Anda di halaman 1dari 13

HALUSINASI

Disusun Oleh:
Kelompok 5
Nurul munajah Mahmudah
20201440120065 20201440120041
Nursyifa Firdhania Salsabila Rizky Febriyati
20201440120063 20201440120077
Maulana Tri Chesariyanto M. ridho Himawan
20201440120042 20201440120050
Indri Arum Dewati Latif Akhmad
Apa Itu Halusinasi?

halusinasi adalah gangguan


persepsi sensori dimana klien
mempersepsikan sesuatu
melalui panca indera tanpa ada
stimulus eksternal. Halusinasi
berbeda dengan ilusi, dimana
klien mengalami persepsi yang
salah terhadap stimulus, salah
persepsi pada halusinasi terjadi
tanpa adanya stimulus
eksternal yang terjadi, stimulus
internal dipersepsikan sebagai
sesuatu yang nyata ada oleh
klien.
Faktor Predisposisi Faktor Presipitasi
01 02

a. Faktor genetis • Berlebihannya proses


Secara genetis, skizofrenia informasi pada sistem saraf
diturunkan melalui kromosom- yang menerima dan
kromosom tertentu. Namun memproses informasi di
demikian, kromosom ke berapa thalamus dan frontal otak.
yang menjadi faktor penentu • Mekanisme penghantaran
gangguan ini sampai sekarang masih listrik di syaraf terganggu.
dalam tahap penelitian. • Kondisi kesehatan, meliputi :
nutrisi kurang, kurang tidur,
b. Faktor neurobiologis ketidakseimbangan irama
Klien skizofrenia mengalami sirkadian, kelelahan, infeksi,
penurunan volume dan fungsi otak obat-obat sistem syaraf pusat,
yang abnormal. Neurotransmitter kurangnya latihan, hambatan
juga ditemukan tidak normal, untuk menjangkau pelayanan
khususnya dopamin, serotonin, dan kesehatan.
glutamat
Penyebab Halusinasi
faktor-faktor yang menyebabkan klien
gangguan jiwa mengalami halusinasi
adalah sebagai berikut.
JENIS HALUSINASI

Halusinasi pendengaran (auditorik) 70 %


Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
Halusinasi penglihatan (visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang luas dan
kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.

Halusinasi penghidu (olfactory)


Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau
harum.Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.

Halusinasi peraba (tactile)


Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang
lain.
Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk,
amis dan menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah,
urin atau feses.
Halusinasi cenesthetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau
pembentukan urine.
Halusinasi kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
Tanda dan Gejala
Halusinasi

Beberapa tanda dan gejala perilaku halusinasi adalah tersenyum atautertawa yang
tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, bicarasendiri,pergerakan mata cepat,
diam, asyik dengan pengalamansensori,kehilangan kemampuan membedakan
halusinasi dan realitas rentangperhatian yang menyempit hanya beberapa detik atau
menit, kesukaranberhubungan dengan orang lain, tidak mampu merawat
diri,perubahan
Merasakan sensasi di tubuh (seperti perasaan merayap di kulit atau gerakan)
Mendengar suara (seperti musik, langkah kaki, atau benturan pintu)
Mendengar suara (dapat mencakup suara positif atau negatif, seperti suara yang
memerintahkan Anda untuk menyakiti diri sendiri atau orang lain)
Penatalaksanaan Medis

Menurut Keliat (2014) dalam Pambayun (2015), tindakan keperawatan


untuk membantu klien mengatasi halusinasinya dimulai dengan
membina hubungan saling percaya dengan klien. Hubungan saling
percaya sangat penting dijalin sebelum mengintervensi klien lebih lanjut.
Pertama-tama klien harus difasilitasi untuk merasa nyaman
menceritakan pengalaman aneh halusinasinya agar informasi tentang
halusinasi yang dialami oleh klien dapat diceritakan secara konprehensif.
Untuk itu perawat harus memperkenalkan diri, membuat kontrak asuhan
dengan klien bahwa keberadaan perawat adalah betul-betul untuk
membantu klien. Perawat juga harus sabar, memperlihatkan penerimaan
yang tulus, dan aktif mendengar ungkapan klien saat menceritakan
halusinasinya.
Bila ada beberapa usaha yang klien lakukan untuk mengatasi halusinasi,
perawat perlu mendiskusikan efektifitas cara tersebut. Apabila cara
tersebut efektif, bisa diterapkan, sementara jika cara yang dilakukan
tidak efektif perawat dapat membantu dengan cara-cara baru.
Menurut Keliat (2014), ada beberapa cara yang bisa dilatihkan kepada
klien untuk mengontrol halusinasi, meliputi :
Menghardik halusinasi
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien harus berusaha melawan
halusinasi yang dialaminya secara internal juga.
Klien dilatih untuk mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”. Ini dianjurkan untuk
dilakukan bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu pasien mengenal halusinasi, jelaskan cara-cara
kontrol halusinasi, ajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu menghardik
halusinasi
Menggunakan obat
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah ketikdak seimbangan
neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin). Untuk itu, klien perlu diberi
penjelasan bagaimana kerja obat dapat mengatasi halusinasi, serta bagairnana
mengkonsumsi obat secara tepat sehingga tujuan pengobatan tercapai secara optimal.
Pendidikan kesehatan dapat dilakukan dengan materi yang benar dalam pemberian
obat agar klien patuh untuk menjalankan pengobatan secara tuntas dan teratur, Jenis-
jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:

1 2 3
Clorpromazine ( CPZ, Haloperidol ( Haldol, Trihexiphenidyl ( THP, Artane,
Largactile ), Warna : Serenace ), Warna : Putih Tremin ), Warna: Putih kecil
Orange besar

Untuk mensupresi gejala – Yaitu manifestasi dari Untuk penatalaksanaan


gejala psikosa : agitasi, gangguan psikotik, manifestasi psikosa
ansietas, ketegangan, sindroma gilies de la khususnya gejala
kebingungan, insomnia, tourette pada anak – anak skizofrenia.
halusinasi, waham dan dewasa maupun pada
gangguan perilaku yang
berat pada anak – anak.
Pengkajian

Tahap pengkajian pada klien halusinasi


dilakukan interaksi perawat-klien melalui
komunikasi terapeutik untuk mengumpulkan
data dan informasi tentang status kesehatan
klien. Pada tahap ini terjadi proses interaksi
manusia, komunikasi, transaksi dengan peran
yang ada pada perawat sebagaimana konsep
tentang manusia yang bisa dipengaruhi dengan
adanya proses interpersonal.
Pada kasus Ny.F , klien mendengar suara-suara
yang mengganggu nya sehingga Ny.F terlihat
sering berbicara sendiri dan marah sendiri yang
membuat Ny.F gelisah.
Diagnosa Keperawatan

diagnosa keperawatan yang muncul


sebanyak 4 diagnosa keperawatan yang
meliputi:
Harga diri rendah
Isolasi social
Halusinasi
Risiko perilaku kekerasan
Implementasi

strategi pertemuan yang dilakukan yaitu latihan


mengontrol halusinasi dengan cara menghardik.
Strategi pertemuan yang kedua yaitu anjurkan
minum obat secara teratur, strategi pertemuan
yang ke tiga yaitu latihan dengan cara bercakap-
cakap pada saat aktivitas dan latihan strategi
pertemuan ke empat yaitu melatih klien
melakukan semua jadwal kegiatan.Untuk
melakukan implementsi pada keluarga, pada
tahap-tahap diagnosa tidak dapat dilaksanakan
karena penulis tidak pernah berjumpa dengan
keluarga klien (keluarga tidak pernah
berkunjung).
Evaluasi

Pada tinajauan teoritis evaluasi yang


diharapkan adalah: Pasien mempercayai
perawat sebagai terapis, pasien menyadari
bahwa yang dialaminya tidak ada objeknya,
dapat mengidentifikaasi halusinasi, dapat
mengendalikan halusinasi melalui
mengahrdik, latihan bercakap-cakap,
melakukan aktivitas serta menggunakan obat
secara teratur.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai