Anda di halaman 1dari 33

REFERAT

DEMAM REMATIK AKUT


BAB 1

PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Demam Rematik Akut  DRA  Penyebab utama


Penyakit peradangan akut penyakit jantung pada anak
yang diakibatkan oleh respon usia 5 tahun sampai dewasa
imunologis lambat yang muda di negara berkembang
terjadi setelah infeksi kuman dengan keadaan sosioal
Streptococcus beta- ekonomi rendah dan
hemolyticus grup A lingkungan buruk
LATAR BELAKANG

Penyakit jantung rematik adalah penyakit jantung


sebagai akibat gejala sisa dari DRA, yang ditandai
dengan terjadinya cacat katup jantung. Perkembangan
penyakit ini menuju fase kronik (penyakit jantung
rematik) menimbulkan kerugian baik dari segi
morbiditas, mortalitas dan sosioekonomi.
BATASAN TUJUAN METODE
MASALAH PENELITIAN PENULISAN

Makalah ini membahas Tujuan penulisan Metode yang dipakai


tentang demam rematik makalah ini yaitu untuk dalam penulisan ini
akut yang meliputi memahami dan berupa tinjauan pustaka
pengertian, epidemiologi, menambah pengetahuan yang merujuk pada
etiologi, patofisiologi, tentang demam reumatik berbagai literatur.
diagnosis, tatalaksana, akut.
komplikasi dan prognosis.
BAB 2

TINJAUAN
PUSTAKA
DEFINISI

Demam rematik akut  Penyakit autoimun berupa peradangan


akut, difus, dan non supuratif yang terjadi pada individu yang
rentan setelah tonsilofaringitis yang tidak tertanggulangi dan
akibat respon imunologis lambat yang terjadi setelah infeksi
kuman Streptococcus beta-hemolyticus grup A.
EPIDEMIOLOGI

• Angka kejadian DRA pada anak usia 5-14 tahun diperkirakan


sekitar 336.000 kasus baru per tahun, dengan angka kematian
sebesar 1,5%.
• Diperkirakan sebagian besar anak-anak mengalami 1 episode
faringitis per tahun, dimana 15-20% disebabkan oleh
streptokokus grup A dan hampir 80% disebabkan oleh virus
patogen.
• Prevalensi penyakit ini di negara berkembang masih tinggi
dibandingkan negara maju
ETIOLOGI

• Penyebab demam rematik adalah streptokokus beta


hemolitik grup A : bakteri kokus gram positif yang biasa
berkoloni di kulit dan orofaring.
• Penularan organisme ini melalui sekresi saluran pernapasan
atas yang biasa terjadi di lingkungan padat.
• Organisme ini menempel pada sel epitel saluran napas atas
dan menghasilkan enzim yang memungkinkan invasi ke sel
manusia.
• Faringitis yang disebabkan oleh streptokokus grup A
memiliki peranan pada terjadinya demam rematik dan
penyakit jantung rematik
PATOGENESIS

Antibodi yang diproduksi untuk melawan antigen


bakteri bereaksi silang dengan jaringan tubuh
“antigenic mimicry”
manusia sehingga menimbulkan kerusakan jaringan
tersebut.

Reaksi silang Antigen dari Streptococcus kapsul hialuronat


imunologis dengan jaringan tubuh dengan kartilago
sendi

membran protoplast dan


protein M dengan karbohidrat dinding sel
jaringan neuron
sarkolema miokard dengan glikoprotein katup
subtalamus dan nukleus
jantung
kaudatus
PATOGENESIS
Ikatan antara antibodi dan antigen menimbulkan respon imun seluler. Limfosit T jenis
CD4 dan CD8 merupakan mediator utama pada lesi miokard dan lesi katup pada DRA
PRINSIP PENEGAKAN DIAGNOSIS

Pemeriksaan
Gejala Klinis Foto Thoraks
Laboratorium

Elektrokardiografi Ekokardiografi
GEJALA KLINIS

Demam reumatik akut : DRA didahului dari Onset dari demam


respon inflamasi umum adanya infeksi reumatik akut
dan penyakit yang Streptococcus beta
mengenai jantung, sendi, hemolyticus grup A
otak dan kulit pada tenggorok demam akut 2-4
minggu setelah
faringitis.
Serangan pertama dan
serangan ulangan

Klinis dan berdasarkan temuan dari


Diagnosa utama beberapa gejala yang mulanya
ditetapkan didalam kriteria Jones.
GEJALA KLINIS

2 kriteria mayor atau 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor


Kriteria dan bukti infeksi oleh streptokokus grup A
JONES
Kecuali bila ada chorea atau karditis maka bukti infeksi
(2015) sebelumnya tidak diperlukan

Kriteria Mayor
GEJALA KLINIS

Kriteria JONES (2015)

Kriteria Minor
GEJALA KLINIS

Stadium Klinis

Stadium I

Infeksi saluran napas bagian atas oleh Pemeriksaan fisik : eksudat di


kuman beta - Streptococcus hemolyticus tonsil serta tanda-tanda
grup A (2-4 hari dan dapat sembuh peradangan lainnya, pembesaran
sendiri tanpa pengobatan) kelenjar submandibular

Keluhan : demam, batuk, rasa Pada penelitian (50 – 90%)


sakit waktu menelan, muntah dan terjadi infeksi saluran napas atas 10-14
diare (Terkadang muncul) hari sebelum manifestasi pertama demam
reumatik/penyakit jantung reumatik
GEJALA KLINIS

Stadium Klinis

Stadium II

Periode laten : masa antara infeksi


Korea : dapat timbul 6 minggu atau
Streptococcus dengan permulaan gejala
demam reumatik bahkan berbulan-bulan kemudian

Periode ini berlangsung 1-3 minggu

Stadium III

Saat timbulnya berbagai manifestasi klinik


Fase akut demam reumatik
demam reumatik/penyakit jantung reumatik
GEJALA KLINIS

Stadium Klinis

Stadium III

Manifestasi klinik :
- Gejala peradangan umum (gejala minor)
- Manifestasi spesifik (gejala mayor)

Stadium IV

Stadium Inaktif DRA dan PJR sewaktu – waktu dapat reaktivasi

Gejala sisa kelainan katup > Penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung atau
tergantung beratnya jenis penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa
kelainan katup tidak menunjukkan gejala apa-apa
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Gold Standard : Kultur tenggorok

Pemeriksaan antigen cepat : Lakukan kultur


Hasilnya negatif
tidak terlalu sensitif kembali

Apabila pemeriksaan antigen Konfirmasi infeksi


Hasilnya Positif
spesifisitasnya tinggi Streptococcus grup A

Mendeteksi AB streptokokus terhadap


ASO
Pemeriksaan titer antibodi : streptokokus lysin O
Antistreptolisin O (ASO),
Antistreptococcal DNAse B Titer meningkat 2
(ADB) dan Antistreptococcal kali lipat
Hyaluronidase (AH)
Bukti infeksi
terdahulu
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Meningkat C reactive protein (CRP) dan Laju Endap
Reaktan Fase Akut
Darah (LED) : Kriteria Minor

Kultur Darah Menyingkirkan infektif endokarditis, bakteremia dan


infeksi gonokokus.
FOTO THORAKS

Meningkat CTR :
karditis dan gagal
jantung
EKG EKOKARDIOGRAFI
- PR interval memanjang ( kriteria
minor jones) Untuk menegakkan kriteria mayor karditis
- Blok derajat 2 dan 3
- Penyakit jantung rematik kronis :
Memiliki sensitifitas dan spesifisitas yang
Pembesaran atrium kiri akibat
cukup tinggi untuk mendeteksi adanya
dari mitral stenosis
karditis subklinis

Kekurangan : Pada pemeriksaan regurgitasi


katup > sulit untuk membedakan antara
regurgitasi patologis atau fisiologis

Sering dipakai untuk mengetahui


prognosa > karditis subklinis dapat
menetap selama 6 bulan sampai 8 tahun

MR mild ec prolaps AML


TATALAKSANA
Terapi untuk Profilaksis dengan Gagal jantung
streptokokus grup A penisilin disebabkan karditis

Terapi umum untuk


episode akut

Obat anti inflamasi : Tirah baring : Chorea diatasi dengan


Salisilat terutama karditis asam valproat + sedasi
TATALAKSANA

Terapi untuk streptokokus grup A

Pencegahan primer ( pengobatan Pencegahan sekunder


infeksi faringitis)

Mencegah infeksi berulang >>


Menurunkan resiko demam
terutama pada penderita
reumatik akut dan dianjurkan
dengan riwayat
DRAsebelumnya
Lama Terapi

Karditis ringan karditis berat atau perbaikan


Tidak ada karditis
(sudah sembuh) katup dengan operasi

Minimal 5th atau minimal 10 th atau


Seumur Hidup
sampai usia 18 th sampai usia 25 th
TATALAKSANA
Antibiotik Dosis Frekuensi Durasi Keterangan
Pencegahan Primer Benzathine (anak) 600.000 U 1 kali Hanya saat Mengurangi
Penisilin G IM bila bb < 27 kg akut masalah
Tujuan : Eradikasi
(dewasa) 1.2 juta kepatuhan
streptokokus grup A
unit IM atau pada
Faringitis bakterial anak BB > 27 kg
+ hasil test positif : Penisilin V (anak) 250 mg 2-3 kali / hari 10 hari
terapi pada fase supuratif
po (dewasa)
500 mg po
-Oral : Penicillin selama 10 hari Amoxicillin 500 mg po 3 kali/hari 10 hari
- IV : Benzathine penicilin
Cephalosporin Bervariasi Bervariasi 10 hari Erythromisin
atau sesuai obat sesuai obat bila alergi
erythromisin penisilin
TATALAKSANA
Pencegahan
Sekunder
- IV : Benzatin Penicilin > setiap 4 minggu
Mencegah infeksi berulang - Daerah endemik : setiap 3 minggu
- Pemberian oral : risiko rendah untuk infeksi berulang
Antibiotik Dosis Frekuensi Keterangan
Benzathine (anak) 600.000 U IM bila Setiap 3 Mengurangi
Penisilin G bb < 27 kg –4 masalah
(dewasa) 1.2 juta unit IM minggu kepatuhan
atau pada anak BB > 27 kg
Penisilin V 250 mg 2 kali / hari
po

Erythromisin 250 mg 2 kali/hari Alternatif


po pasien
yang alergi
penisilin
Sulfanamides 1 gr po Setiap hari Alternatif
pasien yang
alergi
penisilin
TATALAKSANA
Terapi Gagal Jantung
pada DRA

Terapi dengan Kortikosteroid Mengancam jiwa

IV methyl prednisolon
- Penderita yang tidak respon dengan salisilat
- Terus mengalami perburukan
- Gagal jantung Setelah 2-3 minggu dosis terapi
bisa dikurangi 20-25% setiap
minggunya
Prednison 2mg/kg/hari -
80mg/hari (Max) sekali sehari
atau dalam dosis terbagi Pengurangan dosis steroid disertai
dengan pemberian aspirin

Mencegah rebound
KOMPLIKASI
Penyakit katup jantung rematik Serangan karditis reumatik akut yang berulang kali

Lesi berupa : Veruka Kecil (fibrin dan sel darah)

Katup Mitral Meninggalkan jaringan parut

Katup Aorta
Serangan demam reumatik berulang
Katup Trkuspidal
veruka baru >> dekat veruka sebelumnya +
endokardium mural + korda tendinea

Keterlibatan jantung dan endokardium reumatik Manifestasi demam reumatik

Gambaran Penyakit Insufisiensi mitral, stenosis mitral reumatik, insufisiensi aorta,


Jantung Katup penyakit katup trikuspidal, dan penyakit jantung pulmonal.
PROGNOSIS
Morbiditas DRA Derajat keterlibatan jantung

Prognosis : Dubia ad bonam

Mortalitas DRA Karditis berat

Menurun dengan pemberian penisilin : Mencegah


jatuh ke penyakit katup jantung kronik

60-70% ke 9-39%

Tingkat kesembuhan pasien - 30% pada 5 tahun pertama


dengan penyakit jantung - 40% setelah 10 tahun
BAB 3

KESIMPULAN
KESIMPULAN

Dalam pencegahan DRA >>> PJR : kemampuan diagnosis dan terapi serta
pencegahan primer dan sekunder yang tepat. Pencegahan sekunder : antibiotika
profilaksis > suntikan benzanthine penicilin G yang diberikan 3-4 minggu
sekali. Underdiagnosed : DRA >> PJR, jika Overdiagnosed > Penghamburan
Benznthine pennciile G setiap 3-4 minggu sekali ditambah adanya kejadian syok
anafilaktik setelah pemberian injeksi Benzathine Peniciline G. Diagnosa yang
tepat dapat mengurangi komplikasi dan meningkatkan angka kesembuhan.
Sehingga akan mencegah pasien demam rematik akut jatuh kepada penyakit
jantung rematik yang dapat berkembang menjadi gagal jantung.
TERIMA

KASIH

Anda mungkin juga menyukai