sosial

 Kedua, aspek-aspek fungsional dan


pemerintahan yang efektif dan eficien dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu tersebut

22Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Prasyarat Implementasi
Good Governance

 Pertama, perubahan internal organisasi,


yang meliputi:
 Poster organisasi yang ramping dan efektif
 Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme aparatur
 Dan teknologi

 Kedua, keterlibatan institusi-institusi


kemasyarakatan baik secara langsung

23Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

MENURUT UNDP : ada 10 (sepuluh)


PRINSIP GOOD GOVERNANCE
1. Participation
2. Law enforcement
3. Transparancy
4. Equality
5. Responsiveness
6. Accontability
7. Eficiency and Efectiveness
8. Professionalism
9. Vision
10.Supervision
24Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

 Dari unsur tersebut, jika


disederhanakan, pada prinsipnya
karakteristik Good Governance
meliputi :

1. Demokrasi
2. Transparansi
3. Responsif
4. Akuntabilitas

25Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

 Saat ini terjadi pergeseran konsep


dari Good Governance (GG) menjadi
Democratic Governance (DG)

 Diperlukan karakter pemimpin yang


Good and Democratic Governance

 Meningkatnya kesadaran masyarakat


atas hak-hak demokrasinya dan
menuntut terwujudnya pemerintahan
yang demokratis
26Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Good Governance (GG)


memiliki 3 tiga pilar utama:

1. Pemerintah
2. Civil society
3. Swasta

 Implikasi GG  mekanisme “pasar”


menyebabkan kekuatan swasta
(kapital-global) mendominasi dan
menghegemoni semua aspek
kehidupan sehingga demokratisasi
masyarakat sipil terhambat

27Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Demoktaric Governance (DG)


Pilar Utama :GG Plus

1. Good Governance
2. Demokratisasi
3. HAM

28Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

ASAS-ASAS UMUM PENYELENGGARA


NEGARA : Psl. 3 UU 28/1999 tentang
PENYELENGGARA NEGARA YANG
BERSIH DAN BEBAS DARI KORUPSI,
KOLUSI, DAN NEPOTISME

1. Asas Kepastian Hukum;


2. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara;
3. Asas Kepentingan Umum;
4. Asas Keterbukaan;
5. Asas Proporsionalitas;
6. Asas Profesionalitas; dan
7. Asas Akuntabilitas.

29Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Keterangan :

1. Asas Kepastian Hukum  asas dalam negara hukum yang


mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan
keadilan dalam setiap kebijakan Penyelenggara Negara.
2. Asas Tertib Penyelenggara Negara  asas yang menjadi landasan
keteraturan, keserasian, dan keseimbangan dalam pengendalian
penyelenggaraan negara.
3. Asas Kepentingan Umum  asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.
4. Asas Keterbukaan  asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan
perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas Proporsionalitas  asas yang mengutamakan keseimbangan
antara hak dan kewajiban Penyelenggara Negara.
6. Asas Profesionalitas  asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
7. Asas Akuntabilitas  asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai
pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

30Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH : Psl 20 UU 32/2004
tentang PEMERINTAHAN DAERAH

1. asas kepastian hukum;


2. asas tertib penyelenggara negara;
3. asas kepentingan umum;
4. asas keterbukaan;
5. asas proporsionalitas;
6. asas profesionalitas;
7. asas akuntabilitas;
8. asas efisiensi; dan
9. asas efektivitas.

 Asas Umum Penyelenggaraan Negara dalam


ketentuan ini sesuai dengan UU 28/1999 tentang
Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari
Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme, ditambah asas
efisiensi dan asas efektivitas.
31Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma Dewi, S.H., M.Kn
www.themegallery.com

Disajikan oleh : Siti Hamidah, S.H., MM dan Amelia Sri Kusuma

Anda mungkin juga menyukai