Anda di halaman 1dari 21

FRAKTUR IGA

Dila Oktafiani 12-193

Preseptor:

Dr. Khomeini, Sp. B


Pendahuluan

Fraktur costa terutama disebabkan karena trauma tumpul


dada. Perlu ketelitian untuk membedakan apakah
kontusio dinding dada atau fraktur kosta. Fraktur ini
sebagian terbesar disebabkan kecelakaan lalu lintas
diikuti jatuh dari tempat yang tinggi.

Di Indonesia, kasus kecelakaan lalu-lintas merupakan penyebab


tersering yang menyebabkan fraktur pada tulang, khususnya fraktur
iga. Menurut data kepolisian Republik Indonesia Tahun 2003, jumlah
kecelakaan di jalan mencapai 13.399 kejadian, dengan kematian
mencapai 9.865 orang, 6.142 orang mengalami luka berat, dan 8.694
mengalami luka ringan. Dengan data itu, rata-rata setiap hari, terjadi
40 kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan 30 orang meninggal
dunia.
ANATOMI
Definisi

Fraktur pada iga (costae) adalah terputusnya kontinuitas


jaringan tulang / tulang rawan yang disebabkan oleh ruda
paksa pada spesifikasi lokasi pada tulang costa.
Etiologi

Bukan
Trauma Trauma
Patofisiologi

Krepitasi
Klasifikasi
Tanda dan Gejala
DIAGNOSIS
Anamnesis

MEKANISME TRAUMA

NYERI

SESAK

BATUK
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Diagnosis banding
KOMPLIKASI

• Atelektasis
• Hematothorax
• Pneumothorax
• Cedera a. Intercostalis, pleura viceralis, paru dan jantung
• Pneumonia
• Laserasi jantung
PENATALAKSANAAN

a.  Airway dengan kontrol


•   Lakukan chin lift dan atau jaw thrust
dengan kontrol servikal in-line
immobilisasi
• Bersihkan pernapasan dari benda
asing.
b.   Breathing dan ventilasi
1)   Pemberian oksigen
2)   Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri
dan membantu pengembangan dada: Morphine
Sulfate. Hidrokodon atau kodein yang dikombinasi
dengan aspirin atau asetaminofen setiap 4 jam.
3)   Blok nervus interkostalis dapat digunakan untuk
mengatasi nyeri berat akibat fraktur costae
• Bupivacain (Marcaine) 0,5% 2 sampai 5 ml,
diinfiltrasikan di sekitar n. interkostalis pada costa
yang fraktur serta costa-costa di atas dan di bawah
yang cedera
• Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah
costa, antara tempat fraktur dan prosesus spinosus.
Jangan sampai mengenai pembuluh darah
interkostalis dan parenkim paru
C. Circulation
1) Penekanan langsung pada sumber perdarahan
eksternal
2) Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus
mengambil sampel darah untuk pemeriksaan rutin,
kimia darah
3)  Beri cairan kristaloid 1-2 liter
4) Transfusi darah jika perdarahan masif dan tidak ada
respon terhadap pemberian cairan awal.
5) Pemasangan kateter urin untuk monitoring indeks
perfusi jaringan.
4. Disability
• Menilai tingkat kesadarn memakai GCS
• Nilai pupil : besarnya, isokor atau tidak,
refleks cahaya dan awasi tanda-tanda
lateralisasi

5. Exposure/environment
•Buka pakaian penderita
•Cegah hipotermia : beri selimut hangat dan
tempatkan di rungan yang hangat
Kesimpulan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai