Kemampuan absorbsi zat besi, Kasus ini adalah anemia berat, dan
asupan zat besi, kebutuhan yang terjadi pada remaja dengan status
meningkat dan kehilangan zat besi gizi baik
KASUS
DIAGRAM WAKTU PEMERIKSAAN
1 minggu SMRS
Demam
Riw kecacingan Transfusi
Batuk
Minum obat cacing darah
Pilek
TIDAK
DITEMUKAN
Hepatitis B 3 kali
• Pasien mulai tengkurap saat usia 4 bulan, duduk saat usia 6 bulan, berdiri
saat usia 10 bulan, berjalan saat usia 12 bulan, bicara saat usia 16 bulan
6-8 bulan
Bubur Susu dan buah biskuit
8 bulan – 1 tahun
Nasi Tim
1 tahun
Nasi keluarga, frekuensi 2x/hari porsi 1 piring kecil (lauk bervariasi ikan 4-5x kali
seminggu, telur 3-4 kali seminggu,ayam 3-4 kali seminggu.
Konsumsi makanan (recall 1 bulan sebelum
dirawat)
Jam Jenis Jumlah Kkal Besi (mg)
09.00 Telur ayam 1/2 butir 37,5 0,3
Jajanan teh manis 1 gelas 165 -
Keripik ubi 2 bungkus 160 0,27
13.00 Nasi putih 1/2 piring 120 0,98
Telur ayam 1 butir 75 0,6
Mini
Mulut Mukosa bibir dan mulut basah, atrofi papil lidah tidak
ditemukan
Leher JVP 5-2 cmH2O
Pemeriksaan fisik
Pulmo Ins : simetris, retraksi tidak ada
Pal : fremitus kiri=kanan
Per : sonor
Au : Vesikuler, ronkhi -/-, Wheezing -/-
Cor Ins : iktus cordis tidak terlihat
Pal : iktus teraba di 1 jari medial LMCS RIC V
Per : batas jantung: atas RIC II, Kanan LSD, kiri 1 jari medial LMCS RIC V
Aus : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar di semua ostium
Abdomen Ins : distensi tidak ada
Pal : supel, nyeri tekan epigastrium tidak ada, hepar dan lien tidak teraba
Per : timpani
Aus : Bising usus (+) normal
Pemeriksaan fisik
Alat kelamin Tidak ditemukan kelainan
Status pubertas A1 P1 G1
Anus Tidak terdapat benjolan dan kemerahan
Extremitas Akral hangat, perfusi baik, CRT < 2 detik
Refleks fisiologis : +/+
Refleks patologis :-/-
Darah Perifer Lengkap
Pemeriksaan 8 januari 2020 Nilai Rujukan
Hemoglobin (g/dl) 3,9 11,5-14,5
Leukosit (/mm3) 12.060 4.000-12.000
Basofil 0 0-1
Eosinofil 4 1-6
Netrofil batang 1 2-6
Netrofil segmen 58 50-70
Limfosit 32 20-40
Monosit 5 2-8
Hematokrit (vol%) 17 33-43
Trombosit (/mm3) 587.000 150.000-400.000
Eritrosit (/mm3) 2.990.000 4.500.000-5.5000.00
Retikulosit (%) 4 0.5-1,5
Darah Perifer Lengkap
MCV (fl)* 56 76-90
MCH (pq)** 13 25-31
MCHC (%)*** 23 32-26
Index Mentzer 18,7
RDW % 24,6 11,5%-14,5%
Gambaran darah tepi
Eritrosit Mikrositik hipokrom, poikilositosis, sel
sigar (+), sel pensil (+), burr cells (+),
tear drop cells (+), anulosit (+) ,
fragmentosit
1. Pucat
2. Asupan nutrisi yang kurang secara
kualitas dan kuantitas
Diagnosis kerja
Anemia gravis ec susp
anemia defisiensi besi
RENCANA PENGELOLAAN
Penyakit, Rencana
Tatalaksana Komplikasi Prognosis
faktor resiko Pemeriksaan
Hari Rawat ke 1 (9 Januari 2020)
Pasien masih tampak pucat. Demam, muntah atau sesak nafas tidak ada. Perdarahan tidak
S ada. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.
Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 106 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,8oC
Mata : konjungtiva anemis dan sklera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar disemua ostium
Pulmo: vesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.
Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 96 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,5oC, TD 110/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising sistolik grade 2/6 terdengar disemua ostium
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.
Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 98 kali/menit, kuat angkat, pengisian
baik, laju nafas 20 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : Hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat dan perfusi baik.
Negatif
Telur cacing Negatif
Tes darah samar Positif
Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Tidak ada demam, batuk, sesak nafas
S dan perdarahan. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.
Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 96 kali/menit, kuat angkat, pengisian
baik, laju nafas 22 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
O Dada : normochest, tidak ada retraksi
Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik.
A Anemia ec defisiensi besi
Occult bleeding ec perdarahan saluran cerna
MB 1800 kkal
P Ferous Fumarate 2x1 tablet @ 180mg setara dengan 60 mg besi elemental
Konsul subbagian gastrohepatologi anak untuk penelusuran etiologi perdarahan saluran cerna
Hari Rawat ke 5 (13 Januari 2020)
Pasien masih tampak pucat, sudah berkurang dari sebelumnya. Tidak ada demam, batuk ,sesak nafas
S dan perdarahan. Pasien mampu menghabiskan 1 porsi makanan, toleransi baik. Buang air kecil jumlah
cukup, warna biasa, buang air besar warna dan konsistensi biasa.
Kesan umum: tampak sakit sedang, sadar, laju nadi 92 kali/menit, kuat angkat, pengisian baik, laju
nafas 20 kali/menit, teratur, suhu axilla 36,9oC, TD 100/60 mmHg
Mata : konjungtiva anemis dan skera tidak ikterik
Dada : normochest, tidak ada retraksi
O Cor : irama teratur, bising tidak ada
Pulmo: bronkovesikuler, rhonki dan wheezing tidak ada
Abdomen : hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas : akral hangat, perfusi baik.
Makananan
Anak kurang
Pertumbuhan kurang Perdarahan,
gizi Transfusi
beragam fetomaternal,
Hemoglobinuria,
Iatrogenic blood
BBLR, distribusi Gastrektomi loss, Idiopathic
prematur dan makanan parsial atau pulmonary
hemosiderosis
PJB kurang baik total
Klasifikasi penyebab perdarahan saluran cerna pada ADB
Defisiensi Besi Primer (nutrisi dan pertumbuhan cepat)
Ringan atau berat Berat
Perubahan usus Tidak ada Sindrom kebocoran usus Sindrom Malabsorpsi
Efek Tidak ada kehilangan darah Hanya kehilangan Kehilangan sel Hanya gangguan Gangguan absorpsi
sel darah merah darah merah, absorpsi besi xylose, lemak dan vit A
plasma protein,
albumin,
imunoglobulin,
tembaga, kalsium
Hasil ADB ADB, guaiac ADB, enteropati ADB, sulit dengan besi ADB, transient
positive eksudatif oral enteropati
Cook and
WHO Lanzkowsky
Monsen
Uji coba pemberian preparat besi
• Bila dengan pemberian preparat besi dosis 3-6 mg/kgBB/hari selama
3-4 minggu terjadi peningkatan kadar hemoglobin 1-2 g/dL maka
dapat dipastikan bahwa yang bersangkutan menderita anemia
defisiensi besi.
Skema Diagnosis Anemia
Defisiensi Besi
Diagnosis Banding
Penatalaksanaan
Mengetahui
faktor Terapi penggantian dengan preparat besi
penyebab
Evaluasi respon
terhadap terapi besi
Absorbsi besi yang
Preparat 3-6 mg besi dengan melihat
terbaik adalah pada
elemental/kgBB/hari peningkatan
saat lambung
diberikan dalam 2-3 retikulosit dan
kosong, diantara dua
dosis sehari peningkatan
waktu makan
hemoglobin atau
hematokrit
Terapi zat besi intramuskular atau intravena
Dapat dipertimbangkan bila respon pengobatan oral
tidak berjalan baik
Baik
Bila penyebab anemianya hanya karena
kekurangan besi saja dan diketahui penyebab
serta kemudian dilakukan penanganan yang
adekuat
Pemeriksaan fisik
• Terlihat sangat pucat
• bising sistolik grade 2/6 yang terdengar di semua ostium.
Laboratorium
• Hb 3,9
• Hapusan darah tepi menunjukkan gambaran mikrositik hipokrom,
anisositosis, poikilositosis, cigar cell, tear drop cell, anulosit, fragmentosit,
dan pencil cell
• Nilai index Mentzer 18,7
ST 6% TIBC 410
Kadar besi
Feritin
serum 25
5,97
mg Anemia
def Besi
• Remaja termasuk golongan yang berisiko tinggi terhadap ADB akibat
pertumbuhan cepat dengan peningkatan massa tubuh, volume darah
dan massa sel darah merah.
• Mekanisme ADB pada pasien :
• Intake yang kurang dari zat besi
• Absorbsi besi yang terganggu
• Peningkatan kebutuhan zat besi
• Blood Loss
Occult gastrointestinal bleeding pada ADB
• Keadaan defisiensi zat besi sendiri, terlepas dari penyebabnya, dapat
mengakibatkan perdarahan usus yang tersembunyi. Lebih dari 50%
anak yang kekurangan zat besi memiliki hasil pemeriksaan guaiac
feses yang positif.
• Berdampak pada lapisan mukosa usus (misalnya, kekurangan enzim
yang mengandung besi),
• Menyebabkan perdarahan pada mukosa.
Penatalaksanaan
Ferrous fumarate
Edukasi anemia
O2 Nasal kanul Transfusi darah 3x180 mg (setara
dan konseling
2L/menit target Hb 6 besi elemental 60
nutrisi
mg)
Evidenced-Based Medicine
A. Pertanyaan klinis
Apa saja faktor risiko yang menyebabkan terjadinya anemia defisiensi besi pada remaja?
C. Metode Penelusuran
Penelusuran dilakukan dengan kata kunci “iron deficiency anemia, adolescent, and risk factors” dengan
menggunakan limit studi diterbitkan dalam 5 tahun terakhir. Ditemukan sebuah artikel yang dapat
dipergunakan untuk menjawab pertanyaan klinis tersebut dengan judul “Anemia and Iron Deficiency
among School Adolescents: Burden, Severity, and Determinant Factors in southwest Ethiopia” dari
Adolescents Health, Medicine and Therapeutics tahun 2015
TERIMA KASIH