DI BUAT OLEH
Analisis politisasi birokrasi dalam pembinaan aparatur sipil negara dapat dikaitkan dengan
paradigma bureaucratic politics yang dikemukakan oleh Graham T. Allison. Paradigma ini
menjelaskan peran administrasi dan birokrasi dalam proses pembuatan kebijakan publik serta
menolak pandangan dikotomi administrasi dan politik. Menurut pandangan Allison, birokrasi
memiliki kepentingan dan agenda politiknya sendiri. Birokrasi tidak hanya berfungsi sebagai
pelaksana kebijakan yang netral, tetapi juga memiliki kekuasaan dan pengaruh dalam proses
sumber daya, informasi, dan keahlian teknis yang dimilikinya. Dalam konteks politisasi birokrasi
dalam pembinaan aparatur sipil negara, hal ini dapat terjadi ketika birokrasi terlibat dalam
kegiatan politik, seperti mendukung atau mempengaruhi partai politik tertentu, melakukan
nepotisme atau klienelisme, atau menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan politik pribadi.
Pandangan Allison juga menolak pandangan dikotomi administrasi dan politik yang memisahkan
antara tugas administratif yang netral dan tugas politik yang dilakukan oleh pemimpin politik.
Menurut pandangan ini, administrasi dan politik saling terkait dan tidak dapat dipisahkan secara
tegas. Birokrasi memiliki peran politik dalam proses pembuatan kebijakan, dan pemimpin politik
dan profesionalisme aparatur sipil negara. Politisasi dapat mengarah pada penyalahgunaan
kekuasaan, korupsi, dan ketidakadilan dalam perekrutan dan promosi pegawai negeri. Oleh
karena itu, penting untuk menjaga independensi dan profesionalisme birokrasi agar dapat
berperan secara netral dan efektif dalam pembuatan kebijakan publik. Dalam rangka mengatasi
politisasi birokrasi, diperlukan upaya untuk memperkuat sistem pengawasan dan akuntabilitas
prinsip meritokrasi dalam perekrutan dan promosi aparatur sipil negara. Selain itu, penting juga
untuk membangun kesadaran dan integritas moral di kalangan birokrasi agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik tanpa adanya intervensi politik yang merugikan kepentingan publik.
Politikasi birokrasi adalah proses di mana birokrasi atau aparat sipil negara terlibat dalam
kegiatan politik atau dipengaruhi oleh kepentingan politik. Hal ini dapat terjadi ketika birokrasi
menggunakan kekuasaan dan sumber daya yang dimilikinya untuk mempengaruhi atau
mendukung partai politik tertentu, melakukan nepotisme atau klinelisme, atau menggunakan
Politikasi birokrasi dapat mengancam netralitas dan profesionalisme birokrasi. Ketika birokrasi
terlibat dalam kegiatan politik, mereka mungkin tidak lagi berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
yang netral dan objektif. Mereka dapat memproritaskan kepentingan politik tertentu dari pada
penyalagunaan kekuasaan, korupsi, dan ketidakadilan dalam perekrutan dan promosi pegawai
negeri. Ketika keputusan administratif didasarkan pada pertimbangan politik dari pada
kualifikasi dan kompetensi, hal ini dapat merusak integritas dan efektivitas birokrasi.
Untuk mengatasi politikasi birokrasi, diperlukan upaya untuk memperkuat sistem pengawasan
dan akuntabilitas birokrasi. Transparansi dalam proses pembuatan kebijakan juga penting untuk
mencegah manipulasi politik. Prinsip meritokrasi harus ditegakkan dalam perekrutan dan
promosi aparatur sipil negara, sehingga keputusan didasarkan pada kualifikasi dan kompetensi,
bukan pertimbangan politik. Selain itu, penting juga untuk membangun kesadaran dan integritas
moral di kalangan birokrasi. Pelatihan etika dan penegakan kode etik dapat membantu
memastikan bahwa birokrasi menjalankan tugasnya dengan integritas dan tanpa adanya
intervensi politik yang merugikan kepentingan publik. Secara keseluruhan, politikasi birokrasi
adalah fenomena yang perlu di waspadai dan ditangani dengan serius, diperlukan upaya untuk
menjaga independensi, netralitas, dan profesionalisme birokrasi agar dapat berperan secara
Praktek Politik dalam Birokrasi Pemerintahan menurut pendapat saya, dalam konteks birokrasi
pemerintahan, hubungan antara politik dan kinerja birokrasi saling mempengaruhi. Namun, sulit
untuk secara tegas menyatakan apakah politik lebih dominan mempengaruhi kenerja birokrasi
atau sebaliknya.
Ada satu sisi, politik memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja birokrasi. Keputusan politik
yang dibuat oleh pemimpin politik dapat mempengaruhi kebijakan, prioritas, dan sumber daya
yang dialokasikan kepada birokrasi. Politik juga dapat mempengaruhi proses pengangkatan
pejabat birokrasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi kualitas dan kompetensi birokrasi.
Jika politik tidak stabil atau terjadi intervensi politik yang berlebihan, kinerja birokrasi dapat
terganggu.
Di sisi lain, birokrasi juga dapat memiliki pengaruh yang signifikan terhadap politik. Birokrasi
memiliki pengetahuan dan keahlian teknis yang diperlukan untuk merancang dan melaksanakan
kebijakan publik. Mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan saran dan rekomendasi
kepada pemimpin politik. Jika birokrasi tidak efektif atau tidak profesional, keputusan politik
Politik Mempengaruhi Kinerja Birokrasi. Dalam perspektif ini, politik dianggap sebagai faktor
dominan yang mempengaruhi kinerja birokrasi. Hal ini terjadi ketika kepentingan politik dan
mengambil keputusan yang tidak sesuai dengan kepentingan publik atau melanggar prinsip-
Birokrasi Mempengaruhi Politik dalam Membuat Kebijakan. Dalam perspektif ini, birokrasi
dianggap sebagai faktor dominan yang mempengaruhi politik dalam pembuatan kebijakan.
Birokrasi memiliki pengetahuan dan keahlian teknis yang diperlukan untuk merumuskan
kebijakan yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, birokrasi dapat mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan dalam memberikan saran dan rekomendasi kepada para pembuat
kebijakan. Namun, dalam beberapa kasus, birokrasi juga dapat mempengaruhi politik dengan
Dalam praktiknya, hubungan antara politik dan kinerja birokrasi dapat bervariasi tergantung
pada konteks dan negara tertentu. Beberapa negara mungkin memiliki birokrasi yang kuat dan
independen yang mampu mempengaruhi kebijakan politik, sementara negara lain mungkin
memiliki politik yang dominan yang mempengaruhi kinerja birokrasi. Selain itu, faktor-faktor
seperti budaya politik, sistem pemerintahan, dan tingkat korupsi juga dapat mempengaruhi
Dalam mengambil keputusan, penting untuk mempertimbangkan baik politik maupun kinerja
birokrasi. Keduanya harus bekerja sama untuk mencapai tujuan yang lebih besar, yaitu