Anda di halaman 1dari 76

PRESENTASI KASUS INDONESIA

ANEMIA DEFISIENSI BESI


PADA MASA REMAJA

dr. Abdurrahman Arsyad As Siddiqi

Program Pendidikan Dokter Spesialis


Ilmu Kesehatan Anak
FK UNAND
Pendahuluan
25% anak di dunia menderita anemia
Anemia akibat kekurangan zat
dan separuhnya akibat ADB.
besi, menyebabkan hemoglobin
Kebutuhan zat besi meningkat pada
turun dari nilai normal menurut
usia 1 tahun pertama dan masa
kelompok usia dan jenis kelamin
remaja

Kemampuan absorbsi zat besi, Kasus ini adalah anemia berat, dan
asupan zat besi, kebutuhan yang terjadi pada remaja dengan status
meningkat dan kehilangan zat besi gizi baik
KASUS
DIAGRAM WAKTU PEMERIKSAAN

08 Januari 2020 09 Januari 2020 18 September 2020

Anak mulai dirawat di Pemeriksaan pertama Pelaporan


Bangsal Anak Pemantauan dimulai
RS Dr. M. Djamil
MR, Laki-laki, 10 Tahun 7 bulan
Keluhan utama
Tampak semakin pucat sejak 3 hari sebelum
masuk rumah sakit (SMRS)
Riwayat Penyakit Sekarang
10 hari SMRS 3 hari SMRS

Mudah lelah, tidak


Tampak pucat
bisa pergi sekolah, Tampak semakin
baru disadari
banyak istirahat pucat
orang tua
didalam rumah.

1 minggu SMRS
Demam
Riw kecacingan Transfusi
Batuk
Minum obat cacing darah
Pilek
TIDAK
DITEMUKAN

Sesak nafas Mual muntah, Perdarahan


Kebiruan nyeri perut berulang
Kejang Gangguan BAB
Nafsu makan pasien menurun selama sakit

Anak hanya mampu menghabiskan 1/3-1/2 porsi.

Sebelum sakit pasien makan 2-3x sehari


1 piring kecil (1/2 porsi dewasa) dengan telur kadang 3 kali
seminggu, ikan 4 kali seminggu, ayam 3-4x seminggu.

Anak kurang mengonsumsi buah dan sayur.

Anak jarang minum susu, suka jajan makanan ringan

Anak suka mengkonsumsi teh manis 2-3 kali per hari.


Berobat ke RS Ibnu Sina tanggal 8 Januari 2020

Pem. Darah Terapi

Hb 4,1 gr/dl, leukosit


9.100/mm3, trombosit O2 2L/menit nasal
463.000/mm3
Riwayat Penyakit Dahulu
• Tidak pernah menderita sakit serupa atau
penyakit lain sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang menderita
pucat, penyakit kelainan darah atau keganasan.
Riwayat Kehamilan dan Persalinan

Selama hamil ibu merasa


Pasien merupakan anak Ibu tidak mengkonsumsi
sehat dan kontrol teratur
kelima obat-obat
ke bidan

Pasien lahir spontan


Cukup bulan Setelah lahir tidak tampak
Berat badan lahir 3.500 gr kebiruan, sesak nafas,
Panjang badan lahir 49 cm maupun kejang.
Langsung menangis kuat
RIWAYAT IMUNISASI
BCG usia1 bulan (parut BCG ada)
√ √ √

√√√







DPT 3 √kali
√ √
√ √ √ √ √
√ √ √ √


Polio 4 kali√
√ √√ √

Hepatitis B 3 kali

Campak usia 9 bulan

Kesan: Imunisasi dasar lengkap, booster tidak ada


Riwayat Tumbuh Kembang
• Tinggi badan ayah 165 cm dan tinggi badan ibu 160 cm, potensi tinggi
genetik (PTG) 162,5 cm sampai 177cm.

