Di Susun Oleh :
Halusinasi merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada klien dengan
gangguan jiwa, Halusinasi sering diidentikkan dengan Schizofrenia.Dari seluruh klien
Schizofrenia 70% diantaranya mengalami halusinasi. Gangguan jiibua lain yang juga disertai
dengan gejala halusinasi adalah gangguan manik depresif dan delerium.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu
penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren
:Persepsi palsu. Berbeda dengan ilusi dimana klien mengalami persepsi yang salah terhadap
stimulus, salah persepsi pada halusinasi terjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang
terjadi.Stimulus internal dipersepsikan sebagai sesutu yang nyata ada oleh klien.
Halusinasi merupakan salah satu respon maladaptif individu yang berada dalam
rentang respon neurobiology.Ini merupakan respon persepsi paling maladaptif. Jika klien
sehat persepsinya akurat, mampu mengidentifikasi dan menginterpretasikan stimulus
berdasarkan informasi yang diterima melalui panca indra (pendengaran, penglihatan,
penghidu, pengecapan, dan perabaan), klien dengan halusinasi mempersepsikan suatu
stimulus panca indra ibualaupun sebenarnya stimulus itu tidak ada. Diantara kedua respon
tersebut adalah respon individu yang karena sesuatu hal mengalami kelainan persepsi yaitu
salah mempersepsikan stimulus yang diterimanya yang disebut sebagai ilusi. Klien
mengalami ilusi jika interpretasi yang dilakukannya terhadap stimulus panca indra tidak
akurat sesuai stimulus yang diterima.
Rentang respon :
JENIS KARAKTERISTIK
HALUSINASI
Pendengaran Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
70 % berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap
antara dua orang yang mengalami halusinasi. Pikiran yang
terdengar dimana klien mendengar perkataan bahwa klien disuruh
untuk melakukan sesuatu kadang dapat membahayakan.
Penglihatan 20% Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar
geometris,gambar kartun,bayangan yang rumit atau kompleks.
Bayangan bias menyenangkan atau menakutkan seperti melihat
monster.
Penghidu Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses
umumnya bau-bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi
penghidu sering akibat stroke, tumor, kejang, atau dimensia.
Pengecapan Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
Perabaan Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasa tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau
orang lain.
Cenesthetic Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri,
pencernaan makan atau pembentukan urine
Kinisthetic Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
D. FASE HALUSINASI.
Halusinasi yang dialami oleh klien biasanya berbeda intensitas dan keparahannya.
Fase halusinasi terbagi empat:
1. Fase Pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan gelisah, kesepian.Klien
mungkin melamun atau memfokukan pikiran pada hal yang menyenangkan untuk
menghilangkan kecemasan dan stress.Cara ini menolong untuk sementara.Klien masih
mampu mengotrol kesadarannya dan mengenal pikirannya, namun intensitas persepsi
meningkat.
2. Fase Kedua
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan eksternal,
klien berada pada tingkat “listening” pada halusinasi.Pemikiran internal menjadi menonjol,
gambaran suara dan sensasi halusinasi dapat berupa bisikan yang tidak jelas klien takut
apabila orang lain mendengar dan klien merasa tak mampu mengontrolnya.Klien membuat
jarak antara dirinya dan halusinasi dengan memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang
dari orang lain.
3. Fase Ketiga
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol klien menjadi terbiasa dan tak
berdaya pada halusinasinya.Halusinasi memberi kesenangan dan rasa aman sementara.
4. Fase Keempat.
Klien merasa terpaku dan tak berdaya melepaskan diri dari kontrol halusinasinya.
Halusinasi yang sebelumnya menyenangkan berubah menjadi mengancam, memerintah dan
memarahi klien tidak dapat berhubungan dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan
halusinasinya klien berada dalam dunia yang menakutkan dalam ibuaktu singkat, beberapa
jam atau selamanya. Proses ini menjadi kronik jika tidak dilakukan intervensi.
e. Psikologis.
Beberapa kondisi pikologis yang menjadi factor predisposisi schizofrenia
antara lainistri yang di pelihara oleh ibu yang suka cemas, terlalu melindungi,
dingin dan tak berperasaan, sementara ayah yang mengambil jarak dengan
istrinya.
2. Faktor presipitasi
Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi :
a. Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima dan memproses
informasi di thalamus dan frontal otak.
b. Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu ( mekanisme gateing abnormal)
c. Gejala-gejala pemicu kondisi kesehatan lingkungan, sikap dan perilaku seperti yang
tercantum pada tabel dibawah ini ;
Kesehatan Nutrisi Kurang
Kurang tidur
Ketidak siembangan irama sirkardian
Kelelahan infeksi
Obat-obatan system syaraf pusat
Kurangnya latihan
Hambatan unutk menjangkau pelayanan kesehatan
Lingkungan Lingkungan yang memusuhi, kritis
Masalah di rumah tangga
Kehilangan kebebasan hidup, pola aktivitas sehari-hari
Kesukaran dalam berhubungan dengan orang lain
Isoalsi social
Kurangnya dukungan social
Tekanan kerja ( kurang keterampilan dalam bekerja)
Stigmasasi
Kemiskinan
Kurangnya alat transportasi
Ketidakmampuan mendapat pekerjaan
Sikap/Perilaku Merasa tidak mampu ( harga diri rendah)
Putus asa (tidak percaya diri )
Merasa gagal ( kehilangan motivasi menggunakan keterampilan
diri
Kehilangan kendali diri (demoralisasi)
Merasa punya kekuatan berlebihan dengan gejala tersebut.
