Anda di halaman 1dari 17

Bentuk Bentuk

Kearifan Lokal
Bentuk Kearifan Lokal
Menurut Prof. Nyoman Sirtha dalam “Menggali
Kearifan Lokal untuk Ajeg Bali” menyatakan
bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat
dapat berupa: nilai, norma, etika, kepercayaan,
adat-istiadat, hukum adat, dan aturan-aturan
khusus.
Oleh karena bentuknya yang bermacam-macam dan
ia hidup dalam aneka budaya masyarakat maka
fungsinya menjadi bermacam-macam.Nyoman
Sirtha menjelaskan bahwa bentuk-bentuk kearifan
lokal yang ada dalam masyarakat berupa nilai,
norma, kepercayaan dan aturan-aturan khusus
Terdapat pendapat lain yang mengklasifikasikan
kearifan lokal ke dalam dua aspek (Azan, 2013)
yaitu :
a. Wujud Nyata (Tangible)

 Tekstual

kearifan lokal
tekstual meliputi sistem
nilai, tata cara, ketentuan
khusus yang dirangkum
dalam tulisan yang dapat
ditemukan dalam prasi
(budaya menulis diatas
daun lontar), kalender dan
kitab tradisional primbon
 Bangunan atau Aristektual
 Benda Cagar Budaya atau Tradisional (Karya
Seni)
 Kuliner
b. Tidak Berwujud (intangible)
Contohnya yaitu petuah yang disampaikan secara
verbal dan seni suara berupa nyanyian, pantun,
cerita, serat nilai-nilai ajaran tradisional. Serat ini
disampaikan secara verbal dari generasi ke generasi.
Dimensi Kearifan Lokal
Kearifan Lokal mempunyai enam dimensi, yaitu:
Dimensi pengetahuan
lokal, yaitu
masyarakat setempat
memiliki
pengetahuan lokal
yan terkait dengan
lingkungan hidupnya
Dimensi nilai
lokal, yaitu aturan
dan nilai-nilai
norma yang harus
yang ditaati dan
disepakati bersama
oleh seluruh
masyarakat untuk
mengatur anggota
masyarakat itu
sendiri.
Dimensi ketrampilan
lokal, yaitu kemampuan
untuk berkreasi dan
berinovasi yang dapat
dipergunakan sebagai
kemampuan untuk
bertahan hidup.
Dimensi sumber daya lokal
(sumber daya alam), yaitu
sumber daya alam yang dapat
dipergunakan oleh
masyarakat lokal sesuai
dengan kebutuhan dan
dengan menjunjung tinggi
local wisdom tersebut tidak
akan mengeksploitasinya
secara besar-besaran atau
dikomersilkan
Dimensi mekanisme
pengambilan keputusan
lokal (kesukuan atau
ketokohan), yaitu anggota
masyarakat memiliki
sistem pemerintahan lokal
sendiri di mana
menjunjung tinggi adat
istiadat kesukuan atau
tokoh yang menjadi
panutan.
Dimensi solidaritas
kelompok lokal, yaitu
suatu masyarakat
umumnya dikelompokan
oleh ikatan komunal
yang dipersatukan oleh
ikatan komunikasi untuk
membentuk solidaritas
lokal seperti dalam
bentuk ritual keagamaan
dan upacara adat

Anda mungkin juga menyukai