• Pasien mulai tengkurap saat usia 4 bulan, duduk saat usia 6 bulan, berdiri
saat usia 10 bulan, berjalan saat usia 12 bulan, bicara saat usia 16 bulan

• Kesan : Pertumbuhan baik, perkembangan dalam batas normal


Riwayat Pemberian Nutrisi
0-1 Tahun
ASI, 6-8 x/hari 20-30 menit tiap menyusu

6-8 bulan
Bubur Susu dan buah biskuit

8 bulan – 1 tahun
Nasi Tim

1 tahun
Nasi keluarga, frekuensi 2x/hari porsi 1 piring kecil (lauk bervariasi ikan 4-5x kali
seminggu, telur 3-4 kali seminggu,ayam 3-4 kali seminggu.
Konsumsi makanan (recall 1 bulan sebelum
dirawat)
Jam Jenis Jumlah Kkal Besi (mg)
09.00 Telur ayam 1/2 butir 37,5 0,3
Jajanan teh manis 1 gelas 165 -
Keripik ubi 2 bungkus 160 0,27
13.00 Nasi putih 1/2 piring 120 0,98
Telur ayam 1 butir 75 0,6

Ikan/ayam 1 potong 160 1.1


16.00 Jajanan teh manis 1-2 gelas 165 -
Kacang polong 1 bungkus 65 0.09
Mie instan/bakso 1 porsi 370 1.9
19.00 Nasi putih 1/2 piring 120 0.98
Ikan/ayam 1 potong sedang 160 1.1
Tahu/tempe 1 potong 33 1.7
Total nilai gizi yang dikonsumsi
perhari : 1630,5 kkal/hari
Total konsumsi zat besi Kecukupan gizi berdasarkan RDA
perhari : 9,02 mg absolut 2226 kkal

Kebutuhan zat besi sesuai Kecukupan gizi berdasarkan RDA


usia perhari : 13 mg ideal 2240 kkal

Kesan :Memenuhi 73% RDA


Kesan : Asupan kebutuhan absolut, atau 72 % RDA Ideal
zat besi perhari kurang
Asupan makanan kurang secara
kualitas dan kuantitas
Riwayat Sosial Ekonomi & Kondisi Lingkungan
Mikro

• Ibu pasien berusia 50 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMP,


suku Minangkabau, seorang ibu rumah tangga.

Mini

• Ayah pasien berusia 52 tahun, beragama Islam, pendidikan terakhir SMA,


suku Minangkabau, bekerja sebagai buruh dengan penghasilan ±
Rp.2.000.000,- /bulan. Ayah bertanggung jawab terhadap biaya kehidupan
keluarga.
Riwayat Sosial Ekonomi dan Kondisi Lingkungan
Meso
• Pasien lahir dari pernikahan pertama kedua orang
tuanya.
• Saat ini pasien tinggal di sebuah rumah semi permanen
dengan ayah dan ibunya, serta 3 saudaranya
• Pekarangan rumah cukup luas, sumber air minum
berasal dari air isi ulang.
• Jamban keluarga berada di dalam rumah dan sampah
dibuang ketempat pembuangan akhir. Kesan :
• Saat ini pasien berdomisili di Cubadak, Kuranji. Pasien berasal dari kelas
• Ventilasi rumah cukup baik, fasilitas listrik dari PLN. sosial ekonomi rendah,
• Sumber air dari PDAM dengan higiene dan
• Biaya perawatan pasien ditanggung oleh asuransi sanitasi lingkungan yang
kesehatan pemerintah (BPJS). cukup baik
Pemeriksaan umum
Keadaan umum Sakit Sedang
Kesadaran sadar
Nadi 126 x/menit, kuat angkat, irama teratur
Suhu 36,80C
Tekanan Darah 110/60 mmHg
P50 = 103/63 mmHg
P90 = 113/72 mmHg
P95 = 116/74 mmHg
Pernafasan 22 x/mnt, irama teratur
Tinggi badan 137 cm
Berat badan 31,8 kg
Pemeriksaan umum
Keadaan gizi BB/U = 99,3%
TB/U = 98,9%
BB/TB = 102,5%
Gizi Baik

Sianosis Tidak ada


Edema Tidak ada
Anemis Ada
Ikterik Tidak ada
Pemeriksaan Fisik
Kulit Teraba hangat, tampak pucat

KGB tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening


Kepala Bulat, simetris
Rambut Hitam tidak mudah rontok

Mata Konjungtiva anemis, sclera tidak ikterik, Pupil isokor


2mm/2mm, reflek cahaya +/+ normal
Telinga tidak ada kelainan
Pemeriksaan Fisik

Hidung Tidak ditemukan kelainan

Tenggorokan Tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Mulut Mukosa bibir dan mulut basah, atrofi papil lidah tidak
ditemukan
Leher JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan fisik
Pulmo Ins : simetris, retraksi tidak ada
Pal : fremitus kiri=kanan
Per : sonor
Au : Vesikuler, ronkhi -/-, Wheezing -/-
Cor Ins : iktus cordis tidak terlihat
Pal : iktus teraba di 1 jari medial LMCS RIC V
Per : batas jantung: atas RIC II, Kanan LSD, kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Aus : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar di semua ostium
Abdomen Ins : distensi tidak ada
Pal : supel, nyeri tekan epigastrium tidak ada, hepar dan lien tidak teraba
Per : timpani
Aus : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan fisik
Alat kelamin Tidak ditemukan kelainan
Status pubertas A1 P1 G1
Anus Tidak terdapat benjolan dan kemerahan
Extremitas Akral hangat, perfusi baik, CRT < 2 detik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis :-/-
Darah Perifer Lengkap
Pemeriksaan 8 januari 2020 Nilai Rujukan
Hemoglobin (g/dl) 3,9 11,5-14,5
Leukosit (/mm3) 12.060 4.000-12.000
Basofil 0 0-1
Eosinofil 4 1-6
Netrofil batang 1 2-6
Netrofil segmen 58 50-70
Limfosit 32 20-40
Monosit 5 2-8
Hematokrit (vol%) 17 33-43
Trombosit (/mm3) 587.000 150.000-400.000
Eritrosit (/mm3) 2.990.000 4.500.000-5.5000.00
Retikulosit (%) 4 0.5-1,5
Darah Perifer Lengkap
MCV (fl)* 56 76-90
MCH (pq)** 13 25-31
MCHC (%)*** 23 32-26
Index Mentzer 18,7
RDW % 24,6 11,5%-14,5%
Gambaran darah tepi
 Eritrosit Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel
sigar (+), sel pensil (+), burr cells (+),
tear drop cells (+), anulosit (+) ,
fragmentosit

Jumlah cukup, netrofilia relatif


 Leukosit Jumlah meningkat, morfologi normal
 Trombosit
Slide darah tepi dengan pewarnaan Giemsa
Daftar masalah

1. Pucat
2. Asupan nutrisi yang kurang secara
kualitas dan kuantitas
Diagnosis kerja
Anemia gravis ec susp
anemia defisiensi besi
RENCANA PENGELOLAAN

• Makanan biasa 1800 kkal


Rencana terapi • O2 2L/menit (nasal kanul)
medikamentosa • Rencana Transfusi PRC target Hb 6 (PRC 100 cc dan
PRC 175 cc)

• Serum Iron (SI), Total Iron Binding Capacity (TIBC),


Rencana pemeriksaan Feritin.
penunjang • Analisis feses, parasit feses, benzidin tes
• Urinalisis
KOMUNIKASI, INFORMASI & EDUKASI (KIE)

Penyakit, Rencana
Tatalaksana Komplikasi Prognosis
faktor resiko Pemeriksaan
Hari Rawat ke 1 (9 Januari 2020)
Pasien masih tampak pucat. Demam, muntah atau sesak nafas tidak ada. Perdarahan tidak
S ada. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.

Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 106 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,8oC
Mata : konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar disemua ostium
Pulmo: vesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.

A Anemia gravis ec susp defisiensi besi

MB TKTP 1800 kkal


P 02 Nasal kanul 2L/menit
Rencana Transfusi PRC target Hb 6 (PRC 100 cc dan PRC 175 cc)
Hasil Laboratorium
Urinalisis (9-1-2020) Analisis feses (9-1-2020)
Makroskopis Warna Kuning Makroskopis Warna Coklat
Kekeruhan Positif Konsistensi Lembek
Berat Jenis 1,020 Darah Negatif
PH 5,0 Lendir Negatif
Mikroskopis Leukosit 2-3/LPB Mikroskopis Leukosit 1-2/LPB
Eritrosit 0-1/LPB Eritrosit 8-10/LPB
Silinder Negatif
Amuba Negatif
Telur cacing Negatif
Kristal Negatif
Tes darah samar Positif
Epitel gepeng Positif
Yeast Negatif
Bakteri Negatif
Kimia Protein Negatif Kesan : Occult Bleeding
Glukosa Negatif
Bilirubin Negatif
Urobilinogen Normal
Parasitologi Feses
Konsistensi Padat
Warna Coklat
Darah Negatif
Lendir Negatif
Telur/larva cacing Tidak ada
Protozoa Negatif

