Nama: An. AZ
flek dari jalan lahir disangkal. Keluhan Tekanan darah tinggi, sakit kepala, muntah terus menerus
disangkal. Ibu pasien rutin mengonsumsi supelemen tambah darah dan asam folat.
RIWAYAT KELAHIRAN
Pasien lahir secara SC karena kembar di usia kehamilan 30 minggu. Saat lahir pasien
menangis kuat dengan BBL 1400 gr dan PBL 47 cm. Riwayat biru dan kuning (-).
Menerima suntikan pematangan paru, dirawat di nicu karena lekosit lebih tinggi
disbanding eritrosit dan minum obat hingga 6 bulan.
RIWAYAT NUTRISI
• Pasien mendapat ASI eksklusif selama 8 bulan. Ibu menyusui pasien
dengan frekuensi 3 jam sekali. Pasien menyusu dengan kuat dan
banyak. Susu formula diberikan di usia 9 untuk menaikkan berat badan
sebanyak 3x sehari.
• Pemberian MPASI pada mulai usia 6 bulan sebanyak 3x/hari
• Diberikan makanan padat mulai usia 8 bulan, saat pasien tumbuh gigi.
RIWAYAT IMUNISASI
• BCG : 1 kali (usia 1 bulan)
• Hepatitis B : 5 kali (lahir, 2, 3, 4, dan 18 bulan)
• Polio : 5 kali (usia 0, 2, 3, 4, dan 18 bulan)
• HiB : 4 kali (usia 2, 3, 4, dan 18 bulan)
• DTP : 4 kali (usia 2, 3, 4, dan 18 bulan )
• PCV : 4 kali (usia 2, 4, 6, 12 bulan)
• Rotavirus : 3 kali (usia 2, 4, dan 6 bulan)
• Campak : 2 kali (usia 9 dan 18 bulan)
• Varisela : 2 kali (usia 12 dan 18 bulan)
• Hepatitis A : 2 kali (usia 12 dan 24 bulan)
• Tifoid : 1 kali (usia 24 bulan)
• Influenza : 1 kali (usia 6 bulan)
KPSP 48 bulan : Ya = 9
Kesan : Perkembangan
sesuai usia
RIWAYAT ASUPAN NUTRISI
Kesan : Secara kuantitas belum mencukupi kebutuhan energi per hari, sudah mencukupi kebutuhan
protein, dan secara kualitas cukup bervariasi
PEMERIKSAAN FISIK
Dilakukan pada, 28 Juni 2022, pukul 14.30 WIB di bangsal lantai
5 RS Sumber Waras
• Keadaan umum : Tampak lemas
• Kesadaran CM : Compos mentis, GCS 15 (E4M6V5)
• Tanda-tanda vital
• Frekuensi nadi : 120 kali/menit, reguler, isi cukup
• Frekuensi napas : 25 kali/menit, reguler, abdominothorakal
• Suhu : 36,7oC
• Saturasi O2 : 99% (oksigen 2 lpm)
• Skala nyeri :7
28 Juni 29 Juni 2022 29 April 2022 30 Juni 2022 30 Juni 2022
2022 (Pagi) (Malam) (Pagi) (Siang)
(Sore)
Frekuensi 25 21 22 21 21
Napas
(x/menit)
Saturasi O2 99 99 99 99 100
Skala Nyeri 7 5 3 1 1
ANTROPOMETRI
• BB/U = -2 SD -3
Gizi kurang
ANTROPOMETRI
• PB/U = -2 SD -3
pendek
ANTROPOMETRI
• BB/PB = -2 SD -3
kurus
STATUS GENERALIS
• Kepala : Normocephali, tidak teraba benjolan, rambut warna hitam, tebal, distribusi merata,
kulit kepala tidak tampak kelainan, ubun ubun datar
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-/-), pupil bulat, isokor,
diameter 2 mm/2 mm
• Telinga : Bentuk normal, liang telinga lapang, membran timpani intak, sekret (-/-), fistula
preaurikular (-/-)
• Hidung : Bentuk normal, deviasi septum (-), sekret (+/+), mukosa hiperemis (+/+), konka edema
(-/-), gerakan napas cuping hidung (-)
• Mulut : Sianosis perioral (-), bibir dan mukosa kering (-), atrofi papil lidah (-), tonsil T1-T1,
detritus (-/-), kripta melebar (-/-), mukosa faring hiperemis (-)
• Leher : Trakea ditengah, massa (-), pembesaran KGB (-)
STATUS GENERALIS
• Pulmo
• Inspeksi : Bentuk dada normal, simetris pada posisi statis dan dinamis, retraksi (+)
