Anda di halaman 1dari 12

Setiap yang Bernyawa Pasti

Akan Merasakan Mati


• “Kullu nafsin dzaiqotul maut” Setiap yang bernyawa pasti akan
mati
(QS. al-Ankabut:57)
• Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT,
"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati.
Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan
pahalamu.
Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu
tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan."
(QS.Al Imran:185).
• Agar kita setiap saat siap mejemput kematian, ada beberapa hal yang perlu selalu kita
benahi dan perbaiki, baik kualitas maupun kuantitasnya :
1.Evaluasi selalu akidah dan keimanan. Jangan sampai tercampur dengan syirik dan khurafat.
2.Evaluasi selalu amal ibadah, apapun bentuknya; yang wajib maupun yang sunnah. Jangan tercampur
dengan riya (ingin dilihat orang) atau bid’ah (yang menyalahi sunnah Rasul Saw.
3.Evaluasi selalu harta dan rezki yang kita peroleh. Jangan sampai tercampur aduk dengan yang haram
dan syubhat (yang belum tau status halal atau haramnya).
4.Evaluasi selalu anak dan isteri. Sudahkah mereka dipersiapkan menjadi orang-orang yang shaleh
dan siap diselamatkan dari api neraka?
5.Evaluasi ilmu dan pemahaman terkait dengan Islam. Jangan sampai tercampur dengan pemahaman
atau pemikiran yang menyimpang dan tidak sejalan dengan Allah dan Rasul-Nya.
6.Evaluasi gaya hidup, cara hidup dan orientasi hidup. Jangan sampai menyimpang dari ajaran Islam.
7.Siapkan anugerah yang Allah berikan berupa nyawa, harta dan ilmu untuk diinfakkan di jalan Allah.
Ciri – ciri Husnul Khatimah
• 1. Mengucapkan Kalimat Syahadat Ketika Wafat
Rasulullah bersabda:”Barangsiapa yang pada akhir kalimatnya mengucapkan
“Laa ilaaha illallah” maka ia dimasukkan ke dalam surga.” (HR. Hakim)
• “Sesungguhnya aku mengetahui satu kalimat, tidaklah seorang hamba meng­
ucapkannya ketika hendak meninggal melainkan warnanya akan menyinarinya
(dia akan tampak cerah) dan Alloh melepaskan kesusahannya”
• Tholhah berkata, “Maka ‘Umar berkata, ‘Sesungguhnya aku mengetahui kalimat
itu!’ Tholhah berkata, ‘Kalimat apakah itu?’ ‘Umar berkata, ‘Tahukah engkau satu
kalimat yang lebih agung dari kalimat yang beliau perintahkan kepada pamanmu
ketika hendak mening­gal adalah: Laa ilaaha illallah.’ Tholhah berkata, ‘Engkau
benar, demi Alloh itu­lah kalimat tersebut.’” Diriwayatkan oleh Imam Ahmad
• Dari hadits di atas, kita bisa mengetahui bahwa ucapan syahadat di akhir hayat
seseorang memperlihatkan husnul khotimahnya orang tersebut.
• 2. Dahi Berkeringat Ketika Wafat
Tanda selanjutnya dari mereka yang meninggal dalam keadaan husnul
khotimah adalah ketika wafat dahi orang tersebut berkeringat. Hal
tersebut berdasarkan hadist dari Buraidah Ibnul Khasib:
• Dahulu ketika Buraidah di Khurasan, menengok saudaranya yang
tengah sakit, namun ia menemukan bahwa saudaranya tersebut
sudah wafat dan terlihat pada jidatnya yang berkeringat, kemudian ia
berkata,
• ”Allahu Akbar, sungguh aku telah mendengar Rasulullah bersabda:
“Matinya seorang mukmin adalah dengan berkeringat dahinya.” (HR.
Ahmad, AN-Nasai, at-Tirmidzi, Ibnu MAjah, Ibnu Hibban, Al-Hakim dan
ath-Thayalusi dari Abdullah bin Mas’ud)
• 3. Wafat Pada hari/Malam Jumat
Tidak dapat dipungkiri bahwa hari Jumat adalah sebaik-
baiknya hari dalam satu minggu yang memiliki keutamaan-
keutamaan khusus.
• Berdasarkan beberapa hadist para ulama menyimpulkan
bahwa benar seseorang yang meninggal pada hari Jum’at
mendapat keistimewaan. Bahkan orang muslim yang
meninggal pada malam ataupun hari jumat akan dilindungi
oleh Allah dari siksa kubur.
• Rasulullah saw bersabda: “Tidaklah seorang muslim yang
wafat pada hari jumat atau pada malam jumat kecuali pastilah
Allah menghindarkannya dari siksa kubur.” (HR. Ahmad)
• 4. Mati Syahid dalam Medan Perang dan Berjuang di Jalan Allah
Jelas bahwa seseorang yang mati syahid dalam kondisi berperang membela agama Allah,
misalnya di daerah konflik, merupakan salah satu pertanda meninggal husnul khotimah.
• Firman Allah SWT: “Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah
itu mati, bahkan mereka hidup disisi Tuhan-Nya dengan mendapat rezeki, mereka dalam
keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikanNya kepada mereka dan mereka
bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal dibelakang yang belum menyusul
mereka bahwa tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih
hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah dan bahwa
Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.” (QS. Ali Imran:169-171)
• “Bagi orang yang mati syahid ada enam keistimewaan yaitu, diampuni dosanya sejak mulai
pertama darahnya mengucur, melihat tempatnya di dalam surga, di­lindungi dari azab kubur
dan terjamin keamanannya dari mala­petaka besar, merasakan kemanisan iman, dikawinkan
dengan bidadari, dan diperkenankan memberikan syafa’at bagi tujuh puluh orang
kerabatnya.” (HR at-Tirmidzi dan menshohihkannya, Ibnu Majah, dan Ahmad)
• 5. Wanita yang Wafat karena Melahirkan
Maasya Allah, wanita yang meninggal dunia karena melahirkan atau dalam
proses melahirkan juga bisa dikategorikan dalam kematian husnul khotimah,
karena perjuangan yang sangat dahsyat untuk melahirkan
• Dari Ubadah ibnush Shamit radiyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallaahu
‘alaihi wassalam menjenguk Abdullah bin Rawahah yang tidak bisa beranjak dari
pembaringannya, kemudian beliau bertanya: “Tahukah kalian siapa syuhada dari
ummatku? Orang-orang yang ada menjawab: Muslim yang mati terbunuh”
• Beliau bersabda: “Kalau hanya itu para syuhada dari ummatku hanya sedikit.
Muslim yang mati terbunuh adalah syahid, dan mati karena penyakit kolera
adalah syahid, begitu pula perempuan yang mati karena bersalin adalah syahid
(anaknya yang akan menariknya dengan tali pusarnya ke surga).” (HR. Ahmad,
Darimi, dan ath-Thayalusi)
• 6. Orang yang Selalu Mengerjakan Amal Saleh Hingga Akhir Hidupnya
Tidak diragukan lagi bahwa orang beriman yang selalu mengerjakan amal sholeh
hingga akhir hayatnya maka mereka termasuk ke dalam meninggal yang
khusnul khotimah. Hal ini dikarenakan mereka meninggal dalam keadaan
tengah menjalankan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
• Dari Ali bin Abi Tholib radiyallaahu ‘anhu, dia berkata: “Suatu hari saya akan
menunaikan sholat subuh di masjid bersama Rasulullah, tapi di tengah jalan aku
bertemu dengan seseorang yang sudah renta juga mau ke masjid untuk
menunaikan sholat subuh, aku terus berjalan di belakangnya, dan ketika kami
berdua sampai di masjid ternyata sholat berjamaah sudah usai, akhirnya aku
sholat subuh berjamaah dengan kakek itu, dan ketika aku salam tahiyyat akhir si
kakek tetap bersujud dan ternyata si kakek telah meninggal dunia, lalu para
sahabat bertanya kepada Rasulullah, “Ya Rasulullah, bagaimana keadaan kakek
ini di akhirat?” Rasulullah menjawab, “Dia masuk surga” (HR Ahmad & Daruqutni)
• 7. Meninggal Karena Terkena Wabah Penyakit
Wabah penyakit kolera merupakan penyebab seseorang
meninggal dalam kondisi husnul khotimah terutama jika orang
tersebut penuh kesabaran menerima apa yang menimpanya.
• “Adalah dahulunya penyakit kolera merupakan azab yang Allah
timpakan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya, kemudian Dia
jadikan sebagai rahmat bagi kaum mukmin. Maka tidaklah seorang
hamba yang dilanda wabah kolera lalu ia menetap di kampungnya
dengan penuh ke­sabaran, dan mengetahui bahwa tidak akan
menimpanya kecuali apa yang Allah tetapkan baginya pahala orang
yang mati syahid.” (HR Imam Bukhari, al-Baihaqi, dan Ahmad)
• 8. Mati Keracunan Atau Sakit Perut
Meninggal dunia karena penyakit perut tidak akan
mendapatkan siksa kubur, subhanallah… sebagaimana
hadits Rasulullah berikut:
• “Siapa saja yang wafat karena penyakit perut maka tak akan
mendapat azab kubur?” yang lain menjawab, ‘Memang benar.’ ”
(HR an-Nasa’i, at-Tirmidzi, Ibnu Hibban, ath-Thayalusi, dan
Ahmad).
• 9. Tertimpa Runtuhan Bangunan dan Mati Tenggelam
Orang-orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan
bangunan maupun mati tenggelam bahkan dimasukkan
dalam kategori mati syahid. Maasya Allah.
• “Para syuhada itu ada lima; orang yang mati karena wabah
kolera, karena sakit perut, tenggelam, tertimpa reruntuhan
bangunan, dan syahid berperang di jalan Allah.” (HR Imam
Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, dan Ahmad)
• Semoga kita menjadi orang-orang yang senantiasa bersiap
menghadapi kematian.

Anda mungkin juga menyukai