Merasa malang ( tidak mampu memenuhi kebutuhan spiritual )
Bertindak tidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan
Rendahnya kemampuan sosialisasi
Perilaku agresif
Perilaku kekerasan
Ketidak adekuatan pengobatan
Ketidak adekuatan penanganan gejala.
3. Mekanisme Koping.
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi adalah:
a. Register, menjadi malas beraktifitas sehari-hari.
b. Proyeksi, mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan tanggung
jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
c. Menarik diri, sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal.
d. Keluarga mengingkari masalah yang dialami klien
4. Perilaku
Halusinasi benar-benar riil dirasakan oleh klien yang mengalaminya, seperti
mimpi saat tidur. Klien mungkin tidak punya cara untuk menentukan persepsi tersebut
nyata. Sama halnya seperti seseorang mendengarkan suara- suara dan tidak lagi
meragukan orang yang berbicara tentang suara tersebut. Ketidakmampuannya
mempersepsikan stimulus secara riil dapat menyulitkan kehidupan klien. Karenanya
halusinasi harus menjadi prioritas untuk segera diatasi. Untuk memfasilitasinya klien
perlu dibuat nyaman untuk menceritakan perihal haluinasinya.
Klien yang mengalami halusinasi sering kecewa karena mendapatkan respon
negatif ketika mencoba menceritakan halusinasinya kepada orang lain.Karenanya
banyak klien enggan untuk menceritakan pengalaman –pengalaman aneh
halusinasinya. Pengalaman halusinasi menjadi masalah untuk dibicarakan dengan
orang lain. Kemampuan untuk memperbincangkan tentang halusinasi yang dialami
oleh klien sangat penting untuk memastikan dan memvalidasi pengalaman halusinasi
tersebut.Perawat harus memiliki ketulusan dan perhatian untuk dapat memfasilitasi
percakapan tentang halusinasi.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada jenis
halusinasinya.Apabila Perawat mengidentifikasi adanya tanda –tanda dan perilaku
halusinasi maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya sekedar
mengetahui jenis halusinasi saja.
Klien yang mengalmi halusinasi dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga bias
membahayakan diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Hal ini terjadi jika halusinasi
sudah sampai pada fase IV, dimana klien mengalami panik dan perilakunya di kendalikan
oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian realitas
terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh diri ( suicide),
membunuh orang lain (homocide) dan merusak lingkungan.
Selain masalah yang diakibatkan oleh halusinasi, klien biasanya juga mengalami
masalah-masalahkeperawatan yang menjadi penyebab munculnya halusinasi.Masalah itu
antara lain harga diri rendah dan isolasi social (Stuart dan Laria,2001).
Akibat harga diri rendah dan kurangnya keterampilan berhubungan social , klien
menjadi menarik diri dari lingkungan. Dampak selanjutnya lebih dominan di bandingkan
stimulus eksternal.Klien selanjutnya kehilangan kemampuan membedakan stimulus
internal dengan stimulus eksternal. Ini memicu timbulnya halusinasi.
Dari masalah tersebut diatas dapat disusun pohon maslah sebagai berikut :
G. TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Tindakan keP\perawatan untuk membantu klien mengatasi masalahnya di mulai
dengan membina hubungan saling percaya dengan klien.
2. Setelah hubungan saling percaya terbina , intervensi keperawatan selanjutnya
adalah membntu klien mengenali halusinasinya.
3. Setelah klien mengenal halusinasinya selanjutnya klien dilatih bagaimana cara
yang biasa terbukti efektif mengatasi atau mengontrol halusinasi.
1. Menghardik halusinasi
Menghardik halusinasi adalah cara mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan cara menolak halusinasi yang muncul.Pasien dilatih untuk mengatakan tidak
terhadap halusinasi yang muncul atau tidak memedulikan halusinasinya. Jika ini dapat
dilakukan, pasien akan mampu mengendalikan diri dan tidak mengikuti halusinasi
yang muncul.
Keliat, Budi Anna. (2004). Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Maramis, W.F, 1990. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Erlangga Universitas Press
Stuart G.W, 2006. Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC
STRATEGI PELAKSANAAN (SP)
TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI
HALUSINASI
Hari :
Pertemuan :
Sp/Dx : Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi pendengaran.
Ruangan :
Nama Klien :
Data objektif :
a. Klien tampak tertaibua sendiri.
b. Klien tampak mengarahkan telinganya ke suatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
3. Tujuan Tindakan Keperawatan.
Pasien mampu :
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Mengenal halusinasi dan mampu mengontrol halusinasi dengan menghardik.
c. Mengontrol halusinasi dengan enam benar minum obat.
d. Mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap.
e. Mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas sehari-hari.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Membina hubungan saling percaya.
b. Membantu pasien menyadari gangguan sensori persepsi halusinasi.
c. Melatih pasien cara mengontrol halusinasi.
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MENGENAL HALUSINASI.
SP 1 KLIEN
b. Evaluasi/validasi :
Perawat : Baiklah ibuk Rahmi, Bagaimana keadaan ibu hari ini ?
Pasien : baik buk
c. Kontrak :
Perawat :Buk Rahmi, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang suara
yang mengganggu ibuk dan cara mengontrol suara-suara tersebut,
Apakah ibuk Rahmi bersedia?
