Pneumonia 2
Pneumonia 2
Definisi
Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus dan
jaringan interstitial
Menurut WHO, pneumonia hanya dapat didefinisikan dengan penemuan klinis
yang didapat pada pemeriksaan inspeksi dan frekuensi pernapasan.
Pneumonia umumnya lebih sering terjadi pada anak di bawah 5 tahun
Bakteri dan virus penyebab pneumonia dapat menyebar dengan beberapa
cara. Virus dan bakteri yang biasa ditemukan pada hidung atau tenggorokan
dapat menginfeksi paru-paru bila terinhalasi. Virus dan bakteri juga dapat
menyebar via air-borne dengan droplet.
Pneumonia juga dapat menyebar melalui darah, terutama ketika proses
persalinan dan ketika bayi baru lahir.
Etiologi
Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi di bawah 3 bulan tersering adalah
RSV, Streptococcus group B, Streptococcus p, Staphylococcus, dan bakteri
gram negative seperti E. colli, Klebsiella sp, atau Pseudomonas sp.
Pada bayi usia 3 bulan hingga balita, etiologic tersering pneumonia adalah
infeksi Streptococcus p, Haemophillus influenza type B, dan Staphylococcus
aureus
Pada anak di atas 5 tahun, etiologi tersering pneumonia adalah infeksi dari
Streptococcus p. Selain itu juga sering ditemui infeksi oleh Mycoplasma p.
Faktor Risiko
Anamnesis
-Batuk, diawali dengan batuk kering kemudian berkembang menjadi produktif
-Sesak napas
-Demam
-Sulit makan/minum
-Tampak lemah/lemas dibandingkan biasanya
-Serangan pertama/berulang
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
-Lakukan penilaian KU dan TTV sebelum melakukan pemeriksaan lain
-Pada penilaian KU, lakukan juga penilaian kesadaran dan kemampuan untuk
makan/minum
-Gejala distress pernapasan
-Demam dan sianosis
*Pada anak di bawah 5 tahun, gejala pneumonia klasik tidak terlihat.
Pemeriksaan Penunjang
Radiologi
Chest X-Ray tidak direkomendasikan secara rutin pada anak dengan infeksi
saluran napas bawah akut ringan tanpa komplikasi, namun direkomendasikan
pada penderita pneumonia yang dirawat inap atau dengan tanda klinis yang
membingungkan
Follow up chest X-Ray hanya dilakukan bila didapatkan kolaps lobus,
kecurigaan komplikasi, p eumonia berat, gejala menetap/memburuk, atau
tidak ada respon terhadap terapi AB
Lainnya
Pulse oxymetry
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium
Pemeriksaan jumlah leukosit dan hitung jenis lekosit dilakukan untuk membantu menentukan
pemberian AB
Pemeriksaan kultur dan pewarnaan Gram sputum direkomendasikan pada anak dengan
pneumonia berat
Kultur darah hanya direkomendasikan pada pasien rawat inap dengan kondisi berat dan
menderita pneumonia bacterial
Pada anak <18 tahun dapat dilakukan tes antigen virus bila fasilitas tersedia
Jika ada efusi pleura, dapat dilakukan pungsi dan pemeriksaan mikroskopis, kultur, serta
deteksi antigen bakteri
Pemeriksaan CRP, LED, dan pemeriksaan fase akut lainnya tidak direkomendasolam sebagai
pemeriksaan rutin
Uji tuberkulin selalu direkomendasikan pada anak dengan Riwayat kontak TB
Kriteria Rawat Inap
Bayi
Saturasi O2 ≤92%, sianosis
RR >60x/menit
Distress pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
Tidak mau minum/menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Kriteria Rawat Inap
Anak
Saturasi O2 <92%, sianosis
RR >50x/menit
Distress pernapasan, atau grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Tata laksana
Umum
Pertahankan saturasi oksigen >92%
Pasien dengan terapi oksigen harus diobservasi
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dan dilakukan balans cairan ketat
Fisioterapi dada tidak direkomendasikan untuk anak dengan pneumonia
Antipiretik dan analgetic dapat diberikan untuk menjaga kenyamanan pasien dan
mengontrol batuk
Nebulisasi dengan β2 agonis dan NaCl dapat diberikan untuk memperbaiki
mucocilliary clearance
antipiretik dan analgetic dapat diberikan
Tata Laksana
Pemberian Antibiotik
Amoksisilin merupakan pilihan pertama antibiotic oral pada anak <5 tahun. Alternatif: co-
amoxiclav, ceflacor, eritromisin, claritromisin, dan azitromisin
Neonatus-2 bulan : Ampisilin + gentamisin
>2 bulan: lini pertama->Ampisilin, tanpa perbaikan dalam 3 hari maka ditambahlan kloramfenikol
Lini kedua-> seftriakson
Makrolid merupakan pilihan pertama secara empiris pada anak ≥5 tahun karena infeksi M.
pneumoniae lebih sering terjadi pada kelompok umur tersebut.
Makrolid diberikan jika M. pneumoniae, S. aureus, atau C. pneumoniae dicurigai sebagai penyebab
Amoksisilin diberikan sebagai pilihan pertama jiga S. pneumoniae dicurigai sebagai penyebab
Kombinasi flucloxacillin dengan amoksisilin dapat diberikan jika S. aureus dicurigai sebagai bakteri
penyebaba
Tata Laksana
Pemberian Antibiotik
Antibiotik IV diberikan pada pasien yang tidak dapt menerima obat per oral
atau termasuk dalam derajat pneumonia berat
Antibiotik IV yang dianjurkan: ampisilin dan kloramfenikol, co-amoxiclav,
ceftriaxone, cefuroxime, dan cefotaxime
Pemberian antibiotik oral dapat dipertimbangkan jika ada perbaikan setelah
mendapat antibiotik IV
Tata laksana
Nutrisi
Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan PO harus
dihindari. Nutrisi dapat diberikan dengan NGT atau IV.
Dilakukan balans cairan ketat agar anak tidak mengalami overhidrasi karena
pada pneumonia berat terjadi peningkatan sekresi hormone antidiuretik
Komplikasi
Gagal napas
Sepsis
Metastatic infection
Empyema
Abses paru
Multi-organ dysfunction
Kriteria Pulang