Pengembangan Paragraf
Pengembangan Paragraf
•Pengertian Paragraf
•Ciri-Ciri Paragraf yang Baik
•Jenis-Jenis Paragraf
•Pola Pengembangan Paragraf
Pengertian Paragraf
• Paragraf (alinea): Satuan gagasan di dalam bagian
suatu tulisan (teks, wacana) yang dibentuk oleh
kalimat-kalimat yang saling berhubungan guna
mengusung satu kesatuan pokok pembahasan.
– Keberadaannya ada yang berperan sebagai pendahuluan,
pembahasan, dan ada pula yang berperan sebagai penutup.
– Unsur-unsur paragraf:
• Kalimat utama: gagasan pokok
• Kalimat penjelas: gagasan-gagasan penjelas
• Gagasan
? Pokok Kalimat Utama
• Dia
? mengatur waktu Dia mengatur waktu kosongnya yang relatif
kosongnya. singkat.
Dia membaca buku. Tiap menjelang tidur malam, dia membaca buku
yang dipinjamnya dari perpustakaan
Paragraf Deskripsi
Paragraf Argumentasi
Generasi 1945 telah berjuang dengan jiwa dan raga untuk merebut dan
• menegakkan
? kemerdekaan. Tindakan yang mereka lakukan bukan semata-
mata untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi penerus. Setiap generasi
memikul beban berupa warisan yang harus dipelihara sebaik-baiknya.
Warisan adalah amanat. Melecehkan amanat sama maknanya dengan
memalsukan sumpah. Hal ini yang tidak boleh dilakukan oleh generasi
mana pun.
Pola Khusus-Umum
Pola Akibat-Sebab
Ciremai. Saat nama itu disebut, yang terlintas di dalam benak kita adalah
• hawa
? dingin yang menyegarkan, keteduhan, dan tentu saja lanskap
indahnya. Kesan yang tak terlupakan itu dipertegas lagi dengan suasana
pedesaan kaki gunung yang menebar hangatnya persahabatan masyarakat
agraris. Mereka jauh dari hiruk-pikuk, seperti yang selalu mencuat di pusat-
pusat kota. Itulah satu destinasi wisata menarik yang bisa ditemukan di
sebuah tempat yang bernama Sangkanhurip, Cirebon.
Menaranya, yang tinggi dan terbuat dari batu kali, dulu dipakai untuk
• mengumandangkan
? azan; hingga kini masih terlihat kokoh dari kejauhan.
Kini, menara tersebut sudah tidak dipakai lagi untuk mengumandangkan
azan karena fungsinya sudah diganti oleh alat pengeras suara. Begitu
tingginya menara mesjid yang pernah dipakai sebagai markas besar HMI
ini membuat setiap orang merasa cukup kelelahan ketika menaiki
tangganya yang melingkar. Menara ini hanya digunakan untuk melihat
peristiwa-peristiwa khusus seperti kebakaran atau kerusuhan yang pernah
terjadi di Jakarta beberapa waktu lalu. Warna hijaunya tetap dipertahankan
hingga kini; dan warna itu terlihat mewarnai seluruh jendela, tangga, dan
pintu, yang terbuat dari kayu jati. Pilar-pilar yang terdapat di ruang dalam
pun masih sama seperti dulu, termasuk lantai tegelnya. Lantai atas yang
terbuat dari papan kayu juga masih asli dan selalu berderik jika dipijak;
namun masih kuat untuk menampung sekitar 50 orang jamaah.
? Pola Dramatis