Anda di halaman 1dari 33

POMFOLIKS

PEMBIMBING : dr. Arif Effendi,


Sp.KK

NAMA : ROSINTA ROSMAN


NPM : 18360229
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. C
Umur : 23 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Bandar Lampung
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Kurang lebih 2 minggu muncul bintik-bintik berisi
cairan didaerah jari-jari tangan
Keluhan Tambahan
Os mengeluh sangat gatal didaerah jari-jari tangan.
RIWAYAT PENYAKIT

Os datang ke klinik dokter spesialis kulit kelamin dengan keluhan


sejak 2 minggu muncul bintik-bintik berisi cairan didaerah jari-jari
tangan, pada jari tangan 3 dan 4 tampak vesikel berisi cairan jernih,
sebagian pecah meninggalkan daerah erosif. Os merasa sangat gatal
didaerah tersebut.
Stigma atrofi : yaitu ibu os punya penyakit asma
STATUS GENERALISATA

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital
 Tensi : 120/80
 Nadi : 80x/menit
 Respirasi : 20x/menit
 Suhu : 36,7 C
Thoraks : DBN
Abdomen : DBN
KGB : DBN
STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi : Jari-jari tangan


Inspeksi : Tampak vesikel berisi cairan jernih, sebagian pecah
meninggalkan daerah erosi
RESUME

Seorang perempuan Ny. S berusia 23 tahun, datang ke klinik dokter kulit


kelamin dengan keluhan sejak 2 minggu muncul bintik-bintik berisi cairan
didaerah jari-jari tangan, pada jari tangan 3 dan 4 tampak vesikel berisi
cairan jernih, sebagian pecah meninggalkan daerah erosif. Os merasa sangat
gatal didaerah tersebut.

Stigma atrofi : yaitu ibu os punya penyakit asma


DIAGNOSA BANDING

Atopic hand dermatitis


Dermatitis dishidrotik / pomfoliks
Psoriasiform hand dermatitis
Pustular hand dermatitis
DIAGNOSIS KERJA

Pomfoliks / Dermatitis Dishidrosis


Penatalaksanaan

 Medikamentosa
- Oral : Loratadine 1x1 ( setiap malam)
- Topikal : Clobitasol cream 2x1
Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
-TINJAUAN PUSTAKA-
DEFINISI

Eksema vesikular plamoplantar (EVP) adalah dermatitis endogen


akut atau kronis pada tangan atau kaki dengan karakteristik klinis
berupa vesikel kecil sampai besar dan gambar histologis vesikel
spongiotik.

Bentuk akut EVP sering disebut sebgai pomfoliks.


Epidemiologi
Pomfoliks : manifestasi hand dermatitis paling yg paing sedikit.
Studi di swedia : pomfoliks 6% (51 dari 827) dari kasus hand
eczema.
Burton JL thn 1992 : pomfoliks pada ± 5-20% kasus hand eczema.
ETIOLOGI
Etiologi dan Patogenesis
 Kecuali reaksi id, Penyebab dermatitis vesikular palmoplantar pada tangan
jarang diketahui.
 Faktor eksaserbasi : atopi, kontak alergi, stres, dan udara panas.
 Pomfoliks terjadi setelah terapi IV dengan imunoglobulin, setelah menelan
piroksikam dan bbrp metal (nikel, kobal, krom) dan setelah implantasi
pacemaker dari nikel.
 Alergi kontak sering pada EVP tipe kronis.
Gejala klinis
Eksema vesikular palmoplantar dibagi dalam 4 kategori:
Pompholyx
Chronic vesikobullous hand dermatitis (dishidrotic hand dermatitis)
Chronic hyperkeratotic hand dermatitis
Id reactions.
Endogenous hand dermatitis

Pomfoliks timbul mendadak dan berulang berupa deep seated vesicle pada
bagian lateral jari-jari, telapak tangan dan kadang di telapak kaki.
Biasanya simetris dan didahului dengan perasaan tidak enak / gatal
 beberapa vesikel bergabung menjadi satu  menegering 
deskuamasi.
Tersering menyerang usia dewasa dan dewasa muda.
Terjadi pada musim semi dan musim panas
Pomfoliks dapat sembuh sendiri dalam 2-3 minggu walaupun dapat
kambuh kembali.
Chronic vesikobullous hand dermatitis (dishidrotic hand
dermatitis) : vesikel-vesikel kecil (1-2mm)berisi cairan jernih
dibagian lateral jari-jari, telapak atangan, dan telapak kaki.