• Palpasi : Stem fremitus sama kuat, nyeri (-), krepitasi (-)
• Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
• Auskultasi : Bronkovesikuler (-/-), ronkhi (-/-), wheezing (+/+)
• Cor
• Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tampak
• Palpasi : Pulsasi ictus cordis teraba di ICS V MCL sinistra
• Perkusi : Redup, batas jantung dalam batas normal
• Bunyi jantung S1-S2 (+), reguler, murmur (-), gallop (-)
STATUS GENERALIS
• Abdomen :
• Inspeksi : Datar, distensi (-), sikatriks (-), massa (-), jejas (-)
• Auskultasi : Bising usus (+) 20x/ menit, bruit (-)
• Perkusi : Timpani pada seluruh regio abdomen
• Palpasi : Supel, tidak teraba massa, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-) hepatomegali (-),
splenomegali (-)
• Anus dan Genitalia : Dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan
• Ekstremitas : Akral hangat, sianosis (-/-), CRT ≤ 2 detik, edema (-/-)
• Tulang Belakang : Tampak normal, skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
STATUS GENERALIS
• Kulit : Tidak tampak kelainan, turgor kulit kembali cepat
• KGB : Tidak ditemukan pembesaran KGB
• Pemeriksaan Neurologi
• Refleks fisiologis : Biceps (++/++), triceps (++/++), patella (++/++), achilles (++/++)
• Refleks patologis : Babinski (-/-), Chaddock (-/-), Schaeffer (-/-), Gordon (-/-), Oppenheim (-/-)
• Tanda rangsang meningeal : Kaku kuduk (-), Brudzinsky I-IV (-), Laseque (-/-), Kernig (-/-)
• Pemeriksaan nervi cranial : Normal, simetris, tidak tampak kelainan
• Sistem sensorik : Eksteroseptif dan propioseptif baik
• Sistem mororik : Eutrofi, normotoni, pergerakan normal
• Kekuatan motorik : 5555/5555/5555/5555
Ro Thorax
Lab Darah
Rapid antigen
RESUME
● An. AZ, anak laki-laki usia 4 tahun 3 bulan dengan batuk, sesak, febris, muntah, sakit
perut, dan pilek 2 hari SMRS. Riwayat batuk, sesak, pilek berulang, terdapat tarikan
dada ke dalam, terutama pada malam dan setelah berolahraga. Sakit perut dan
muntah saat batuk. Riwayat batuk, pilek, dan sesak berulang sejak kecil. Ayah dan
kakak riwayat TBC. Belum vaksin influenza yang kedua. Riwayat penggunaan
pematangan paru karena lahir prematur.
● Pemeriksaan fisik didapatkan tampak sakit sedang, compos mentis, BB: 11,6 kg, PB: 94
cm, gizi kurang, pendek, kurus, wheezing (+/+), retraksi (+), sekret (+).
● Pada pemeriksaan penunjang didapatkan peningkatan leukosit, eosinofil, dan LED.
J45.901
Diagnosis Banding
Bronkiolitis Pneumonia
J21.9 J129
TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
• Oksigen
− Oksigen 1 lpm SpO2 95-100%
• Kebutuhan cairan
− BB ideal = 1680 cc/hari
− Infus Kaen 3b 1000 cc/24 jam
—Asma
Serangan Asma
• Alergen di lingkungan
• Contoh: serpihan kulit binatang peliharaan, Lingkungan
tungau debu rumah, jamur, kecoa
Faktor Resiko
• Bersivat REVERSIBEL
Inflamasi Akut dan Kronis
1. Reaksi Fase Awal/ cepat (early phase reaction)
− Dihasilkan oleh aktivasi sel-sel yang sensitive terhadap allergen IgE-spesifik, terutama
sel mast dan makrofag
− Ikatan antara sel dan IgE sekresi mediator-mediator: histamin, proteolitik, enzim
glikolitik, heparin, prostaglandin, leukotriene, adenosin, oksigen reaktif.
