Nama : Ny. C
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandar Lampung
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Kurang lebih 2 minggu muncul bintik-bintik berisi
cairan didaerah jari-jari tangan
Keluhan Tambahan
Os mengeluh sangat gatal didaerah jari-jari tangan.
RIWAYAT PENYAKIT
Medikamentosa
- Oral : Loratadine 1x1 ( setiap malam)
- Topikal : Clobitasol cream 2x1
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
-TINJAUAN PUSTAKA-
DEFINISI
Pomfoliks timbul mendadak dan berulang berupa deep seated vesicle pada
bagian lateral jari-jari, telapak tangan dan kadang di telapak kaki.
Biasanya simetris dan didahului dengan perasaan tidak enak / gatal
beberapa vesikel bergabung menjadi satu menegering
deskuamasi.
Tersering menyerang usia dewasa dan dewasa muda.
Terjadi pada musim semi dan musim panas
Pomfoliks dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu walaupun dapat
kambuh kembali.
Chronic vesikobullous hand dermatitis (dishidrotic hand
dermatitis) : vesikel-vesikel kecil (1-2mm)berisi cairan jernih
dibagian lateral jari-jari, telapak atangan, dan telapak kaki.
Efloresensi
vesikel kecil (1-2 mm) berisi cairan jernih. Bila menjadi lebih kronis
berupa plak hiperkeratotik disertai dengan fisura dibagian tengah telapak
tangan.
Diagnosis dan Diagnosis banding
Diagnosis berdasarkan manifestasi klinis dan kadang perlu ditunjang
dengan pemeriksaan hitopatologi.
Tes tempel dapat membantu membedakan dengan penyakit
palmoplantar lain dan mendeteksi faktor eksaserbasi.
Dd: atopic hand dermatitis, infeksi kuman tinea, dan psoriasiform
hand dermatitis, pustular hand dermatitis, dan keratolysis exfoliatifa.
DIAGNOSA BANDING
Tata laksana
Terapi berdasarkan keparahan penyakit, riwayat kemungkinan tdp ko-
faktor.
Kebanyakan terapi bersifat empiris.
Non medikamentosa :
Cairan dalam di dalam lepuh yang besar harus dikeluarkan, tp lepuh tidak
boleh dipecahkan.
Medikamentosa
Terapi pilihan : Glukokortikoid topikal
Akut : kompres dengan kalium permanganas 1/10.000 atau solusio burrowi.
Eksema tipe keratolitik : terapi tambahan dengan glukokortikoid intralesi atau
retinoid, keratolitik konsentrasi tinggi, atau preparat tar.
Kasus berat: kortikosteroid oral, UVB, PUVA,UVA-1, Metotreksat dosis
rendah, mycophenolat mofetil, dan siklosprorin.
Kasus kronis dan menetap : sering terapi kombinasi
PENATALAKSANAAN
Medikamentosa
Terapi topikal
Kortikosteroid : clobetasol propionate plester hidrokoloid
Penghambat Kalsineurin : salep mometason furoate 0,1%, Krim pimecrolimus 1%
Bexarotene (retinoid X reseptor agonist). Gel bexarotene 1% tunggal atau kombinasi
dengan salep hidrokortison 1% ataupun mometasone 0,1% 2 x1
Terapi sistemik
Kortikosteroid. : Triamnicolone acetonide intramuskular direkomendasikan dengan dosis
40-80 mg.
Imunosupresan lain : azathioprine 100-150 mg/hari, methotrexate 15-25 mg 1x/minggu,
mycophenolate mofetil 2 g/hari atau cyclosporine 2,5 mg/kg/hari
Retinoid. Alitretinoin (9-cis-retinoic acid) digunakan untuk pompholyx kronik tangan berat
yang resisten terhadap pengobatan. alitretinoin oral dosis 10 mg/hari, 30 mg/hari, dan
plasebo selama 24 minggu.
Antihistamin
Botulinum : injeksi intrakutan BTXA 100 U
Fototerapi dan fotokemoterapi :
Fototerapi lokal dengan narrow-band UVB (300-320 nm) atau UVA-1 lebih
superior dibandingkan broad-band UVB (280-320 nm). Fototerapi UVB narrow-
band dapat dikombinasi dengan balneoterapi (terapi rendam air hangat dengan
kandungan mineral).
Fotokemoterapi topikal dengan psoralen plus ultraviolet A (krim PUVA) juga
efektif untuk pompholyx vesikular kronis. Tidak terdapat perbedaan signifikan
antara fototerapi/radiasi lokal UVA-1 dan penggunaan krim PUVA.
Radioterapi : Grenz ray ataupun Xray konvensional (300 rad) tunggal atau
kombinasi dengan kortikosteroid topikal dapat digunakan untuk pompholyx tangan
yang sulit sembuh dengan terapi konvensiona.
Tap water ionotophoresis : Pada fase akut, kaki dan tangan perlu dikompres
terbuka, atau direndam larutan Burow (aluminium acetate 1%), atau larutan
potassium permanganat (dilusi 1 : 8000).
Prognosis
Remisi spontan dalam 2-3 minggu. Serangan sering berulang, interval
antar serangan dapat berminggu-minggu sampai berbulanbulan. Dapat
berkomplikasi infeksi sekunder. Disabilitas dapat terjadi karena beratnya
manifestasi klinis dan seringnya kekambuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardiman, Lily. 2015. “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin”. FKUI;
Jakarta. Hal. 151.