Kronik : plak hiperkeratotik yang gatal dan kadang disetai dengan


fisur di bagian tengah atau sentral telapak tangan.
Umumnya terjadi pada laki-laki usia pertengahan-tua, dan sangat
refrakter thd pengobatan
Reaksi id : vesikel eritem dibagian lateral jari-jari dan telapak tangan
yang gatal.
Pemeriksaan penunjang
Tidak ada pemeriksaan lab yg spesifik untuk EVP, walaupun kadar IgE
meningkat pada pasien-pasien dengan riwayat atopik.
PEMERIKSAAN KULIT
Lokalisasi
umumnya didapatkan pada daerah lateral jari –jari, telapak tangan, dan
telapak kaki.

Efloresensi
vesikel kecil (1-2 mm) berisi cairan jernih. Bila menjadi lebih kronis
berupa plak hiperkeratotik disertai dengan fisura dibagian tengah telapak
tangan.
Diagnosis dan Diagnosis banding
Diagnosis berdasarkan manifestasi klinis dan kadang perlu ditunjang
dengan pemeriksaan hitopatologi.
Tes tempel dapat membantu membedakan dengan penyakit
palmoplantar lain dan mendeteksi faktor eksaserbasi.
Dd: atopic hand dermatitis, infeksi kuman tinea, dan psoriasiform
hand dermatitis, pustular hand dermatitis, dan keratolysis exfoliatifa.
DIAGNOSA BANDING
Tata laksana
Terapi berdasarkan keparahan penyakit, riwayat kemungkinan tdp ko-
faktor.
Kebanyakan terapi bersifat empiris.

Non medikamentosa :
Cairan dalam di dalam lepuh yang besar harus dikeluarkan, tp lepuh tidak
boleh dipecahkan.
Medikamentosa
Terapi pilihan : Glukokortikoid topikal
Akut : kompres dengan kalium permanganas 1/10.000 atau solusio burrowi.
Eksema tipe keratolitik : terapi tambahan dengan glukokortikoid intralesi atau
retinoid, keratolitik konsentrasi tinggi, atau preparat tar.
Kasus berat: kortikosteroid oral, UVB, PUVA,UVA-1, Metotreksat dosis
rendah, mycophenolat mofetil, dan siklosprorin.
Kasus kronis dan menetap : sering terapi kombinasi
PENATALAKSANAAN
 Medikamentosa
 Terapi topikal
 Kortikosteroid : clobetasol propionate plester hidrokoloid
 Penghambat Kalsineurin : salep mometason furoate 0,1%, Krim pimecrolimus 1%
 Bexarotene (retinoid X reseptor agonist). Gel bexarotene 1% tunggal atau kombinasi
dengan salep hidrokortison 1% ataupun mometasone 0,1% 2 x1
 Terapi sistemik
 Kortikosteroid. : Triamnicolone acetonide intramuskular direkomendasikan dengan dosis
40-80 mg.
 Imunosupresan lain : azathioprine 100-150 mg/hari, methotrexate 15-25 mg 1x/minggu,
mycophenolate mofetil 2 g/hari atau cyclosporine 2,5 mg/kg/hari
 Retinoid. Alitretinoin (9-cis-retinoic acid) digunakan untuk pompholyx kronik tangan berat
yang resisten terhadap pengobatan. alitretinoin oral dosis 10 mg/hari, 30 mg/hari, dan
plasebo selama 24 minggu.
 „ Antihistamin
 Botulinum : injeksi intrakutan BTXA 100 U
 Fototerapi dan fotokemoterapi :
 Fototerapi lokal dengan narrow-band UVB (300-320 nm) atau UVA-1 lebih
superior dibandingkan broad-band UVB (280-320 nm). Fototerapi UVB narrow-
band dapat dikombinasi dengan balneoterapi (terapi rendam air hangat dengan
kandungan mineral).
 Fotokemoterapi topikal dengan psoralen plus ultraviolet A (krim PUVA) juga
efektif untuk pompholyx vesikular kronis. Tidak terdapat perbedaan signifikan
antara fototerapi/radiasi lokal UVA-1 dan penggunaan krim PUVA.
 Radioterapi : Grenz ray ataupun Xray konvensional (300 rad) tunggal atau
kombinasi dengan kortikosteroid topikal dapat digunakan untuk pompholyx tangan
yang sulit sembuh dengan terapi konvensiona.
 Tap water ionotophoresis : Pada fase akut, kaki dan tangan perlu dikompres
terbuka, atau direndam larutan Burow (aluminium acetate 1%), atau larutan
potassium permanganat (dilusi 1 : 8000).
Prognosis
Remisi spontan dalam 2-3 minggu. Serangan sering berulang, interval
antar serangan dapat berminggu-minggu sampai berbulanbulan. Dapat
berkomplikasi infeksi sekunder. Disabilitas dapat terjadi karena beratnya
manifestasi klinis dan seringnya kekambuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Soepardiman, Lily. 2015. “Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin”. FKUI;
Jakarta. Hal. 151.

Anda mungkin juga menyukai