Anda di halaman 1dari 37

GANGGUAN

PENGLIHATAN
DAN KEBUTAAN
PADA ANAK

dr. Dewi Nurlita


Dinas Kesehatan Kota Mataram
83% INFORMASI
DITERIMA OLEH MATA

MATA ANAK =
INVESTASI BANGSA
Gangguan
42%
Refraksi
TERABAIKAN

BUTA
TAJAM
WHO PENGLIHATAN
PENTINGNYA UTK
PENANGGULANGAN
< 3/60
FISIOLOGI MATA
Bermain masa kini: Main
game di komputer
TANDA-TANDA MENGALAMI
GANGGUAN PENGLIHATAN
• Mata harus dipincingkan
• Kepala agak dimiringkan atau dicondongkan ke depan
• Sulit membaca atau melakukan pekerjaan dekat,atau
sebaliknya, membaca dan meletakkan benda harus dekat
dengan mata
• Sering meninggalkan kursi dan berjalan kedepan kelas
atau pindah duduk
• Sering mencontoh catatan atau mnengok pekerjaan teman
sebangku
• Nilai ujian akan turun
• Sulit mengenal wajah teman dari jarak agak jauh
• Sering mengedip atau menggosok-gosak mata
KELAINAN REFRAKSI
• Kelainan mata
yang menyebabkan
sinar yang masuk
ke dalam mata
tidak terfokus pada
retina
• Dapat dikoreksi
dengan
menggunakan
kacamata
• Merupakan proses
degenerasi berupa
kekeruhan pada lensa
mata
• Dapat terjadi karena
faktor genetik (katarak
kongenital) atau
didapat (trauma, obat,
komplikasi penyakit)
MATA MERAH
• Sering disebabkan
peradangan atau
infeksi selaput mata
karena bakteri, virus,
jamur, atau alergi
• Keluhan: mata merah
disertai dg mata berair,
kotoran mata, rasa
perih, gatal, mata
“berpasir”
MATA JULING
• Ketidaksejajaran
mata
• Posisi bola mata
bisa ke arah
dalam (esotropia),
keluar (exotropia),
ke atas
(hipertropia) atau
ke bawah
(hipotropia).
TRAUMA MATA

Trauma

Mekanis/ Benda Foto Trauma


Kimia
fisik asing trauma termal

Tajam Tumpul Asam Basa Zat lain


XEROPHTHALMIA
Adalah kelainan pada mata akibat Defisiensi
Vitamin A
• “Xerophthalmia” berarti “mata kering”,
karena terjadi kekeringan pada selaput
lendir mata (konjungtiva) dan selaput
bening (kornea) mata
• Fungsi penglihatan di tempat tidak terang
terganggu
Tanda Klinik Xerophthalmia
• Primer: Specific untuk Xerophthalmia
• X 1 A: Xerosis konjungtiva
• X 1 B: Bercak Bitot
• X 2 : Xerosis kornea
• X 3 A: Keratomalacia/ ulserasi kornea < 1/3
kornea
• X 3 B: Keratomalacia/ ulserasi kornea >/= 1/3
kornea
Tanda Klinik Xerophthalmia
• Sekunder:
Tidak specific untuk xerophthalmia, tetapi indikatif untuk
VAD
• X N: Buta senja (nyctalopia/ hemeralopia)
• X F: Fundus xerophthalmicus (cendol fundus)
• X S: Sikatrisasi
Tanda Klinik
• Buta senja/
hemeralopia
• Ketidak mampuan
untuk melihat dalam
gelap atau
pencahayaan kurang
• Klasifikasi WHO:
XN
Bercak bitot

Xerosis
konjungtiva

Xerosis
kornea Ulkus kornea
>1/3 kornea

Ulkus kornea
<1/3 kornea
Penatalaksanaan
Pengobatan:
• Pemberian vitamin A
• Hari I:
• Vit. A 200.000 IU (usia 12 – 59 bln.)
• Vit. A 100.000 IU (usia 6 – 11 bulan)
• Hari II: dosis sama
• 2 – 4 minggu: dosis sama
Penatalaksanaan
Pengobatan

• Atasi masalah gizi


• Obati penyakit yang menyertai
• Promosi gizi baik, kesehatan secara umum
dan lingkungan
• Atasi kemiskinan dan kebodohan
Pencegahan
• Gizi baik
• Mencegah terkena penyakit dengan perbaikan sikap dan
kebiasaan yang mendukung kehidupan sehat
• Vitamin A dosis sehari-hari dalam makanan
• Mengikuti program distribusi kapsul vitamin A dosis tinggi
Trakhoma: Penyebab, faktor risiko
Penyebab: Chlamydia trachomatis
Faktor Risiko:
• Usia muda, lingkungan kumuh, kontak dekat
dengan orang, tidur satu tempat tidur,
lingkungan kotor, wajah kotor, kotoran mata
dan hidung dapat merupakan sumber infeksi
• Air bersih langka
Gambaran Klinis
• Berkembang perlahan, mulai dari konjungtivitis
ringan,
• Setelah 2-3 minggu muncul kelainan khas
trakhoma:
• Perubahan konjungtiva
• Perubahan kornea
• Masa pembentukan sikatrisasi
• Masa penyembuhan dengan sikatrisasi
Klasifikasi Trakhoma: WHO (1987)
• TF: trakhoma inflamasi aktif dengan follikel
• TI: trakhoma inflamasi aktif “Intense”
• TS: Sikatrisasi trakhoma
• TT: Trikhiasis akibat trakhoma
• CO: Kekeruhan kornea
Penanganan Trakhoma
Strategi S A F E
• Surgery to prevent blindness
• Antibiotics to combat active chlamydial infection
• Facial hygiene
• Environmental change
Penanganan Trakhoma
Pencegahan
Environmental change
Community hygiene
• Penyediaan air bersih
• Perbaikan sanitasi dan pembuangan
kotoran manusia, kebersihan lingkungan
• Kandang ternak dijauhkan dari rumah
penduduk
Penanganan Trakhoma

Pencegahan
Personal Hygiene
Facial and handwashing:
• Mencuci muka dengan air bersih, dengan
memperhatikan kebersihan mata dan hidung
(kotoran mata dan hidung)
• Mencuci tangan
Hal-hal yang perlu diingat!!
• Lakukan penggalian riwayat penyakit dengan akurat
dan sampaikan juga pada petugas kegiatan yang akan
merawat pasien

• Usahakan untuk memeriksa tajam penglihatan pasien


sebelum memberi terapi atau merujuk (kecuali kasus luka
bakar dan trauma kimia)

• Rujuk pasien dengan trauma mata apabila tajam


penglihatan lebih buruk dari 6/18

• Pemeriksaan selalu dilakukan dengan lembut dan hati-


hati
CARA
PEMERIKSAAN
TAJAM
PENGLIHATAN

dr. Dewi Nurlita


Dinas Kesehatan Kota Mataram
Alat yang dipergunakan
• Optik snellen atau kartu “tumbling E” (kartu E bolak balik)
• Okluder (penutup mata)
LANGKAH-LANGKAH PEMERIKSAAN DENGAN
OPTIK SNELLEN

1. Siswa duduk atau berdiri 5 atau 6 meter dari optotip (kartu)


snellen
2. Mata diperiksa satu per satu, dimuali dari mata kanan, atau
dimulai dari mata kiri yang ada masalah penglihatan
3. Mata yang belum akan diperiksa ditutup dengan okluder atau
dengan tangan. Diperhatikan supaya siswa tidak mengintip
4. Mata yang diperiksa melihat ke optotip (kartu) snellen dan siswa
diminta membaca huruf/angka/gambar dari yang terbesar
(paling atas) sampai ke baris terakhir yang mampu dibacanya.
5. Nilai ketajaman penglihatannya adalah angka yg tertera disamping
baris terakhir yang mampu dibacanya. Dicatat tajam penglihatan
sebagai angka yang tertera dibaris tesebut, misalnya 6/20, 6/6, dst
6. Bila tajam penglihatan tidak mencapai 6/6, maka dilakukan “pin
hole”
7. Bila penglihatan lebih baik melalui pin hole, maka dapat diduga
siswa mempunyai kelainan refraksi
8. Bila satu mata telah selesai diperiksa, maka mata sebelahnya
diperiksa dengan cara yang sama
MENENTUKAN TAJAM PENGLIHATAN DENGAN HITUNG JARI,
GOYANGAN TANGAN DAN MELIHAT CAHAYA

9. Bila siswa tidak dapat membaca huruf paling besar pada


optotp snellen, maka siswa diminta menghitung jari pemeriksa
dari jarak 1 sampai 5 meter. Dicatat hasilnya sebagai “dapat
menghitung jari dari 1m/ 2m/ 3m/ 4m/ 5m”. Pemeriksaan
dilanjutkan dengan pin hole
10. Bila siswa tidak dapat menghitung jari dari 1 m. dicatat
sebagai “dapat melihat gerakan/goyangan tangan”
11. Bila siswa tidak dapat melihat gerakan tangan dari 1 m,maka
diminta menentukan ada tidaknya cahaya yang disinarkan ke
matanya, dan menentukan dari arah mana datangnya cahaya
tsb. Dicatat sbg “dapat melihat cahaya dari semua arah”
12. Bila tidak bisa melihat adanya cahaya, dicatat sebagai “tidak
dapat melihat cahaya”
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
• Pencatatan hasil bukan merupakan bilangan
pecahan
adalah :
• Yang dicatat

Jarak dimana pasien dapat membaca huruf


Jarak yang seharusnya huruf dapat dibaca
oleh orang normal
MENCATAT
• 6/6 = penglihatan normal
• 6/20 = melihat huruf dari 6 m yang
seharusnya dilihat dari 20 m
• 6/50 = melihat huruf dari 6 m yang
seharusnya dilihat dari 50 m
• 2/60 = menghitung jari dari 2 m
• 1/60 = menghitung jari dari 1 m
• 1/300 = melihat gerakan tangan
• LP + = hanya dapat melihat sinar
• LP - = tidak dapat melihat sinar
NAMA UMUR ALAMAT HASIL PEMERIKSAAN

L P MATA MATA KIRI


KANAN

Yuli 10th Dasan agung 6/20 sc 6/12 sc


6/12 pin 6/6 pin hole
hole

Adi 14th Tanjung karang 6/6 6/6

*sc: sine correctio (naturalis)


BILA SISWA
TIDAK BISA
MELIHAT BARIS
HURUF 6/6,
MAKA HARUS
DIRUJUK KE
DOKTER !!!!

Anda mungkin juga menyukai