Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN

KEFARMASIAN
SEBAGAI SUATU
KEMAJUAN
MANAJEMEN
Oleh : Lina Febriani Tanjung, S.Kes
FARMASI PADA AWAL ABAD KE-
20
● Peran farmasi adalah untuk memperoleh
bahan mentah dan meraciknya secara
spontan menjadi produk obat yang
digunakan oleh konsumen
● Farmasis belum mendapatan pengakuan
● Tidak terdapat perbedaan yang jelas antara
obat “resep” atau “nonresep”
● Farmasis memiliki sedikit pilihan
FARMASI PADA PERTENGAHAN
ABAD KE-20

Sering disebut sebagai “era perluasan”


Farmasis pada era perluasan ini mulai menyadari
perannya yang menghilang
Peningkatan kemajuan bidang teknologi dan
pengatahuan kefarmasian
Sudah terdapat obat dengan bentuk sediaan
tablet,kapsul,sirup dan eliksir
FARMASI PADA AKHIR
ABAD KE-20
ASHP (American Society of Hospital Pharmacist) telah mengeluarkan
Mirror to Hospital pharmacy, yang menyatakan bahwa farmasi
kehilangan arah dan tujuan
Penambahan masa pendidikan dipergunakan kebanyakan untuk
terapeutik atau “mata kuliah berorientasikan penyakit”
Pada akhirnya gelar Doktor Farmasi menjadi tingkat awal masuk ke
profesi menghapus program sarjana muda
Dengan proporsi farmasi komunitas yang dimiliki secara mandiri
pada titik terendah di tahun 2000, apotek jaringan, apotek
swalayan,dan pedagang besar farmasi telah memperoleh 64% pasar
resep pasien rawat jalan
ASUHAN KEFARMASIAN SEBAGAI
KEMAJUAN MANAJEMEN
Dengan adanya perunahan pola pemekiran seperti ini,
pengadopsian asuhan kefarmasian sebagai filisofi praktik
kefarmasian akan tampak seperti “terlambat sehari dan
hemat sedolar” bsik psgi profei ataupun pasien.

Penggagas konsep ini menekankan bahwa asuhan kefarmasian


bukan suatu daftar aktivitas berorientasi klinis sedehana yang
dilakukan terhadap semua pasien, tetapi susungguhnya adalah
sebuah misi dan jalan pemikiran baru yang memanfaatkan
kelebihan farmasis dalam hal keterjangkauan dan frekuensinya
Praktik Kefarmasian

Praktik kefarmasian meliputi rterutama risiko


bahwa pisiko-risiko tambahan, asien akan
menderita kejadian yang merugikan terkait
terapi obat.
Kejadian-kejadian ini sangat penting
karena dapat menyebabkan kematian pada
pasien dan dapat gangguan yang serius
pada farmasis yang meliputi rasa bersalah
dan stres.
DARI ASUHAN KEFARMASIAN MENJADI
MANAJEMEN TERAPI OBAT

Sementara asuhan kefarmasian menimbulkan


kesan mendalam pada profesi farmasis,
terminologinya kemudian digantikan oleh
bahas yang lebih kontemporer yang
menggambarkan peran farmasis yang terus
tumbuh dalam penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat.
DARI ASUHAN KEFARMASIAN MENJADI
MANAJEMEN TERAPI OBAT

Dengan mengenali morbiditas dan


mortalitas yang di akibatkan oleh kesalahan
pengobatan sebagai permasalahan
kesehatan masyarakat, profesi farmasis
mulai terlibat dengan konsep manajemen
terapi obat (medication therapy management,
MTM).
MITOS-MITOS MENGENAI
PENGGABUNGAN PRAKTIK BISNIS
DAN KEFARMASIAN

 Praktik kefarmasian secara etika tidak sesuai dengan bisnis


yang baik
 Bisnis bukanlah profesi yang di atur oleh standar etika
 Dalam bisnis, kualitas pelayanan berada di urutan kedua
setelah mendapatkan keuntungan
 Farmasis yang baik adalah yang “ahli klinis murni”
PRAKTIK MANAJEMEN YANG BAIK DAN
MANAJEMEN TERAPI OBAT KOMBINASI YANG
SEMPURNA

 Apotek yang dimiliki oleh “perencana strategis”


juga lebih mungkin memberikan pelayan yang lebih
berhaga.
 Administrasi, distribusi dan performa klinis yang
lebih baik di apotek rumah sakit
 Supervisor memberikan dampak positif komitmen
yang farmasis tunjukkan kepada organisasi yang
menaunginya
FAKTOR YANG MEMENGARUHI PENYEDIAAN
PRODUK DAN LAYANAN FARMASI

 Demografi pasien
 Sistem kepercayan dan tingkah laku
masyarakat
 Pembayaran pihak ketiga dan masalah
jaminan
 Pasar yang kompetitif
 Teknologi
PENGETAHUAN MANAJERIAL

 Akuntansi
 Keuangan
 Ekonomi
 Manajemen sumber daya
manusia
 Pemasaran
 Manajemen operasional
TERIMAKASI
H!!!

Anda mungkin juga menyukai