Kesan : Dalam batas normal


Hari Rawat ke 2 (10 Januari 2020)
Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Transfusi darah sudah masuk 100 cc.
Tidak ada demam, batuk dan sesak nafas. Perdarahan tidak ada. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi
S makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah cukup, warna biasa, buang air besar warna dan
konsistensi biasa.

Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 96 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,5oC, TD 110/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar disemua ostium
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.

A Anemia gravis ec susp defisiensi besi

MB TKTP 1800 kkal


P Ferous Fumarate 2x1 tablet @ 180mg setara dengan 60 mg besi elemental
Lanjutkan transfusi PRC 175 cc
Hasil Laboratorium
Pemeriksaan 10/1/2020 Kesan
SI (mg/dl) N: 28-112 25 Rendah dari nilai normal
TIBC (mg/dl) 410 Normal
N : 171-504
Feritin (µg/ml) 5,97 Rendah dari nilai normal
N : 7-142
Saturasi Transferin (%) 6 Rendah dari nilai normal
N : 20-30%
Hari Rawat ke 3 (11 Januari 2020)
Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Tidak ada demam, batuk,sesak nafas
dan perdarahan. Transfusi sudah masuk 2 kantung PRC, Pasien mampu menghabiskan 1 porsi
S makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah cukup, warna biasa, buang air besar warna dan
konsistensi biasa.

Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 98 kali/menit, kuat angkat, pengisian
baik, laju nafas 20 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.

A Anemia ec defisiensi besi


MB 1800 kkal
P Ferous Fumarate 2x1 tablet @ 180mg setara dengan 60 mg besi elemental
Pemeriksaan Feses ulang
Analisis feses ulang (11-1-2020)
Makroskopis Warna Coklat
Konsistensi Lembek
Darah Negatif
Lendir Negatif
Mikroskopis Leukosit 1-2/LPB
Eritrosit 8-10/LPB
Amuba Negatif
Ascaris lumbricoides Negatif
Ancylostoma duodenale
Oxyuris vermicularis Negatif
Trichuris trichiura
Negatif

Negatif
Telur cacing Negatif
Tes darah samar Positif

Kesan: Occult bleeding ec perdarahan saluran cerna


Hari Rawat ke 4 (12 Januari 2020)

Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Tidak ada demam, batuk, sesak nafas
S dan perdarahan. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.

Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 96 kali/menit, kuat angkat, pengisian
baik, laju nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
O Dada : normochest, tidak ada retraksi
Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik.
A Anemia ec defisiensi besi
Occult bleeding ec perdarahan saluran cerna
MB 1800 kkal
P Ferous Fumarate 2x1 tablet @ 180mg setara dengan 60 mg besi elemental
Konsul subbagian gastrohepatologi anak untuk penelusuran etiologi perdarahan saluran cerna
Hari Rawat ke 5 (13 Januari 2020)

Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Tidak ada demam, batuk ,sesak nafas
S dan perdarahan. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.

Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 92 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 20 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik.

A Anemia ec defisiensi besi


Occult bleeding ec perdarahan saluran cerna
MB 1800 kkal
Ferous Fumarate 2x1 tablet @ 180mg setara dengan 60 mg besi elemental
P Endoskopi
Boleh Pulang
Hasil laboratorium hematologi ulangan

Pemeriksaan 13/1/2020 Kesan


Hemoglobin 6,8 g/dL Anemia (perbaikan dari
Leukosit 10.170/mm3 sebelumnya)
Trombosit 457.000/mm3
Hematokrit 25%
Retikulosit 4,2%
Home visite (27 April 2020)
S Pasien sudah tidak tampak pucat, tidak ada demam, batuk,sesak nafas dan perdarahan, tidak ada mengeluh
lekas lelah dan lemah, anak sudah mampu beraktivitas seperti biasa, pasien mampu menghabiskan 1 porsi
makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.
O Kesan umum: tampak baik, sadar, laju nadi 90 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju nafas 20 kali/menit,
teratur, suhu axilla 36,6oC, TD 90/60 mmHg
Mata : konjungtiva tidak anemis dan sklera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: vesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik.

A Anemia ec defisiensi besi (perbaikan)


P Ferous Fumarate 2x1 tablet (@ 180 mg setara dengan 60 mg besi elemental)
Edukasi keluarga dan anak mengenai pola makan
Hasil laboratorium hematologi ulangan (27/4/2020)
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
Hemoglobin (g/dl) 11,4 g/dL 11,5-14,5
Leukosit (/mm3) 6380 4.000-12.000
Basofil 0 0-1
Eosinofil 4 1-6
Netrofil batang 0 2-6
Netrofil segmen 47 50-70
Limfosit 41 20-40
Monosit 8 2-8
Hematokrit (vol%) 35 33-43
Trombosit (/mm3) 360.000 150.000-400.000
Eritrosit (/mm3) 4.760.000 4,00-5,40 jt
MCV (fl)* 74 76-90
MCH (pq)** 24 25-31
MCHC (%)*** 32 32-36
Index Mentzer 18,7
RDW (%) 14,2 11,5-14,5
TIBC 357 250-425
Ferritin 13 7-142
Serum Iron 36 28-112
Gambaran darah tepi
 Eritrosit Normositik normokrom
 Leukosit Morfologi dan jumlah dalam batas normal
 Trombosit Jumlah cukup

Kesan : Anemia Ringan


Analisis feses ulang (28-4-2020)
Makroskopis Warna Coklat
Konsistensi Agak keras
Darah Negatif
Lendir Positif
Mikroskopis Leukosit 0-1/LPB
Eritrosit 0-1/LPB
Amuba Negatif
Telur cacing Negatif
Tes darah samar Negatif

Kesan : Dalam batas normal


PROGNOSIS

Prognosis ad vitam : dubia ad bonam

Prognosis ad functionam : dubia ad bonam

Prognosis ad sanationam : dubia ad bonam


TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kelompok Umur dan Kadar Hb Normal (g/dl)

Anemia didefinisikan Jenis Kelamin


sebagai rendahnya Anak 6 – 59 bulan ≥ 11
kadar hemoglobin (Hb) Anak 5 – 11 tahun ≥ 11,5
atau sel darah merah Anak 12 – 14 tahun ≥ 12
dibandingkan dengan
Wanita > 15 tahun ≥ 12
nilai normal menurut
kelompok usia dan Wanita hamil ≥ 11
jenis kelamin Laki-laki > 15 tahun ≥ 13
Epidemiologi
World Health Prevalensi anemia ADB menurut
Organization pada remaja di jenis kelamin,
(WHO) negara yaitu: pada anak
Angka anemia berkembang perempuan
didunia adalah adalah 27% dan di sekitar 22,7% dan
1,62 miliar orang negara maju pada anak laki-
dengan prevalensi adalah 6% laki 12,4%
pada anak
sekolah dasar
25,4%.
Etiologi
Kebutuhan yang Asupan besi dari Penyerapan zat Kehilangan zat
meningkat makanan yang besi yang besi yang
secara fisiologis tidak adekuat terganggu meningkat

Makananan
Anak kurang
Pertumbuhan kurang Perdarahan,
gizi Transfusi
beragam fetomaternal,
Hemoglobinuria,
Iatrogenic blood
BBLR, distribusi Gastrektomi loss, Idiopathic
prematur dan makanan parsial atau pulmonary
hemosiderosis
PJB kurang baik total
Klasifikasi penyebab perdarahan saluran cerna pada ADB
Defisiensi Besi Primer (nutrisi dan pertumbuhan cepat)
Ringan atau berat Berat
Perubahan usus Tidak ada Sindrom kebocoran usus Sindrom Malabsorpsi
Efek Tidak ada kehilangan darah Hanya kehilangan Kehilangan sel Hanya gangguan Gangguan absorpsi
sel darah merah darah merah, absorpsi besi xylose, lemak dan vit A
plasma protein,
albumin,
imunoglobulin,
tembaga, kalsium
Hasil ADB ADB, guaiac ADB, enteropati ADB, sulit dengan besi ADB, transient
positive eksudatif oral enteropati

