Anda di halaman 1dari 6

PERTEMUAN KELIMA

PEMIKIRAN MANUSIA MENURUT ALIRAN VITALISME, SRUKTURALISME,


EKSISTENSIALISME, DAN POSTMODERNISME
MANUSIA VERSI DUALISME

1.Kenyataan bersifat fisik dan spiritual, kenyataan sejati merupakan perpaduan


antara materi dan roh.
2.Manusia is makhluk yang terdiri dari dua substansi, yaitu materi dan roh atau
tubuh dan jiwa. Tubuh menempati ruang,waktu,shg dpt diamati,disentuh,diukur.
Jiwa dibuktikan dengan pikiran (kemampuan berfikir)
3.Esensi manusia adalah jiwa dan tubuh. Tubuh dipelajari oleh Naturwissechaften
/ilmu pengetahuan alam. Jiwa , ekspresi / manifestasi jiwa dipelajari oleh
Geistewissenchaften / ilmu pengetahuan kemanusiaan.
Manusia versi Vitalisme

1. Pemikiran Vitalisme : kenyataan sejati adalah


energi,daya,kekuatan atau nafsu yg bersifat irasional dan
instingtif (liar).
2. Perilaku manusia merupakan perwujudan dari kekuatan
irasional dan instingtif. Setiap keputusan yang nampaknya
rasional adalah rasionalisasi dr keputusan yang irasional.
Rasio sebagai alat untuk merasionalisasi hal-hal yang
irasional. Contoh : Bekerja sebetulnya untuk
mempertahankan naluri bertahan hidup.
Manusia versi Eksistensialisme

Eksistensi dari kata existere (eks = keluar,sistere = ada atau berada),


eksistensi berarti sesuatu yang sanggup keluar dr keberadaannya,
atau sesuatu yang melampaui dirinya sendiri. Hanya manusia yang
mampu bereksistensi, mampu melampaui keterbatasan biologis dan
lingkungan fisiknya, berusaha untuk tidak terkungkung oleh segala
keterbatasan. Oleh kaum eksistensialis, manusia disebut sbg suatu
proses,”menjadi”,gerak yg aktif dan dinamis. Manusia sebagai
makhluk yang bebas dan kebebasan merupakan modal dasar untuk
hidup sbg individu yang otentik dan bertanggungjawab.
Manusia versi Strukturalisme

1. Aliran ini menempatkan struktur / sistem bahasa dan budaya sbg kekuatan yang menentukan
perilaku dan kesadasarn manusia.
2. Manusia merupakan makhluk yang tidak bebas, yang ditentukan oleh sistem bahasa dan
budayanya. Tidak ada perilaku atau pola berfikir dan kesadaran manusia yang bersifat individual
dan unik, serta bebas dr sistem bahasa dan budaya di sekitarnya.
3. Makna dan keberadaan manusia tidak tergantung pada diri manusia sendiri, tetapi tergantung pada
kedudukan dan fungsinya dalam sistem, yang berarti manusia harus mematuhi aturan-aturan yang
ada dalam sistem yang melingkupinya.
Manusia versi Postmodernisme

1. Menurut postmodernisme tidak ada dan tidak mungkin ada akau atau ego yang
unik dan mandiri, karena ia selalu hidup di dalam dan ditentukan oleh sejarah dan
situasi sosial budaya yang mengungkungnya.
2. Manusia dan sistem tertentu (misal politik,ekonomi,budaya, dsb) tidak dapat
berdiri sendiri, adanya sangat ditentukan oleh sistem di mana manusia berada, dan
peran atau kedudukan sistem tersebut terhadap sistem lainnya.
3. Dalam realitanya telah terjadi dominasi oleh sistem-sistem besar terhadap sistem
yang lebih kecil. Barat lebih mendominasi Timur. Contoh gamelan dianggap lebih
rendah dibandingkan jazz.
4.The pluralis, keberanekaragaman ,budaya lokal,kearifan lokal harus diangkat ke
permukaan ,karena memiliki nilai-nilai yang penting dan dihargai.

Anda mungkin juga menyukai