Anda di halaman 1dari 11

TEORI POLITIK

BIROKRASI
Oleh :

KELOMPOK II
dr. Wayabulani Idris (M012022037)
dr. Wahyuni Saleh (M012022036)

OKTOBER 2022
PENDAHULUAN

 Politik dan Birokrasi merupakan dua buah institusi yang memiliki karakter
yang sangat berbeda, namun harus saling berdekatan dan mengisi.
 Dua karakter yang berbeda antara dua institusi ini pada satu sisi memberikan
sebuah ruang yang positif bagi apa yang disebut dengan sinergi, namun
acapkali juga tidak dapat dipisahkan dengan aroma “perselingkuhan”.
 Politik merupakan institusi yang disebut juga dengan
pusat kekuasaan.
 Kekuasaan yang dimiliki oleh politik  pembuatan,
penerapan, dan evaluasi kebijakan public.

 Birokrasi sebuah institusi yang mapan


dengan segala sumber dayanya, namun
pada lain sisi sistem kenegaraan
mensyaratkan politik masuk sebagai
aktor yang mengepalai birokrasi melalui
mekanisme politik formal.
POSISI BIROKRASI

Birokrasi

Pelayanan public yang


Penerjemah dan
harus responsif terhadap
implementor kebijakan
kebutuhan dan aspirasi
publik
masyarakat

• Birokrasi berada dalam posisi “man in the middle “

Muncul pertanyaan :
• Apakah birokrasi harus netral politik ?
Bersinergi dengan politik ? Dan bisakah
birokrasi lepas dari pengaruh politik ?
 Dominasi politik lebih kuat dan kental
kepada birokrasi terutama dalam
pembuatan kebijakan penyusunan
anggaran belanja negara dan melakukan
tekanan-tekanan politik kepada eksekutif
terkadang membuat kegaduhan dalam
eksekutif.

 politik birokrasi dapat memainkan


perannya sebagai aktor implementasi
kebijakan mampu melakukan bargaining
seperti halnya kasus konflik internal
partai.
KUNCI TEORI POLITIK BIROKRASI

• Ada dua dimensi organisasi kunci teori politik birokrasi :


• 1. Berhubungan dengan perilaku
• 2. Berkaitan dengan struktur kelembagaan dan distribusi kekuasaan.
PERSPEKTIF TEORI POLITIK
BIROKRASI

Terdapat beberapa perspektif teori politik birokrasi :


 Woodrow Wilson  politik dalam birokrasi secara bersama-sama sejalan dan
tidak ada batasan wilayah khusus.
 George Frederickson  teori politik birokrasi lebih diposisikan secara non
formal karena dikotomi/pemisahan tidak dapat dilihat sebagai bentuk
pemisahan tindakan dalam menjalankan birokrasi.
 Mustopadjijaja  keberhasilan politik dalam birokrasi ditentukan oleh banyak
factor, salah satunya “Reformasi Birokrasi”.
• Kehadiran politik dalam birokrasi memperlihatkan bahwa seorang administrator dalam perumusan
kebijakan pemerintah mengedepankan arah pemikiran politik yang komprehensif.
• Dianggap sebagai titik awal pengambilan keputusan administrasi.
KESIMPULAN

• Dari perspektif diatas, ada sebuah kesepahaman bahwa dalam birokrasi, politik
cenderung dominan mempengaruhi sebuah keputusan birokrasi.
• Birokrasi adalah institusi politik dan kerangka teorinya adalah
mempertimbangkan apapun fakta dalam kehidupan politik.
• Teori politik birokrasi memberikan peramalan  dalam situasi dan kondisi apapun birokrasi akan
selalu bersinggungan dengan politik walupun pada level yang berbeda  pada satu sisi birokrasi
menjadi instrumen bagi pemerintah dalam melaksanakan kebijakan dari hasil produk politik.
• Birokrasi pemerintah tidak bisa lepas dari proses dan kegiatan politik.
• Tidak akan mungkin memisahkan birokrasi dari pengaruh politik atau sistem perpolitikan dalam
suatu negara.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai