Anda di halaman 1dari 36

Orientasi dan Pemantapan Teori

ASUHAN GIZI PADA PASIEN


KANKER DAN PENYAKIT INFEKSI
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

1. Melakukan dan mendokumentasikan assessment gizi pada pasien kanker dan


penyakit infeksi

2. Menentukan diagnosis dan mendokumentasikan Gizi pada pasien kanker dan


penyakit infeksi

3. Merencanakan dan mendokumentasikan Intervensi gizi (terapi diet dan terapi


edukasi) pada pasien kanker dan penyakit infeksi

4. Merencanakan dan mendokumentasikan monitoring-evaluasi asuhan gizi pada


pasien kanker dan penyakit infeksi
Kanker
• Kanker ditandai dengan pertumbuhan sel abnormal
yang tumbuh secara cepat, tidak terbatas, dan
kemudian dapat menyebar ke bagian tubuh dan
organ lainnya
Etiologi Penyakit Kanker
• Lingkungan
• Fisik; Radiasi, Perlukaan
• Kimiawi; Makanan, Industri (Cemaran), Farmasi, Rokok,
Paparan Polusi
• Genetik
• Virus
Penyebab utama adalah sel sehat tidak mampu
mempertahankan diri terhadap serang selkanker, ini
terjadi karena pajanan karsinogen dan mutasi sel
sehingga mengaktifkan pembelahan sel abnormal.
Patofisiologi Penyakit Kanker

Sel abnormal membentuk sebuah kelompok dan


berpoliferasi secara abnormal. Sel abnormal tsb
mengilfitrasi jaringan sekitar dan merusak.
Kegagalan system imun untuk menghancurkan
sel ini menyebabkan kerusakan jaringan sehat.
Manifestasi Klinik
• Metastase
• Mulut Kering, kelemahan, penurunan BB,
disfagia,nyeri yang hebat.
• Mual dan Muntah (Terutama pasien Radiasi
dan Kemoterapi)
• Konstipasi, anorexia dan cachexia
• Depression, Anxiety
Anoreksia
• Anoreksia merupakan hilangnya selera makan
yang terjadi secara drastic
• Anoreksia dapat terjadi baik pada fase awal
maupun fase akhir dari penyakit kanker
• Sebagian besar pasien kanker stadiumlanjut
mengalami anoreksia yang menyulitkan
pemberian terapi diet
Terapi Pengobatan
• Pembedahan _Sangat efektif bila dilakukan
pada penderita kanker stadium awal
• Radiasi_Penyinaran sinar radiaokatif untuk
menghancurkan jaringan yang terkena kanker
• Kemoterapi_injeksi “obat” yang bertujuan
menjangkau sel-sel kanker yang menyebar ke
bagian tubuh lain dengan cara mengnotrol
pertumbuhan kanker.
Peran Penatalaksanaan Diet
• Mempertahankan BB ideal
• Mencegah kerusakan jaringan dan
pembentukan jaringan baru
• Melawan infeksi
• Mencegah Malnutrisi
• Membantu toleransi terhadap terapi terutama
terapi infasif
• Meminimalkan efek samping pengobatan
Penatalaksanaan Gizi
Tujuan diit
• Untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal dengan cara :
– Memberikan makanan yang seimbang sesuai dengan
keadaan penyakit serta daya terima pasien
– Mencegah atau menghambat penurunan berat badan
secara berlebihan.
– Mengurangi rasa mual, muntah dan diare.
– Memberikan pendidikan gizi  Mengupayakan
perubahan sikap dan perilaku sehat terhadap
makanan oleh pasien dan keluarganya.
Prinsip diit
• Tinggi energi
• Tinggi protein
Syarat diit :
• Energi tinggi :
– Gizi baik : 36 kkal/kg BB untuk laki-laki dan 32 kkal/kg BB untuk perempuan.
– Gizi kurang : 40 kkal/kg BB untuk laki-laki dan  36 kkal/kg BB untuk perempuan.
• Protein tinggi, yaitu 1-2 g/kg BB
• Lemak sedang, yaitu 20-30% dari kebutuhan energi total
• Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energi total
• Vitamin dan mineral sesuai kebutuhan, terutama vitamin A, B
Kompleks, C dan E. Bila perlu ditambah dalam bentuk suplemen.
• Rendah iodium bila sedang menjalani medikasi radioaktif internal.
• Bila imunitas menurun (leukosit < 10 ml) atau pasien akan menjalani
kemoterapi agresif, pasien harus mendapat makanan yang steril.
• Porsi makan kecil dan sering diberikan.
Jenis diit
• Jenis diet  tergantung keadaan pasien,
perkembangan penyakit, kemampuan
menerima makanan  TETP
• Disusun secara individual
• Bentuk makanan : cair – padat
• Makanan dapat diberikan secara oral, enteral
maupun parenteral
Terapi nutrisi :

• Oral : pasien tidak mengeluh sulit menelan dan asupannya


masih adekuat.
• Enteral : pasien dengan keluhan sulit menelan, asupannya
kurang adekuat, tetapi fungsi organ pencernaan dan
absorbsi ususnya masih baik. Diberikan melalui selang
(nasogastric tube) yang dipasang melalui hidung menuju
lambung.
• Parenteral : pasien kesulitan menelan, gangguan fungsi
pencernaan, serta jika ada gangguan absorbsi. Diberikan
melalui intravena dan nutrisi yang diberikan merupakan
sumber nutrisi esensial.
Bahan Makanan yang dianjurkan
• Antioksidan (vitamin A, C, E dan selenium ) : dapat
merangsang sistem imun tubuh untuk melawan
radikal bebas yang membentuk karsinogen.
• Bahan makanan yang dianjurkan diantaranya
bawang putih, tomat, brokoli, tempe, kacang
kedelai, wortel, kubis, kol, jeruk, jambu biji, roti,
serealia, produk susu (yoghurt dan keju), ikan,
terutama ikan laut dan kacang-kacangan, sebagai
sumber protein, serta makanan berserat tinggi
sebagai zat antikarsinogen.
Bahan Makanan yang Dibatasi
• Makanan yang dapat memicu leukemia adalah :
aspartam, pemanis buatan dalam banyak minuman
ringan dan permen karet.
• Natrium nitrit adalah salah satu zat aditif yang digunakan
dalam daging, seperti sosis, hot dog, hamburger, bacon,
ham, dan setiap daging yang telah diproses.
• Makanan berlemak (lemak jenuh, lemak tidak jenuh
ganda, lemak trans), contohnya mentega, krim, margarin
(hasil hidrogenasi), minyak sayur, minyak kelapa, dan
minyak jagung.
Perhatikan
• Hindari pemberian makan dan minum selama
2 jam post kemoterapi atau radiasi
• Sering terjadi diare diit menyesuaikan
• Monitor keseimbangan cairan
• Pemberian nutrisi parenteral merupakan
keputusan tim mengingat risiko yang timbul
Bila pasien menderita anorexia
• Dianjurkan makan makanan yang disukai atau
dapat diterima walaupun tidak lapar
• Makan lebih banyak bila ada rasa lapar
• Hindari minum dekat dengan waktu makan
• Memotivasi diri bahwa makan adalah bagian
penting dalam program pengobatan
• Porsi makanan kecil dan diberikan sering (lebih
dari 3 kali sehari)
• Makan dalam situasi yang nyaman
Bila ada perubahan pengecapan
• Makanan atau minuman diberikan dengan suhu
kamar atau dingin
• Tambahkan bumbu makanan yang sesuai untuk
menambah rasa
• Minuman diberikan dalam bentuk segar seperti sari
buah atau jus
• Gunakan alat makan plastik bila sering merasa
makanan berbau logam
• Berkumur dengan larutan soda (larutan 5 gram soda
dalam 500 ml air)
Bila ada kesulitan mengunyah dan menelan

• Banyak minum, 8-10 gelas per hari. Bila perlu


minum dengan menggunakan sedotan
• Makanan atau minuman diberikan dengan
suhu kamar atau dingin
• Bentuk makanan disaring atau cair
• Hindari makanan terlalu asam atau asin
• Sering berkumur
• Makan tiap 2 jam dengan diselingi minum
Bila mulut kering
• Makanan atau minuman diberikan dengan
suhu dingin
• Makanan sering berkuah atau berbentuk
makanan cair
• Minum yang hangat atau asam untuk
meningkatkan produksi saliva
• Kunyah permen karet atau Hard Candy
(permen keras)
Bila Mual dan Muntah
• Beri makanan bentuk kering
• Hindari makanan yang berbau tajam/merangsang
• Hindari makanan lemak tinggi
• Makan dan minum perlahan-lahan
• Hindari makanan atau minuman terlalu manis
• Batasi Cairan pada saat makan
• Makan dan minum perlahan-lahan
• Setelah selesai makan, tetap posisi duduk selama 1-2
jam (tidak tiduran setelah makan)
ASUHAN GIZI PADA PENYAKIT
INFEKSI
1.Efek Gizi
(Makanan)
terhadap
sistem
Imune
2. Efek
HUBUNGAN 5.Kelebihan
Makanan
ANTARA GIZI DAN Gizi /
danTimbulnya
Obesitas dan Hubungan
PENYAKIT INFEKSI Infeksi (4)
Penyakit Infeksi
Antara Gizi
dan infeksi

4. Gizi 3.
Pada Malnutrisi
Pasien dan
dengan Penyakit
immune Infeksi(2)
deficiency
Farhadi S, Ovchinikov RS, Biomed Biotechnol Res J 2018; 2Krawinkel (3)MB, Ann Nutr Metab, 2012; 3. Pai, UA et al . Clin
Epidemiol Global Helath, 2017; Hegde V, et al , Clinical Microbiology and Infection , 2013
Penurunan
absorsi zat
gizi

