Anda di halaman 1dari 25

MODEL PERILAKU PEMILIH MILENIAL

DALAM PEMILIHAN BUPATI KONAWE


SELATAN TAHUN 2020

Oleh
Heri Ishaq Stiawan
NIM
C1E117022
LATAR BELAKANG
• Dalam pemilihan umum di Indonesia pemilih milenial adalah
sebagai peserta pemilu terbanyak pada kategori usia. Generasi
milenial menjadi pusat perhatian di berbagai bidang.
• Posisi yang sangat strategis dalam perkembangan generasi di
Indonesia menjadikan generasi milenial ini selalu mendapat
perhatian dan diperebutkan perhatiannya oleh berbagai pihak
termasuk salah satunya dalam ranah politik
 

• Data KPU tahun 2018, menunjukkan bahwa jumlah yang


lebih dari 40 juta jiwa menjadikan generasi milenial
sebagai ceruk suara yang strategis dalam meraih
kekuasaan
• Menurut data BPS tahun 2020, jumlah penduduk di
Konawe Selatan dengan rentan usia antara 20-39 tahun
sebanyak 100.862 jiwa, terdiri dari 51.334 laki-laki dan
49.530 perempuan.
• Artinya secara kuantitas jumlah penduduk milenial
Kabupaten Konawe Selatan adalah sebesar 49,2% dari
total DPT yang ditetapkan oleh KPU Kabupaten Konawe
Selatan.
• Morissan (2016) menemukan bahwa 73,2% generasi muda,
yang berusia 17-22 tahun dan masuk kedalam kategori
milenial, menggunakan hak pilihnya pada pemilu legislatif.
80% diantaranya ingin terlibat dalam pemilihan umum berupa
pemilihan eksekutif dan presiden.
Rumusan Masalah
• Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimana model perilaku politik kaum milenial dalam
Pemilihan Kepala Daerah di Kabupaten Konawe Selatan Tahun
2020?
Manfaat Penelitian

• Manfaat Teoritis
• penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan informasi
dan pengetahuan mengenai model perilaku memilih generasi
milenial pada pemilihan umum 2020 di Kabupaten Konawe
Selatan, bagi pembaca khususnya bagi akademisi Ilmu Politik
di FISIP UHO.
• Manfaat Praktis
• Secara Praktis, hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi masukan bagi pihak yang ingin mengetahui model
perilaku memilih generasi milenial pada pemilihan umum
tahun 2020 di Kabupaten Konawe Selatan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
• Pengertian Generasi Milenial

Generasi milenial lahir setelah tahun 1980 dan memasuki


awal tahun 2000 (Deal, Altman, & Rogelberg, 2010).
Generasi ini dinamakan milenial karena lahir menjelang
milenium baru saat pengaruh teknologi digital berkembang
pesat (Smith & Nichols, 2015).
• Menurut Manheim (1952), generasi adalah suatu konstruksi
sosial dimana didalamnya terdapat sekelompok orang
yang memiliki kesamaan umur dan pengalaman historis
yang sama
• Mannheim (1952) menjelaskan bahwa individu yang menjadi
bagian dari satu generasi, adalah mereka yang memiliki
kesamaan tahun lahir dalam rentang waktu 20 tahun dan
berada dalam dimensi sosial dan dimensi sejarah yang sama.
• Generasi milenial memiliki minat yang berbeda dari generasi-
generasi sebelumnya. Hasil riset yang dirilis oleh Pew
Research Center misalnya soal penggunaan teknologi dan
budaya pop/musik.
• Kehidupan generasi milenial tidak bisa dilepaskan dari
teknologi terutama internet, entertainment/hiburan sudah
menjadi kebutuhan pokok bagi generasi ini
Perilaku Politik
• Pengertian Perilaku Politik
• Perilaku politik pada umumnya ditentukan oleh faktor internal
dari individu itu sendiri seperti idealisme, tingkat kecerdasan,
kehendak hati dan oleh faktor eksternal (kondisi lingkungan)
seperti kehidupan beragama, sosial, politik, ekonomi, dan
sebagainya yang mengelilinginya
• Menurut Surbakti (2010) bahwa perilaku politik adalah
kegiatan yang berkenaan dengan proses pembuatan
keputusan politik.
• Perilaku politik meliputi tanggapan internal seperti persepsi,
sikap, orientasi dan keyakinan serta tindakan-tindakan nyata
seperti pemberian suara, protes, lobi dan sebagainya.
Perilaku Pemilih voter
behaviour
• Dalam konteks pemilihan umum, perilaku memilih merupakan
suatu tindakan yang bersifat individual, ini disebabkan adanya
otoritas penuh kepada individu yang telah memenuhi
persyaratan khusus sebagai warga negara untuk menentukan
sendiri pilihan politiknya dalam hal ini pemberian suara
(voting)..
• perilaku memilih adalah suatu studi yang memusatkan diri
pada bidang yang menggeluti kebiasaan atau kecenderungan
pilihan rakyat dalam pemilihan umum, serta latar belakang
mengapa mereka melakukan itu
• Menurut Gaffar dalam Yustiningrum (2015) perilaku memilih
dapat dilihat dengan tiga model pendekatan yaitu :
Sosiologis
• Asumsi dasar dari pendekatan ini adalah bahwa setiap individu
terikat dalam berbagai lingkaran sosial seperti keluarga,
agama, ideologi, tempat kerja, wilayah tempat tinggal dan
sebagainya. Setiap individu didorong untuk menyesuaikan diri
sehingga perilaku dapat diterima oleh lingkungan sosialnya.
• Hal ini juga sejalan dengan konteks memilih dalam pemilihan
umum, berdasarkan pendekatan ini memilih sebenarnya
bukan sepenuhnya berdasar oleh pengalaman pribadi saja,
tetapi suatu pengalaman kelompok.
Pendekatan Psikologi

• Pendekatan ini menempatkan individu sebagai pusat


perhatian, Berdasarkan teori Dieter Roth dalam Yustiningrum
(2014), ada tiga pusat perhatian dari pendekatan psikologis,
yaitu :
• Orientasi terhadap kandidat
• Persepsi dan penilaian pribadi terhadap tema-tema yang diangkat
• Identifikasi partai atau partisanship
• Berdasarkan pendekatan ini, yang berpengaruh langsung
terhadap perilaku pemilih tidak dapat dilihat hanya dari
struktur sosial sebagaimana yang dikemukakan dalam mazhab
Columbia
• tetapi berdasarkan faktor jangka pendek dan jangka
panjangnya kepada pemilih. Persepsi dan penilaian pribadi
terhadap sang kandidat atau partai politik dan isu-isu atau
tema-tema yang diangkat (pengaruh jangka pendek) sangat
berpengaruh atas pilihan politiknya pada pemilu
Pilihan rasional
• Teori ini di bangun dari kombinasi teori-teori aksi sosial dan
ekonomi tentang rasionalitas. Downs mendefinisikan
rasionalitas sebagai usaha untuk mencapai tujuan dengan cara
yang paling rasionable
• paling rasionable adalah cara dimana seseorang, berdasarkan
pengetahuan terbaik yang dimilikinya, mewujudkan tujuannya
dengan menggunakan input sumber daya yang paling sedikit.
Dengan kata lain, seorang individu yang rasional tertarik
terhadap cara yang biayanya paling efektif dalam
memaksimalkan apa yang ia peroleh.
• Dalam konteks pemilu pendekatan ini pada dasarnya
menekankan pada motivasi individu untuk memilih atau tidak
dan bagaimana memilih berdasarkan kalkulasi mengenai
keuntungan yang diakibatkan dari keputusan yang dipilih
BAB III
METODE PENELITIAN
• Lokasi dan Waktu Penelitian
• Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Konawe Selatan,
dimulai pada bulan juli sampai dengan agusutus 2022
• Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kualitatif.
Informan Penelitian

• Termasuk kedalam kriteria Generasi milenial, atau


generasi yang lahir antara tahun 1980-1990an.
• Berdomisili di kabupaten Konawe Selatan
• Turut aktif dalam Pemilukada di Kabupaten konawe
Selatan tahun 2020.

• Teknik pengambilan sampel


menggunakan purposive sampel adalah penentuan sampel
dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu yang
dimaksudkan dalam hal ini adalah informan yang dipilih
dianggap paling memahami tentang masalah yang akan diteliti.
Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara
merupakan salah satu cara pengumpulan data dengan cara
menanyakan masalah-masalah yang diangkat ke permukaan
dalam penelitian kepada narasumber
• Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan
untuk mengumpulkan data atau keperluan yang diperlukan
sebanyak-banyaknya dan yang ada hubungannya dengan
penelitian ini untuk diambil data yang paling akurat
2. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data dengan
mencari data mengenai hal-hal variabel berupa catatan transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan
dokumen lainnya yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian
Sekian Dan Terima
Kasih.
Wassalamualikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai