Anda di halaman 1dari 39

PERANG DUNIA I

LATAR BELAKANG
G
KONDISI SOSIAL POLITIK EROPA
SEBELUM PD I
• A. Berkembangnya Pan-Nasionalisme Bangsa Slavia

• Slavia Utara (sebagian Russia)


• Slavia Barat (Polandia)
• Slavia Selatan (Balkan)
KONDISI SOSIAL POLITIK EROPA
SEBELUM PD I
• Eropa Timur sebelum PD I pecah, dikausai oleh 3 kekaisaran besar,
Rusia, Austria dan Ottoman dimana wilayah ini banyak dihuni oleh
orang-orang beretnis Slavia.
• Ottoman menguasai wilayah Balkan (Albania, Montenegro, Bulgaria,
Makedonia, Serbia dan Rumania)
• Austria menganeksasi Bosnia-Herzegovina sebagai akibat
melemahnya Ottoman di awal abad ke-20
• Rusia menguasai Ukraina & Polandia
• Pan-Slavia merupakan sebuah gerakan politik, budaya, dan intelektual
pada abad ke-19. Gerakan ini berusaha untuk menyatukan berbagai
kelompok etnis Slav di wilayah Eropa Tengah dan Eropa Timur dalam
satu kebudayaan dan tujuan politik.
• Bentuk perwujudan Pan-Slavisme terlihat dalam sebuah kongres Slav
pada 2 Juni 1848 hingga 12 Juni 1948 di Praha, Cekoslovakia yang saat
itu merupakan negara bagian dari Kekaisaran Austro-Hungaria. Dalam
kongres tersebut, etnis Slav dalam Kekaisaran Austro-Hungaria
berusaha untuk bekerja sama untuk mendorong Kaisar Austria untuk
membentuk sebuah federasi yang berisikan kelompok-kelompok
bangsa yang setara.
• Ideologi Pan-Slavisme menyebar ke Rusia yang dengan cepat menganggap
dirinya sebagai pembebas bangsa Slav di Semenanjung Balkan dari
cengkeraman Kekaisaran Austro-Hungaria dan Kesultanan Turki Ottoman.
• Dalam perjalanannya orang – orang Serbialah yang paling vocal menyuarakan
kemerdekaan bangsa Slavic. Hal ini dimulai pada 1903 ketika pemimpin Serbia
Nicholas Paschich yang secara terang-terangan kebijakan Anti-Austria.
• Austria kemudian mengambil tindakan represif terhadap gerakan pan-salvisme
seperti menghambat tariff ekspor daging Serbia ke Austria-Hongaria.
• Hal ini justru membuka peluang Serbia untuk membuka eskpor ke negara
Jerman & Perancis.
• Reaksi keras kemudian dikeluarkan oleh Menlu Austria, Baron von
Alois Aehrenthal dengan membangun rel kereta hingga ke Laut Aegea
yang mengisolir Serbia dari bangsa Slavic lainnya di Eropa yang
dilanjutkan dengan menganeksasi Bosnia dan Herzegovina pada 1908
oleh kekaisaran Austro-Hongaria. Hal ini menjadi salah satu penyebab
terjunnya Rusia ke dalam Perang Dunia I, yakni untuk mendukung
Serbia yang diserbu oleh Kekaisaran Austro-Hungaria.
• B. Berkembangnya Imperialisme
• Imperialisme Eropa pada masa sebelum PD I memiliki makna sebagai
penguasaan secara politik, ekonomi dan sosial-budaya oleh suatu
negara terhadap negara lainnya. Di akhir abad ke-19, negara-negara di
Eropa saling bersaing untuk menjamin ketersediaan pasokan bahan
mentah yang stabil, jalur pelayaran yang aman serta pasar bagi hasil
industry mereka.
• Melamahnya Ottoman di wilayah Balkan menarik perhatian Austro
Hongaria untuk menguasai Serbia-Bosnia karena wilayah yang
strategis dan sumber daya alam serta pasar yang potensial bagi bahan
produksi Austria.
• Penguasaan Serbia-Bosnia berarti membuka jalur perdagangan baru
bagi Austria untuk berdagang dengan kawasan Mediterania sehingga
kawasan ini sangat penting untuk dikuasai dan jangan sampai jatuh ke
kekaisaran Rusia.
h
• Antara 1850 & 1911 seluruh benua Afrika (kecuali Liberia & Ethiopia)
dan Timur Tengah dikuasai oleh Ottoman. Melemahnya Ottoman
pada paruh akhir abad ke-19, Inggris mulai menduduki Mesir. Mesir
adalah jalur penting penghubung Inggris dan koloninya di India karena
adanya terusan Suez.
• Perancis yang berhasil menduduki Indochina (Vietnam) pada 1887
terus memperluas wilayahnya dengan menaklukan Laos dan sebagian
Tiongkok.
• Pada 1911, Italia berhasil merebut Libia dari Ottoman.
• Russia berhasil menyelesaikan proyek Trans-Siberia dan menyatukan
moskow di Barat dan Vladivostok dengan Samudra Pasifik di Timur
kekaisaran.
• Jerman disisi lain, hanya mendapatkan sebagian kecil wilayah di Afrika,
sebagian pantai Tiongkok dan koloni di pasifik seperti kepulauan Solomon,
Marshall dan Caroline. Niat Jerman untuk menduduki Filipina gagal karena
Amerika sudah terlebih dahulu mendudukinya dari Spanyol.
• Di Asia, Jepang muncul sebagai kekuatan baru setelah berhasil melakukan
Restorasi Meiji dimana ia berhasil menjadi negara industry. Jepang
kemudian membangun imperium meliputi Taiwan, Korea dan Manchuria.
• Pada 1894-1995 Jepang terlibat pertempuran dengan Tiongkok (Sino-Jepang)
dengan kemenangan Jepang yang ditandai dengan perjanjian Shimonoseki
dimana Semenanjung Liaodong dan Taiwan diserahkan kepada Jepang.
• Atas perjanjian ini, Rusia, Jerman dan Perancis ditarik mundir dari kawasan
tersebut. Akan tetapi, Rusia yang merasa tidak terima menduduki kembali
Liaodong yang memicu pecahnya perang Russo-Jepang pada 1904-1905
dengan kemenangan Jepang.
• Kemengan Jepang ini kemudian menjatuhkan martabat Rusia yang semakin
memperparah krisis yang terjadi disana. Keterlibatan Rusia di Siberia pada
pembukaan PD I adalah wujud memperbaiki citra diri karena kalah dari
Jepang.
• C. Nasionalisme Jerman – Pan-Jermanisme
• Gagasan ini adalah sebuah cita-cita bangsa Jerman dimana seluruh
negara berbahasa Jerman menjadi sebuah negara besar dibawah
Prusia, buah ambisi dari PM pertama Prusia, Otto von Bismarck.
• Gagasan ini pada kenyataanya sudah terhalang dengan adanya
kongres Vienna pada 1815 diamana 39 negara germanik sudah
tergabung dalam sebuah federasi dibawah Austria (Deutscher Bund)
karena dianggap sebagai pewaris Kekaisaran Romawi Suci (Holy
Roman Empire) dimana Prusia tergabung di dalamnya.
h
• Posisi Austria sebagai pimpinan konfederasi membuatnya memiliki
posisi sentral di dalamnya. Otto von Bismarck kemudian berambisi
untuk melenyapkan Austria dan memimpin pan-jermanisme yang
berakibat meletusnya perang Jerman-Austria pada 1866 dengan
sebutan perang 7 minggu dengan kemenangan Prusia.
• Perjanjian damai diantara keduanya diinisiasi oleh Napoleon III
dimana Prusia kemudian mendapatkan wilayah baru seperti
Schelswig, Holstein, Hanover, Hesse, Nassau dan Frankfurt yang
kemudian membentuk konfederasi Jerman Utara dibawah Prusia.
• Otto von Bismarck kemudian berperang dengan Perancis untuk
menyatukan wilayah kaum germanik di Selatan pada 1870. Persatuan
yang berhasil digalang oleh Otto berhasil mengalahkan Perancis dan
memaksa Napoleon III menyerahkan Alsace & Lorraine yang mana
pada 1871 keduanya tergabung dalam konfederasi baru bernama
Deutsches Reich (Kekaisaran Jerman).
• D. Politik Aliansi
• Sebelum pecah PD I, praktik politik aliansi / persekutuan antara
negara-negara besar di Eropa telah menjadi hal salah satu faktor
pemicu dimana pihak-pihak yang bersepakat saling berjanji untuk
melindungi dan mendukung satu sama lain jika salah satu pihak
diserang negara lain.
• Hal ini dilakukan untuk menjaga kesetabilan wilayah , membebaskan
bangsanya dari bangsa lain, dan mendapatkan wilayah kekuasaan
yang telah direbut bangsa lain.
• Contoh,
• Karena kekhawatiran akan adanya serangan balasan dari Perancis atas
diambilnya Alsace-Lorraine, Otto menjalin aliansi dengan negara-negara
yang kemungkinan diajak berkoalisi dengan Perancis.
• Prussia tidak memperhitungkan Inggris yang sudah beraliansi dengan
Perancis karena pada 1870 Inggris berjanji tidak mau terlibat dengan
kekacauan politik di Eropa daratan.
• Maka dari itu, Jerman menjalin aliansi dengan Rusia dan negara yang baru
saja di kalahkan, Austria-Hongaria dengan ditandatanganinya perjanjian
aliansi pada 1873. Namun pada 1878 Rusia mengundurkan diri dari aliansi
ini terkait dengan situasi di Balkan.
• Pada 1879, Jerman & Austro-Hongaria menandatangani Dual Alliance diaman
mereka berjanji untuk saling membantu atau netral ketika sewaktu-waktu
Rusia menyerang atau Rusia membantu negara lain seperti Perancis untuk
berperang melawan Jerman / Austro-Hongaria.
• Dua tahun berselang, Italia bergabung dengan aliansi Jerman-Austro-Hongaria
dan membentuk Triple Alliance pada 1882 diaman negara-negara tersebut
berjanji membantu Italia jika diserang Perancis dan sebaliknya.
• Bagi Austro-Hongaria, aliansi ini memiliki nilai strategis karena mencegah Italia
mendeklarasikan perang terhadapnya berkaitan dengan sengketa wilayah.
• *spoiler (pada pertengahan PD I, Italia keluar dari Triple Alliance dan berbablik
melawan Austria-Hongaria).
h
• Italia yang merasa aliansi Triple Alliance tidak bermanfaat baginya
secara rahasia menandatangani perjanjian dengan Perancis diaman
Italia akan bersikap netral jika seandainya Jerman menyerang
Perancis. Hal ini terbukti ketika pada 1914, Italia menyatakan tindakan
Jerman atas perancis adalah tindakan agresif bukan defensive
sehingga Italia bersikap netral.
• Selain itu, pada 1883, Austria Hongaria juga menjalin kerjasama
aliansi dengan Romania dimana pada awal PD I bersikap netral.
• *spoiler (Romania akhirnya bergabung dengan sekutu dan melawan
Austria-Hongaria).
• Otto yang melihat aliansi dengan Rusia adalah penting, maka pada
1887 mengadakan perjanjian Reinsurance Treaty dengan Rusia yang
berisi jika salah satu pihak terlibat dalam perang ofensif / defensive,
negara lainnya harus bersikap netral dengan pengecualian jika pihak
yang menyerang adalah Perancis, Rusia harus menolong. Begitu juga
sebaliknya, jika Rusia terlibat perang dengan Austria-Hongaria,
Jerman wajib membatu Rusia.
• Tujuan Otto dalam melakukan perjanjian ini adalah untuk
menghindarkan Prussia berperang di dua front.
• Pada 1890 dibawah Tsar Nicholas II, Russia keluar dari perjanjian
Reisurence Treaty dengan Jerman dan menandatangi aliansi dengan
Perancis. Kedua pihak kemudian memperkuat aliansi mereka dengan
Konvensi Militer Peranci-Rusia pada 1892 dengan saling membantu
jika salah satu negara diserang oleh Triple Alliance ataupun salah satu
anggota negara tersebut.
• *spoiler (Ottoman pada PD I masuk kedalam blok sentral dengan
ditandatanganinya aliansi rahasia Ottoman-Jerman pada Agustus
1914)
b
• E. Perlombaan Senjata & Persaingan Politik-Ekonomi
• Pada 1890an, Perancis, Jerman, Austro-Hongaria dan Rusia memiliki
kekuatan militer yang kuat. Diantara negara-negara ini kemudian muncul
persaingan dan perlombaan senjata yang dilatarbelakangi persaingan
politik dan ekonomi.
• 1. Jerman merasa bahwa ancaman dan hambatan politik-ekonomi
negaranya adalah Inggris yang sudah menguasai ¼ wilayah bumi. Dari
wilayahnya yang luas tersebut, Inggris mempu mendapatkan banyak
kekayaan yang didukung oleh kekuatan militer yang kuat. Untuk menjadi
seperti Inggris, maka Jerman harus memiliki persenjataan dan teknologi
seperti Inggris.
• 2. Pasca unifikasi Jerman, kekuaran industry dan ekonomi Jerman tumbuh
pesat. Pada pertengahan 1890an dari keuntungan ekonomi tersebut,
Wilhelm II membangun Kaiserliche Marine yang kuat. Inggris yang melihat
pesatnya kekuatan laut Jerman merasa hal yang dilakuka Jerman adalah
tindakan provokasi serta mengancam AL Inggris dengan alasa Jerman adalah
negara daratan dan tidak masuk akal jika terus mengembangkan AL nya.
• Persaingan Inggris-Jerman pun dimulai dengan kemenangan di pihak Inggris
dimana kapal modern The Dreadnought berhasil diluncurkan pada 1906,
membuat kapal perang lainnya terlihat jadul.
• Pada 1914, Inggris berhasil membuat 49 kapal perang besar vs Jerman 29.
Hal ini meningkatkan eskalasi ketegangan diantara kedua negara.
• Pada 1904, Inggris menandatangani Entente Cordiale dengan Perancis
dengan isi menjalin kerjasama diplomatic yang lebih erat dan pada
1907, dengan Rusia dengan menandatangani Triple Entente.
Meskipun bukan kerjasama militer, namun ketiganya terikat beban
moral untuk saling bantu jika salah satu negara diserang.
• Pada 1912, Inggris dan Perancis menjalin kesepakatan militer
“Konvensi AL Anglo-Perancis” dengan isi Inggris berjanji melindungi
wilayah pantai Pernacis jika diserang AL Jerman dan balasannya
Perancis berkomitmen mempertahankan Terusan Suez dari invasi
Jerman.
d
h
• https://www.youtube.com/watch?v=An6mwoXKIOY&t=45s

Anda mungkin juga menyukai