Anda di halaman 1dari 28

CLINICAL SCIENCE SESSION

Demam
Rematik Akut
dan Penyakit
Jantung
Rematik
OLEH :
MARWIYAH KHAIRANI
G1A219053
PEMBIMBING :
DR. HJ. ELFIANI , SPPD. FINASIM
PENDAHULUAN

▪ Demam rematik Akut (DRA) merupakan penyakit autoimun yang


menyerang multisystem akibat infeksi SBHGA pada tenggorokan,
menyebabkan peradangan pada jantung, kulit dan jaringan ikat,
komplikasi  PJR
▪ 15 juta di dunia, kasus baru 282.000, meninggal 233.000 setiap
tahunnya
▪ Menyerang usia 5-14 tahun, jarang pada usia <5 tahun dan dewasa >
35 tahun
▪ Prevalensi DRA di Indonesia belum diketahui secara pasti, berkisar 0,3
sampai 0,8 per 100 anak sekolah 5-15 tahun
▪ 30-70% pasien DRA dapat terjadi komplikasi pankarditis saat serangan
pertama, 73-90% pada serangan ulangan
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI

Demam Rematik Akut Penyakit Jantung Rematik

▪ Reaksi peradangan yang ▪ kerusakan katup jantung


disebabkan oleh infeksi jangka panjang akibat
kuman streptococcus group demam rematik akut
A (GAS) - haemolytic, yang berat atau beberapa demam
meliputi berbagai organ rematik akut rekuren
(antara lain jantung,
persendian, sistem syaraf
pusat)
EPIDEMIOLOGI

Insidensi demam rematik pada negara berkembang mulai menurun


sejak abad ke 19

insidensi 50 / 100.000 anak tiap tahunnya

Puncak insidensi usia 5 hingga 15 tahun, jarang pada usia lebih dari
35 tahun

Serangan pertama jarang pada anak berusia <5 tahun (5%


populasi) belum pernah pada anak berusia <2 tahun.
Serangan rekuren sering pada remaja dan dewasa muda dan
jarang terdiagnosa pada usia >45 tahun
ETIOLOGI
PATOGENESIS
PATOGENESIS
CARDITIS
MANIFESTASI KLINIS

Demam Rematik Penyakit Jantung Rematik


▪ Karditis ▪ Regurgutasi Mitral
▪ Arthritis ▪ Stenosis Mitral
▪ Corhea Syndenham ▪ Regurgitasi Aorta
▪ Erythema marginatum ▪ Stenosis Aorta
▪ Nodul subkutan
▪ Gejala lainnya
ARTHRITIS
COREA SYDENHAM
ERYTHEMA MARGINATUM
NODUL SUBKUTAN
DIAGNOSIS

Demam Rematik Akut


Walaupun tidak ada klinis, laboratoris, atau uji yang dapat mengkonfirmasi pasti diagnosis demam rematik, diagnosis ditegakkan
menggunakan kriteria Jones. Hingga saat ini kriteria ini terus diperbaharui dan yang terbaru adalah kriteria jones yang direvisi oleh American
Heart Association (AHA) tahun 2015

Diagnosis awal demam rematik ditegakkan jika


adanya bukti infeksi Streptococcus beta-
hemolitikus Grup A sebelumnya dan memenuhi:
• 2 kriteria mayor
• 1 kriteria mayor dan 2 kriteria minor.

Sedangkan diagnosis demam rematik rekuren


ditegakkan bila adanya bukti infeksi
Streptococcus beta-hemolitikus Grup A
sebelumnya dan memenuhi :
• 2 kriteria mayor
• 1 mayor dan 2 minor
• 3 minor.
▪ Laboratorium :
Pembuktian infeksi Streptococcus ( kultur
swab tenggorok)
ASTO
DNA-se B
CRP
LED
Enzim Jantung PEMERIKSAAN
PENUNJANG
▪ Radiologi
untuk menentukan kardiomegali
dan kemungkinan terdapatnya
perikarditis.

Elektrokardiogram
PEMERIKSAAN
ST segmen elevasi difus pericarditis, PENUNJANG
miokarditis sinus takikardi dan
pemanjangan interval P-R dan AV blok
derajat 2 atau total AV blok
 Histopatologi

 Histopatologi
 Histopatologi
 Histopatologi
 Histopatologi

 Ekokardiografi
Menentukan kerusakan dari katup jantung
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
DIAGNOSIS

Penyakit Jantung Rematik


• Anamnesis :
adanya riwayat DRA dan keluhan dari kegagalan jantung yang timbul akibat kelainan
katup kronik berupa sesak nafas, mudah lelah dan lainnya. Kemudian dapat
ditanyakan berupa keluhan khas pada setiap kelainan katup.

• Pemeriksaan Fisik
dapat dilakukan auskultasi untuk mendengarkan suara khas murmur pada tiap
kelainan katup. Pada pasien dengan regurgitasi mitral ditemukan suara murmur
apikal holosistolik,pada stenosis mitral dapat ditemukan murmur diastolik apikal
rumbling low-pitch, pada stenosis aorta dapat ditemukan murmur ejeksi sistolik.

• Pemeriksaan Penunjang : Rontgen thoraks dan pemeriksaan echocardiogram


TERAPI DEMAM REMATIK AKUT

Terapi pada demam rematik memiliki beberapa tujuan


yaitu:
• Supresi respon inflamasi yang dapat meminimalisir
efek inflamasi pada jantung dan sendi.
• Eradikasi bakteri streptococcus beta-hemolitikus grup
A.
• Memberikan pengobatan simptomatik
• Memberikan profilaksis sekunder
TERAPI

1. BED REST
Bed rest pada pasien demam rematik akut bertujuan untuk meringankan nyeri sendi.

2. Pemberian antibiotik
Pemberian antibiotik untuk eradikasi streptococcus beta hemolitikus grup A adalah
benzathine benzylpenicillin intra muscular sebanyak 1,2 juta IU (BB >27kg) per hari atau
600,000 – 900,000 IU (BB<27 kg) per hari, atau diberikan erythromycin jika alergi terhadap
penicillin.

3. agen anti-inflamasi
Pemberian agen anti-inflamasi dapat berupa salisilat, NSAID ataupun kortikosteroid. Dosis
aspirin yang dapat diberikan pada dewasa 4 – 8 g/hari. Untuk penggunaan prednisone atau
prednisolone adalah 1 – 2 mg/kg/hari.

4.Pembedahan
TERAPI PENYAKIT JANTUNG REMATIK

Terapi pada PJR kronik didasarkan atas ada tidaknya gejala


kardiovaskular. Kebanyakan pasien yang mengalami gangguan katup ringan
hingga sedang bersifat asimtomatik. Pembatasan aktivitas fisik juga
dilakukan berdasarkan derajat beratnya kelainan katup.
TERAPI

• Pengobatan secara medikamentosa dilakukan pada kondisi pasien yang mengalami hipertensi
pulmoner dan atrial fibrilasi (komplikasi regurgitasi mitral), pencegahan thromboemboli
menggunakan antikoagulan (komplikasi stenosis mitral), Hipertensi sistemik menggunakan ACE
inhibitor, calcium chanel blocker atau angiotensin reseptor blocker (komplikasi regurgitasi aorta).

• Penatalaksanaan intervensi yang dapat dilakukan adalah Tindakan pembedahan.


PENCEGAHAN
Pencegahan demam rematik terbagi menjadi 3 tingkat,
yaitu:
1. pencegahan primordia
2. pencegahan primer
3. pencegahan sekunder.
KESIMPULAN
Demam rematik akut adalah reaksi peradangan yang disebabkan oleh infeksi kuman
streptococcus group A (GAS) –beta haemolytic, yang meliputi berbagai organ. Klinis
yang ditimbulkan dapat beragam sesuai dari organ yang terlibat. Seiring berkembang
nya zaman, kriteria diagnosis terus diperbaiki untuk mendapat diagnosa sesuai
keadaan dan faktor resiko sang pasien. Selain itu pengobatan pada pasien juga
beragam sesuai dengan kondisi sang pasien. Tindakan pencegahan sangatlah
penting pada pasien demam rematik karena dapat mencegah timbulnya serangan
maupun mencegah timbulnya rekurensi dan komplikasi berupa penyakit jantung
rematik
▪ Kisworo B. Demam reumatik. Cermin dunia kedokteran. No 116.
Jakarta. 1997
▪ Siregar AF. Demam reumatik dan penyakit jantung reumatik
permasalahan di Indonesia. http://www.usu.ac.id. Diakses pada
tanggal 1 juni 2011.
▪ Paduan Praktik Klinis (PPK) dan Clinical Pathway (CP) Penyakit
Jantung dan Pembuluh Darah Edisi Pertama. Jakarta: Perhimpunan
Dokter Spesial Kardiovaskular Indonesia. 2016.
▪ Acute Rheumatic Fever and Rheumatic Heart Disease In
Streptococcus Pyogenes: Basic Biology to Clinical Manifestation.
Sika-Patounu D, et al. Oklahoma : University of Oklahoma Health
Science Center. 2017.
▪ Rheumatic FeverIn Braunwald’s Heart Disease Volume II Eleventh
Edition. Benjamin M, et al. Editor: Zipes DW, et al. Canada : Elsevier.
2019.
▪ Rheumatic Fever in Hurst’S The Heart Volume II 14th Edition.
Manesh R, et al, Editor : Fuster V, et al. New York :MacGraw Hill
Education. 2017.
DAFTAR PUSTAKA
▪ AHA/ACC Guideline for the Management of Patient With Valvular
Heart Disease.Nishimura RA, et al. Journal of the American College
of Cardiology, Vol.63, No.22, p e92-e94. America : Elsevier. 2014
▪ Rheumatic Heart Disease.Marijon E. The Lancet Vol.379 p 953-
964 .2012
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai