Anda di halaman 1dari 40

KEBIJAKAN ANC TERPADU

DALAM RANGKA PENINGKATAN KAPASITAS PETUGAS DALAM


PELAYANAN ANTENATAL CARE (ANC) TERPADU BAGI FASYANKES
DI KOTA DEPOK TAHUN 2022

27 JULI 2022
SEKSI KESEHATAN KELUARGA DAN GIZI
BIDANG KESEHATAN MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA BARAT
Pendahuluan

Hipertensi &
Komplikasi Intrapartum &
Perdarahan Pascapersalinan
BBLR
Latar Belakang

2001: Focused Adaptasi di Indonesia: 6 kali


Antenatal Care kontak
(FANC) Model 2 kali kontak dengan dokter (TM-1
🡺 4 kali kontak & TM-3)

2016 WHO ANC Model


🡺 Positive pregnancy
experience
🡺 8 kali kontak
ISU PRIORITAS DALAM MEWUJUDKAN
SDM YANG BERKUALITAS DAN BERDAYA SAING

“Titik dimulainya pembangunan SDM dimulai dengan menjamin kesehatan


ibu hamil, kesehatan bayi, kesehatan balita, kesehatan anak sekolah
karena merupakan umur emas untuk mencetak manusia Indonesia yang unggul.
Jangan sampai ada stunting, kematian bayi, kematian ibu yang meningkat.”

1
Meningkatkan kesehatan ibu dan
anak melalui
upaya penurunan AKI dan AKB

2
Meningkatkan kualitas SDM melalui
upaya penurunan stunting
MASALAH KESEHATAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR
------------------ KAPAN TERJADI KEMATIAN IBU ----------------------
Selama persalinan dan 24 jam pertama, paska salin 🡪 1/3
total kematian

Paska salin, terutama


hari 8-42 🡪 25%

Banten Study II 2015-2017

------------------ KAPAN TERJADI KEMATIAN BAYI ----------------------

Kematian terbanyak
terjadi sebelum usia 1
bulan (masa neonatal)
TEMPAT ANC DAN PERSALINAN (Riskesdas 2018)
% Tenaga Pemberi Layanan ANC % Tempat Persalinan
Perempuan 10-54 Tahun
% Tempat ANC
50 13,4
45,3 29% 18%
Dokter Sp.OG
40 Praktek Bidan RS Swasta
0,5
30
Dokter
16% 15%
Rumah RS
20
14,6 82,4 Pemerintah
12,511,3
10,1
Bidan
12% 5%
10 Puskesmas/
3,1 2,9 Pustu/ Klinik
0,3
0 0,5 Pusling
Perawat 4% 1%
Polinde Praktek
Tidak ANC 3,1 Dokter
s/
Jumlah Kematian Ibu Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Periode Tahun 2020-2021

Jumlah kematian ibu tahun 2021 sebanyak 1218 kasus, dengan kasus kematian ibu tertinggi di kabupaten Karawang sebanyak
117 kasus, Dibandingkan tahun 2020 terdapat 745 kasus kematian ibu, tahun 2021 mengalami peningkatan kasus kematian
ibu sebesar 459 kasus. Kematian terbanyak tahun 2021 karena COVID-19 sebesar 41%.
Sumber : Data Komdat diunduh tanggal 25 Maret 2022
Jumlah Kematian Bayi Per Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat
Tahun 2020-2021

Jumlah kematian Bayi tahun 2021 sebesar 2764 kasus. Dibandingkan


tahun 2020 terdapat 2760 kasus kematian bayi, tahun 2021 mengalami
peningkatan sebesar 4 kasus.
Jumlah kematian neonatal di tahun 2021 sebesar 2366 kasus
mengalami peningkatan 114 kasus dibandingkan dengan tahun 2020
yaitu sebesar 2252 kasus. Dengan penyebab kematian terbanyak
masih disebabkan karena BBLR.
Kasus kematian post neonatal tahun 2021 sebesar 398 kasus
mengalami penurunan 110 kasus dibandingkan dengan tahun 2020 PERSENTASE PENYEBAB
KEMATIAN BAYI TAHUN
yaitu sebesar 508 kasus. 2021