Penatalaksanaan Besi oral Besi oral Besi oral IM besi dextran


kompleks
Defisiensi Besi Sekunder
Ringan atau berat Berat
Patogenesis Dipicu susu sapi, Protein tak tahan panas Lesi anatomi
Efek Sindrom usus bocor Kehilangan darah
Kehilangan sel darah merah, plasma protein, albumin,
imunoglobulin, tembaga, kalsium
Hasil ADB berulang, enteropati eksudatif ADB berulang
Penatalaksanaan Hentikan susu sapi, susu formula soya, besi oral Pembedahan, manajemen pengobatan spesifik, besi oral
atau IM besi dekstran
Skema terjadinya anemia defisiensi besi
Patofisiologi
iron depletion / Iron deficient Iron deficiency
Storage iron deficiency erythropoietin anemia

• Cadangan besi • Suplai besi tidak • besi yang


berkurang cukup untuk menuju eritroid
• Feritin serum menunjang sumsum tulang
menurun eritropoiesis tidak cuku -
sedangkan • Besi serum >penurunan
pemeriksaan menurun dan kadar Hb
lain masih saturasi • Mikrositosis dan
normal. transferrin hipokromik yang
menurun ,TIBC progresif
meningkat dan
FEP meningkat.
Diagnosis
Anamnesis

Peninggian ekskresi Gangguan imun


Faktor predisposisi
norepinefrin dan enzim
BBLR, prematur, ibu
anemia Lebih mudah terserang
iritabilitas
infeksi
Tidak asi ekslusif,
penyapihan produk susu
daya persepsi dan
Makanan tanpa perhatian yang Pika
suplementasi zat besi berkurang
Pemeriksaan Fisik

Tidak ada spoon-shaped


Pucat menahun
organomegali nails

Gangguan Gangguan proses


stomatitis
kontraktilitas epitelisasi saluan
angularis
otot jantung cerna
Laboratorium
• Anemia hipokrom • Anemia hipokrom
• Kadar Hb < normal
mikrositik mikrositik
• Hb eritrosit < 31 % • FEP meningkat
• Kadar Fe serum < 50 • Saturasi transferin < 16
% • Feritin serum menurun
ug/dl • Fe serum menurun, TIBC
• Saturasi transferin < 15 • Nilai FEP > 100 ug/dl
• Feritin serum < 12 ug/dl meningkat, ST < 16 %
% • Respon pada preparat
• Minimal 2 dari 3 kriteria
harus terpenuhi besi
• Sumsum tulang

Cook and
WHO Lanzkowsky
Monsen
Uji coba pemberian preparat besi
• Bila dengan pemberian preparat besi dosis 3-6 mg/kgBB/hari selama
3-4 minggu terjadi peningkatan kadar hemoglobin 1-2 g/dL maka
dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan menderita anemia
defisiensi besi.
Skema Diagnosis Anemia
Defisiensi Besi
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Mengetahui
faktor Terapi penggantian dengan preparat besi
penyebab

Mengatasi Terapi zat Terapi zat Transfusi


penyebab besi oral besi IM/IV darah
Terapi zat besi oral

Evaluasi respon
terhadap terapi besi
Absorbsi besi yang
Preparat 3-6 mg besi dengan melihat
terbaik adalah pada
elemental/kgBB/hari peningkatan
saat lambung
diberikan dalam 2-3 retikulosit dan
kosong, diantara dua
dosis sehari peningkatan
waktu makan
hemoglobin atau
hematokrit
Terapi zat besi intramuskular atau intravena
Dapat dipertimbangkan bila respon pengobatan oral
tidak berjalan baik

Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan


9g/dl) x 2,5 dalam preparat dekstran besi

Dalam 4-30 hari setelah pengobatan didapatkan


peningkatan kadar hemoglobin dan cadangan besi
terpenuhi 1-3 bulan setelah pengobatan
Transfusi darah

Kasus ADB yang PRC diberikan dengan


Pengobatan tambahan
disertai infeksi berat, dosis 2-3 ml/KgBB
bagi pasien ADB
dehidrasi berat atau persatu kali pemberian
dengan Hb 6 g/dl atau
akan menjalani operasi disertai dengan
kurang
besar/ narkose diuretik Furosemid.
Edukasi meningkatkan konsumsi zat besi
besi
Pencegahan

• Pengetahua • Pencegahan • Pemberian • dilakukan

Fortifikasi Bahan Makanan

Pemeriksaan kadar hemoglobin


Suplementasi preparat besi
n dan primer di suplemen pada
kesadaran samping besi juga populasi
dalam pemberian dapat
dengan
mencukupi ASI dan ditambahka
zat gizi tidak n pada risiko
• Resiko memberika bahan tinggi
akibat n susu sapi makanan,
kebutuhan pada tahun garam
tubuh yang pertama ataupun
menigkat kehidupan susu
formula
Prognosis

Baik
Bila penyebab anemianya hanya karena
kekurangan besi saja dan diketahui penyebab
serta kemudian dilakukan penanganan yang
adekuat

Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu


dipertimbangkan beberapa kemungkinan lain
ANALISIS KASUS
Anamnesis
• pucat yang baru disadari keluarga sejak 1 minggu sebelum masuk rumah
sakit

Pemeriksaan fisik
• Terlihat sangat pucat
• bising sistolik grade 2/6 yang terdengar di semua ostium.

Laboratorium
• Hb 3,9
• Hapusan darah tepi menunjukkan gambaran mikrositik hipokrom,
anisositosis, poikilositosis, cigar cell, tear drop cell, anulosit, fragmentosit,
dan pencil cell
• Nilai index Mentzer 18,7
ST 6% TIBC 410

Kadar besi
Feritin
serum 25
5,97
mg Anemia
def Besi
• Remaja termasuk golongan yang berisiko tinggi terhadap ADB akibat
pertumbuhan cepat dengan peningkatan massa tubuh, volume darah
dan massa sel darah merah.
• Mekanisme ADB pada pasien :
• Intake yang kurang dari zat besi
• Absorbsi besi yang terganggu
• Peningkatan kebutuhan zat besi
• Blood Loss
Occult gastrointestinal bleeding pada ADB
• Keadaan defisiensi zat besi sendiri, terlepas dari penyebabnya, dapat
mengakibatkan perdarahan usus yang tersembunyi. Lebih dari 50%
anak yang kekurangan zat besi memiliki hasil pemeriksaan guaiac
feses yang positif.
• Berdampak pada lapisan mukosa usus (misalnya, kekurangan enzim
yang mengandung besi),
• Menyebabkan perdarahan pada mukosa.
Penatalaksanaan

Ferrous fumarate
Edukasi anemia
O2 Nasal kanul Transfusi darah 3x180 mg (setara
dan konseling
2L/menit target Hb 6 besi elemental 60
nutrisi
mg)
Evidenced-Based Medicine
A. Pertanyaan klinis
Apa saja faktor risiko yang menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja?

B. Component of foreground question (PICO)


Problem : Bagaimana prevalensi anemia pada remaja dan apa saja faktor risiko terjadinya anemia defisiensi
besi pada remaja?
Intervention : --
Comparison : --
Outcome :Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional yang dilakukan pada 408remaja di Kota Bonga,
Ethiopia barat daya. Data yang dikumpulkan berupa data sosiodemografik dan data lainnya, dikumpulkan
juga 7 mL darah vena dan 4 gram sampel BAB dari setiap partisipan. Faktor risiko yang signifikan
berhubungan dengan anemia defisiensi besipada remaja adalah jenis kelamin perempuan, ukuran keluarga
>5 orang, buta huruf pada kepala keluarga, infeksi parasit pada usus, dan Indeks massa tubuh yang rendah.

C. Metode Penelusuran
Penelusuran dilakukan dengan kata kunci “iron deficiency anemia, adolescent, and risk factors” dengan
menggunakan limit studi diterbitkan dalam 5 tahun terakhir. Ditemukan sebuah artikel yang dapat
dipergunakan untuk menjawab pertanyaan klinis tersebut dengan judul “Anemia and Iron Deficiency
among School Adolescents: Burden, Severity, and Determinant Factors in southwest Ethiopia” dari
Adolescents Health, Medicine and Therapeutics tahun 2015
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai