Anda di halaman 1dari 26

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

INVESTIGASI
KECELAKAAN KERJA
Investigasi kecelakaan kerja
merupakan sebuah penyelidikan yang
dilakukan untuk mencari data dan fakta
terkait insiden dan kecelakaan kerja yang
mengakibatkan cidera, korban jiwa atau
kerugian aset perusahaan dan lingkungan
Sikap tanggap terjadinya Insiden atau Kecelakaan Kerja

Ketika suatu kejadian terjadi,


- Tetap tenang jangan panik
- Tindakan pertama yang harus diambil adalah
mencegah cidera lebih parah dan kerusakan lainnya
lebih lanjut
- Meminta pertolongan dan segera memberikan
perawatan medis dan berusaha untuk membuat
situasi agar tidak meluas dan mengakibatkan
kerusakan yang lebih parah
- Setelah situasi terkendali, proses pelaporan dan
notifikasi dapat dilakukan.
Pelaporan insiden atau kecelakaan kerja
Jika terjadi insiden atau kecelakaan kerja, korban
maupun saksi untuk segera melaporkan kasus Jika Informasi terkait lokasi dan kondisi
tersebut baik laporan ke tingkat tim kerja, foreman kejadian telah dikumpulkan, maka segera untuk
1 maupun penanggungjawab divisi. Agar seluruh 3 dapat melaporkan ringkasan uraian kejadian ke
pihak penanggungjawab tersebut dapat segera grub kerja agar semua pihak dapat mengetahui
menuju ke lokasi insiden atau kecelakaan kerja kejadian tersebut.
sesuai laporan yang diterima
Penanggungjawab divisi atau supervisor harus
melaporkan kejadian tersebut ke tingkat
manager untuk dapat diketahui dan direspon
Laporan dari korban maupun saksi harus 4 dengan cepat ketika terdapat kendala saat
menginformasikan dengan detail terkait titik
lokasi kejadian yang sesungguhnya untuk proses evakuasi, penyelamatan maupun
investigasi
2 mencegah keterlambatan dalam tindakan
evakuasi maupun investigasi saat mobilisasi Seluruh pihak terkait harus menindaklanjuti
tim investigasi dan tim penyelamat ke lokasi dengan serius terkait laporan insiden atau
kejadian. 5 kecelakaan kerja. Dengan gerakan cepat
menuju lokasi untuk menyelamatkan nyawa
dan asset perusahaan yang penting.
Mengamankan Tempat Kejadian

Tempat kejadian harus diamankan dan dibaricade untuk mencegah perubahan posisi
bukti objek yang terlibat kasus insiden atau kecelakan kerja tersebut dan tidak
merubah kondisi dan situasi lokasi kejadian Sebelum tim investigasi melakukan
proses investigasi yang telah mendapatkan dan mengumpulkan data serta bukti
yang relevan

Jika tempat kejadian harus diamankan atau dipindahkan untuk menyelamatkan


jiwa, mengurangi penderitaan atau mencegah bahaya lebih besar dan meluas
serta kerusakan asset perusahaan dan lingkungan bahkan sampai menggangu
jalur lalu lintas, terjadi kemacetan yang parah dan keberlangsungan proses
operasional produksi. Maka pihak terkait dapat memindahkan objek tersebut
yang sebelumnya sudah mengambil record dan mendokumentasikan dengan
jelas.

Tindakan mengamankan objek yang terlibat insiden atau kecelakaan kerja adalah untuk tetap mempertahankan keaslian dan
keakuratan data dalam pelaporan investigasi.
Tahap Penyelidikan Kejadian
1
Pencarian Data dan Fakta
i. Mengunjungi tempat kejadian dan melakukan penelitian.

ii. Melakukan pemantauan dan memperhatikan dengan detail setiap kondisi di lokasi kejadian.

iii. Jangan memindahkan setiap objek dan barang bukti yang terkait insiden dan memastikan tidak ada orang lain yang
memindahkan apapun.

iv. Melakukan identifikasi dan memasang label atau sign pada setiap bukti objek baik peralatan kerja, unit angkat
angkut, maupun barang yang terlibat insiden.

v. Melakukan pencatatan terkait kondisi lokasi insiden, melakukan pengukuran dan catatan lainnya yang dapat
disimpan untuk melakukan analisa lebih lanjut.

vi. Mengambil sampel dari tumpahan minyak, uap, gas, tanah maupun material bahan lainnya jika diperlukan untuk
menunjang analisa kasus insiden.
Tahap Penyelidikan Kejadian
1
Pencarian Data dan Fakta
vii. Mengambil gambar dan foto dokumentasi terkait hal-hal yang terlibat dengan kasus insiden seperti :

1. Kondisi Lingkungan Kerja


2. Kondisi Jalur Lalu Lintas
3. Kondisi unit angkat dan angkut
4. Kondisi material dan peralatan kerja
5. Kondisi barang hasil produksi
6. Bekas atau jejak yang ditinggalkan dari operasi unit angkat angkut, pergerakan manusia, dan kondisi lainnya.
7. Kerusakan yang ditimbulkan dari insiden
8. Luka cidera yang ditimbulkan dari insiden,
9. Dokumentasi biodata (id card atau simper) dari pelaku insiden atau korban
10. Dokumentasi catatan atau record penting yang berhubungan dengan kasus insiden.
Tahap Penyelidikan Kejadian
2
Menggambarkan sketsa terjadinya insiden.

i.Menggambarkan dengan detail dan terperinci alur proses


terjadinya insiden

ii.Memasukkan setiap bukti objek yang terlibat insiden pada


sketsa gambar yang dibuat

iii.Memberikan keterangan dengan jelas pada sketsa gambar


yang dibuat.
Tahap Penyelidikan Kejadian
3
Pengambilan keterangan saksi

i.Melakukan identifikasi pekerja atau orang yang disinyalir


berada di lokasi kejadian dan menjadi saksi terjadinya
insiden tersebut.

ii.Melakukan proses wawancara dengan santai tanpa ada


desakan atau tekanan untuk dapat mendapat keterangan
yang sebenarnya.

iii.Memperhatikan dan membiarkan saksi berbicara


mengenai peristiwa-peristiwa yang mengarahkan ke
kejadian.

iv.Melakukan pencacatan dalam bentuk sketsa kronologi

Tanggal Jam Alur Peristiwa (pertanyaan mengapa)


Tahap Penyelidikan Kejadian
4
Pengambilan keterangan pelaku atau korban insiden

- Posisi karyawan yang berhubungan dengan kejadian


- Nama - Peralatan/Mesin/Unit yang terlibat dalam Kejadian
- No. ID Card - Karyawan yang bekerja di dekat lokasi kejadian
- Tanggal Lahir - Kondisi Lingkungan di sekitar area kejadian
- No. Telpon - Tugas Karyawan yang dikerjakan sebelum terjadinya kejadian
- Efektif Bekerja - Respon Karyawan setelah terjadinya kejadian
- Departemen - Kronologi kejadian
- Divisi - Nama, Tanda Tangan dan Tanggal
- Nama Pengawas - Investigator, Tanda Tangan dan Tanggal
- Klasifikasi Pekerjaan - Proses Wawancara, Mengapa dan Karena
- Tanggal Kejadian - Faktor Penyebab Langsung
- Waktu Kejadian - Faktor Penyebab Tidak Langsung
- Lokasi Kejadian - Faktor Penyebab Dasar
- Rekomendasi tindakan Perbaikan dan Pencegahan
- Kesimpulan
Tahap Penyelidikan Kejadian
5
Analisa Kecelakaan Kerja

i
Sebelum terjadinya insiden, terdapat beberapa kejadian atau peristiwa yang terjadi berisi bahaya yang tersembunyi yang dimana
kondisi tersebut tetap dibiarkan terus terjadi dan berlanjut tanpa adanya pengendalian sehingga mengakibatkan insiden terjadi.

ii
Dari hasil mengumpulkan bukti dan fakta lapangan serta catatan sketsa kronologi hasil wawancara dan pengambilan keterangan
pihak yang terlibat insiden untuk selanjutnya untuk dianalisa dengan baik dan mencari faktor-faktor penyebab yang berhubungan
dengan terjadinya kasus insiden tersebut.

iii
Jika diperlukan mengumpulkan informasi yang lebih detail dan terperinci mengenai faktor penyebab yang diidentifikasi, dapat
dilakukan pengambilan keterangan dari pihak-pihak terkait dengan pertanyaan kenapa dan mengapa.Menentukan faktor-faktor
penyebab terjadinya insiden.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Insiden
Faktor Pribadi
i. Umur karyawan, untuk melihat kemampuan dan kualitas fisik, mental dan kemampuan kerja serta untuk mengemban amanah.
ii. Tingkat pendidikan, yang berpengaruh dalam pola pikir karyawan dalam menghadapi pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, dan menjadi tolak ukur
dalam daya serap informasi, pengetahuan, materi pelatihan dan perintah yang diberikan.
iii. Masa Kerja, yang dapat menjadi ukuran pengalaman dan keterampilan karyawan dalam bekerja dan menjalan prosedur serta mematuhi aturan kerja, semakin
lama masa kerja maka akan semakin meningkatkan kemampuan, pengalaman dan keterampilan karyawan.
iv. Pengalaman, merupakan tolak ukur kemampuan seseorang dalam menggunakan peralatan, mengoperasikan mesin, mengoperasikan unit angkat angkut dan
keahlian dalam bekerja.
v. Pengetahuan, kemampuan karyawan dalam meningkatkan ilmu dan pengetahuan melalui indera pendengaran dan penglihatan yang secara terus menerus
dikembangkan, sehingga dengan pengetahuan yang dimiliki akan membuat karyawan dapat bekerja sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditetapkan.
vi. Sikap, merupakan respons pekerja terhadap objek atau masalah yang secara tertutup menjelaskan pendapat dan emosi serta perilaku dengan pola-pola tertentu
yang juga melibatkan perasaan yang sewaktu-waktu dapat merubah sikap seseorang menjadi tidak terarah bahkan menjadi buruk serta tidak mau mengikuti
aturan dan prosedur yang ditetapkan.
vii. Budaya, merupakan pola hidup yang dimiliki karyawan dan diwariskan dari generasi ke generasi, dimana menjadi faktor utama perilaku seseorang untuk
mematuhi prosedur dan aturan kerja dan menjadi tolak ukur apakah ketentuan kerja dapat diterima berdasarkan budaya dan kebiasaan pekerja dalam
menjalankan pekerjaan tersebut.
viii. Kesalahan, tindakan dan perilaku yang salah yang sejatinya berasal dari karyawan, dengan usaha dan cara akan menutupi kebenaran untuk menghindari
pemberian sanksi, dan dari kesalahan menggunakan peralatan, kesalahan mengoperasikan mesin dan unit angkat angkut dan keselahan dalam bekerja sesuai
dengan prosedur aman, sehingga menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya insiden.
ix. Sifat, merupakan karakter pekerja dalam berpikir, merespons, merasakan dan bertindak yang sangat erat hubunganya dengan kepatuhan karyawan untuk
mematuhi prosedur, aturan, kebijakan, tanda larangan, tanda peringatan dan tanda kewajiban yang menjadi tolak ukur apakah karyawan mampu bersikap baik
atau buruk sehingga dapat menilai dan mencegah kejadian yang buruk akan terjadi suatu saat nanti.
x. Kondisi Fisik yang erat kaitannya dengan kondisi tubuh dan kondisi kesehatan karyawan yang sangat berpengaruh pada tingkat fokus bekerja, kewaspadaan
dan menjalankan pekerjaan dengan baik tidak atas dasar pengaruh kondisi kesehatan yang buruk seperti kelelahan, mengantuk, sakit, demam, flu, sakit badan
dan beberapa kondisi fisik lainnya.
xi. Pematuhan terhadap prosedur kerja, peraturan, sistem manajemen keselamatan, sistem manajemen operasioanl, penggunaan alat pelindung diri,
penggunaan peralatan, pengoperasian unit angkat angkut, pengoperasian mesin, bekerja diketinggian, pekerjaan pengelasan, pekerjaan mekanik dan service
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Insiden
Faktor Pekerjaan
i.Pekerjaan yang berresiko tinggi harus memiliki pengendalian dan pengelolaan operasional terkait resiko dan aspek dampak
pada operasional pekerjaan akan berakibat kegagalan fungsi mesin, peralatan kerja dan unit angkat angkut.

ii.Pekerjaan dengan beban yang berat tidak mampu untuk dikendalikan dan dijalankan dengan baik oleh pekerja.

iii.Pelaksanaan pemantauan terhadap dijalankannya prosedur kerja aman di area operasional kerja serta menilai kondisi
lingkungan kerja apakah telah memenuhi standar.

iv.Pelaksanaan pengawasan terhadap perilaku karyawan dalam bekerja termasuk tindakan tidak aman dan menyimpang dari
prosedur kerja aman.

v.Pelaksanaan inspeksi lingkungan kerja untuk melihat kualitas kondisi peralatan kerja, kelayakan mesin dan unit angkat
angkut, dan penyelidikan terkait bahaya-bahaya tersembunyi yang terjadi.

