Anda di halaman 1dari 36

TEKNIK KOMUNIKASI DENGAN

MENGGUNAKAN SBAR
DALAM STARKES 2022

Dr.dr.Sutoto,M.Kes, FISQua
PENDAHULUAN
• komunikasi efektif di RS memiliki tingkat kompleksitas
yang cukup tinggi karena komunikasi di RS melibatkan
banyak orang, banyak informasi, serta menyangkut
dengan emosi yg tinggi dari pasien/keluarga dan staf
RS
• Kesalahan komunikasi di RS bisa berakibat:
• Kesalahan tindakan yang berakibat pada kecacatan
bahkan pasien bias meninggal.
• Dapat mengakibatkan konflik dan berujung pada
gugatan / tuntutan hukum.
PENDAHULUAN
• Miskomunikasi yang berkaitan dengan pasien dapat
menyebabkan konsekuensi yang tidak diinginkan seperti
kesalahan diagnosis atau pengobatan yang tidak efektif
• Dalam sebuah profesi yang terus-menerus menghadapi
situasi berisiko tinggi, di mana itu benar-benar bisa
menjadi masalah hidup atau mati, kesalahan yang
disebabkan oleh kegagalan dalam komunikasi tidak bisa
dibiarkan begitu saja. Itulah mengapa sarana komunikasi
yang efisien seperti SBAR sangat direkomendasikan di
bidang medis.
• SBAR telah bekerja untuk secara drastis meningkatkan
metode komunikasi di lingkungan rumah sakit. Ini telah
terbukti sangat efektif ketika diadopsi oleh perawat,
sehingga meningkatkan outcome pasien.
SBAR
Situation, Background,
Assessment, and
Recommendation.

• Sebuah teknik komunikasi yang awalnya dibuat oleh


Angkatan Laut AS sebagai metode untuk
menyampaikan informasi penting dalam lingkungan
kapal selam nuklir berisiko tinggi.
• Sejak itu telah bercabang ke bidang
penerbangan, tim respon cepat, dan akhirnya,
perawatan kesehatan.
SBAR
Situation, Background,
Assessment, and
Recommendation.

• Sebagai panji muda di Angkatan Laut AS di kapal selam nuklir,


Doug Bonacum harus memberi pengarahan kepada kapten
kapal setelah shift malam harinya, melaporkan tentang situasi
yang berpotensi berbahaya yang mungkin muncul. Dia
menggambarkan "situasi, latar belakang, asesmen, dan
rekomendasi".
• Alat komunikasi SBAR yang baru lahir ini berfungsi sementara
untuk meratakan hierarki antara panji dan kapten kapal.
• Bertahun-tahun kemudian di Kaiser Permanente, Doug
Bonacum mengembangkan SBAR untuk memfasilitasi
percakapan yang efektif antara dokter kandungan dan
perawat.
• Pertama kali diadaptasi oleh Kaiser
Permanente pada tahun 2002 sebagai alat untuk
respon cepat untuk memastikan keselamatan
pasien. Mereka menemukan bahwa SBAR adalah
sarana komunikasi yang efektif dalam hal
SBAR menyampaikan informasi terkait situasi pasien
dengan kesalahan minimal.
Situation,
Background, • Kemudian pada tahun 2013, SBAR disahkan oleh Joint
Commission dan dianggap sebagai standar
Assessment, and komunikasi bagi perawat.
Recommendation. • SBAR telah bekerja untuk secara drastis
meningkatkan metode komunikasi di lingkungan
rumah sakit. Ini telah terbukti sangat efektif ketika
diadopsi oleh perawat, sehingga meningkatkan
hasil pasien.
• Teknik SBAR telah membantu perawat untuk
SBAR memiliki komunikasi yang terfokus dan mudah
Situation, selama transisi perawatan selama serah
Background, terima.
Assessment, and
Recommendation. • Pentingnya dan relevansi menangkap
informasi perlu diperkuat.
• Penggunaan SBAR standar dalam praktik
keperawatan untuk serah terima shift di
samping tempat tidur akan meningkatkan
komunikasi antar perawat dan dengan
demikian memastikan keselamatan pasien.
DEFINISI SBAR
• Ini adalah proses di mana
Situation, Background,
seorang profesional
Assessment, and
menyampaikan informasi yang
Recommendation.
berkaitan dengan pasien sambil
memaksimalkan efisiensi dan
akurasi.
• Teknik yang dapat digunakan untuk
memfasilitasi komunikasi yang
cepat dan tepat.
DEFINISI SBAR