Kurangnya
asupan Pola dan
Faktor-faktor vitamin dan
mineral menurunkan
kepercaya an
yang salah
yang dapat ketahanan
tubuh terhadap
mempengaruhi Infeksi
kemampuan tubuh
melawan infeksi dan
berakibat malnurisi
Gangguan
metabolik Anorexia

Malnutrisi
Farhadi S, Ovchinikov RS, Biomed Biotechnol Res J 2018
Total Kebutuhan Energi
Kondisi Stabil : 30-35 kkal/kg bb Ideal/hari (+ Faktor koreksi
lain misal demam) 13% setiap kenaikan 1 oC diatas 37oC

Pada Kondisi critical ill : 25-30 kkal/kg bb


Ideal/hari obese (BMI 30 – 50) : 11-14 kcal/kg
bb aktual/hari Morbid obese (BMI > 50) : 22 -25 kkal/kg
bb ideal/hari
pemberian kalori bertahap 10-15 kkal/kg berat badan/hari  70%
totall

Apabila kondisi sudah stabil ( 3 – 7 hari) mulai dinaikkan asupan


energi nya

Nutrition-Management-in-Critically-Ill-Project-Team, Chineese Nutrition Society, 2020 ;


Rekomendasi Karbohidrat Pada Kasus Infeksi

 50 - 60 % dari total kebutuhan energi


Perhatikan
► Perubahan metabolisme glukosa  Glikolisis ↑,
Glukoneogenesis
↑, resistensi insulin  Glukosa darah ↑)
► Pemberian Kh dan respirasi pasien serta kondisi
diabetes
Rekomendasi Protein Pada Kasus Infeksi

 15 – 25% Total energi


1. BCAA menstimulasi signaling
 Sumber protein high biological value dan BCAA mTORC1 terhadap regulasi
 50% kebutuhan protein dari sumber hewani translasi mRNA sehingga
 Perhatikan pasien lansia dan penurunan mempercepat sintesis
fungsi ginjal protein.
Tujuan: 2. BCAA juga bekerja
► mengurangi muscle wasting, meningkatkan
bersama glukosa untuk
menstimulasi sekresi insulin
kekuatan otot pernafasan melalui depolarisasi
► disarankan suplementasi BCAA hingga 35%  membran plasma sel beta
menghambat pemecahan otot, memperbaiki pankreas (DM & sarcopenia).
resistensi insulin
REKOMENDASI LEMAK
– 25 – 30% total energi1)
– Sumber lemak yang direkomendasikan
 Asam lemak esensial: minyak
sayur
(terutama yang mengandung
MUFA)
 Omega-3 meningkatkan proses
fagositosis oleh makrofag dan neutrophil
serta menekan produksi sitokin inflamasi
 omega-9  menurunkan
inflamasi yang termediasi IL-
1 beta
REKOMENDASI INTERVENSI GIZI ; Vitamin
dan Mineral ( Sesuai dengan RDA)

Vitamin A
– Melindungi mukosa mulut, lambung, usus, dan pernafasan dari
risiko infeksi
– Ubi jalar, wortel, brokoli, bayam, telur
– Usia < 5 tahun 350 mcg RE; dewasa 600 ug RE (1) - 990 ug 4)
– Suplementasi 450 mcg Vit A  meningkatkan fungsi leukosit dan se
T2)

Muhilal, Nutrition review 56 No.4, 1998 ; 2)Villamor and Fawzi, 2005, 3)Kemenkes-RSCM PERSAGI, 2020; 4)Nut Intervention f
1).

CNAfCN, 2020
REKOMENDASI INTERVENSI
GIZI ; Vitamin C
– Meningkatkan pembentukan antibodi untuk sistem imun

– Rekomendasi : Vitamin C 200 mg2)


– Jeruk, pepaya, stroberi, jambu biji, tomat
– Konsumsi vit C dari makanan sebesar 100-200 mg/hari cukup
untuk mencegah infeksi dan meningkatkan fungsi imun 3)
– Suplementasi vit C pada px infeksi (pnemonia) sebnyak 250 –
800 mg/hari menurunkan lama hari rawat 3)
REKOMENDASI INTERVENSI GIZI ; Vitamin

– Vit E
– Antioksidan untuk menetralkan radikal bebas
– Minyak sayur, sayuran hijau, kacang hijau,
• kacang-kacangan
– Vitamin E 10 mg2)
– Suplementasi 50 mg/hari pada laki-lai perokok
dengan penmonia (intervensi jangka panjang)
menurunkan 69% resiko pnemonia 3)
Kesimpulan
– Terdapat hubungan yang sangat erat antara peran intervensi
gizi dan penyakit infeksi
– Malnutrisi akan mudah terjadi apabila tubuh yang
terinfeksi terpapar faktor- faktor yang dapat
mempengaruhi kemampuan tubuh melawan infeksi
– Pemenuhan kebutuhan gizi menjadi bagian penting
perawatan pada pasien infeksi yang tidak dapat
diabaikan
– Setiap zat gizi akan memberikan manfaat spesifik
yang penting untuk diketahui dalam mencegah
kondisi lebih buruk akibat infeksi

Anda mungkin juga menyukai