Kelompok 12:
Ahmad Rofi (201910160311289)
Rafiq Rangguci (201910160311286)
Mohammad Ikbal Mutawakkil (201910160311300)
Pengertian Shalat
Kata Shalat secara Etimologis, berarti do'a. Adapun
shalat secara Terminologis, adalah seperangkat
perkataan dan perbuatan yang dilakukan dengan
beberapa syarat tertentu., dimulai dengan takbir
dan diakhiri dengan salam.
Pengertian Shalat ini mencakup segala bentuk salat
yang diawali dengan takbirt al-ihram dan diakhi
dengan salam. Digunakan kata shalat untuk ibadah
ini, tidak jauh berbeda dengan pengertian
Etimologisnya. Sebab, di dalam shalat terkandung
do'a-do'a berupa permohonan, minta ampun, dan
sebagainya.
Hakikat Shalat dan Keutamaannya
Ibnul Qoyyim rahimahullah menguraikan hakikat shalat, “Tidak
dapat diragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat
menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan
merupakan kenikmatan ruh bagi orang-orang yang mengesakan
Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter
keadaan orang-orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalat
merupakan rahmat Allah yang dianugerahkan kepada hamba-Nya,
Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa
melaksanakannya dan memperkenalkannya sebagai rahmat bagi
mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan shalat
tersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan
keberuntungan karena dekat dengan-Nya. Allah tidak membutuhkan
mereka (dalam pelaksanaan shalat), namun justru (hakikatnya shalat
tersebut) merupakan anugerah dan karunia Allah untuk mereka.
Dengan shalat, hati seorang hamba dan seluruh
anggota tubuh beribadah. (Dalam shalat),Allah
menjadikan bagian (anugerah) untuk hati lebih
sempurna dan lebih besar, yaitu berupa (hati bisa)
menghadap kepada Rabb nya Subhanahu,
bergembira dan merasakan kelezatan berdekatan
dengan-Nya, merasakan nikmat dengan mencintai-
Nya, riang gembira menghadap kepada-Nya, tidak
berpaling kepada selain-Nya saat beribadah (shalat)
serta menyempurnakan hak-hak peribadatan
kepada-Nya, sehingga ibadahnya sesuai dengan
apa yang Dia ridhoi” (Dzauqush Shalah, Ibnul
Qoyyim. Hal. 8).
Keutamaan Shalat
Shalat memiliki keutamaan yang sangat besar
di dalam Alquran maupun As-Sunnah. Oleh
karena itu, shalat adalah sebuah kebutuhan
yang sangat mendasar bagi seorang hamba
dan sama sekali bukan sebagai beban yang
memberatkannya, bahkan shalat hakikatnya
sebuah aktifitas yang sangat menyenangkan
hati seorang hamba.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperumpamakan
shalat dengan perumpamaan yang sangat indah, yang
menunjukkan bahwa ia adalah sebuah kebutuhan dan
kegembiraan hati orang-orang yang beriman, karena
dengannya Allah menghapuskan dosa hamba-Nya.
Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
«.» ه ؟ ُ ُ َما تَ ق، يه ُك َّليَ ْو ٍم َخ ْمسًا
ِ ول َذلِ َكيُ ْب ِق
ِ ِىمْن َد َرن ِ ِ يَ ْغتَ ِس ُلف، َأ َرَأ ْيتُ ْم لَ ْو َأ َّننَ هَ رًا بِ بَ ِابَأ َح ِد ُك ْم
يَ ْمحُو هَّللا ُ بِ هَ ا ا ْل َخطَايَا،س ِ ات ْل َخ ْم
صلَ َو ِ ا
َّ ل« فَ َذلِ َكمثلا ل: َ قَ ا. ىمْن َد َرنِ ِه َش ْيًئا ِ ِ الَ يُ ْبق: » قَ ا ُلوا
Salah satu hasil “kunjungan” Nabi saw kepada Allah SWT melalui
Isra Mi’raj adalah turunnya perintah shalat yang diterima
langsung oleh Rasulullah saw. Berbeda dengan perintah-
perintah lainnya yang diturunkan melalui perantara malaikat
jibril sang pembawa wahyu, perintah shalat merupakan perintah
yang sangat istimewa karena Nabi saw langsung bertemu Allah
SWT. Bahkan Jibril pun tidak sanggup mengantar Nabi saw ke
langit ketujuh saat peristiwa Mi’raj tersebut.
" عنَأ ْوقَا ِتهَ ا " ُك لِّهَ ا َ مكتوبةك َساًل َولَ ْو ُج ُم َع ًة " َوِإ ْنقَ ا َ ُأل
ْ َ " صلِّيهَ ا ظُ ْه رًا َ "َمْنَأ ْخ َر َج " منا لمكلفين
قُ ِت َل َح ًّدا" اَل ُك ْفرًا