Pasien : iya buk (sambil menganguk-anggukan kepala)
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien : baiklah buk
Perawat : Ibu mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : Disini saja buk.
Perawat : baiklah buk kitaakan berbincang-bincang disini
2. Fase Kerja .
Perawat : Apakah ibu rahmi mendengar suara tanpa ada wujudnya?
Pasien : Iya buk..
Perawat : Saya percaya ibu mendengar suara tersebut, tetapi saya sendiri tidak
mendengar suara itu.Apa yang dikatakan oleh suara yang ibu dengar?
Apakah ibu mendengarnya terus menerus atau sewaktu- waktu?
Pasien : suara itu mengejek saya buk, saya mendengarnya kadang- kadang buk
Perawat : Kapan yang paling sering Ibu mendengar suara itu?
Pasien : siang hari setelah makan buk.
Perawat : Berapa kali dalam sehari ibu mendengarnya?
Pasien : 3- 5 kali buk
Perawat : Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?
Pasien : ya buk,saat saya sedang duduk dikamar setelah saya selesai makan
Perawat :Apa yang ibu rasakan ketika mendengar suara itu? Bagaimana
perasaan ibu ketika mendengar suara tersebut?
Pasien : saya merasa kesal mendengar suara itu
Perawat :Kemudian apa yang ibu lakukan?
Pasien : jika saya mendengar suara itu, saya langsuang menutup telinga saya
dengan bantal dan kadang saya berteriak agar suara itu diam
Perawat :Apakah dengan cara tersebut suara-suara itu hilang?
Pasien :tidak, suaranya tetap bisa saya dengar.
Perawat : Baiklah bu, apa yang alami itu namanya Halusinasi. Ada empat cara
untuk mengontrol halusinasi yang ibuk Rahmi alami yaitu menghardik,
minum obat, bercakap-cakap, dan melakukan aktifitas. Hari ini,
Bagaimana kalau kita latih cara yang pertama dahulu, yaitu dengan
menghardik, apakah ibu Rahmi bersedia?
Pasien : bersedia buk (sambil menganguk-anggukkan kepala)
Perawat : Bagaimana kalau kita mulai ya. Sayaakan mempraktekan dahulu, baru
ibu mempraktekkan kembali apa yang telah saya lakukan. Begini bu,
jika suara itu muncul katakan dengan keras “ pergi..pergi saya tidak
mau dengar.. kamu suara palsu” sambil menutup kedua telinga ibu.
seperti ini ya bu. Coba sekarang ibu ulangi lagi seperti yang saya
lakukan tadi.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat :Wah bagus sekali bu, ibu sudah bisa mempraktekkan.
3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibu Rahmi setelah kita kita bercakap-cakap?
Pasien : saya merasa baikan bu
Perawat : Baiklah bu, Jika suara itu masih terdengar mengejek ibu, seperti yang
telah kita pelajari bila suara-suara itu muncul ibu bisa mengatakan “
pergi-pergi saya tidak mau dengar kamu suara palsu”
b. Tindakan Lanjut
Perawat : Ibu lakukan itu sampai suara itu tidak terdengar lagi, lakukan itu
selama 3 kali sehari yaitu jam 08:00, 14:00 dan jam 20:00 atau disaat
ibu mendengar suara tersebut. cara mengisi buku kegiatan harian
adalah sesuai dengan jadwal kegiatan harian yang telah kita buat tadi ya
bu. Jika ibumelakukanya secara mandiri maka ibu menuliskan di kolom
M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat di kolom B, Jika ibuk tidak melakukanya maka
ibu tulis di kolom T. apakah ibu mengerti?
Pasien : Iya,,saya mengerti buk.
Data objektif :
a. Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
b. Klien tampak kesal dan berbicara sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan Persepsi Sensori :Halusinasi pendengaran
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien
b. Jelaskan pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa.
c. Jelaskan akibat bila obat tidak digunakan sesuai program.
d. Jelaskan akibat bila putus obat.
e. Jelaskan cara mendapatkan obat.
f. Jelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar obat, benar pasien,
benar cara, benar ibuaktu, benar dosis dan kontinuitas.
A. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Assalamualaikum, Ibuk masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk
Perawat : Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini?
Pasien : baik buk
b. Evaluasi/validasi.
Perawat :Apakahbuk Rahmi masih mendengar suara yang mengejek ibu?
Pasien : masih buk, saya masih mendengarnya
Perawat : Apakah ibu telah melakukan apa yang telah kita pelajari kemarin?
Pasien : sudah, saya sudah melakukannya
Perawat : Apakah dengan menghardik suara-suara yang ibu dengar berkurang?
Pasien : ya, suara sudah berkurang
Perawat : Bagus buk.Sekarang coba ibu praktekkan pada saya bagaimana ibu
melakukannya.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Bagus sekali buk. Coba kita lihat jadwal kegiatan hariannya ya buk
Pasien : (mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk Rahmi. Ibuk sudah bisa melakukan kegiatan
menghardik secara mandiri ibukwalaupun masihada diingatkan oleh
keluarga.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah buk Rahmi, sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan
latihan cara yang kedua dari empat mengendalikan suara-suara yang
muncul yaitu cara minum obat yang benar, apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia buk ( sambil mengannguk)
Perawat :Berapa lama ibuk mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : disini saja buk
Perawat : Baiklah buk
2. Fase Kerja.
Perawat : Ibuk sudah dapat obat dari Perawat?