• SBAR adalah pola/tehnik komunikasi ya


ng harus dilakukan untuk melapor atau
berkomunikasi dengan teman seprofesi
atau antar profesi -interdisiplin ilmu Situation, Background,
untuk menghindari kesalahan Assessment, and
komunikasi dan bertujuan agar dapat Recommendation.
memberikan pelayanan yang baik bagi
pasien.
• Ini merupakan langkah awal dari SBAR dan
berfungsi sebagai pengenalan terhadap keadaan
yang sedang terjadi saat ini.
• Latar belakang atau konteks situasi harus diringkas
secara ringkas dan diberikan kepada anggota tim
SITUATION klinis lain agar dapat memenuhi peran mereka
sebagaimana seharusnya.
DEFINITION • Individu yang ditugaskan untuk mengungkapkan
informasi ini harus dapat mengidentifikasi masalah
yang perlu ditangani dan merumuskan cara untuk
menyampaikan secara ringkas penilaian tentang
masalah tersebut.
SBAR
Situation,
Background,
Assessment, and
Recommendation.
• Menilai situasi secara komprehensif dan Selamat malam
menyampaikan informasi itu secara dokter, saya Johny,
ringkas, Perlu latihan yang berulang- Perawat ruang
ulang sampai mahir.
anggrek, RS
Rumus umum SITUATION: Sehat, mau
1.Perkenalkan diri Anda dengan posisi, melaporkan
jabatan, peran, atau hubungan Anda tentang pasien Tn
dengan pasien yang Amin Jenggolo,
bersangkutan. Sertakan lokasi dari mana
CONTOH: Anda menelepon.
mengalami sesak
nafas dan
2.Memberikan informasi cepat tentang
SITUATION pasien. Ini termasuk alasan masuk RS,
penurunan
pengeluaran urine
usia, jenis kelamin, nama, dan status 30 cc/24 jam,
mereka saat ini
terdengar nafas
Beberapa pertanyaan untuk membantu ronchi basah
perumusan aspek ini antara lain:
SBAR • 1. Apa yang terjadi dengan pasien?
Situation,
Background, • 2. Apa situasi yang perlu disampaikan ?
Assessment, and
Recommendation.
• Aspek ini merupakan pelengkap dari yang
pertama.
• Biasanya diberikan oleh PPA karena lebih
BACKGROUND berperan sebagai diagnostik.
• Background diberikan dengan menyampaikan
DEFINITION keadaan atau kondisi yang melingkupi situasi
pasien. Ini termasuk memberikan konteks
kondisi pasien atau penjelasan di balik
masuknya mereka ke rumah sakit.
SBAR
Situation,
Background,
Assessment, and
Recommendation.
• Informasi berbasis medis
memainkan peran penting. Informasi
yang umumnya keluar pada saat ini
meliputi:· • Masuk RS tgl 19 okt
2020, dengan gagal
• Tanggal dan alasan masuk ginjal kronik, program
• Gejala HD dua kali seminggu.
• Diagnosis • Terapi yang sudah
• Tanda-tanda vital terbaru dilakukan dower kateter,
CONTOH • Status laboratorium posisi semi fowler, O2
3l/mnt . Injecti diuretic 1

BACKGROUND Alergi dll
• Obat yang sedang dikonsumsi pasien
ampul, T/N 160/95.
95/mnt, odem kedua
kaki dan ascites
• Pertanyaan yang harus diajukan pada • Lab Hb8mg/dl,albumin 3,
tahap ini meliputi: ureum 259 mg/dl.
• 1. Apa latar belakang klinis utama • Pasien gelisah
SBAR pasien?
Situation, • 2. Apa konteks situasinya?
Background,
Assessment, and
Recommendation.
• Ini dianggap sebagai tahap diagnosis masalah
SBAR karena memerlukan evaluasi masalah
dan akar penyebab di baliknya.
• Biasanya dimainkan sebagai percakapan antara
PPA mengenai respons yang tepat terhadap
situasi tersebut.
ASSESSMENT • Sangat penting bahwa informasi yang tidak
relevan dikecualikan dalam aspek ini karena
DEFINITION dapat membahayakan pengambilan keputusan
praktisi kesehatan.
• Pengkajian yang diberikan harus mencakup
analisis situasi pasien berdasarkan kondisinya,
SBAR hasil tes, daya tanggap terhadap pengobatan
Situation, jika ada, dan sejenisnya.
Background,
Assessment, and
Recommendation.
Penilaian harus mencakup hal- • Menurut saya,
hal berikut: terdapat
• Kondisi dan tingkat gangguan
keparahan penyakit keseimbangan
cairan tubuh
• Perkembangan baru dan elektrolit
mengenai kondisi
CONTOH penyakit/pasien serta pola
nafas. Pasien
ASESMEN Pertanyaan yang harus
diajukan pada tahap ini
sangat gelisah
meliputi:
• Menurut saya apa
SBAR
masalahnya?
Situation, • Apa penilaian PPA lain yang
Background,
Assessment, and
ditugaskan untuk pasien?
Recommendation.
• Ini dianggap sebagai tahap diagnosis masalah
SBAR karena memerlukan evaluasi masalah dan
akar penyebab di baliknya.
• Merupakan percakapan antar PPA mengenai
respons yang tepat terhadap situasi tersebut.
• Informasi yang tidak relevan dikecualikan
RECOMMENDATION dalam tahap ini karena dapat membahayakan
DEFINITION pengambilan keputusan praktisi kesehatan.
• Pengkajian yang diberikan harus mencakup
analisis situasi pasien berdasarkan kondisinya,
hasil tes, respon terhadap pengobatan jika
SBAR ada, dan sejenisnya.
Situation,
Background,
Assessment, and
Recommendation.
• Rekomendasi dapat berkisar dari program
perawatan yang sangat spesifik hingga
saran umum.
Beberapa contoh termasuk:
• Haruskah
• Rekomendasi bagi dokter untuk pemberian
melakukan pemeriksaan terhadap pasien oksigen saya
pertahankan atau
• Rekomendasi untuk perawatan pasien perlu ditambah ?
(misalnya pembedahan, terapi fisik, dll.) • Apa saran dokter,
CONTOH • Rekomendasi bagi pasien untuk apakah dosis
REKOMENDASI melakukan tes lanjutan diuretic perlu
ditambah ?
Pertanyaan yang harus diajukan pada tahap • Apakah perlu
ini meliputi: memindah pasien
ke ICU ?
• Tindakan apa yang menurut saya
merupakan langkah terbaiknya ?
SBAR
Situation, • Tindakan apa yang menurut ka tim
Background, perawat yg terbaik ?
Assessment, and
Recommendation.
KAPAN SBAR HARUS DIGUNAKAN?
• SBAR digunakan untuk menginformasikan dan memandu komunikasi
antar PPA mengenai informasi pasien.
KAPAN SBAR DAPAT DIGUNAKAN:
• Selama situasi darurat atau krisis di mana tim respon cepat harus
memiliki akses ke informasi tentang situasi tersebut.
• Saat pelaporan kondisi pasien yang mengkhawatirkan.
• Saat hand over kepada antar unit, antar PPA atau saat pergantian shift
• Ketika tim klinis sedang menyelesaikan masalah pasien.
• Untuk diskusi tatap muka dan video call/telepon mengenai perawatan
pasien.
• Selama briefing keselamatan dan darurat.
KAPAN SBAR DILARANG DIGUNAKAN
Perlu diperhatikan adalah bahwa SBAR
tidak dapat diterapkan secara
menyeluruh. Seperti halnya metode apa
pun, ada batasan penggunaannya. Ini
termasuk:
• Ketika pengguna tidak terbiasa dengan
SBAR dan mungkin menyalahgunakan
metode.
• Ketika terjadi konflik dalam penanganan
pasien khususnya dalam hal
pengungkapan informasi pasien.
• Ketika PPA tidak dapat memberikan
rekomendasi karena tekanan.
Mengapa SBAR harus digunakan?
• KARS mendukung SBAR sebagai praktik terbaik bagi
praktisi kesehatan.
• SBAR ADALAH alat yang ampuh untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar individu. Hal ini karena
SBAR memberikan manfaat penyampaian pesan yang
lengkap dalam waktu yang singkat.
• Dokter, perawat, dan PPA lainnya lebih mampu
mengomunikasikan informasi dan rekomendasi yang
akurat mengenai situasi pasien melalui SBAR.
• SBAR adalah sarana komunikasi yang efisien. Ini berarti
semakin sedikit ruang untuk “human error” karena
komunikasi menjadi lebih sistematis.
SIAPA YANG HARUS
MENGGUNAKAN SBAR?

• Perawat berkomunikasi dengan


perawat lain
• Perawat berkomunikasi dengan teknisi
• Perawat berkomunikasi dengan dokter
• Asisten perawat berkomunikasi
dengan perawat
• Dokter berkomunikasi dengan dokter
lain
• Apotek berkomunikasi dengan
perawat atau dokter
• dll
SBAR DALAM
STANDAR
AKREDITASI
Standar SKP 2

• Rumah sakit menerapkan proses untuk


meningkatkan efektivitas komunikasi
lisan dan/atau telepon di antara para
profesional pemberi asuhan (PPA), proses
pelaporan hasil kritis pada pemeriksaan
diagnostic termasuk POCT dan proses
komunikasi saat serah terima (hand over).

KARS
METODE KOMUNIKASI SAAT SERAH TERIMA

c) Metode komunikasi saat serah terima distandarisasi pada jenis serah


terima yang sama misalnya serah terima antar ruangan di rawat inap. Untuk
jenis serah terima yang berbeda maka dapat menggunakan metode, formulir
dan alat yang berbeda. Misalnya serah terima dari IGD ke ruang rawat inap
dapat berbeda dengan serah terima dari kamar operasi ke unit intensif;
• JENIS SERAH TERIMA (HANDOVER) DI DALAM RUMAH SAKIT DAPAT
MENCAKUP:
a) antara PPA (misalnya, antar dokter, dari dokter ke perawat, antar perawat,
dan seterusnya);
b) antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit (misalnya saat
pasien dipindahkan dari ruang perawatan intensif ke ruang perawatan atau
dari instalasi gawat darurat ke ruang operasi; dan
c) dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi
atau fisioterapi.
Elemen Penilaian SKP 2 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi D Bukti dokumen the read-back 10 TL
saat menerima instruksi melalui telepon: 5 TS
process 0 TT
menulis/menginput ke komputer - • Bukti pesan melalui lewat telpon
membacakan-konfirmasi-kembali”
ditulis lengkap, dibaca ulang
(writedown, read back, confirmation dan
oleh penerima pesan, dan
SBAR saat melaporkan kondisi dikonfirmasi oleh pemberi
pasien kepada DPJP serta di pesan(tulbakon).
dokumentasikan dalam rekam • Bukti dokumentasi
medik. pelaksanaan pelaporan
dengan metode SBAR
• DPJP
W • PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya

Peragaan proses penerimaan pesan secara


S verbal atau verbal lewat telpon
Elemen Penilaian SKP 2 Instrumen Penilaian KARS Skor
1) Rumah sakit telah menerapkan komunikasi saat D 10 TL
Bukti dokumen berupa;
pelaporan hasil kritis pemeriksaan penunjang 5 TS
diagnostic melalui telepon: menulis/menginput ke 1) Hasil nilai kritis yang dilaporkan 0 TT
komputer – membacakan – konfirmasi kembali” 2) Pencatatan pesan yang disampaikan pada
(writedown, read back, confirmation dan di W
dokumentasikan dalam rekam medik.
penyampaian hasil pemeriksaaan diagnostik, dan
bukti konfirmasi
• DPJP
S • PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya
Peragaan penyampaian hasil pemeriksaan diagnostik
D Bukti formulir serah terima, memuat alat, metode serah 10 TL
2) Rumah sakit telah menerapkan 5 TS
terima pasien (operan/hand over); 0 TT
komunikasi saat serah terima 1) antara PPA
sesuai dengan jenis serah 2) antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah
terima meliputi poin 1) - 3) sakit
W 3) dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik
dalam maksud dan tujuan. seperti radiologi atau fisioterapi.

• DPJP
• PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya
KOMUNIKASI DIANGGAP
EFEKTIF BILA:

• TEPAT WAKTU,
• AKURAT,
• LENGKAP,
• JELAS, DAN
• DIPAHAMI OLEH
RESIPIEN/PENERIMA PESAN
Dr DPJP

LAPORAN KONDISI PASIEN TERKINI


(dapat dgn SBAR/ISOBAR)
Memberikan Instruksi
pengobatan/tindakan

The read- back process


(TULBAKON)

Dr Jaga/Perawat
SUTOTO KARS
31

(TULBAKON)
▪ ISI PERINTAH
1. Tulis Lengkap ▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
PEMBERI PERINTAH
2. Baca Ulang- Eja untuk ▪ NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN
NORUM/LASA PENERIMA PERINTAH
▪ TANGGAL DAN JAM
3. Konfirmasi→lisan dan tanda
tangan

Sutoto.KARS
SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN
(HAND OVER)
• a) antara PPA (misalnya, antar dokter, dari
dokter ke perawat, antar perawat, dan
seterusnya);
• b) antara unit perawatan yang berbeda di
dalam rumah sakit (misalnya saat pasien
dipindahkan dari ruang perawatan intensif
ke ruang perawatan atau dari instalasi
gawat darurat ke ruang operasi; dan
• c) dari ruang perawatan pasien ke unit
layanan diagnostik seperti radiologi atau
fisioterapi.
Formulir serah terima antara PPA, tidak perlu
dimasukkan ke dalam rekam medis.

Namun demikian, rumah sakit harus


memastikan bahwa proses serah terima telah
dilakukan. misalnya PPA mencatat serah terima
telah dilakukan dan kepada siapa tanggung jawab
pelayanan diserahterimakan, kemudian dapat
dibubuhkan tanda tangan, tanggal dan waktu
pencatatan).
METODA SERAH
TERIMA ASUHAN
PASIEN
1. TERTULIS (WRITTEN)
2. VERBAL
3. DIREKAM (RECORDED)
4. DI SAMPING PASIEN
TEKNIK KOMUNIKASI
HAND OVER
1. SBAR
2. ISBAR
3. ISOBAR
4. SOAP
5. CHECK-LIST
6. DLL
WAKTU PEMBERIAN SBAR

• Saat Visite dokter


• Saat ada perubahan kondisi pasien/pelaporan kondisi pasien kritis
• Saat pertukaran shif
• Saat berkomunikasi dengan bagian/tenaga kesehatan laine.
• Saat transfer pasien
• dll
PENUTUP
• Kesalahan komunikasi di RS bisa berakibat:
• Kesalahan tindakan yang berakibat pada kecacatan bahkan pasien bias meninggal.
• Dapat mengakibatkan konflik dan berujung pada gugatan / tuntutan hukum.
• Penggunaan SBAR standar dalam praktik keperawatan untuk serah
terima shift di samping tempat tidur akan meningkatkan komunikasi
antar perawat dan dengan demikian memastikan keselamatan pasien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai