Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS TENTANG DEEP VEIN THROMBOSIS

(DVT) DI RUANG GILEAD, SILOAM HOSPITALS KEBON


JERUK
Oleh: Debora Oktaviana
APA SIH
DVT ITU?

https://www.youtube.com/watch?v=0QEo9QAqA3k
PENDAHULUAN

■ Trombosis vena dalam dapat terjadi pada vena dalam maupun vena superfisial pada
keempat ekstremitas.
■ Angka kejadian DVT mendekati 1 per 1000 populasi setiap tahunnya.
■ Angka kematian pada kasus DVT sebesar 6% dan 12% pada kasus emboli paru
terhitung sejak I bulan diagnosis DVT dan emboli paru ditegakkan.
■ Pada sebuah studi didapatkan fakta bahwa angka kematian akibat emboli paru sebesar
30%, termasuk kasus emboli paru yang terdiagnosa dari autopsy.
■ Insiden VTE pada ras Asia dan Hispanic dilaporkan lebih rendah dibandingkan dengan
ras Kaukasian, Afrika-Amerika, Latin, dan Asia Pasifik.
DEFINISI

■ Deep Vein Thrombosis (DVT) merupakan pembentukan bekuan darah pada lumen vena
dalam (deep vein) yang diikuti reaksi inflamasi di peri vena.
ETIOLOGI DVT
■ Cedera pada pembuluh darah akibat patah tulang,cedera
otot,atau operasi besar
■ Aliran darah yang lamban atau kekurangan aliran darah
akibat istirahat,gerakan terbatas, duduk selama
perjalanan,dan persimpangan kaki untuk waktu yang
lama,dan kelumpuhan.
■ Peningkatan estrogen dari pil KB, terapi penggantian
hormon, atau kehamilan.
■ Kanker dan pengobatan kanker serta penyakit lain
■ Riwayat keluarga DVT, PE atau gangguan penggumpulan
darah
■ Obesitas
■ Usia
■ Kondisi seperti vaskulitas dan varises vena
ANATOMI
PATOGENESIS
DVT
PATOFISIOLO
GI
MANIFESTASI KLINIS

1. NYERI
2. EDEMA
3. PERUBAHAN WARNA KULIT
(KEMERAHAN ATAU FLEGMASIA ALBA
DOLENS ATAU FLEGMASIA CERULEA
DOLENS)
4.VENA SUPERFISIAL LEBIH TERLIHAT
5.KULIT HANGAT
6.HOMAN’S SIGN
7. MOSES’ SIGN
CAPRINI
SCORE
*V. Bahl, H. Hu, P. K. Henke, T. W. Wakefield, D. A.
Campbell, J, Caprini JA. Ann Surg: 2010; 251: 344-5
KOMPLIKA
SI
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Compression Ultrasonography 2. D-Dimer test 3.Venography 4. MRI in pregnency


PENATALAKSANAAN
NON-FARMAKOLOGI FARMAKOLOGI
Nama Initial
KASUS: Ny. K

Umur : 41 tahun

No. Rekam Medis : 10-49-65-48

Diagnosa Medik : Deep vein thrombosis tungkai kanan

Diagnosa Keperawatan : Nyeri

Saat masuk : Pasien datang dengan keluhan nyeri dan bengkak di bagian
tungkai kanan bawah menjalar ke paha, berwarna merah, lemah,
tidak nafsu makan.

Saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri di bagian tungkai kanan bawah dengan
skor nyeri 3/2 (A/I), bengkak, berwarna merah, kaki terasa berat
dan sulit digerakkan. BAB dijumpai 1 hari yang lalu setelah
pemberian pencahar. Riwayat DM dijumpai diketahui sejak 1
tahun terakhir dengan penggunaan metformin.Riwayat hipertensi
disangkal
PEMERIKSAAN FISIK
■ Keadaan Umum : Sedang ■ EKSTREMITAS
■ Sensorium : Compos Mentis SUPERIOR
■ Tekanan darah :150/60 mmHg ■ Akral : Hangat
■ Nadi : 80 x/ menit ■ Edema : (-/-)
■ Pernafasan : 18 x/menit
■ Temperatur : 36,5oC INFERIOR
■ Akral : Hangat
■ Berat Badan : 60 kg ■ Edema : Dijumpai edema pada regio femoralis
dextra
■ Tinggi Badan : 170 cm
■ Eritema : Dijumpai eritema pada regio femoralis
■ IMT : 20,8 kg/m2 (Kesan: Normal) dextra
TA N G G A L PEMERIKSAAN HASIL
PEMERIKSAAN

11-06-219 Tes Hematologi - Hb: 12,1 g/dL(rendah)


- Eritrosit: 4,18 juta/µL
- Leukosit: 15.120/ µL
- Hematokrit: 34 %(rendah)
- Hitung jenis:
Eosinofil: 1,5
Basofil: 0,5
Neutrofil: 78,1
Limfosit: 13,8
Monosit: 6,1
Neutrofil absolut: 11,82x10 3/ µL
Limfosit absolut: 2,08x10 3/ µL

PEMERIKSAA
Monosit absolut: 0,92x103/ µL
Eosinofil absolut: 0,23x10 3/ µL
Basofil absolut: 0,07x103/ µL
- MCV: 80,5fL(rendah)
- Trombosit: 268.000 10^3/ul
- APTT pasien: 50,1 detik (tinggi)
- Kalium darah: 2,6 mmol/L (sangat rendah)

12-06-2019 Tes APTT -


-
Kontrol: 32,1 detik
Pasien: 62,2 detik (tinggi)
N
PENUNJANG
13-06-2019 USG Abdomen and Pelvis - Mild fatty liver dengan kista di lobus kanan.
- Organ-organ intraabdominal lainnya dalam batas
normal.

13-06-2019 Laboratorium (Tes - Warna: kuning muda


  urinalisa) - Kejernihan: jernih
- Bilirubin: Negatif
- Urobilinogen: Positif
- Keton: negatif
- pH: 7,00 (normal)
- albumin: negatif
- glukosa: negatif
- nitrit: negatif
- Sedimen urin
- Eritrosit: 0-1/lpb
- Leukosit: 3-5/lpb

13-06-2019 Tes APTT - Kontrol: 32,5 detik


- Pasien: 85,6 detik (tinggi)
Data Subjektif dan Data Objektif Etiologi Masalah Keperawatan

DS: Pasien mengatakan badan terasa lemas. penurunan curah jantung, Gangguan perfusi
kegagalan kompensasi
 Tanda-tanda vital terlampir (lihat bagian atas) jaringan perifer

ANALISA DATA
jantung
 Pasien mengatakan mempunyai riwayat DM 3 tahun yang
lalu
DO :
 CRT kembali >3 detik, anemia, kesadaran: compos
mentis
 Tampak edema di tungkai kanan

DS: Edema tungkai kanan / agen Nyeri akut


fisik
 Pasien mengatakan kaki kanan bawah terasa nyeri, nyeri
pada skala 6 (aktivitas 0-10) dan istirahat 3 (0-10)
 Pasien mengatakan pusing pada saat beranjak dari
tempat tidur
 Tanda-tanda vital terlampir (lihat bagian atas)
DO: Pasien tampak meringis kesakitan,
- Pasien terlihat memegang kaki kanan bawah
- Tampak edema tungkai kanan bawah

DO: Pasien tidak bisa menjelaskan tentang penyakitnya itu Kurangnya informasi Kurang pengetahuan
apa ketika disuruh menjelaskan
 MMSE : 27 aspen kognitif dari fungsi mental baik
 Tanda-tanda vital terlampir (lihat bagian atas)
DS:
 pasien mengatakan kurang mengerti tentang penyakitnya
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan aliran darah ditandai dengan


edema jaringan, nyeri, perubahan warna kulit (eritema).
2. Nyeri akut berhubungan dengan penurunan sirkulasi arteri dan oksigenasi
jaringan dengan produksi atau akumulasi asam laktat pada jaringan ditandai
dengan nyeri pada tungkai kanan.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan informasi penyakit, kurang
pengingat, program pengobatan ditandai dengan meminta informasi, penyataan
konsep penyakit.
TATALAKSANA
Tatalaksana  

1. Terapi antikoagulan Low Molecular Weight Heparin (LMWH)

 Heparin, secara parental. Heparin dosis rendah di berikan subkutan dengan dosis 5000 U. - Inj. Lovenox 2 x 0,6cc/12jam

diberikan sebelum operasi dan setelah operasi (setiap 8-12 jam). - Xarelto 1 x 15 mg

 Warfarin. Dapat mulai diberikan 5 atau 10 mg. Lama profilaksis menurut rekomendasi ACPP R/
adalah minimal 7-10 hari.
Terapi 3 bulan pengobatan / switch Xarelto 2 x 15 mg
 Low-dose Unfractionated Heparin (UFH)

Diberikan secara subkutan 3 kali 3500 U sehari, dimulai sejak dua hari sebelum operasi.

 Low Molecular Weight heparin (LMWH)

LMWH lebih efektif dibanding yang lainnya. Secara subkutan, LMWH/enoxaparin diberikan sehingga
profilaksi dengan dosis 40 mg satu kali sehari, pada pasien yang menjalani pembedahan beresiko tinggi
DVT.

1. Terapi trombolitik

- Sistemik: kurang direkomendasikan karena tingginya kemungkinan komplikasi perdarahan.

-Catheter directed: lebih rendah angka komplikasi perdarahan dibandingkan trombolitik sistemik
dan terbukti lebih efektif.
KESIMPULAN
■ Pasien perempuan berusia 41 tahun bernama Ibu K didiagnosis dengan
DVT. Pasien dirawat di RS Siloam Kebon Jeruk dan ditatalaksana
dengan tirah baring, diet MB kalori >1700 kkal + ekstra putih telur,
terapi sesuai RM 8.1, injeksi Lovenox 2 x 0,6 cc / 12 jam, drip
Ceftriaxone 2 gram/24 jam IV dan Klindamisin 4 x 300 mg.
CAPRINI SCORE IBU K: 3

https://www.mdcalc.com/caprini-score-venous-thromboembolism-2005#creator-insights
Doengoes, Marilyn. E.dkk. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Herdman, Heather. 2012. NANDA Internasional Diagnosis Keperawatan Definisi dan


Klasifikasi 2012-2014. Jakarta: EGC.

La, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.

Saferi, Andra. 2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa). Yogyakarta:


Nuha Medika.

Brunner & Suddarth. 2009. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC: Jakarta.

Marilyn E. Doenges. 2009. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC: Jakarta.

Referensi Sarwono. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. FKUI. Jakarta.

Mackman N, Becker R. 2010. DVT: a new era in anticoagulant therapy.

David L, Erica P, James D. 2015. Diagnosis and management of iliofemoral deep vein
thrombosis. Clinical Practice Guideline. CMAJ.

Dupras D, Bluhm J, Feity C, Johnsons T. 2013. Venous thromboembolism diagnosis and


treatment. Institue for Clinical System Improvement.

Bates SM, Jaeschke R, Stevens SM, Goodacre S, Wells PS. 2012. Diagnosis of DVT:
Antitrombotic therapy and prevention of trombosis. American College of chest physicians.

JCS Guidelines. 2011. Guidelines for the diagnosis, treatment and prevention of pulmonary
thromboembolism and deep vein thrombosis.

V. Bahl, H. Hu, P. K. Henke, T. W. Wakefield, D. A. Campbell, J, Caprini JA. Ann Surg:


2010; 251: 344-5
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai