• Contoh untuk kasus ini adalah ketika ketika qiblat shalat masih mengarah pada Baitul Maqdis di
Palestina kemudian dibatalkan dengan mengarah pada Ka’bah di Mekkah, seperti dalam firman
Allah QS. Al Baqarah ayat 144 :
• Artinya: “Kami kadang-kadang melihat pulang baliknya muka engkau ke arah langit. Maka
benar-benar kami akan memberikan kepadamu suatu qiblat yang engkau sukai. Maka arahkan
muka engkau ke arah Masjidil Haram.”
• Bagi syariah Islam semua orang dipandang sama dengan tidak ada kelebihan di antara mereka
satu sama lain. Semua berkedudukan sama di mata Allah SWT. Kedudukan yang sama tersebut
diperintahkan Al-Quran dalam QS Al-Maidah ayat 8.
• Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ibadah ( arti dan tujuan
ibadah : thaharah dan rukun
• islam
Ibadah
hamba,
) dari kata ‘abd yang artinya
berasal budak, atauabdi,
pelayan. Jadi ibadah berarti, pengabdian,
penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Ibadahdapat juga diartikan sebagai peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan langsung (ritual) antara
manusia dengan Allah Swt.
1. Air Hujan
2. Air Sungai
3. Air Laut
4. Air dari mata air ( Telaga )
5. Air Sumur
6. Air Salju
7. Air Embun ( Ringkasnya ialah air bersih yang sewajarnya )
Pembagian air-air tersebut diatas itu dapat terbagi menjadi 4(empat) :
1. Air suci dan mensucikan, artinya dapat sah dapat digunakan untuk bersuci dan tidak makruh, air
semacam itu ialah air mutlak (muthlag). Artinya air yang sewajarnya, bukan air yang telah
bersyarat.
Contoh : Air kelapa dan air kopi bukan air mutlak lagi, karena telah bersyarat, keduanya itu suci dan
dapat
diminum, tetapi tidak dapat sah dipergunakan untuk bersuci seumpama untuk berwudhu atau mandi.
2.Air yang suci tetapi tidk dapat dipergunakan untuk bersuci seumpama wudhu, mandi
dan menghilangkan najis. Air semacam itu
Air sedikit yang sudah bekas dipakai (musta’mal) dari wudhu atau mandi.
Air yang bercampur dengan air suci, seumpamanya air kopi, air teh dsb.
3. Air yang suci dan dapat mensucikan, tetapi makruh memakainya, yaitu air yang terjemur
(musyammas)
4. Air yang benajis (mutannajis). Air yang bernajis itu ada 2(dua) macam :
Jika air itu sedikit, kemudian kemasukan najis, maka ia tidak sah dipakai untuk bersuci, dan ia tetep
najis hukumnya, baik berubah sifatnya atau tidak.
Jika air itu banyak (artinya lebih dari 216 liter) maka apabila kemasukan najis yang terlalu sedikit
yang tidak merubah sifatnya, maka hukumnya tetap suci, dan dapat sah dipergunakan untuk bersuci,
tetapi apabila berubah sifatnya ( bau, rupa, dan rasanya), maka tidak lagi dapat (tidak sah )
dipergunakan untuk bersuci. Air sedikit artinya kurang dari dua kulah ( kolam )dan kalau dihitung
dengan liter kurang dari 216 liter. Air banyak ialah air yang lebih dari 216 liter. Dua kulah sama
dengan 216 liter, jika berbentuk bak maka besar dengan panjangnya 60 cm.
Seorang yang telah menyatakan dirinya muslim ( beragama islam )
haruslah
mengerti
islam yang
dan5.menjalankan
Di bawah pokok-pokok
ini merupakankeislaman
rukun islam
atau yang
dandisebut
rukun
pengertian- pengertannya
Dari segi bahasa Mu’amallah berasal dari kata ‘aamala, yu’amilu, mu’amalat
yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan
kepentingan ( seperti jual beli, sewa dsb ). (munawir,1997:974).