− Akhirnya menginduksi kontraksi otot polos sal repiratori dan menstimulasi saraf aferen,
hipersekresi mucus, vasodilatasi, kebocoran mikrovaskular.
UKK Respirologi Anak III pada Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA)
KLASIFIKASI
3. Persisten Sedang
4. Persisten Berat
• Gejala setiap hari
• Mengganggu aktivitas dan tidur • Gejala setiap hari
• Gejala nokturnal >1x / minggu, • Sering terjadi
• Menggunakan agonis beta 2 kerja • Gejala asma nokturnal sering terjadi
pendek setiap hari
Klasifikasi
6. Obat antiinflamasi Tidak perlu Nonsteroid/ steroid dosis Steroid hirup/ oral
rendah
7. Uji faal paru di luar PEF/FEV 1 > 80% PEF/FEV 1 60-80% PEF/FEV 1 < 60%
serangan
8. Variabilitas faal paru > 15% > 30% > 50%
bila serangan
Manifestasi
Klinis
• Menentukan derajat
Pemeriksaan Fisik
• Pulse oximetry
• Uji provokasi bronkus dengan:
• Analisis gas darah
• Peak flow meter histamin, metakolin, olahraga, udara
• Pengukuran PEF kering/ dingin, salin hipertonik
• GER
• Rinosinobronkitis
• OSAS
• Fibrosis kistik
• Primary cilliary
dyskinesis
• Benda asing
• Vocal cord dysfunction
Tatalaksana di Rumah
Inhalasi beta agonis kerja cepat sebanyak 2x selang
waktu 20 menit
Tatalaksana di UGD
Rawat Inap
● Jika dehidrasi/ asidosis atasi
● O2
● Steroid iv secara bolues/ 6-8 jam dosis 0,5-1 mg/kgbb/hari
● Nebulasi beta 2 agonis + antikolinergik + O2 dilanjutkan tiap 1-2 jam
(jika 4-6x pemberian membaik pemberian/ 4-6 jam)
● Aminofilin
2. Mukolitik
• Pada ringan dan sedang
• Hati-hati pada anak dgn refleks batuk tidak optimal
• Tidak dianjurkan
Obat lain
3. Antibiotik
• Tidak dianjurkan karena sebagian besar pencetusnya bukan
bakteri
• Kec ada tanda pneumonia, sputum purulent, rhinosinusitis
4. Obat sedasi
• Tidak dianjurkan dapat menekan/ depresi pernapasan
5. Antihistamin
• Tidak dianjurkan dapat mengentalkan sputum
Terapi Suportif
1. Oksigen
• Anak >95%
• Dianjurkan
• Dipertahankan di 95%
2. Helium + Oksigen
• 80% + 20% selama 15 menit + nebulasi salbutamol dan metil
prednisolone IV
3. Cairan
• 1-1,5x kebutuhan rumatan
Tatalaksana Jangka panjang
Episodik Jarang
• Cukup dgn bronkodilator beta-agonis hirupan kerja pendek (SABA) / gol xantin kerja
cepat jika serangan saja
• Bila tidak ada Beta Agonis via oral tidak ada : teofilin
• Anti inflamasi sebagai pengendali : tidak dianjurkan
Episodik Sering
• Beta agonis hirup > 3x / minggu
• Anti-inflamasi: budesonide/ flutikason
Persisten
• Steroid hirup dosis tinggi + steroid oral jangka pendek (3-5 hari) selanjutnya
diturunkan
• Belum respon + LABA
OBAT Tatalaksana
Jangka panjang
o Glukokortikoid
• Dosis rendah: 400 microgram/ hari