Anda di halaman 1dari 48

PERTANYAAN

WAWANCARA / TELUSUR HPK


Bila ada pasien baru mendaftar , pasien tersebut adalah
pasien baru pertama kali berobat, apa saja yang anda
lakukan, tolong jelaskan ?

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya siapkan formulir pendaftaran, dan form
general consent serta leaflet Hak dan kewajiban
pasien. Kemudian jelaskan form dan leaflet tsb
secara singkat , verifikasi kembali dan sampaikan
bila ingin penjelasan lebih lanjut silahkan
hubungi petugas di no: telpon………

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


SPO HAK DAN KEWAJIBAN PASIEN DAN KELUARGA

1. Ucapkan salam.
2. Perkenalkan diri dan jelaskan tugas dan peran anda.
3. Pastikan identitas diri pasien dan atau keluarganya.
4. Jelaskan materi tentang hak pasien dan keluarga.
5. Lakukan verifikasi kepada pasien dan atau keluarga tentang
Prosedur materi hak pasien dan keluarga yang telah diberikan.
6. Berikan formulir materi hak pasien dan keluarga untuk
ditandatangani oleh pasien dan atau keluarga.
7. Berikan nomor telepon yang bisa dihubungi jika sewaktu-waktu
diperlukan.
8. Ucapkan terima kasih dan semoga anda mendapatkan pelayanan
yang memuaskan.

1. Instalasi Gawat Darurat,

2. Instalasi Rawat Jalan


Unit Terkait
3. Instalasi Rawat Inap
HAK PASIEN: UURS No. 44/2009 PASAL 32

HAM

PELAYANAN INFORMASI

HPK

MENENTUK
AN
HUKUM
NASIBNYA
SENDIRI

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


HPK : INFORMASI
1. Informasi mengenai tata tertib dan peraturan RS
2. Informasi tentang Hak dan kewajiban pasien
3. Informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara
tindakan medis, tujuan tindakan medis, alternatif
tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin
terjadi, dan prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
4. Second opinion: meminta konsultasi tentang
penyakit yang dideritanya kepada dokter lain yang
mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam
maupun di luar Rumah Sakit;  

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


HPK: HAM
1. Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan
tanpa diskriminasi 
2. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan
yang dianutnya selama hal itu tidak mengganggu
pasien lainnya
3. Menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak
sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya
4. Mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang
diderita termasuk data-data medisnya
5. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya
selama dalam perawatan di Rumah Sakit  
Komisi Akreditasi Rumah Sakit
HAK PELAYANAN
1. Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
2. Memperoleh layanan yang efektif dan efisien
sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan
materi
3. Memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan peraturan yang berlaku di Rumah
Sakit  

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


HPK: HUKUM
1. Mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang
didapatkan  
2. Menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana 
3. Mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak
sesuai dengan standar pelayanan melalui media
cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
4. Mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan
Rumah Sakit terhadap dirinya;

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


HPK : MENENTUKAN NASIBNYA SENDIRI

1. Memberikan persetujuan atau menolak atas


tindakan yang akan dilakukan oleh tenaga kesehatan
terhadap penyakit yang dideritanya
2. Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Bila ada pasien yg meminta
pelayanan kerohanian, apa yg akan
anda lakukan, tolong dijelaskan ?

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya siapkan form permintaan
layanan kerohanian kemudian
jelaskan form tsb, sesuai dengan
SPO.
SPO PELAYANAN KEROHANIAN SESEWAKTU
Prose- 1. Pre Interaksi
dur Pelajari berkas rekam medis pasien
Pelajari kondisi klinis dan psikologi Klien
2. Orientasi/Perkenalan
Lakukan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun)
Lakukan Kontrak Waktu
3. Interaksi
a. Mengkaji kebutuhan pelayanan kerohanian serta
mengidentifikasi agama dan keyakinan pasien,
b. Pasien atau keluarga menyatakan keinginan dan kebutuhan
kerohanian kepada petugas ruangan,
c. Petugas memberikan formulir permintaan pelayanan kerohanian
kepada pasien atau keluarganya untuk diisi,
d. Petugas melakukan klarifikasi dan verifikasi terhadap formulir
yang diisi,
e. Petugas menghubungi Tim pelayanan kerohanian Rumah Sakit
Umum Daerah,
f. Tim pelayanan kerohanian RSUD Lewoleba menghubungi
Pendamping kerohanian untuk memberikan pelayanan
kerohanian,
Prosed g . Petugas ruangan mempersiapkan pasien dan keluarga untuk
ur menerima pelayanan kerohanian sesuai agama dan keyakinannya,
h. Pendamping kerohanian melaksanakan pendampingan sesuai ritual
agama dan keyakinan pasien,
i. Petugas ruangan tetap mendampingi pasien selama pelaksanaan
pendampingan kerohanian sambil mengobservasi keadaan umum
pasien,
j. Setelah pelaksanaan pelayanan kerohanian diberikan, petugas
mempersilahkan pasien beristirahat kembali, dan
k. Khusus pada pasien yang menderita penyakit Corona Virus Diseases
2019 ( Covid ‘19) Semua pendampingan kerohanian dilakukan melalui
moda Daring: audio visual.
4. Terminasi
a. Petugas mengucapkan terima kasih.
b. Terimakasih
c. Kontrak Waktu Selanjutnya
d. Salam
e. Pendamping kerohanian menandatangani format permintaan
pelayanan kerohanian yang sudah diisi dan penyerahkan ke
petugas yang bertugas dan meninggalkan Ruang Rawat.
SPO PELAYANAN KEROHANIAN RUTIN

PROSE I. Pre Interaksi


DUR Pelajari berkas rekam medis pasien,
Pelajari dari kondisi klinis dan psikologi klien.
II. Orientasi/Perkenalan
Lakukan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), dan
Lakukan Kontrak Waktu
III. Interaksi
1. Mengkaji kebutuhan pelayanan kerohanian semua pasien yang
sedang dirawat di ruang rawat,
2. Petugas menyampaikan informasi tentang pelayanan kerohanian
rutin sesuai jadwal ke pasien dan atau keluarganya,
3. Pasien menyatakan keinginan dan kebutuhan kerohanian sesuai
agama dan keyakinannya kepada petugas,
4. Petugas mengisi formulir permintaan pelayanan kerohanian semua
pasien yang sedang dirawat sesuai dengan agama dan keyakinan
pasien,
5. Petugas ruangan menghubungi tim pelayanan kerohanian di
Rumah Sakit Umum Daerah Lewoleba dan menyampaikan data
pasien.
Prose 6 . Tim pelayanan kerohanian RSUD Lewolena mendata semua pasien
dur yang dapat mengikuti pendampingan kerohanian dari semua ruang
rawat,
7. Tim pelayanan kerohanian RSUD Lewoleba menyampaikan data
pasien tersebut ke petugas pendampingan kerohanian Kementrian
Agama Kabupaten Lembata,
8. Petugas ruangan mempersiapkan semua pasien yang dapat
mengikuti pendampingan kerohanian
9. Petugas Pendamping Kerohanian dari Kementrian Agama
Kabupaten Lembata, melaksanakan pendampingan kerohanian
sesuai jadwal yang ditetapkan, di ruang rawat pasien atau melalui
media Audio di Rumah Sakit,
10. Saat Pelayanan kerohanian berlangsung petugas ruangan tetap
mendampingi pasien sambil memantau kondisi pasien yang di
layani,
11. Setelah selesai Pelayanan pasien dipersilahkan istirahat kembali ,
dan
12. Khusus pada pasien yang menderita penyakit Corona Diseases 2019
( Covid ‘19) Semua pendampingan kerohanian dilakukan melalui
moda Daring: audiovisual
Prosedur IV. Terminasi
1. Petugas mengucapkan terima kasih,
2. Terima Kasih,
3. Kontrak Waktu Selanjutnya,
4. Salam,
5. Tim pelayanan kerohanian dari Kementrian
agama Kabupaten Lembata di persilahkan
menandatangani format permintaan pelayanan
kerohanian sebagai bukti pemberian
pendampingan kerohanian. Dan
6. Tim pendamping kerohanian dipersilahkan
meninggalkan ruang rawat

Unit terkait Instalasi Rawat Inap


Instalasi Gawat Darurat
Apabila ada pasien datang ke IGD dengan tak sadarkan
diri, sedang pasien tersebut terdapat barang barang
berharga yang melekat pada diriya , apa yang anda
lakukan tolong djelaskan? dan bagaimana sikap anda
apabila ada pasien yang membawa perhiasan dan barang
berharga lainnya

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya ambil form prosedur penyimpanan harta benda milik
pasien yg tidak sadar, dan saya minta seorang teman/ satpam
sebagai saksi ,melepaskan semua barang bergharga pasien,
mencatat dalam formulir ,menyimpan barang’ tsb dalam
kantung plastik dan menyerahkan ke satpam untuk
diamankan dalam lemari terkunci sesuai prosedur.
Formulir penitipan barang milik pasien

Nama pasien :
Tanggal Lahir :
RM :

Kondisi Barang Saat

No. Jenis Barang Jumlah Dititipkan

Baik Buruk

Saksi
Security Saksi RS
Pengantar Pasien

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


apa yang anda lakukan bila ada pengunjung
pasien yang menanyakan tentang diagnose
pasien, tolong jelaskan?

Ambil formulir general consent, lihat daftar


nama keluarga pasien yg berhak mendapatkan
keterangan.
Konfirmasikan identitas pengunjung pasien
tersebut, bila ada dalam daftar , arahkan
pengunjung tsb untuk mendapatkan informasi
tersebut dari DPJP atau perawa/bidant yang
deberikan kewenangan.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Tolong jelaskan apa yang anda
lakukan bila ada pasen yang
minta pulang atas permintaan
sendiri

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya ambil formulir APS, saya jelaskan kepada
pasien , bila pasien tetap memita pulang maka
saya wajib meminta keluarga/pasien mengisi
formulir APS dan menandatangani formulir tsb
dan berpesan RS akan tetap menerima pasien
bila selama dirumah mengalami sakit
FORMULIR
PULANG ATAS PERMINTAAN PASIEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama pasien/keluarga :
Tanggal lahir :
No RM :
Dengan ini menyatakan permintaan untuk menghentikan perawatan/pengobatan
(keduanya atau coret salah satu) dan meminta pulang atas permintaan sendiri.
Sebagai pasien saya telah mendapat penjelasan tentang :
•Hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
•Tentang konsekuensi dari keputusan saya untuk pulang atas permintaan sendiri
•Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut
•Tersedianya alternative pelayanan dan pengobatan untuk pengobatan lanjutan
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga akibat dari
keputusan saya pulang atas permintaan sendiri.

Lewoleba ,........................

Pasien Saksi

(……………………………………….) (……………………………………………)

Sutoto KARS 24
Apa yang anda lakukan bila
pasien/keluarga menolak
resusitasi, tolong jelaskan ?

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya ambil dua formulir DNR
(1.Surat pernyataan DNR untk
ditandantangani pasien, dan
2. Surat perintah DNR untk di tanda tangani
Dr)
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit, agar tidak
dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan henti nafas (tak ada
pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau pengobatan, atau
tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.
 Nama pasien : ………………………………………………..
 Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis lainnya
untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
 Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT
RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
 Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non invasive,
mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri. TIDAK
MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah pasien
diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
 Pasien
 Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
 Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
 Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan perintah DNR
berdasarkan pada :
 Instruksi pasien sebelumnya atau
 Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan hasil yang
tidak efektif
TANDA TANGAN DOKTER: ………………………………………….
Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:…………………………… No Telepon:…………………Tgl :…….………….
Sutoto KARS 27
SURAT PERNYATAAN
MENOLAK PELAYANAN RESUSITASI, MENUNDA ATAU MELEPAS BANTUAN HIDUP
DASAR (DO NOT RESUCITATE)
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama :.................................................
Tanggal lahir :.................................................
Dengan ini saya menyatakan bahwa saya membuat keputusan/menyetujui perintah do
not reuscitase (jangan di resusitasi), kepada pasien atas nama:
Nama : .................................................
Tanggal lahir :.................................................
No. RM : .................................................
Saya menyatakan bahwa jika jantung keluarga saya berhenti berdetak atau jika berhenti
bernapas, saya menolak untuk dilakukan pompa jantung untuk mengembalikan fungsi
jantung dan paru-paru yang di lakukan staf rumah sakit, namun tidak terbatas pada
staf layanan medis darurat.
Saya memahami bahwa keputusan ini tidak akan mencegah saya menerima pelayanan
lainnya seperti pemberian maneuver Heimlich atau pemberian oksigen dan langkah-
langkah perawatan untuk meningkatkan kenyamanan lainnya.
Saya memberikan ijin agar informasi ini diberikan kepada seluruh staf rumah sakit dan
saya memahami bahwa saya dapat mencabut pernyataan ini setiap saat.
Yang Menyatakan Saksi I Saksi II
(…………………….) (…………….…………) (…………………………)
Apa yang anda lakukan bila ada pasien rawat
inap yang mengeluh nyeri , silahkan untuk
dijelaskan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Saya ambil form asesmen nyeri dan
saya lakukan asesmen nyeri sesuai
form asesmen.
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
P:……………………………………………………………………………………………………………………………………
Q:…………………………………………………………………………………………………………………………………..
R:……………………………………………………………………………………………………………………………………
S:……………………………………………………………………………………………………………………………………
T:……………………………………………………………………………………………………………………………………

Scala Nyeri

Keterangan:
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri  apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa, benturan ?
Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit, berdenyut,
ditusuk jarum, dll?
R=Regio/Radiasi  Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
S=Severity/Skala : seberapa berat  pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit itu
datang dan pergi atau itu terus menerus?

Sutoto KARS 31
HPK 2.6 PELAYANAN PASIEN PADA AKHIR KEHIDUPAN

Keadaan Terminal adalah suatu keadaan sakit dimana


menurut akal sehat tidak ada harapan lagi bagi si sakit
untuk sembuh.

Tujuan :
Agar pasien mendapatkan ketenangan dalam proses
menuju kematian
Prosedur Melakukan asesmen Tanda-tanda Klinis Menjelang Kematian

1. Kehilangan Tonus Otot, yang ditandai dengan :


a. Relaksasi otot muka sehingga dagu menjadi turun.
Kesulitan dalam berbicara, proses menelan dan hilangnya
reflek menelan.
b. Penurunan kegiatan traktus gastrointestinal ditandai:
nausea, muntah, perut kembung, obstipasi.
c. Penurunan control spinkter urinari dan rectal.
Gerakan tubuh yang terbatas.

2. Kelambatan dalam Sirkulasi, yang ditandai dengan :


a. Kemunduran dalam sensasi.
b. Cyanosis pada daerah ekstermitas.
c. Kulit dingin, pertama kali pada daerah kaki, kemudian
tangan, telinga dan hidung.
•Prosedu •4. Perubahan-perubahan dalam tanda-tanda vital
r •Nadi lambat dan lemah. 
•Tekanan darah turun.
•Pernafasan cepat, cepat dangkal dan tidak teratur.
5. Gangguan Sensori
•Penglihatan kabur.
•Gangguan penciuman dan perabaan
6. Tanda-tanda Klinis Saat menjelang Meninggal
 Pupil mata melebar.
Tidak mampu untuk bergerak.
 Kehilangan reflek.
 Nadi cepat dan kecil.
 Pernafasan chyene-stoke dan ngorok.
 Tekanan darah sangat rendah
 Mata dapat tertutup atau agak terbuka.
Tanda-tanda Meninggal secara klinis :
1. Tidak ada respon terhadap rangsangan dari luar secara total.
 2.Tidak adanya gerak dari otot, khususnya pernafasan.
3. Tidak ada reflek.
4. Gambaran mendatar pada EKG.
Tindakan pada pasien tahap terminal atau menjelang kematian:
A (airways) : memastikan bahwa jalan nafas paten.
Posisi head tilt chin lift
Pasang oropharyngeal tube
Pasang nasopharyngeal tube
Pasang endotracheal tube
B (breathing) : memastikan bahwa dada bisa mengembang simetris dan
adekuat.
Pemberian oksigen lewat selang maupun masker 
Pemberian nafas bantuan bila apneu
C (circulation) : memastikan bahwa sirkulasi cukup, akral hangat,
produksi urin cukup.
Pemberian cairan infuse
Pemberian obat-obatan jantung :
Pemberian obat-obatan vasokonstrictor :
Pemantauan produksi urine lewat kateter kencing. 
Selain itu pasien juga berhak untuk : Kebutuhan – kebutuhan
jasmaniah
Menghilangkan rasa nyeri dengan memberikan anti nyeri, mengubah
posisi tidur dan perawatan fisik.
Memenuhi kebutuhan nutrisi melalui cairan parenteraldan atau
enteral.

Kebutuhan – kebutuhan emosi


Menenangkan pasien apabila mengalami ketakutan yang hebat
(ketakutan yang timbul akibat menyadari bahwa dirinya tak mampu
mencegah kematian).
Mendampingi pasien yang ingin memperbincangkan tentang
kehidupan di masalalu dan kemudian hari,
Memberikan kesempatan kepada keluarga pasien untuk memberikan
tuntunan menjelang ajal sesuai agama dan kebudayaan setempat

Khusus pada pasien Terminal dengan Covid 19


tuntunan/pendampingan kerohanian dilakukan dengan moda dering
suara dan atau video difasilitasi petugas yang sedang betugas

Unit Instalasi Rawat inap, Instalasi Gawat Darurat, RM


terkait
Kepada Dr/Prwt:  Apa yang anda
lakukan bila ada pasien yang
complain tentang pelayanan Dr/RS ?
Tolong jelaskan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


1. Saya saya ajak pasien /keluarga ke Nurs station ,
persilahkan pasien duduk dan
mendengarkankeluhannya, saya catat keluhannya
dan saya berjanji akan melakukan penelitian dan
akan menganalisa serta akan melibatkan keluarga
pasien dalam penyelesaian komplain ini
2.Saya jelaskan bahwa seluruh proses penangan
komplain tersebut tidak mempengaruhi
konsistensi pelayanan

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Silahkan jelaskan bagaimana anda
Meminta informed consent ? 2.Bagaimana anda
memastikan bahwa tindakan atau suatu
pengobatan/prosedur memerlukan informed
consent ?

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


1.Saya ambil form informed consent dan saya jelaskan
proses pemberian informasi dan proses meminta
persetujuan
2. Saya melihat ke daftar tindakan/pengobatan/prosedur
yang memerlukan informed consent untuk memastikan
hal tsb.
Bagaimana anda memastikan bahwa tindakan
atau suatu pengobatan/prosedur memerlukan
informed consent ?

Saya melihat ke daftar


tindakan/pengobatan/prosedur yang
memerlukan informed consent untuk
memastikan hal tsb.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Apa nda lakukan bila ada pengunjung di luar
jam kunjang ?

Saya menjelaskan tentang jam


berkunjung, mencatat identitas,
menanyakan ke petugas ruangan
kesediaan pasien utk dikunjungi dan
memberikan kartu kunjungan.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Bagaimana anda memastikan bahwa suatu tindakan /
prosedur / pengobatan itu membutuhkan informed
consent (DPJP)?

Saya melihat daftar tindakan yang perlu


Informed consent.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Siapa yang dianggap kompeten untuk menanda
tangani informed consent (D) ?

Ayah, ibu ,suami/istri, saudara


kandung (>18 tahun), sehat jasmani
rohani, dan mampu berkomunikasi
secara wajar. Atau Pengampu.

Komisi Akreditasi Rumah Sakit


Persetujuan (Consent)
1. General consent (persetujuan Umum)
• Persetujuan perawatan dan pegobatan (bagi
semua tindakan, prosedur, pengobatan yang
berisiko rendah) selama di RS

2. Informed consent
• Untuk tindakan, prosedur, pengobatan
berisiko tinggi, tranfusi darah dan produk
darah dan anestesi
Sutoto KARS 45
SIAPA YG WAJIB MEMBERIKAN PENJELASAN
(PMK Nomer 290/2008)

Sutoto KARS 46
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten.
(PMK 290/2008)pasal 1 nomer 7

Landasan hukum anak :


Berdasarkan UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak > = 18 tahun dianggap sudah bukan anak-anak.
Berdasarkan KUHP  umur >= 21 th atau telah menikah
dianggap sebagai orang dewasa
 47
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk
memberikan persetujuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat
diberikan oleh keluarga terdekat atau
pengampunya

PMK Sutoto
290/2008
KARS tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran 48

Anda mungkin juga menyukai