Sumber : Data Komdat diunduh tanggal 25 Maret 2022


Persentase Cakupan Kunjungan Antenatal (K4)
Per Kabupaten/Kota Tahun 2021
Target K4/Tahun : 85%

Sumber : Data Komdat diunduh tanggal 3 Februari 2022


Persentase Persalinan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (PF)
Per Kabupaten/Kota Tahun 2021
Target PF/Tahun : 89%

Sumber : Data Komdat diunduh tanggal 3 Februari 2022


INTERVENSI SPESIFIK PENURUNAN AKI DAN AKB
PROGRAM KESEHATAN IBU DAN BAYI
Peningkatan Akses dan kualitas layanan
KIA

Promote Detect Prevent Respon

Pemberdayaan Masyarakat dan Penguatan Tatakelola


Kab/Kota
Kondisi Ideal untuk Layak Hamil
Hamil Sehat
• Usia antara 20 – 35 tahun
• Status gizi normal / IMT 18,5 – 25,0
• Tinggi badan ≥ 145 cm
• Tidak KEK / LiLA ≥ 23,5 cm
• Tidak Anemia / Hb ≥ 12 g/dL
• Jumlah anak ≤ 2 orang
• Jarak antar kehamilan ≥ 2 tahun
• Tidak mempunyai riwayat obstetri yang buruk pada kehamilan
sebelumnya
• Tidak mempunyai riwayat dan/atau sedang menderita
penyakit kronis atau penyakit dalam kondisi terkontrol, seperti
darah tinggi, diabetes, kanker, masalah kejiwaan dll
• Baik perempuan maupun pasangannya tidak mengidap penyakit
menular dan penyakit menular seksual seperti TB

Paru, Malaria, IMS, dll, atau penyakit dalam kondisi terkontrol


seperti HIV, Hep B
• Sebaiknya calon pengantin perempuan dan calon pengantin laki-
laki tidak sama-sama mempunyai penyakit atau pembawa sifat
Talasemia atau hemofillia
Sebelum Sesudah
Masa Hamil ANC minimal 4x ANC minimal 6x ( 2x oleh dokter)
Pemeriksaan USG
Masa Persalinan di Persalinan di fasyankes oleh tim
Persalinan fasyankes ( 1 tenaga medis dan 2 tenaga Kesehatan )
Ibu dan janin dengan komplikasi kehamilan
dan persalinan dilakukan di RS sesuai
kompetensinya

Masa Nifas PNC minimal 3x PNC minimal 4x


Ibu dan bayi dilakukan observasi di
fasyankes paling sedikit 24 jam setelah
persalinan
PERUBAHAN KEBIJAKAN DALAM PERMENKES NO 21.
TAHUN 2021 Dalam hal kondisi ibu dan atau bayi
mengalami komplikasi hanya dipulangkan
apabila kondisi telah sesuai kriteria layak
pulang
DEFINISI PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
Pelayanan Antenatal setiap kegiatan dan/atau serangkaian
kegiatan yang dilakukan sejak terjadinya masa konsepsi hingga
sebelum mulainya proses persalinan yang komprehensif dan
berkualitas dan diberkan kepada seluruh ibu hamil
TUJUAN PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
A. Tujuan Umum
Semua Ibu hamil memperoleh pelayanan antenatal yang komprehensif dan berkualitas sehingga ibu hamil
dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan pengalaman yang bersifat positif serta melahirkan bayi yang
sehat dan berkualitas.
Pengalaman yang bersifat positif adalah pengalaman yang menyenangkan dan memberikan nilai tambah yang
bermanfaat bagi ibu hamil dalam menjalankan perannya sebagai perempuan, istri dan ibu.

B. Tujuan Khusus
1.Terlaksananya pelayanan antenatal terpadu, termasuk konseling, dan gii ibu hamil, konseling KB dan pemberian
ASI
2.Terlaksananya dukungan emosi dan psikososial sesuai dengan keadaan ibu hamil pada setiap kontak dengan
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi klinis/kebidanan dan interpersonal yang baik.
3.Setiap ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal terpadu minimal 6 kali selama masa kehamilan
4.Terlaksananya pemantauan tumbuh kembang janin
5.Deteksi dini kelainan/penyakit/gangguan yang diderita ibu hamil
6.Dilaksanakannya tatalaksana terhadap kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini mungkin atau rujukan
kasus ke fasilitas pelayanan eksehatan sesuai dengan system rujukan yang ada.
Sasaran Pelayanan Antenatal

Seluruh wanita hamil di


wilayah Republik
Indonesia
Indikator
▪ Kunjungan pertama (K-1: sebelum usia gestasi 8 minggu)
⮚ Murni: pada trimester-1
⮚ Akses: pada usia kehamilan berapa pun
▪ Kunjungan keempat (K-4)
⮚ 1x TM1 (0-12 minggu)
⮚ 1x TM2 (<12 – 24 minggu)
⮚ 2x TM3 (<24 – lahir)
▪ Kunjungan keenam (K-6)
⮚ 2x TM1 (0-12 minggu) – 1x dengan dokter
⮚ 1x TM2 (<12 – 24 minggu)
⮚ 3x TM3 (<24 – lahir) – 1x dengan dokter
KERANGKA KONSEP PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
• ANC

10T Masalah psikologis


dan kejiwaan
Penyakit menular :
3E HIV, sifilis, hepatitis B,
tetanus maternal, TB,
dll

Pemeriksaan DOKTER ANC dilaksanakan minimal 6x selama masa Pemeriksaan dokter 1x


1x pada Trimester 1 kehamilan
Trimester pada Trimester 3 (1
Trimester Trimester
(untuk skrining 1 2 3 bulan sebelum
kesehatan ibu HPL/ditentukan
seutuhnya) 1x 2x 3x rujukan terencana)
Notes: Pedoman ANC, Pedoman PPIA, buku KIA
Standar Pelayanan Antenatal Terpadu: 10 T
1. Timbang berat badan – ukur tinggi badan
2. Ukur tekanan darah
3. Nilai status gizi – ukur LILA
4. Ukur tinggi puncak rahim (fundus uteri)
5. Tentukan presentasi janin dan DJJ
6. Skrining status imunisasi tetanus
7. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet
8. Tes laboratorium
9. Tatalaksana/penanganan kasus sesuai
kewenangan
10. Temu wicara
Langkah Teknis Pemeriksaan Antenatal Terpadu
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
Umum
3. Pemeriksaan
Obstetrik
4. Pemeriksaan
Penunjang
5. Imunisasi dan
Suplementasi
6. Komunikasi,
Informasi dan
Edukasi
Keterpaduan Program
dalam
Layanan Antenatal
Alur Pelayanan Gizi Ibu Hamil
Alur Pemeriksaan Umum PPIA (HIV-Sifilis-Hepatitis B)
Alur Pencegahan Penularan HIV – Sifilis Selama Kehamilan
Alur Pencegahan &
Rujukan Hepatitis B
Selama Kehamilan
Alur Pelayanan
Malaria
dalam
Pelayanan
Antenatal
Skrining
Pre Eklamsi pada
Usia Kehamilan
< 20 Minggu
Alur
Pemeriksaan
Kesehatan Jiwa
Ibu Hamil
Jadwal Pemberian Vaksin Tetanus di Indonesia
Pencatatan

Menggunakan formulir yang sudah ada:


1.Kartu Ibu/Rekam Medis
2.Kohort Ibu
3.Buku KIA
4.Pencatatan dari Program yang sudah ada
Pelaporan

Menggunakan formulir yang sudah ada:


1.Laporan Bulanan Gizi Kesehatan Ibu dan Anak
2.Laporan Bulanan Pengendalian Penyakit Menular
3.Laporan PWS KIA
4.Laporan PWS Imunisasi
5.Laporan Program Terkait (ePPGBM, SIHA, SITT, SISMAL)
Indikasi Merujuk
Contoh Tabel Pemeriksaan Obstetrik
HARAPAN

Memberikan Pelayanan ANC Kolaborasi antara


berkualitas dan komprehensif di
setiap Fasilitas Pelayanan Puskesmas dengan
Kesehatan
Jaringannya

PARA BIDAN
SE KOTA DEPOK
Meminimalisir masalah
Peningkatan risiko kesakitan dan
Kompetensi kematian ibu dan bayi
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai