Iman kepada qadha' dan qadar menghasilkan buah yang
besar, akhlak yang indah, dan ibadah yang beraneka ragam, yang pengaruhnya kembali kepada individu dan masyarakat, baik di dunia mahupun di akhirat. Di antara buah-buah tersebut ialah sebagai berikut: 1. Menunaikan peribadatan kepada Allah ta’ala 2. Terbebas dari syirik 3. Memperoleh hidayah dan tambahan keimanan 4. Ikhlas 5. Tawakkal 6. Takut kepada Allah 7. Kuat harapan dan berprasangka baik kepada Allah 8. Kesabaran dan ketabahan 9. Memerangi keputusasaan 10.Ridha 11.Syukur 12.Kegembiraan 13.Tawadhu' (rendah hati) 14.Kemurahan dan kedermawanan 15.Keberanian dan mengenyahkan kelemahan serta sifat pengecut 16.Qana'ah dan kemuliaan diri 17.Cita-cita yang tinggi 18.Bertekad dan bersungguh-sungguh dalam berbagai hal 19.Bersikap adil, baik pada saat senang maupun susah 20.Selamat dari kedengkian dan penentangan 21.Mengetahui hikmah Allah ta’ala 22.Membebaskan akal dari khurafat dan kebathilan 23.Ketenangan hati dan ketenteraman jiwa 1.Menunaikan peribadatan kepada Allah ta’ala 2.Terbebas dari syirik 3.Memperoleh hidayah dan tambahan keimanan 4.Ikhlas Iman kepada qadar akan membawa pelakunya kepada keikhlasan, sehingga dorongannya dalam segala perbuatannya ialah melaksanakan perintah Allah. Orang yang beriman kepada qadar mengetahui,bahawa perintah adalah perintah Allah dan kekuasaan adalah kekuasaa- Nya, apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, serta tidak ada yang dapat menolak karunia dan ketetapan-Nya. Semua itu mendorongnya kepada keikhlasan beramal karena Allah dan membersihkannya dari kotoran yang menodainya. Kerana yang membawa ketidak ikhlasan adalah menunjuk- nunjuk kepada manusia(riya’) mencari pujian atau sanjungan di hati mereka atau lari dari celaan mereka, mencari harta mereka, bantuan dan cinta mereka, atau selainnya dari noda-noda dan penyakit-penyakit yang dihimpun dalam menginginkan sesuatu selain Allah dalam beramal. 1. Menunaikan peribadatan kepada Allah ta’ala 2. Terbebas dari syirik 3. Memperoleh hidayah dan tambahan keimanan 4. Ikhlas 5. Tawakkal 6. Takut kepada Allah 7. Kuat harapan dan berprasangka baik kepada Allah 8. Kesabaran dan ketabahan 9. Memerangi keputusasaan 10.Ridha 23/11/21 5.Tawakkal 6.Takut kepada Allah Nabi sallallahu alaihi wasallam: 7. Kuat harapan dan berprasangka baik kepada Allah
Orang yang beriman kepada qadar akan
bersangka baik kepada Allah dan sangat berharap kepadaNya, kerana dia mengetahui bahawa Allah tidak menetapkan sesuatu ketentuan pun melainkan di dalamnya kesempurnaan keadilan, kasih sayang dan kebijaksanaan 8.Kesabaran dan ketabahan Iman kepada qadar membuahkan bagi pelakunya ibadah (dalam bentuk) kesabaran terhadap takdir yang menyakitkan. Kesabaran merupakan sifat yang indah dan sifat yang terpuji, yang mempunyai faidah- faidah yang banyak, berbagai manfaat yang mulia, berbagai akibat yang baik, dan berbagai kesan yang terpuji. Setiap manusia harus memiliki kesabaran atas sebagian perkara yang tidak disukainya, baik dengan kesadaran maupun terpaksa. Orang yang mulia akan bersabar dengan kesadarannya,karena dia mengetahui akibat baik dari kesabaran. Dia akan memuji karena adanya musibah itu, dan mencela kegelisahan. Seandainya pun dia tidak bersabar, maka kesedihan itu tidak kembali kepadanya, dan tidak melepaskan diri darinya dengan kebencian. Barangsiapa yang tidak bersabar dengan kesabaran orang-orang yang mulia, maka dia tidak ubahnya dengan binatang ternak. Berbeza dengan orang yang lemah keimanannya kepada qadar, yang tidak kuat untuk bersabar dan tidak bersabar terdapat suatu masalah yang paling kecil pun yang dihadapinya, karena kelemahan imannya, kelembekan jiwanya, dan kecemasannya yang besar terhadap sesuatu yang kecil. Ketika dia tertimpa sesuatu yang remeh, Anda melihatnya sempit dadanya, sedih hatinya, murung wajahnya, tertunduk penglihatannya, kesedihan menghimpit dadanya, lalu semua hal itu membuatnya tidak boleh tidur dan memeluhkan keningnya. Musibah itu atau bahkan yang lebih besar darinya sekiranya menimpa orang yang lebih kuat keimanan dan ketabahan, maka dia tidak akan menghiraukannya, hal itu tidak menggangu jiwanya, kelopak matanya masih boleh terpejam, hatinya ridha, dan dirinya pun tetap tenang. Selesai