Pasien : sudah buk
Perawat : Ibuk perlu meminum obat ini secara teratur agar pikiran jadi tenang,
dan tidurnya juga menjadi nyenyak. Obatnya ada tiga macam, yang
warnanya orange namanya CPZ minum 3 kali sehari gunanya supaya
tenang dan berkurang rasa marah dan mondar mandirnya, yang
warnanya putih namanya THP minum 3 kali sehari supaya relaks dan
tidak kaku, yang warnanya merah jambu ini namanya HLP gunanya
untuk menghilangkan suara-suara yang ibuk dengar. Semuanya ini
harus ibuk minum 3 kali sehari yaitu jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7
malam. Bila nanti mulut ibuk terasa kering, untuk membantu
mengatasinya ibuk bisa menghisap es batu yang bisa diminta pada
Perawat.Bila ibuk merasa mata berkunang-kunang, ibuk sebaiknya
istirahat dan jangan beraktivitas dulu.Jangan pernah menghentikan
minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya buk.
Sampai disini, apakah buk Rahmi mengerti ?
Pasien : ya, saya mengerti (sambil menggangguk)
Perawat : Baiklah buk Rahmi, kita lanjutkan ya. Sebelum ibuk meminum obat
lihat dulu label yang menempel di bungkus obat, apakah benar nama
ibuk yang tertulis disitu. Selain itu ibuk perlu memperhatikan jenis
obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus diminum,
jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum obatnya.
ibuk harus meminum obat secara teratur dan tidak menghentikannya
tanpa konsultasi dengan dokter. Sekarang kita memasukan waktu
meminum obat kedalam jadwal ya buk. Cara mengisi jadwalnya adalah
jika ibuk minum obatnya sendiri tanpa diingatkan oleh Perawat atau
teman maka di isi dengan M artinya mandiri, jika ibu meminum
obatnya diingatkan oleh Perawat atau oleh teman maka di isi B artinya
dibantu, jika ibu tidak meminum obatnya maka di isi T artinya tidak
melakukannya. Mengerti bu?
Pasien : saya mengerti
Perawat : coba ibuk ulangi kembali cara mengisi jadwal kegiatan?
Pasien : jika saya meminum obat tanpa diingatkan maka saya isi di kolom M
artinya mandiri, jika saya minum obat diingatkan oleh keluarga/
Perawat/ teman saya buat di kolom B, jika saya tidak melakukannya
saya buat di kolom T.
Perawat : Nah bagus, ibuk sudah mengerti.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berbincang-bincang tentang
obat?
Pasien : saya sekarang mengerti cara minum obat yang baik buk
Perawat : Sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Coba ibu sebutkan?
Pasien : menghardik dan minum obat
Perawat : Wah, ibu benar sekali
b. Tindakan lanjut
Perawat : Jadwal minum obatnya sudah kita buat yaitu07:00, 13:00 dan 19:00
pada jadwal kegiatan ibuk. Nah sekarang kita masukan kedalam jadwal
minum obat yang telah kita buat tadi ya ibuk.jangan lupa lakukan
semua dengan teratur ya ibuk
Pasien : baik buk
Data objektif :
a. Klien tampak mengarahkan telinga ke suatu tempat.
b. Klien tampak tertawa sendiri.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
b. Evaluasi/validasi.
Perawat : Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini?
Pasien : Baik buk
Perawat : Apakah suara-suara masih muncul?
Pasien : masih buk, tapi sudah berkurang
Perawat : Apakah Ibuk telah melakukan dua cara yang telah kita pelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : sudah buk
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan harian ibuk?
Pasien :(mengeluarkan catatan harian dan memberikan kepada Perawat)
Perawat : bagus sekali buk, sekarang coba lihat obatnya. Ya bagus, ibu sudah
minum obat dengan teratur jam 07:00, 13:00 dan 19:00 dan latihan
menghardik suara-suara juga dilakukan dengan teratur.Sekarang coba
ceritakan pada saya apakah dengan dua cara tadi suara-suara yang
ibukdengarkan berkurang?
Pasien : ya, suara sudah mulai berkurang
Perawat : Coba sekarang praktekkan cara menghardik suara-suara yang telah
kita pelajari.
Pasien : Jika saya mendengar suara itu, saya katakan “Pergi..pergi saya tidak
mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua telinganya)
Perawat : Coba ibuk jelaskan kembali pada saya cara minum obat dengan
benar.
Pasien :Sebelum saya meminum obat lihat dulu label yang menempel di
bungkus obat, apakah benar nama saya yang tertulis disitu, perhatikan
jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat yang harus
diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara meminum
obatnya.
Perawat : Bagus sekali ibuk rahmi
b. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan belajar cara
ketiga dari empat cara mengendalikan suara-suara yang muncul yaitu
bercakap-cakap dengan orang lain, Apakah buk Rahmi bersedia?
Pasien : saya bersedia buk
Perawat : Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20
menit, Buk?
Pasien : baik buk
Perawat : ibuk mau berbincang-bincang dimana?
Pasien : Disini saja buk.
Perawat : Baiklah ibuk.
2. Fase Kerja.
Perawat : Caranya adalah jika ibu mulai mendengar suara-suara, langsung saja
ibu cari teman untuk diajak berbicara. Minta temanibuuntuk berbicara
dengan ibu.Contohnya begini ibu, tolong berbicara dengan saya, saya
mulai mendengar suara-suara. Ayo kita ngobrol dengan saya! Atau
Ibuk minta pada perawat untuk berbicara dengannya seperti “ buk
tolong berbicara dengan saya karena saya mulai mendengar suara-
suara.
Sekarang coba ibupraktekkan !
Pasien :Jika saya mendengar suara itu, saya cari teman atau perawat untuk
berbicara dengan saya. Buk, tolong bicara dengan saya karena saya
sudah mendengar suara-suara
Perawat : Bagus sekali buk Rahmi
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi Subjektif dan Objektif :
Perawat :Bagaimana perasaan ibuk setelah kita berlatih tentang cara mengontrol
suara-suara dengan bercakap-cakap.
Pasien : merasa baik buk
Perawat :Jadi sudah berapa cara yang kita latih untuk mengontrol suara-suara?
Pasien : sudah 3 cara
Perawat : Coba sebutkan
Pasien : menghardik, minum obat dan bercakap- cakap dengan teman
Perawat : Bagus sekali ibu. mari kita masukan kedalam jadwal kegiatan harian
ya Ibu
b. RTL :
Perawat : berapa kali ibukakan bercakap-cakap.
Pasien : dua kali buk
Perawat : baiklah buk dua kali saja. Jam berapa saja ibuk?
Pasien : Jam 08.00 dan 19.00
Perawat : Baiklah ibuk jam 08:00 dan 19:00. Jangan lupa ibuk lakukan cara
yang ketiga agar suara-suara yang ibuk dengarkan tidak mengganggu
ibuk lagi.
Data objektif :
a. Klien masih tampak berbicara sendiri.
b. Klien masih tampak mengarahkan telinga kesuatu tempat.
2. Diagnosa Keperawatan.
Gangguan persepsi sensori : Halusinasi Pendengaran.
4. Tindakan Keperawatan.
a. Evaluasi jadwal kegiatan harian.
b. Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan yang
mampu klien lakukan.
c. Menganjurkan klien memasukan kegiatan ke jadwal kegiatan sehari-hari klien.
B. Strategi Komunikasi.
1. Fase Orientasi.
a. Salam Terapeutik.
Perawat : Asalamualaikum buk Rahmi, selamat pagi..Saya boleh duduk buk?
Pasien : Walaikumsalam wr.wb, boleh buk
Perawat : Ibu masih ingat dengan saya?
Pasien : Masih buk (sambil mengangguk)
b. Evaluasi validasi.
Perawat :Bagaimana perasaan buk Rahmi hari ini? Apakah masih ada
mendengar suara-suara?
Pasien : saya baik buk, suaranya sudah jarang saya dengar
Perawat :Apakahibuk telah melakukan tiga cara yang telah dipelajari untuk
menghilangkan suara-suara yang menganggu?
Pasien : ya , saya sudah melakukannya
Perawat : Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya?
Pasien : (mengambil buku kegiatan harian dan memberikannya pada perawat)
Perawat :Bagus sekali buk, ibuk minum obatnya dengan teratur, latihan
bercakap-cakap dengan teman dan perawat juga dilakukan dengan
teratur. Sekarang coba ceritakan pada saya apakah dengan ketiga cara
tadisuara-suara yang ibu dengarkan berkurang?
Pasien : iya buk, suaranya berkurang
Perawat :Bagus sekali buk, dengan cara tersebut suara-suara itu sudah tidak
akan menganggu ibuk lagi. Coba sekarang ibuk praktekkan lagi
bagaimana cara menghardik suara-suara yang telah kita pelajari dan
jelaskan kembali pada saya 6 cara minum obat yang benar dan dengan
siapa ibu bisa bercakap-cakap?
Pasien :Jika saya mendengar suara itu lagi, saya katakan “Pergi.. pergi saya
tidak mau dengar.. Kamu suara palsu” (sambil menutup kedua
telinganya).Sebelum saya meminum obat saya lihat dulu label yang
menempel di bungkus obat, apakah benar nama saya yang tertulis
disitu, perhatikan jenis obatnya, berapa dosis, satu atau dua butir obat
yang harus diminum, jam berapa saja obatnya harus diminum, dan cara
meminum obatnya. Dan yang terakhir saya harus bercakap cakap
dengan teman atau perawat jika suara itu terdengar.
Perawat : Bagus sekali buk Rahmi !Ibu sudah bisa mempraktekkannya.
c. Kontrak.
Perawat : Baiklah ibu sesuai janji kita kemaren hari ini kita akan latihan cara
yang muncul yaitu melakukan aktivitas fisik yaitu membersih kamar
tujuannya kalau ibuk sibuk maka kesempatan muncul suara-suara akan
berkurang. Apakah ibuk bersedia?
Pasien : saya bersedia
Perawat : Berapa lama waktu kita berbincang-bincang buk? Bagaimana kalau 20
menit?
Pasien :baiklah buk
2. Fase Kerja.
Perawat : Baiklah mari kita merapikan tempat tidur. Tujuan nya agar ibuk dapat
mengalihkan suara yang didengar.Dimana kamar tidur ibu?
Pasien : Disana buk, disebelah dapur.
Perawat : (di kamar) Baiklah buk sekarang kita merapikan tempat tidur ibuk ya.
Kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal,
guling dan selimutnya. Lalu kita pasang sepraynya lagi, kita mulai dari
arah atas ya sekarang bagian kaki, tarik dan masukkan, lalu bagian
pinggir dimasukkan.Sekarang ambil bantal dan letakkan dibagian atas
kepala.Selanjutnya kita lipat dan rapikan selimutnya dan letakan
dibawah kaki.
Pasien : (mempraktekkan)
Perawat :Bagus sekali ibuk. ibuk dapat melakukannya dengan baik dan rapi.
3. Fase Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :
Perawat : Bagaimana perasaan ibuk setelah kita membereskan tempat tidur
apakah selama kegiatan berlangsung suara-suara itu datang?
Pasien : saya senang buk dan suara itu sudah tidak terdengar lagi.
Perawat : Bagus sekali buk. Jadi selama latihan suara-suara itu tidak ada ya
buk.Ibu dapat melakukan kegiatan untuk menghilangkan suara-suara
dengan sering bekerja.Apakah ibuk bisa menjelaskan kembali langkah-
langkah merapikan tempat tidur?
Pasien : Pindahkan dulu bantal, guling dan selimutnya. Lalu pasang
sepraynya,mulai dari arah atas lalu bagian kaki, tarik dan masukkan,
lalu bagian pinggir dimasukkan. Kemudian letakkan bantal dibagian
atas kepala.Selanjutnya lipat dan rapikan selimutnya dan letakan
dibawah kaki.
b. RTL :
Perawat :Bagus sekali buk sekarang masukan kedalam jadwal kegiatan harian.
Pasien : baik buk ( sambil membuka buku jadwal harian)
A. Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun di
rumah
B. Tindakan Keperawatan
C. Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
Adik pasien : Saya kurang baik, Sus. Saya khawatir melihat kondisi kakak saya.
Perawat : Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa masalah yang kakak ibuk
alami dan bantuan apa yang bisaibuk berikan.Kita mau diskusi di
mana, Buk? Bagaimana kalau di ruang wawancara?
Perawat :Berapa lama waktu ibuk inginkan? Bisa selama 20 menit, Buk?
b. Kerja
Perawat : Baiklah buk. Apa yang ibuk rasakan ketika melihat kakak ibuk?
Adik : Saya sedih Sus, saya tidak tau apa yang terjadi pada kakak saya.
Perawat : Apa yang ibuk lakukan saat melihat kakak ibuk berteriak-teriak?
Adik :Saya hanya bisa menemani dia dan menenangkannya, Sus. Tapi kakak
saya tidak mau berhenti untuk berteriak.
Perawat : Baiklah Buk. Gejala yang dialami oleh kakak itu dinamakan
halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang sebetulnya tidak
ada bendanya.
Tanda-tandanya bicara sendiri, tertawa sendiri,atau marah-marah tanpa
sebab
Jadi kalau kakak ibuk mengatakan mendengar suara-suara, sebenarnya
suara itu tidak ada.Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya
dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu kakak ibuk
agar bisa mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain:
Pertama, dihadapan kakak ibuk, jangan membantah halusinasi atau
menyokongnya. Katakan saja ibuk percaya bahwa kakak ibuk tersebut
memang mendengar suara, tetapi ibuk sendiri tidak
mendengarnya.Kedua, jangan biarkan kakak ibuk melamun dan
sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan
ada orang mau bercakap-cakap dengannya.Buat kegiatan keluarga
seperti makan bersama, sholat bersama-sama.Tentang kegiatan, saya
telah melatih kakak ibuk untuk membuat jadwal kegiatan sehari-
hari.Tolong ibuk pantau pelaksanaannya ya dan berikan pujian jika dia
lakukan.Sampai disini apakah ibuk sudah mengerti?Apakah ada yang
ingin ibuk tanyakan?
Perawat : Baiklah buk, kita lanjutkannya. Ketiga, bantu kakak ibuk minum obat
secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi.Terkait
dengan obat ini, saya juga sudah melatih kakak ibuk untuk minum obat
secara teratur.Jadi adik dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3
macam, ini yang orange namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan
suara-suara . Diminum 3 X sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam
7 malam. Yang putih namanya THP gunanya membuat rileks, jam
minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP gunanya
menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat
perlu selalu diminum untuk mencegah kekambuhan.Terakhir, bila ada
tanda-tanda halusinasi mulai muncul, putus halusinasi kakak
ibukdengan cara menepuk punggung kakak ibuk. Kemudian suruhlah
kakak ibuk menghardik suara tersebut.Kakak ibuk sudah saya ajarkan
cara menghardik halusinasi.Bagaimana buk?Apakah sudah paham?
Perawat : Sekarang, mari kita latihan memutus halusinasi kakak ibuk. Sambil
menepuk punggung kakak ibuk, contoh : Buk, sedang apa kamu?Kamu
ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu datang?
Ya..Usir suara itu, Buk. Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
”saya tidak mau dengar”. Ucapkan berulang-ulang, Buk. Sekarang coba
ibuk praktekkancara yang barusan saya ajarkan.
Adik : Jika kakak saya terlihat sedang mendengar suara-suara saya harus
katakan :Buk, sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan
perawat bila suara-suara itu datang? Ya..Usir suara itu, Buk. Tutup
telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”.
Ucapkan berulang-ulang, Buk.
Perawat :Bagus buk. Ibuk sudah bisa mempraktekkan yang saya ajarkan
c. Terminasi:
Adik : saya merasa senang Sus, sekarang saya sudah bisa membantukakak
saya
Perawat :Sekarang coba ibuk sebutkan kembali tiga cara merawat kakak ibuk?
Perawat :Bagus sekali Buk. Bagaimana kalau dua hari lagi kita bertemu untuk
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan kakak
ibuk. Jam berapa kita bertemu?
Adik Pasien : jam 2 siang Sus, soalnya pagi saya harus kerja dulu.
Perawat :Baiklah, Buk. Kita bertemu lagi di ruangan ini 2 hari lagi jam 2 ya
buk. Saya permisi dulu.Assalamu’alaikum wr wb
Perawat : Apakah ibuk masih ingat bagaimana cara memutus halusinasi kakak
ibuk yang sedang mengalami halusinasi?
Perawat :Bagus! Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20 menit ini kita akan
mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan kakak
ibuk. Mari kita datangi kakak ibuk
2) Kerja
3) Terminasi
Perawat : Baiklah ,Buk. Ibuk harus terus mengingat pelajaran kita hari ini ya
Buk.Ibukdapat melakukan cara itu bila kakak ibuk mengalami
halusinasi.
Perawat : Bagaimana kalau kita bertemu dua hari lagi untuk membicarakan
tentang jadwal kegiatan harian kakak ibukuntuk persiapan di rumah.
Jam berapa ibuk bisa datang?
Assalammualaikum wr wb
Perawat :Assalamualaikum Buk, karena besok kakak ibuk sudah boleh pulang,
maka sesuai janji kita sekarang ketemu untuk membicarakan jadwal
ibuk selama dirumah. Bagaimana buk selama ibuk membesuk apakah
sudah terus dilatih cara merawat kakak ibuk?
Adik :Baik Sus, saya sering mengingatkan kakak saya untuk terus
menjalankan kegiatan tersebut.
Perawat : Nah sekarang kita bicarakan jadwal kakak ibuk di rumah? Mari kita
duduk di ruang perawat!
Adik :Baiklah, Sus. Saya dan keluarga saya akan berusaha untuk memantau
kondisi kakak saya dan mengingatkan untuk terus melaksanakan
kegiatan yang ia dapat selama di rumah sakit.
2) Terminasi
Adik : tidak buk, saya tidak ada petanyaan, saya sudah paham.
A.Pengertian
Analisa proses interaksi (API) (the interactional process analysis) merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi
yang terjadi antara perawat dan klien.
B.Tujuan API
3. Memberi dasar belajar artinya berupa alat untuk mengkaji kemampuan perawat (mahasiswa) dalam berinteraksi dengan klien, dan data bagi CI /
supervisor / pembimbing untuk memberi arahan
4. Meningkatkan kepekaan perawat terhadap kebutuhan klien, serta mempermudah perkembangan dan perubahan pendekatan perawat
1.Pencatatan dan pelaporan merupakan alat komunikasi antar tim keperawatan dan tim kesehatan
2.Aspek yang penting dicatat dan dilaporkan dalam keperawatan jiwa adalah pola perilaku dan hubungan interpersonal perawat-klien.
Ada 5 macam catatan :
2.Catatan interaksi
Analisa proses interaksi merupakan alat kerja yang dipakai perawat (mahasiswa) untuk memahami interaksi yang terjadi antara perawat dan klien.
Semua pasien dapat dilakukan API.
D.Komponen API
Lingkungan : Jam :
Analisa
Komunikasi Non Analisa berpusat
Komunikasi Verbal berpusat pada Rasional
Verbal pada klien
perawat
K K K
………………….. ………................ …………………
P ……………….. P ……………..
K ………………. K ………………
Dst …………….
Keterangan :
1. Inisial klien : tulis inisial bukan nama lengkap
2. Status interaksi : pertemuan ke berapa dan fase berhubungan
3. ingkungan :
Tempat interaksi
Situasi tempat interaksi
Posisi mahasiwa dan klien
4. Deskripsi klien : penampilan umum klien.
5. Tujuan :
Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit
Tujuan ini berpusat pada klien
Tujuan terkait dengan proses keperawatan klien
6. Komunikasi verbal : ucapan verbal perawat dan klien
7. Komunikasi non verbal : non verbal klien dan perawat pada saat bicara atau saat mendengar
8. Analisa berpusat pada perawat :
a. Perasaan sendiri
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri & menunjukkan peningkatan kemampuan untuk menjelaskan riwayat / latar belakang dan
analisa, apa dan mengapa perasaan itu muncul.
d. Tujuan interaksi
Perawat berperan sebagai apa ?dan pasien sebagai apa ?
Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi ?
Bagaimana seharusnya mereka berinteraksi ?
Bagaimana proses ?
9.Analisa berpusat pada klien :
c. Perasaan klien
Temukan / cari arti tingkah laku klien, identifikasi dan diskusikan keadaan perasaan klien, bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat
d. Kebutuhan klien
Cari kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interkasi yang baru terjadi, interaksi sebelumnya, riwayat klien dari teori.
Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal : berikan alasan teoritis intervensi anda atau intervensi lain dan tunjukkan peningkatan
kemampuan dalam mendiskusikan tingkah laku klien dalam rangka teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap teori-teori lain yang dikenal.
ANALISA PROSES INTERAKSI
K: “Iya Sus.”
P: “Apakah Ibu tahu apa P: kontak mata baik, Perawat senang karena Klien menjawab dan Menggali Pengetahuan
itu Halusinasi?” tersenyum pada klien pasien dapat mengungkapkan definisi awal pasien tentang
badan condong ke arah mengungkapkan halusinasi. halusinasi sehingga
pasien pengetahuannya. memudahkan mencapai
K: tersenyum dan kontak tujuan perawat.
mata baik.
K: “Sepemahaman saya K: menjawab dengan tegas
halusinasi itu mendengar dan intonasi suara baik
atau melihat sesuatu yang P: fokus dengan
tidak nyata.” pembicaraan klien
P: “Halusinasi itu artinya P: kontak mata baik, Perawat mencoba Klien tampak bersemangat Memberikan arti dan
tidak nyata. Jadi halusinasi perhatian penuh pada klien menjelaskan kepada pasien dalam merespon penjelasan penjelasan tentang
adalah gangguan persepsi K: mendengar dengan tentang halusinasi dan fokus pada topik masalah yang sedang di
sensori (halusinasi seksama dan pembicaraan hadapi pasien.
pendengaran) yang memperhatikan
diperoleh seseorang tanpa pembicaraan dengan
ada stimulus eksternal perawat
sehingga hanya orang
tersebut yang merasa
adanya stimulus.
P:”kapan suara itu muncul P : Fokus pada klien Badan Perawat berusaha menggali Klien tampak terbuka dan Agar mengetahui seberapa
dan sehari berapa kali condong ke depan, ekspresi waktu dan frekuensi mau menyebutkan waktu dan besar klien dipengaruhi
Bu?” wajah tenang, sikap terbuka terjadinya halusinasi frekuensi halusinasi oleh halusinasi.
K : Kontak mata baik,
K: “suara itu muncul pada Berbicara menghadap
saat pagi dan malam hari, perawat, wajah agak,
suara itu sering sekali tegang.
muncul
P: “pada saat Ibu lagi P : Fokus pada klien Perawat berusaha menggali Klien tampak terbuka dan Agar mengetahui situasi
ngapain suara itu muncul Badan condong ke situasi dan kondisi yang mau menyebutkan situasi dan yang menjadi pemicu
dan suara itu menghilang depan, ekspresi wajah menimbulkan halusinasi kondisi saat terjadinya adanya halusinasi
saat Ibu lagi ngapain” tenang, sikap terbuka halusinasi
K: “Baik Sus,
terimakasih saya sudah
diberitahu.”
P: “Nah setelah saya P: kontak mata baik, Perawat berharap pasien Klien mulai bersemangat saat Klien melakukan
jelaskan tadi, coba Ibu perhatian penuh pada klien dapat menjelaskan dan menjelaskan dan remodelling untuk
ulangi bagaimana caranya K: mendengar dan memperagakan kembali memperagakan kembali cara Mengontrol halusinasi
Bu. Kemudian Ibu memandang perawat, cara mengontrol halusinasi mengontrol halusinasi dengan dengan menghardik
praktekkan cara mempraktekkan tarik dengan menghardik menghardik
menghardik .” napas dalam.
K: “fokuskan pikiran
sambil menutup mata dan
telinga, kemudian katakan
pergi kamu suara palsu
kamu tidak nyata, saya
tidak dengar dan saya
khoirul bukan titisan sunan
kalijaga”
P: “Ya benar sekali Mas, P: kontak mata baik, Perawat berharap Klien mulai bersemangat Penguatan terhadap
mas bisa menyebutkan dan perhatian penuh pada klien pemberian penjelasan dapat terhadap topik pembicaraan penjelasan penting untuk
mempraktikan dengan K: mendengar dengan menambah pemahaman klin meningkatkan pemahaman
benar.” seksama penjelasan terhadap penjelasan klien.
perawat sebelumnya
P: “Mas bisa melakukan P: kontak mata baik, Perawat berharap Klien mulai bersemangat Agar pasien terjadwal
cara menghardik, kita perhatian penuh pada klien pasien dapat melakukan untuk mengontrol halusinasi untuk latihan menghardik
masukkan ke dalam jadwal K: mendengar dengan menghardik. dengan menghardik
kegiatan, dilakukan dua seksama penjelasan
kali dalam sehari ya mas”. perawat
K: “Ya terimakasih.”
P: “mas bisa melakukan P: kontak mata baik, Perawat membuat jadwal Klien tampak memahami dan Klien bersedia melakukan
latihan menghardik 2x tersenyum pada klien untuk kegiatan latihan menyetujui latihan latihan mengontrol
dalam sehari. K: sedikit tersenyum dan menghardik dalam menghardik. halusinasi dengan
kontak mata baik, mengontrol halusinasi. menghardik
K: “Ya mas, akan saya menganggukkan kepala
lakukan
P “Baik pak, kita akan P:tersenyum, berjabat Perawat mengakhiri Klien berespon untuk Klien bersedia melakukan
berdiskusi kembali besok tangan, berdiri sambil interaksi dengan baik mengakhiri interaksi dengan pertemuan kembali.
pukul 09.00 WIB dengan mempersilahkan klien baik Salam penutup dapat
topik mengontrol melanjutkan kegiatan berfungsi untuk
halusinasi dengan minum mengakhiri pertemuan
obat, selama 15 menit K: menerima jabat tangan, dengan baik.
diruangan ini ya mas. Saya berdiri.
permisi dulu, sampai
bertemu lagi