vi. Pemberian pelatihan karyawan untuk meningkatkan kemampuan skill dalam bekerja dan pengelolaan pola pikir karyawan
untuk senantiasa bekerja secara aman dan mengikuti segala prosedur kerja aman yang telah ditetapkan.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Insiden
Faktor Mekanis
i.Kondisi mesin dalam keadaan rusak dan tidak segera diantisipasi dan dilakukan perbaikan sehingga kondisi yang terus
dibiarkan dan dipaksa untuk digunakan akhirnya mengalami kegagalan fungsi kerja.

ii.Posisi peletakan mesin yang aman dan memiliki jarak aman dari aktivitas yang aktif dari pekerja.

iii.Peralatan tambahan atau peralatan pelindung yang digunakan untuk memastikan mesin atau material unit kerja yang
digunakan dalam kondisi aman.

iv.Kondisi unit angkat angkut dalam keadaan layak pakai dan tidak dikondisikan untuk dioperasikan dalam keadaan yang
rusak.

v.Ketersediaan alat pengaman sesuai spesifikasi kebutuhan mesin dan peralatan

vi.Desain dan rancangan alat harus dengan pertimbangan keselamatan mesin dan peralatan kerja.

vii.Penggunaan peralatan kerja dalam kondisi layak pakai.

viii.Tersedianya alat pengaman dan pelindung bagi tenaga kerja.


Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Insiden
Faktor Fisika
a.Pencahayaan merupakan suatu aspek lingkungan fisik yang penting bagi keselamatan kerja. pencahayaan yang tepat dan sesuai dengan
pekerjaan akan dapat menghasilkan produksi yang maksimal dan dapat mengurangi terjadinya kecelakaan akibat kerja. Nilai ambang batas
pencahayaan adalah 300 LUX.

b.Kebisingan ditempat kerja dapat berpengaruh terhadap pekerja karena kebisingan dapat menimbulkan gangguan perasaan, gangguan
komunikasi sehingga menyebabkan salah pengertian, tidak mendengar isyarat yang diberikan, hal ini dapat berakibat terjadinya kecelakaan
akibat kerja disamping itu kebisingan juga dapat menyebabkan hilangnya pendengaran sementara atau menetap. Nilai ambang batas
kebisingan adalah 85 dB untuk 8 jam kerja sehari atau 40 jam kerja dalam seminggu.

c.Suhu Udara Dari suatu penyelidikan diperoleh hasil bahwa produktivitas kerja manusia akan mencapai tingkat yang paling tinggi pada
temperatur sekitar 24°C-27°C. Suhu dingin mengurangi efisiensi dengan keluhan kakudan kurangnya koordinasi otot. Suhu panas terutama
berakibat mengurangi kelincahan, mengganggu kecermatan kerja otak, mengganggu koordinasi syaraf perasa dan motoris.

d.Kondisi permukaan Lantai, Lantai dalam tempat kerja licin dapat akibat tumpahan air, minyak atau oli berpotensi besar terhadap terjadinya
kecelakaan, seperti terpeleset.

e.Percikan bunga api Percikan bunga api dapat mengenai kulit dan mata pekerja las sehingga mengganggu proses produksi.

f.Kondisi jalur lalu lintas yang macet, ramai, unit jalan beriringan, padat, terdapat pekerjaan konstruksi, perbaikan jalan, terdapat lubang, jalur
berlumpur, tergenang air, terdapat pekerjaan galian dan timbunan dsb. Yang dapat berpotensi terjadinya kecelakaan dan insiden lalu lintas.

g.Kondisi lingkungan kerja yang tidak menerapkan praktik 5s, barang berserakan, terdapat kotoran, genangan air, lumpur, sampah berserakan
dan kondisi buruk lainnya yang berpotensi menciptakan potensi bahaya tersembunyi sehingga dapat terjadi kecelakaan kerja.
Faktor-Faktor Penyebab terjadinya Insiden
Faktor Kimia
Faktor kimia merupakan salah satu faktor lingkungan yang memungkinkan penyebab kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Faktor
tersebut dapat berupa bahan baku suatu produksi, hasil suatu produksi dari suatu proses, proses produksi sendiri ataupun limbah dari suatu
produksi. Adapun faktor kimia tersebut dapat merusak organ tubuh dan fungsinya.Bahan kimia yang berbahaya seperti bahan kimia
beracun, bahan kimia reaktif, bahan kimia radioaktif, mudah meledak, mudah terbakar, iritan dan korosi.

Faktor Biologi
Faktor Bahaya biologi disebabkan oleh gangguan dari serangga maupun binatang lain, bakteri, jamur dan mikroorganisme lain yang ada
ditempat kerja. Berbagai macam penyakit dapat timbul seperti infeksi, alergi dan sengatan serangga maupun gigitan binatang berbisa
berbagai penyakit serta bisa menyebabkan kematian

Faktor Ergonomi
Ergonomi dapat membuat beban kerja suatu pekerjaan menjadi berkurang. Dengan evaluasi fisiologis, psikologis atau cara-cara tak langsung,
beban kerja diukur dan dianjurkan modefikasi yang sesuai antara kapasitas fisik dan mental tenaga kerja dengan beban kerja yang
disebabkan oleh pekerjaan dan beban tambahan dari beberapa faktor lingkungan. Desain lapangan yang penting dalam penerapan
ergonomi adalah posisi tubuh (work posture) dan gerakan seluruh dan anggota badan (body and limbs movements), yang menentukan
besarnya pemakaian energi dan aktivitas sensorimotoris.

Faktor Psikologi
Beberapa aspek psikologi yang dapat membuat perubahan pada kondisi pekerjaan yaitu Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja, Seleksi dan
Penempatan Pegawai, Pelatihan dan Pengembangan, Produktivitas Kerja dan Stres Kerja. Hal tersebutlah yang dapat merubah kondisi
lingkungan kerja dan menjadi salah satu faktor terjadinya kecelakaan kerja.
Rekomendasi tindakan perbaikan dan pencegahan
TINDAKAN PERBAIKAN
Tindakan untuk menghilangkan faktor penyebab ketidaksesuaian atau situasi yang tidak diinginkan lainnya secara langsung dan merupakan
tindakan yang dibutuhkan untuk mengatasi ketidaksesuaian yang telah terjadi.

Melakukan proses identifikasi Akar Melakukan evaluasi terkait akar penyebab dari
penyebab dari ketidaksesuaian dan ketidaksesuaian untuk selanjutnya ditetapkan
didokumentasikan dengan lengkap tindakan pencegahan.

Efek dan akibat dari ketidaksesuaian Menindaklanjuti tindakan yang harus


harus dianalisis untuk menentukan dilakukan untuk menentukan efektivitas
dampak dan tindakan yang diperlukan dan efisiensi dari tindakan telah
untuk memperbaiki atau menetralkan dilaksanakan
kerusakan yang terjadi

Melakukan perbaikan secara Seluruh sistem harus diperiksa dan


keseluruhan dari kerusakan dan dinilai untuk memastikan bahwa
kerugian yang ditimbulkan secara ketidaksesuaian tidak terjadi di
komprehensif daerah lain
Rekomendasi tindakan perbaikan dan pencegahan
TINDAKAN PENCEGAHAN
Tindakan yang diambil untuk mencegah ketidaksesuaian dari yang telah terjadi agar tidak terulang kembali.

Hasil Evaluasi akar penyebab dari Secara berkelanjutan melaksanakan tindakan


ketidaksesuaian yang telah ditetapkan yang telah ditetapkan untuk mencegah
untuk dijadikan acuan dalam ketidaksesuaian terulang lagi
melaksanakan tindakan pencegahan.

Menindaklanjuti dan mengevaluasi


Tindakan proaktif, seperti penilaian tindakan yang dilakukan untuk
risiko, analisis efek dan kegagalan harus menentukan efektivitas dan efesiensi
diambil untuk mengidentifikasi potensi pelaksanaan.
ketidaksesuaian

Beberapa tindakan sebagai pencegahan dari ketidaksesuaian yaitu Pengembangan instruksi


kerja, prosedur terdokumentasi, evaluasi prosedur, sosialisasi prosedur, pelaksanaan pelatihan
karyawan, pembahasan ketidaksesuaian secara berkala saat proses briefing atau safety talk,
peningkatan mutu pengawasan, pelaksanaan pemantauan secara rutin, melaksanakan inspeksi,
audit dan tinjauan manajemen.
PENETAPAN TANGGUNGJAWAB
SURAT KETERANGAN HASIL INVESTIGASI
INCIDENT INVESTIGATION REPORT
INCIDENT INVESTIGATION REPORT
INCIDENT INVESTIGATION REPORT
INCIDENT INVESTIGATION REPORT
INCIDENT INVESTIGATION REPORT

Anda mungkin juga menyukai