Anda di halaman 1dari 25

Distribution

Required
Planning
Distribution Requirement Planning (DRP) adalah suatu metode untuk
menangani pengadaan persediaan dalam suatu jaringan distribusi multi eselon.
Metode ini menggunakan demand independent, dimana dilakukan peramalan
untuk memenuhi struktur pengadaannya.
Awal berkembangnya DRP adalah sebagai sebuah metode teknik untuk
perencanaan pendistribusian perusahaan manufaktur. DRP sebbagai sebuah
sistem yang menentukan permintaan untuk persediaan pada pusat-pusat
distribusi, menggabungkan permintaan historis, dan sebagai input untuk sistem
produksi dan material.
Distribution Required Planning akan
selalu berusaha untuk

01 02 03
Menyeimbangkan antara pasokaan Melakukan pengiriman persediaan Melakukan penghematan biaya logistik
material dengan kebutuhan produksi. kepada pelanggan dengan efektif. yang signifikan melalui perencanaan
kapasiitas
transportasi secara agregat dan
penugasan pengiriman yang efektif dan
efisien.
Pada hakikatnya, DRP adalah salah satu contoh aplikasi
pendekatan atau metode MRP dalam pengaturan distribusi,
dalam hal ini adalah distribusi dengan sistem bertingkat.
Pengaturan distribusi disini meliputi pemesanan, pengiri-
man, pengisian kembali produk masing-masing pusat dis-
tribusi, khususnya di pusat distribusi paling bawah yaitu
distribusi lokal yang langsung berhubungan melayani
pelanggan
Sistem-Sistem dalam Distribution Required Planning (DRP)

1. Sistem Multi-Echelon di dalam DRP


Di dalam system multi-echelon terdapat satu atau lebih titik penyimpanan (stocking point) yang terletak di antara pabrik dan
pelanggan. Ada beberapa alasan mengapa suatu korporat memilih system ini, yaitu
sebagai berikut :
• Dengan menyediakan persediaan dekat dengan pelanggan, sehingga dapat memenuhi tingkat pelayanan pada pelanggan.
• Dapat mengurangi biaya transportasi sebagai akibat dari dekatnya titik persediaan dengan pelanggan.

2. Sistem “Pull” dan Sistem “Push” di dalam DRP


• Pull System
Pull system adalah suatu sistem diama operasi (produksi pengadaan, pergerakan material, dan distribusi produk) terjadi hanya
sebagai respon terhadap kebutuhan. Tujuannya adalah untuk membeli/menerima/mengirim/membuat/menggerakkan sesuai dengan
yang dibutuhkan dan selalu diusahakan tidak ada
persediaan yang tersisa.
• Push System
Push system adalah suatu sistem dimana operasi terjadi hanya sebagai respon terhadap perencanaan
penjadwalan untuk setiap operasi tanpa memperhitungkan status real-time dari operasi yang
bersangkutan.
Fungsi Distribution Required Planning

01. 02.
Mengolah semua data yang diperlukan pada Mengolah semua data yang diperlukan untuk
seluruh distribution center yang digunakan untuk mengkomunikasikan seluruh bagian dari proses
mengadakan perubahan dan perencanaan pada distribusi sebagai dasar dari pengambilan suatu
peramalan permintaan konsumen atau untuk keputusan, baik itu menyanngkut prroses
melaporkan posisi persediaan yang ada pada saat pabrikasi maupun distribusi.
ini.
Distribution Required Planning memiliki tugas untuk
mengkoordinasikan aliran produk mulai dari produk
selesai diproduksi, disimpan di gudang, proses pengiriman
produk, penyimpanaan di distribution centre sampai pada
akhirnya produk tersebut sampai ke tangan konsumen
Descriptive Information
Descriptive information pada tabel DRP meliputi hal-hal sebagai berikut;
1. Persediaan Awal (On Hand Balance)
On hand balance adalah jumlah barang yang siap untuk dijual di lokasi persediaan atau cabang distribusi.
2. Persediaan Pengaman (Safety Stocks)
Penggunaan safety stock pada DRPyaitu untuk mengantisipasi ketidak pastian permintaan relatif melalui ramalan-
ramalan yang dibuat.
3. Lead Time
Lead time adalah waktu yang dibutuhkan sejak dilakukannya pemesanan hingga waktu diterimanya pesanan tersebut
di toko, gudang penyimpanan, atau cabang distribusi.
Time Pashed Information
Time pashed information pada tabel DRP meliputi hal-hal sebagai berikut;
1. Gross Requirement
Gross Requirement merupakan jumlah permintaan untuk suatu item.
2. Scheduled Receipts
Scheduled receipts menunjukkan diterimanya barang pada saat dilakukannya pemesanan
(planned orders) dengan lead time yang telah ditentukan sebelumnya.
3. Projected on Hand
Projected on Hand diperoleh dari hasil perhitungan persediaan awal dikurangi dengan gross
requirement, sedangkan planned orders ditambahkan pada perhitungannya.
4. Planned Orders
Sesuai dengan istilahnya, planned orders masih merupakan tahap perencanaan pemesanan
dan pengiriman belum dilaksanakan.
Keuntungan Sistem Distribution Requirement Planning

Menurut Bowersox, Closs, dan Cooper (2013) keuntungan yang terdapat pada sistem 
Distribution Requirement Planning adalah sebagai berikut:
1. Mengurangi biayapengangkutan pada tempat yang akan didistribusikan dan perencanaan
yang baik pada muatan dengan truk dan alat transportasi lainnya.
2. Persediaan yang lebih sedikit. DRP dapatmenyampaikan apa yang dibutuhkan dan kapan,
serta menjaga agar informasinya up to date ketika terjadi perubahan.
3. Mengurangi tempat penyimpanan dan persediaan sehingga otomatis dapat meminimisasi besarnya biaya
penyimpanan produk.
4. Mengurangi biaya distribusi. DRP memiliki penjadwalan mengenai produk- produk yang
dibutuhkan pada periode tertentu sehingga produk-produk tersebut dapat dikirim pada waktu yang bersamaan.
5. Koordinasi yang lebih baik dan hubungan yang lebih menguntungkan antara perusahaan
dengan distribution centre.
6. Alat yang tepat untuk memperkirakan anggaran. DRP adalah simulasi yang sangat akurat dari distribusi.
Pengolahan data DRP secara tidak langsung dapat memperkirakan besarnya anggaran yang diperlukan dalam
distribusi.
CONTOH KASUS
Kasus : Penjadwalan distribusi dengan metode Distribution Requirement Plan-
ning (DRP) di PT. Bina Usaha Bersama Sehati Lhokseumawe
PT. Bina Usaha Bersama Sehati merupakan perusahaan yang bergerak dibidang distributor ice cream walls.
Produknya terdiri dari beragam macam rasa dan varian. Dalam hal ini Perusahaan telah mendapat kepercayaan
untuk mendistribusikan produknya langsung ke outlet yang ada di kota Lhokseumawe dan kota bireuen. Dis-
tribusi yang dilakukan perusahaan didasarkan atas penjualan distributor sebagai warehouse sebanyak rata-rata
9300 box (perbulan), sedangkan perusahaan menerima 11.000 box dari medan. Hal tersebut terlihat bahwa
penjualan untuk semua jenis produk kurang terkontrol. Perusahaan belum memiliki suatu perencanaan yang
terjadwal pada aktivitas distribusi produk, sehingga mengakibatkan terjadinya penumpukan persediaan produk
yang terdapat di gudang perusahaan. data penjualan dilakukan dengan hasil perhitungan peramalan permintaan
produk oleh perusahaan untuk kota Lhokseumawe 79005 box dan bireun 83659 box, dilanjutkan dengan perhi-
tungan distribusi produk dengan menggunakan metode Distribution Requirement Planning( DRP). Peren-
canaan penjadwalan distribusi produk ice wall’s dengan kapasitas penjualan merupakan hasil penelitian yang
dilakukan, dimana dengan metode DRP diperoleh total biaya sebesar Rp. 5,786,193 terlihat adanya penurunan
sebesar 0,52% dari perhitungan yang dilakukan perusahaan sebelumnya sebesar Rp. 12.060.000,-. Perencanaan
penjadwalan distribusi disesuaikan berdasarkan hasil dari penjualan quantity, reorder point dan safety stcok dan
setiap distribution centre yaitu distribution centre Lhokseumawe dan distribution centre Bireuen.
Data peramalan permintaan produk Ice
Wall’s Periode Januari-Juni 2019

Lhokseumawe ( Box /
Periode Bireuen ( Box / Kardus )
Kardus )
Januari 11497 17678
Februari 12184 16475
Maret 17531 11356
April 9896 13218
Mei 14833 14881
Juni 13063 9951
Total 79005 83659
EOQ ( Economic Order Quantity )

Data Perhitungan :
Penjualan dalam 6 bulan 79005 Box
Standar Deviasi Penjualan 726042
Lead Time 1 Hari
Biaya Pesan 452.500 / Kirim
Harga Produk 30.000 / Box
Biaya Simpan 510.000/Box
Rata-rata Penjualan Harian 599 Box
Ongkos Pesan Rp. 100.000,-
Ongkos Simpan Rp. 13.000,-
Asumsi 11.000 unit/Bulan
Lhokseumawe

Safety Stock :
ukuran pemesanan ekonomis / optimal (q) :
SS = s x z
q = 140195 box s = standar deviasi = 7260,402 x 1,65
z = service level = 11980 box

Reorder Point :
Hal ini berarti order quantity pada DC Lhokseu-
r = (jumlah penjualan harian x lead time ) + safety mawe sekali pemesanan sebanyak 140195 box ,
stock safety stock sebanyak 11980 box dan reoder point
= (599x1) + 11980 yaitu 12579 unit.
= 12579 unit
Bireuen

Safety Stock :
ukuran pemesanan ekonomis / optimal (q) :
SS = s x z
q = 155686 box = 9,454.54x 1,65
s = standar deviasi
z = service level = 15600 box

Reorder Point :
Hal ini berarti order quantity pada DC Lhokseu-
r = (jumlah penjualan harian x lead time ) + safety mawe sekali pemesanan sebanyak box , 155686
stock safety stock sebanyak 15600 box dan reoder point
= (634x1) +15600 yaitu 16234 unit.
= 16234 unit
Rekapitulasi Jumlah Order Quantity, Reorder Point dan
Safety Stock setiap DC

Order Quantity Safety Stock Reorder Point


Distribusi Center
( Box ) ( Box ) ( Box )

Lhokseumawe 140195 11980 12579


Bireuen 155686 15600 16234
 

Jumlah penjualan setiap minggu dari setiap distribusi center diperoleh dengan pemba-
gian antara jumlah penjualan setiap distribusi center setiap bulan dengan jumlah
minggu yang ada pada setiap bulan tersebut.
Penjualan Distribusi Center setiap Minggu

Bulan Jumlah Minggu Lhokseumawe Bireuen


Januari 2 11497 17678
Februari 2 12184 16475
Maret 2 17531 11356
April 2 9896 13218
Mei 2 14833 14881
Juni 2 13063 9951
Total 12 79005 83659
Distribution Requirement Planning pada DC Lhokseumawe

Perhitungan EOQ adalah:


EOQ = 84.615 Unit

Projected On Hand : 11.000


Lead Time :1
Lot Size : Economic Order Quantity
2019
Past Bulan
Period
Due
1 2 3 4 5 6
Ongkos Pesan = 1 x Rp. 100.000 = Rp. 100.000
GR 11.497 12.184 17.531 9.896 14.833 13.063
Ongkos Simpan = 235.247 x Rp 13.000 =Rp.3.058.211
SR Total Ongkos = Rp. 3.158.211

POH 73.118 60.934 43.403 33.507 18.674 5.611

PoRec 84.615

PoRel
Distribution Requirement Planning pada DC Bireuen

Projected On Hand : 11.000


Lead Time :1
Lot Size : Economic Order Quantity
2019
Past Bulan
Period
Due
1 2 3 4 5 6 Ongkos Pesan = 1 x Rp. 100.000

= Rp. 100.000
GR 17.678 16.475 11.356 13.218 14.881 9.951
Ongkos Simpan =194.456 x Rp 13.000
SR
= Rp 2.527.982
POH 66.937 50.462 39.106 25.888 11.007 1.056 Total Ongkos = Rp. 2.627.982

PoRec 84.615

PoRel
Biaya Pengadaan Ice wall’s dengan metode DRP

Distribution Center Biaya Pengadaan


Lhokseumawe Rp. 3.158.211
Bireuen Rp. 2.627.982
Total Rp. 5,786,193
Setelah melakukan perhitungan biaya produksi maka diperoleh hasil perhitungan biaya
pengadaan selama 6 bulan yang dilakukan dengan metode perusahaan dan DRP, dan
hasilnya menunjukkan bahwa total biaya dengan menggunakan metode perusahaan
yakni sebesar 12.060.000,- lebih kecil dari metode DRP yaitu Rp. 5,786,193 dengan
selisih:

Artinya bahwa bila perusahaan


Rp. 12.060.000 - 5,786,193 = Rp. 6,273,807 merencanakan penjadwalan DRP dengan menggunakan
Rp. metode EOQ dalam pendistribusian produk ice wall’s, maka
pengoptimalan dan penghematan yang diperoleh sebesar
Rp 6,273,807
Thank You

Anda mungkin juga menyukai