Anda di halaman 1dari 21

Formulasi Dan Evaluasi Tablet

FTS Padat
Prodi S1 Farmasi STIKes Muhammadiyah Cirebon
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet

Menurut Charles (2010), terdapat hal-hal yang dapat mempengaruhi prinsip


metoda
pembuatan tablet, yaitu terkait dengan:

1. Ukuran Tablet
Ukuran dan bentuk tablet sedikit banyak ditentukan oleh bahan aktif yang
dikandungnya. Bahan aktif dengan dosis kecil, misalnya: asam folat,
digitoksin, reserpin, deksametason, dan lain sebagainya memerlukan
penambahan eksipien pengisi untuk menghasilkan suatumassa atau volume
bahan yang dapat dibuat menjadi tablet dengan ukuran yang nyaman bagi
pasien Ukuran yang lazim untuk tablet dengan bahan aktif dosis rendah
adalah bulat dengan diameter 6,25 mm, umumnya bobot tablet seperti ini
150 mg. Jika dosis bahan aktif lebih besar, maka bobot tablet juga lebih berat,
dosis bahan aktif 100 sampai 200 mg membutuhkan bobot tablet 150 sampai
300 mg dengan diameter 6,25 sampai 10,94 mm.
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet

Oleh karena itu, formulasi tablet


mensyaratkan pertimbangan berikut yaitu:
a. Ukuran dosis atau kuantitas, stabilitas, kelarutan,
bobot jenis, kemampatan dari zat
aktif.
b. Pemilihan zat tambahan (eksipien).
c. Tipe, ukuran, dan kapasitas mesin tablet.
d. Pengaturan lingkungan dan kelembaban.
e. Stabilitas produk jadi.
f. Ketersediaan hayati kandungan zat aktif tablet.
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet

2. Stabilitas bahan aktif

•Seleksi eksipien merupakan hal yang penting dalam formulasi tablet.


•Setelah formulator
mengetahui informasi tentang sifat-sifat fisik dan kimia bahan aktif, maka
pemilihan eksipien sudah dapat dilakukan. Stabilitas bahan aktif harus
ditentukan dengan setiap
eksipien yang diusulkan
•Caranya dengan membuat suatu campuran homogen bahan aktif
dan eksipien berlebih, kemudian dipanaskan pada suhu 60ᴼ C selama 72 jam di
dalam wadah kaca
•Selanjutnya, pada akhir pemanasan bahan aktif ini dianalisis menggunakan
metode penetapan stabilitas.
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet
3. Granulasi
Umumnya serbuk tidak dapat dikempa langsung menjadi tablet. Mengapa
demikian? Ya karena pada serbuk biasanya terdapat karakteristik dan sifat-
sifat berikut yang
menyebabkan serbuk tersebut tidak dapat dikempa langsung menjadi
tablet, yaitu”
a. Serbuk kurang memiliki karakteristik ikatan atau lekatan
(kohesif dan adhesif) yang baik secara bersama-sama
menjadi kesatuan padatan yang kompak
b. Serbuk biasanya tidak memiliki sifat lubrikasi dan
disintegrasi yang dipersyaratkan untuk dicetak menjadi
tablet.
c. Serbuk pada umumnya tidak atau kurang memiliki sifat
mengalir bebas.
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet
Tujuan granulasi suatu serbuk adalah sebagai berikut:
a. Membuat bahan mengalir bebas
b. Memadatkan bahan
c. Membuat campuran menjadi lebih homogen
d. Memperbaiki karakteristik pengempaan bahan aktif
e. Mengendalikan laju pelepasan bahan aktif
f. Memberi kemudahan pengukuran atau dispersing voleme
g. Mengurangi debu
h. Memperbaiki penampilan tablet
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet
4. Massa Kempa

• Bahan aktif yang diserbukkan biasanya memerlukan tambahan


dan perlakuan untuk
memberikan sifat ikatan dan sifat mengalir bebas pada bahan
aktif atau massa kempa
• Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pengempaan oleh
mesin tablet
• Oleh sebab itu, massa kempa harus digranulasi terlebih dahulu
Prinsip Metoda Pembuatan Tablet
prosesgranulasi terhadap massa kempa ini dilakukan agar:
a. Dapat mengalir bebas dari corong mesin (hopper) tablet ke
dalam lubang kempa
b. Sifat ketermampatannya meningkat
c. Sifat ikatannya meningkat
d. Peningkatan bobot jenis
e. Tercapai granulometri yang sesuai
f. Keseragaman ukuran partikel lebih homogen
g. Pengurangan perlekatan dalam permukaan pons dan lubang
kempa
h. Pengurangan kecenderungan capping
i. Mengurangi debu
j. Memperbaiki penampilan tablet
Pembuatan Tablet

1. Metoda Granulasi Basah


2. Metoda Granulasi Kering
3. Metoda Cetak (kempa) Langsung

Tiap-tiap metoda tersebut mempunyai keuntungan dan


keterbatasan. Namun demikian, terdapat cara yang sama
pada ketiga metoda tersebut yaitu pada dua tahap
pertama ketika melakukan penghalusan dan pencampuran
komponen formulasi bersifat identik. Selanjutnya, proses
pembuatan tablet pada tahap-tahap berikutnya akan
berbeda, seperti diperlihatkan pada tabel berikut ini.
Pembuatan Tablet
Pembuatan Tablet
• Keuntungan Granulasi Basah

a. Penggunaan metoda granulasi basah dapat meningkatkan


kopresibilitas.
b. Untuk zat aktif yang dosis besar yang mempunyai aliran atau
kemampatan yang buruk, harus digranulasi dengan metoda basah,
untuk memperolah aliran dan kohesi yang cocok umtuk pengempaan.
c. Untuk mendapatkan berat jenis yang sesuai
d. Mengontrol pelepasan
e. Mencegah pemisahan komponen campuran selama proses
f. Distribusi keseragaman kandungan
g. Meningkatkan kecepatan disolusi
h. Bentuk sediaan lepas terkendali dapat dibuat dengan pemilihan
pengikat dan pelarut yang sesuai
Pembuatan Tablet
kekurangan penggunaan metode granulasi basah ini
adalah sebagai berikut:
a. Banyak tahap dalam proses produksi yang harus
divalidasi
b. Waktu, ruangan, dan peralatan (mesin) yang
digunakan butuh biaya cukup tinggi
c. Zat aktif yang sensitif terhadap lembab dan panas
tidak dapat dikerjakan dengan cara ini. Untuk zat
termolabil dilakukan dengan pelarut non air.
d. Kehilangan bahan selama berbagai tahapan
proses
Formulasi Granulasi Basah
Contoh Formulasi Granulasi Basah
R/ Isoniazid 300 mg
Amylum 10%
PVP Etanol 4% qs
Laktosa: Avicel 1:1
Zat Warna 0,1%
LHPC-LH 11 5%
Mg.Stearat 1%
Talk 1 %
Aerosil 0,25%
Formulasi Cetak Langsung
Contoh Formula Kempa Langsung
R/ Asetosal 80 mg
HPC-LM 3%
LHPC LH – 11 5 %
Aerosil 0,25 %
Mg stearat 1 %
Talcum 1 %
Avicel dan Lactosa DC 2 : 1
To be continue
Pembuatan tablet dengan metoda
granulasi kering
•Yang dimaksud granulasi kering (slugging) ini adalah memproses partikel
bahan aktif dan
eksipien dengan mengempa campuran bahan kering menjadi massa padat
•Setelah menjadi masa padat, selanjutnya dipecah lagi untuk menghasilkan
partikel yang berukuran lebih besar dari serbuk semula (granul)
•Pembuatan tablet dengan metoda granulasi kering ini
dilakukan dengan menggunakan mesin khusus pembuat bongkahan
(slugging), yaitu mesin berat pembuat tablet besar dengan lubang,
kempa, dan pons besar yang biasanya
berdiameter 2,5 cm atau lebih
•Selanjutnya, bongkahan tersebut dihancurkan dengan mesin granulator
untuk memperoleh karakteristik granul yang dikehendaki
Pembuatan tablet dengan metoda
granulasi kering
•Prinsip dari metode ini adalah membuat granul secara mekanis, tanpa
bantuan bahan
pengikat dan pelarut. Sementara itu, ikatannya didapat melalui gaya
•Teknik ini dikatakan cukup baik, digunakan untuk bahan aktif yang memiliki
dosis efektif yang terlalu tinggi untuk dikempa langsung atau bahan aktif
yang sensitif terhadap pemanasan dan
kelembaban
•Pada proses ini, komponen-komponen tablet dikompakan dengan mesin
cetak tablet lalu ditekan ke dalam die dan dikompakan dengan punch,
sehingga diperoleh massa yang disebut slug. Oleh karena itu, prosesnya
disebut dengan istilah slugging
Pembuatan tablet dengan metoda
granulasi kering
• Padaproses selanjutnya, slug ini kemudian
diayak dan diaduk untuk mendapatkan granul
yangdaya mengalirnya lebih baik dari
campuran awal. Bila slug yang didapat belum
memuaskan, maka proses diatas dapat diulang
Pembuatan tablet dengan metoda granulasi kering

pada proses pengempaanslug memiliki berbagai keterbatasan.


Keterbatasan yang dimaksudkan adalah sebagai berikut:
a. Proses bets tunggal.
b. Pemeliharaan peralatan lebih banyak dibutuhkan.
c. Skala ekonomi yang buruk dan hasil rendah.
d. Hasil perjam rendah.
e. Pengendalian proses yang buruk.
f. Polusi udara dan bunyi yang berlebihan.
g. Kebutuhan wadah dan ruang penyimpanan meningkat.
h. Membutuhkan energi yang diperlukan untuk menghasilkan 1
kg bongkahan (slug) lebih banyak.

Anda mungkin juga menyukai