Anda di halaman 1dari 50

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu Alaikum Wr. Wb


ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn”A”
DENGAN DIAGNOSA OPEN FRAKTUR DIGITI II PEDIS
SINISTRA

LISMAH, S.Kep
NIM: D.19.07.082
Latar Belakang

 Fraktur merupakan salah satu penyebab cacat salah satunya akibat


suatu trauma karena kecelakaan. Fraktur yang terbanyak di Indonesia
yaitu fraktur ekstremitas bawah. Bagian tubuh yang banyak
mengalami cedera adalah ekstremitas bagian bawah (Riskesdas, 2018)
 Hal ini yang menyebabkan sedikit sekali orang beranggapan bahwa
kondisi ini mengancam jiwa padahal hipertensi merupakan penyebab
utama stroke, serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, dimensia
dan kematian premature. Apabila tidak ditanggapi dengan serius,
umur penderitanya bisa diperpendek 10-20 tahun (Sheps, 2005).
Badan kesehatan dunia mencacat di tahun 2011 terdapat lebih dari 5,6 juta
orang meninggal dikarenakan insiden kecelakan dan sekitar 1,3 juta orang
WHO 2011 mengalami kecacatan fisik. Salah satu insiden kecelakan yang memiliki prevalensi
cukup tinggi yaitu insiden fraktur ekstrimitas bawah sekitar 40% dari insiden
kecelakaan yang terjadi. Kecelakaan lalu lintas bisa mengakibatkan kerusakan
fisik hingga kematian.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) tahun 2013 didapatkan


Kementerian bahwa dari jumlah kecelakaan yang terjadi, terdapat 5,8% korban cedera atau
Kesehatan 2013 sekitar delapan juta orang mengalami fraktur dengan jenis fraktur yang paling
banyak terjadi yaitu fraktur pada bagian ekstremitas bawah sebesar 65,2% dan
ekstremitas atas sebesar 36,9%
Angka Kejadan Kecelakaan Di Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2019

Sulsel Kab. Sinjai

• 6.579 kasus • 122 kasu


Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Pada Tn”A”


dengan Diagnosa Open Fraktur Digiti II Pedis
Sinistra di Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD
Kabupaten Sinjai ?
Tujuan Umum

Melakukan asuhan keperawatan pada Tn”A” dengan diagnosa


open fraktur digiti II pedis sinistra di ruang instalasi gawat
darurat RSUD kabupaten Sinjai.
p
an
re
kci
n
at
gn
iak
Tujuan Khusus
s
an
aead
jvn
ad
iaki
al
ta
n
u
g
in
an
ksd
ko
eiaes
p
ae
kp
tae
ri
rka
n
n
ae
w
d
p
kw
aae
t
Ruang Lingkup

Adapun batasan penulisan karya ilmiah akhir ners asuhan


keperawatan pada Tn”A” dengan diagnosa open fraktur digiti II
pedis sinistra selama di ruang IGD selama 8 jam pada tanggal
20 juli 2020 di ruang instalasi gawat darurat RSUD Kabupaten
Sinjai.
Manfaat Penulisan

Bagi
Mahasiswa Lahan
Praktek
Institusi
Pendidikan Profesi
Keperawatan
Sistematika Penulisan
Bagian Awal

halaman judul

Lembar persetujuan

orisinalitas penulisan

kata pengantar

daftar isi
TINJAUAN PUSTAKA
Airway •menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau mengalami obstruksi total atau partial sambil mempertahankan tulang servikal.

P S
r u Breathing •Menilai pernapasanpasien balik Jumlah, ritme dan tipe pernafasan; Kesimetrisan pengembangan dada; deviasi trakea, Jejasnyeri tekan; suara nafas tambahan

i r
m v
Circulaton
a e
•menilai apakah jalan nafas paten (longgar) atau mengalami obstruksi total atau partial sambil mempertahankan tulang servikal.

r y
y Disability •Pemeriksaan tingkat kesadaran GCS atau status neurologis

Exposure •melihat dengan jelas apakah ada cedera yang lain dan mencegah terjadnya hipotermi pada pasien
SECONDARY SURVEY
Bagian dari survey sekunder
pada pasien cedera 1.
Anamn
muskuloskeletal adalah esa

anamnesis dan pemeriksaan 2,


Pemeri
fisik. tujuan dari survey ksaan
Fisik
sekunder adalah mencari
cedera cedera lain yang
mungkin terjadi pada pasien
sehingga tidak satupun Secondary Survey
terlewatkan dan tidak
terobati.
Fraktur

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang, yang biasanya


disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, ruptur
tendon, kerusakan pembuluh darah dan luka organ-organ tubuh dan
ditentukan sesuai jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai
stress lebih besar dari yang dapat diabsorbsinya (Smeltzer, 2001).
Etiologi

Trauma langsung/ direct

Trauma yang tak langsung/ indirect

fraktur patologis.

Kekerasan akibat tarikan otot.


Tinjauan kasus dan
pembahasan
pengkajian
Tn.A dengan jenis kelamin laki-laki, umur 32 tahun masuk di
IGD RSUD Sinjai pada pukul 10.00 Wita dengan keluhan nyeri
pada kaki kiri dialami sejak ± 30 menit yang lalu, riwayat
kecelakaan lalu lintas. Nampak luka robek akibat tulang yang
patah pada jari ke-2 kaki kiri ukuran 2x1x1 cm, perdarahan
aktif. TTV : TD :120/70 mmHg, N : 104 x/ menit, P : 24 x/ menit,
S : 37 0c. -, Skala Nyeri sedang skor 6/10 VAS, nyeri dirasakan
terus menerus, Nyeri dirasakan seperti tertusuk.
• Airway : bebas, tidak ada sumbatan
• Breathing : spontan, bunyi napas

Primary vesikuler
• Circulation : CRT ≤ 2 detik, perdarahan
aktif

Survey
• Disability : composmentis GCS 15 ( E4
V5 M6 )
• Exposure : tampak luka terbuka pada
kaki kiri
Secondary Survey

Alasan Masuk Keadaan Pemeriksaan


Keluhan Utama
Rumah Sakit Umum Fisik
•Klien masuk di IGD RSUD •Klien mengatakan nyeri •Keadaan Umum Lemah, •Ekstremitas : nampak luka
Sinjai pada pukul 10.00 Wita Kesadaran Komposmentis
pada kaki kiri, Skala robek pada jari ke-2 kaki kiri,
dengan keluhan nyeri pada GCS 15 (E4V5M6), TTV : nampak tulang pada jari ke-
kaki kiri dialami sejak ± 30 Nyeri sedang skor 6/10
TD :120/70 mmHg, N : 104 2 kaki kiri patah, perdarahan
menit yang lalu, riwayat VAS, nyeri dirasakan
x/ menit, P : 24 x/ menit, S aktif, kerusakan jaringan dan
kecelakaan lalu lintas. terus menerus, Nyeri lapisan kulit, klien nampak
Nampak luka robek akibat : 37 0c, ekspresi wajah
dirasakan seperti meringis, klien nampak waspada dan posisi
tulang yang patah pada jari
tertusuk, klien nampak gelisah, klien nampak menghindari nyeri saat
ke-2 kaki kiri ukuran 2x1x1
cm, perdarahan aktif, tampak waspada dan posisi waspada dan posisi menggerakkan kakinya,
bengkak pada kaki. menghindari nyeri. menghindari nyeri. Nampak bengkak pada kaki
• Penatalaksanaan Medik
– Pasang IVFD RL 24 tpm
– Bebat tekan
• Terapi Obat
– Ranitidin 30 mg/12 jam/ Injeksi intravena
– Ketorolac 30 mg/8 jam/ Injeksi intravena
– Tetanus Toxoid/ 0,5 mg (1 kali pemberian)/ Injeksi
intramuskular
Klasifikasi Data

Klien mengeluh nyeri pada kaki kiri


Data •
• Skala Nyeri sedang skor 6/10 VAS
Subjektif •

Nyeri dirasakan terus menerus
Nyeri dirasakan seperti tertusuk

• Ekspresi wajah meringis


• Klien nampak gelisah
• Klien nampak waspada dan posisi menghindari nyeri
Data •

Nadi 104 x/ menit
Kerusakan jaringan dan lapisan kulit
Objektif • perdarahan aktif
• Nampak luka robek akibat tulang yang patah pada jari ke-2
kaki kiri
• Nampak bengkak pada kaki
Analisa Data
Pembahasan
pengkajian
tanda dan gejala fraktur

Wahid
meliputi : Deformitas,
bengkak, memar, spasme
otot, nyeri, hilang sensasi

(2013 )
pada daerah sekitar
fraktur, krepitasi,
pergerakan abnormal,
rontgen abnormal. pada
pengkajian pasien

Hal ini sesuai


Putri fraktur dengan pasien yaitu
paling sering open fraktur pada
Walidatul terjadi pada
bagian ektermitas
yatu pada pedis
dkk (2016) ekstermitas digiti II pedis
sinistra.

kasus fraktur Hal ini juga sesuai


Sembiring lebih banyak dengan kasus yaitu
pasien berjenis
dan Tasya terjadi pada
laki-laki, dengan
kelamin laki laki
berusa 32 tahun
Epifania kelompok usia menglami frktur
akibat dari
(2019) paling banyak
18-60 tahun
kecelakaan lalu
penulis tidak mengalami kesulitan karena penulis mengadakan perkenalan dan penjelasan dari maksud
pada dasar pengkajian antara pustaka dan tinjauan kasus tidak ada kesenjangan. Mulai dari pemeriksaan
penulisprimer
untuk melaksanakan asuhan
dan sekunder data keperawatan
yang didapatkan pada
pada klien sehing
pasien klien
sesuai dan teori
dengan keluarga terbuka
yang ada dan
mengerti serta kooperatif.
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik

2. Gangguan integritas kulit / jaringan


berhubungan dengan faktor mekanis

3. Risiko infeksi dibuktikan dengan


ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer
(kerusakan integritas kulit)
Pembahasan
diagnosa
Haryati Eka Safitri (2017) Wahyu pamungkas B.A (2015)

Asuhan keperawatan pada TN. Y


Asuhan Keperawatan Pada Bp.S
yang mengalam fraktur dengan
Dengan Faktur Antebrachi Di IGD
nyeri akut di ruang IGD RSUD dr.
PKU Muhammadiyah 1 Yogyakarta
Moewardi surakarta

Didapatkan diagnosis dari hasil


Didapatkan diagnosis keperawatan
pengkajian yaitu Nyeri akut,
nyeri akut, kerusakan integritas
Hambatan mobltas fisk, Risko
jaringan, hambatan mobiltas fisik
kerusakan ntegritas kulit dan risiko
dan risiko infeksi.
infeksi.
Dari penjabaran diatas
bahwa penulis dalam •Tidak semua diagnosis keperawatan
menyusun diagnosis pada tinjauan teori dapat ditegakkan
keperawatan kepada klien pada tinjauan kasus, hal ini
pada tinjauan kasus dikarenakan diagnosis keperawatan
pada tinjauan kasus disesuaikan
berdasarkan berdasarkan dengan keluhan dan keadaan klien
prioritas diagnosis •Data dari masing masing diagnosis
keperawatan yang saling mendukung sehingga tidak
ditemukan pada saat ditemukan adanya kesenjangan.
pengkajian.
intervensi
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
Manajemen Nyeri
• Observasi
– Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
– Identifikasi skala nyeri
– Identifikasi respon nyeri non verbal
• Terapeutik
– Berikan tekhnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (akupresur, terapi sept, terapi
pijat, tekhnik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin)
• Edukasi
– Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
– Jelaskan strategi meredakan nyeri
– Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
– Ajarkan tekhnik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
• Kolaborasi
– Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. Gangguan integritas kulit dan jaringan berhubungan dengan
faktor mekanis
Perawatan Luka
• Observasi
– Monitor karakterisitik luka (mis : drainase, warna, ukuran bau)
• Terapeutik
– Bersihkan dengan cairan Nacl atau pembersih non toksik, sesuai kebutuhan
– Pasang balutan sesuai jenis luka
– Pertahankan tekhnik steril saat melakukan perawatan luka
• Edukasi
– Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan tinggi protein
– Ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri
• Kolaborasi
– Kolaborasi prosedur debridement (mis : enzimatik, biologis, mekanis, autolitik)
3. Risiko infeksi dibuktikan dengan ketidakadekuatan pertahanan
tubuh primer (kerusakan integritas kulit)

Pencegahan Infeksi
• Observasi
• Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sitemik
• Terapeutik
• Berikan perawatan kulit pada area oedema
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan
lingkungan pasien
• Pertahankan tekhnik aseptik pada pasien berisiko tinggi
• Edukasi
• Jelaskan tanda dan gejala infeksi
Pembahasan
intervensi
Nyeri

Brunner & Suddart, 2001

Teknik relaksasi napas dalam adalah teknik yang dilakukan untuk menekankan nyeri pada thalamus yang dihantarkan ke korteks cerebri dimana korteks cerebri sebgai pusat nyeri

Agung dkk (2013)

teknik relaksasi nafas dalam menunjukkan sebagian besar tingkat nyeri yang dirasakan responden sebelum diberikan teknik relaksasi nafas dalam adalah skala 6 atau nyeri sedang dan setelah
diberikan teknik relaksasi nafas dalam menjadi skala 3 atau nyeri ringan

gangguan integritas kulit/jaringan

Prinsip utama dalam Morison,


manajemen2003
perawatan luka adalah
pengendalan infeksi karena dapat menghambat proses
penyembuhan luka sehingga morbditas dan mortalitas
bertambah besar disamping masa perawatan yang lebih lama,
sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi lebih tinggi
semua pasien yang mengalami trauma mendaptkan tindakan
berupa desinfeksi luka
Arifmenggunakan providon iodine, irigasi
Zuhan dkk (2016)
luka dengan menggunakaan NaCl 0.9 %. anastesi sebelum
penjahitan menngunakan lidokan, Tindakan penjahitan luka
dengan menggunkan jahitan simple suture memberikan
peneyembuhan lebih sempurna rutin sangat direkomendaskan
pada tahap awal dar patah tulang terbuk di klinik klinik trauma
atau Unit Gawat Darurat
Resiko infeksi

Ardi Putra (2018)

semakin cepat infeksi disadari atau dideteksi maka semakin besar pula kemungkinan infeksi tersebut dapat diatasi sebelum parah dan menjadi infeksi sistemik

Arif Zuhan dkk (2016)


desnfeksi menggunakan providon iodine lebih efektif mencegah infeksi. Tindakan menjahit luka diperlukan untuk kasus trauma dalam mencegah masuknya mikroorgansme
masuk kejaringan. Serta penggunaan antibotik profilaksis terutama menggunakan Amoxicilin dan anti tetanus proflaksis terutama menggunakan ATS

P
e
n
y
u
s
u
n
a
n
i
n
t
e
r
v
e
n
s
i

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

t
i
n
j
a
u
a
n
t
e
o
r
i
d
a
n
d
a
t
a
y
a
n
g
y
a
n
g

d
i
t
e
m
u
k
a
n
s
a
l
i
i
n
g
m
e
n
d
u
k
u
n
g

s
e
h
i
n
g
g
a

t
i
d
a
k

d
i
t
e
m
u
k
a
n
a
d
a
n
y
a
k
e
s
e
n
j
a
n
g
a
n
.
Implementasi
& evaluasi
Implementasi
Evaluasi
Implementasi
Evaluasi
Implementasi
Evaluasi
Pembahasan IMPLementasi

• Implementasi merupakan pelaksanaan rencana tindakan


keperawatan yang telah ditentukan, dengan maksud agar
kebutuhan pasien terpenuhi secara optimal (Risnah, 2011)
Nyeri Akut Kerusakan Integritas Resiko Infeksi

asuhan keperawatan
pasien fraktur ekstermitas
Penaganan nyeri penanganan luka pada pasien dengan masalah
Menurut Ayudianingsih trauma di Instalasi Gawat
(2009) dalam peneltiannya Darurat RSUD Provinsi NTT keperawatan risiko infeksi
di RSUD Abdul Wahab
semua pasien yang Sjahranie Samarinda
mengalami trauma
mendaptkan tindakan berupa
desinfeksi luka menggunakan
providon iodine, irigasi luka hasil bahwa semakin
terdapat pengaruh yang cepat infeksi disadari
signifikan teknik relaksasi dengan menggunakaan NaCl
nafas dalam terhadap 0.9 %. anastesi sebelum atau dideteksi maka
penurunan nyeri pada pasien penjahitan menngunakan semakin besar pula
pasca operasi fraktur femur di lidokan, Tindakan penjahitan
luka dengan menggunkan kemungkinan infeksi
Rumah Sakit Karima Utama
Surakarta jahitan simple suture tersebut dapat diatasi
memberikan peneyembuhan sebelum parah dan
lebih sempurna rutin sangat menjadi infeksi sistemik
direkomendaskan pada tahap
awal dar patah tulang terbuk
Pelaksaan imlementasi keperawatan pada paien Tn”A”
memperhatikan prinsip pelaksaan tindakan
keperawatan serta berdasarkan pada kode etik
keperawatan.

faktor perencanaan yang baik dan keaktifan keluarga


dalam perawatan sehingga memudahkan untuk
melakukan asuhan keperawatan.

Adanya kerja sama yang baik antara penulis dengan


petugas ruangan sehingga Penulis tidak menemukan
kendala maupun kesenjangan selama implementasi .
Pembahasan Evaluasi
• Evaluasi keperawatan merupakan langkah terakhir dari proses keperawatan dengan
cara melakukan identifkasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai
atau tidak (Risnah, 2011).

• Analisa permasalahan dari 3 diagnosa keperawatan yang penulis tegakkan sesuai


dengan apa yang penulis temukan dalam melakukan studi kasus dan melakukan
asuhan keperawatan kurang lebih sudah mencapai perkembangan yang lebih baik dan
optimal, maka dari itu dalam melakukan asuhan keperawatan untuk mencapai hasil
yang maksimal memerlukan adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat,
dokter, dan tim kesehatan lainnya. Penulis mengevaluasi melihat catatan
perkembangan klien selama pasien berada di instalasi Gawat Darurat, dimana lama
pasien di IGD yaitu 6-8 jam, tidak ada diagnosis yang teratasi. Pasien pindah di ruang
operasi untuk penanganan lebih lanjut
kesimpulan
Evaluasi catatan perkembangan klien selama pasien
berada di instalasi Gawat Darurat, dimana lama pasien
di IGD yaitu 6-8 jam didapatkan 3 diagnosa yaitu Nyeri
akut, gangguan integritas kulit / jaringan dan risiko
infeksi, dari 3 diagnosis tidak ada yang teratasi. Pasien
pindah di ruang operasi untuk penanganan lebih
lanjut. Untuk pendokumentasian, menggunakan
catatan perkembangan SOAP.
Saran
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai