Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Syari’ah dan

Ruang Lingkup Syari’ah


Pengertian
Syari’ah
Pengertian syariah atau aspek norma yaitu ajaran
yang mengatur prilaku seorang pemeluk agama
Islam.

Menurut H. Mohammad Daud Ali (1998:46) “ Yang


dimaksud dengan syariat atau ditulis juga syariah, secara
harfiah adalah jalan ke sumber (mata) air yakni jalan
lurus yang harus diikuti oleh setiap muslim.
Syariat memuat ketetapan-ketetapan Allah dan
ketentuan Rasul-Nya, baik berupa larangan maupun
berupa suruhan, meliputi seluruh aspek hidup dan
kehidupan manusia..[1]
• Ruang Lingkup Syari’ah
• Ruang lingkup syari’ah yang sesungguhnya
yaitu mencakup keseluruhan ajaran Islam,
baik yang berkaitan dengan akidah, ibadah,
akhlaq dan termasuk diantaranya adalah
muamalah yang mengatur tentang
peraturan atau system kehidupan manusia.
Syari’ah dan fiqih serta
keabadian syari’ah islam
• Pengertian Fiqih
• Secara harfiah dalam bahasa Arab, fiqih adalah
pemahaman yang mendalam tentang suatu
hal.

• Sedangkan Menurut H. Mohammad Daud Ali


(1998:48) “ilmu fiqih adalah ilmu yang bertugas
menentukan dan menguraikan norma-norma
hukum dasar yang terdapat di dalam Alquran
dan ketentuan-ketentuan umum yang terdapat
dalam Sunnah Nabi yang direkam dalam kitab-
kitab hadis.
• Keabadian syari’ah
islam
• Ketentuan-ketentuan hukum Islam diusahakan agar sesuai dengan
kepentingan yang baik bagi pemeluknya.
dalam Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada suatu
kepentingan-
waktu aturan-aturan hukum yang ada dibatalkan apabila keadaan menghendaki. Selama
kepentingan orang banyak menjadi pedoman dalam pembatalan hukum tersebut maka boleh
jadi hukum yang baru menjadi lebih berat atau lebih ringan dari sebelumnya. Namun
pembatalan hukum ini hanya dilakukan pada masa Rasul. Sesudah Rasul wafat dan ketentuan
hukum Islam sudah lengkap tidak ada lagi pembatalan hukum.

• Contoh untuk kasus ini adalah ketika ketika qiblat shalat masih mengarah pada Baitul Maqdis di
Palestina kemudian dibatalkan dengan mengarah pada Ka’bah di Mekkah, seperti dalam firman
Allah QS. Al Baqarah ayat 144 :
• Artinya: “Kami kadang-kadang melihat pulang baliknya muka engkau ke arah langit. Maka
benar-benar kami akan memberikan kepadamu suatu qiblat yang engkau sukai. Maka arahkan
muka engkau ke arah Masjidil Haram.”

• Bagi syariah Islam semua orang dipandang sama dengan tidak ada kelebihan di antara mereka
satu sama lain. Semua berkedudukan sama di mata Allah SWT. Kedudukan yang sama tersebut
diperintahkan Al-Quran dalam QS Al-Maidah ayat 8.
• Artinya: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Ibadah ( arti dan tujuan
ibadah : thaharah dan rukun
• islam
Ibadah
hamba,
) dari kata ‘abd yang artinya
berasal budak, atauabdi,
pelayan. Jadi ibadah berarti, pengabdian,
penghambaan, pembudakan, ketaatan, atau merendahkan diri.
Ibadah secara bahasa (etimologi) berarti merendahkan diri serta
tunduk. Ibadahdapat juga diartikan sebagai peraturan-
peraturan yang mengatur hubungan langsung (ritual) antara
manusia dengan Allah Swt.

Selain itu juga terdapat berbagai definisi ibadah lainnya, yaitu:


• (1) Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan
perintah-Nya melalui tutunan atau contoh dari para Rasul-Nya.
• (2) Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah Swt, yaitu
rasa tunduk dan patuh yang paling tinggi disertai dengan rasa
mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi.
• Ada juga yang membagi ibadah menjadi:
• 1) Ibadah Mahdlah. Semua perbuatan ibadah yang pelaksanaannya
diatur dengan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan
sunnah. Contoh, salat harus mengikuti petunjuk Rasulullah saw dan tidak
dibenarkan untuk menambah atau menguranginya, begitu juga puasa,
haji dan yang lainnya. Ibadah mahdlah ini dilakukan hanya berhubungan
dengan Allah saja (hubungan ke atas / Hablum Minallah), dan bertujuan
untuk mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah Swt. Ibadah ini hanya
dilaksanakan dengan jasmani dan rohani saja, karenanya disebut ‘ibadah
badaniyah ruhiyah.

• 2) Ibadah Ghairu Mahdlah, yaitu ibadah yang tidak hanya sekedar


menyangkut hubungan dengan Allah, tetapi juga menyangkut
hubungan sesama makhluk (Hablum Minallah Wa Hablum Minannas),
atau di samping hubungan ke atas, juga ada hubungan sesama
makhluk. Hubungan sesama makhluk ini tidak hanya sebatas pada
hubungan sesama manusia, tetapi juga hubungan manusia dengan
lingkungan alamnya (hewan dan tumbuhan).

• 3) Ibadah Dzil-Wajhain, yaitu ibadah yang memiliki dua sifat sekaligus,


yaitu ibadah mahdlah dan ibadah ghairu mahdlah, seperti nikah.
Thaharah dan Rukun
Islam
• Pengertian Thaharah

• Pada pembahasan tentang Ibadah thaharah menempati posisi yang


sangat penting dalam pelaksanaannya, karena thaharah adalah syarat
mutlak syah dan tidaknya shalat yang dilaksanakan seorang umat
muslim.
• Thaharah secara bahasa berarti nazhafah (kebersihan) atau bersih dari
kotoran baik yang bersifat nyata seperti najis maupun yang bersifat
maknawiyah seperti aib.
• Menurut Istilah para huqaha’ berarti membersihkan diri hadas dan najis,
seperti mandi, berwudhu, bertayamum.
• Arti disini adalah hal cara bagaimanana mensucikan diri
(thaharah
badan, pakaian ,dll) agar boleh menjalankan ibadah. Adapun secara
syar’I thaharah adalah menghilangkan hal-hal yang dapat menghalangi
kotoran berupa hadast atau najis dengan menggunakan air dan
sebagainya, sedangkan untuk mengangkat najis harus dengan tanah. [7]
Alat yang terpenting untuk berwudhu adalah Air
• Macam-macam air yang dapat dipergunakan untuk bersuci ada
tujuh
:

1. Air Hujan
2. Air Sungai
3. Air Laut
4. Air dari mata air ( Telaga )
5. Air Sumur
6. Air Salju
7. Air Embun ( Ringkasnya ialah air bersih yang sewajarnya )
Pembagian air-air tersebut diatas itu dapat terbagi menjadi 4(empat) :
1. Air suci dan mensucikan, artinya dapat sah dapat digunakan untuk bersuci dan tidak makruh, air
semacam itu ialah air mutlak (muthlag). Artinya air yang sewajarnya, bukan air yang telah
bersyarat.
Contoh : Air kelapa dan air kopi bukan air mutlak lagi, karena telah bersyarat, keduanya itu suci dan
dapat
diminum, tetapi tidak dapat sah dipergunakan untuk bersuci seumpama untuk berwudhu atau mandi.

2.Air yang suci tetapi tidk dapat dipergunakan untuk bersuci seumpama wudhu, mandi
dan menghilangkan najis. Air semacam itu
 Air sedikit yang sudah bekas dipakai (musta’mal) dari wudhu atau mandi.
 Air yang bercampur dengan air suci, seumpamanya air kopi, air teh dsb.

3. Air yang suci dan dapat mensucikan, tetapi makruh memakainya, yaitu air yang terjemur
(musyammas)

4. Air yang benajis (mutannajis). Air yang bernajis itu ada 2(dua) macam :
 Jika air itu sedikit, kemudian kemasukan najis, maka ia tidak sah dipakai untuk bersuci, dan ia tetep
najis hukumnya, baik berubah sifatnya atau tidak.
 Jika air itu banyak (artinya lebih dari 216 liter) maka apabila kemasukan najis yang terlalu sedikit
yang tidak merubah sifatnya, maka hukumnya tetap suci, dan dapat sah dipergunakan untuk bersuci,
tetapi apabila berubah sifatnya ( bau, rupa, dan rasanya), maka tidak lagi dapat (tidak sah )
dipergunakan untuk bersuci. Air sedikit artinya kurang dari dua kulah ( kolam )dan kalau dihitung
dengan liter kurang dari 216 liter. Air banyak ialah air yang lebih dari 216 liter. Dua kulah sama
dengan 216 liter, jika berbentuk bak maka besar dengan panjangnya 60 cm.
Seorang yang telah menyatakan dirinya muslim ( beragama islam )
haruslah
mengerti
islam yang
dan5.menjalankan
Di bawah pokok-pokok
ini merupakankeislaman
rukun islam
atau yang
dandisebut
rukun
pengertian- pengertannya

Rukun Islam yang I Rukun Islam yang ke II


(pertama) (dua)
Bersaksi tidak ada Ilah yang Sholat lima waktu sehari semalam
disembah
berhak secara hak melainkan Allah SWT yang Allah SWt syari’atkan untuk
dan Muhammad SAW adalah utusan Allah menjadi sarana interaksi antara Allah
SWT. Syahadat ( persaksian ) ini memiliki SWT dengan seorang muslim dimana
makna mengucapkan dengan lisan, ia
bermunajad dan berdoa
membenarkan dengan hati Juga untuk menjadi sarana pencegah
mengamalkannya melalui kepadanya.
lalu bagi seorang muslim dari perbuatan
Adapun
perbuatan.orang yang mengucapkannya
secara lisan namun tidak mengetahui keji dan mungkar sehingga ia
makna dan tidak mengamalkannya, maka memperoleh kedamaian jiwa dan
tidak ada manfaat sama sekali dengan badan yang dapat membahagiakannya
syahadatnya di dunia dan akherat.
Rukun Islam yang ke III
(tiga)
Puasa pada bulan Ramadhan yaitu
bulan ke Sembilan dari bulan
Hijriyah.
R
u
k
u
n
Rukun Islam yang ke IV (empat)
I
Allah SWT telah memerintahkan setiap s
muslim yang memiliki harta mencapai l
nisab untuk mengeluarkan zakat hartanya a
setiap tahun. Ia berikan kepada yang m
berhak menerima dari kalangan yang fakir,
serta selain mereka yang zakat boleh
diserahkan kepada mereka sebagaimana y
telah diterangkan dalam Al-Quran. a
n
g
Mu’amalla
h
Pengertian Mu’amallah

Mu’amallah adalah hubungan antara manusia, hubungan social, atau hablum


minannas. Dalam Syariat Islam hubungan antara manusia tidak dirinci
jenisnya, tetapi diserahkan kepada manusia mengenai bentuknya. Islam hanya
membatasi bagian-bagian yang penting dan mendasar berupa larangan Allah
dalam Al-Quran atau larangan Rasul-Nya yang didapat dalam as-sunnah.

Dari segi bahasa Mu’amallah berasal dari kata ‘aamala, yu’amilu, mu’amalat
yang berarti perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan
kepentingan ( seperti jual beli, sewa dsb ). (munawir,1997:974).

Sedangkan secara terminologis, muamallah berarti bagian hukum amaliah


selain ibadah yang mengatur hubungan orang-orang mukallaf antara orang
yang satu dengan lainnya baik secara individu, dalam keluarga maupun dalam
bermasyarakat (kallaf : 1978:32).
Ruang lingkup
Mu’amallah
Dari segi bagian-bagiannya ruang lingkup syariah
dalam bidang muamallah, menurut Abdul Wahab
Kallaf ( 1978:32-33 ) meliputi :

• Ahkam al-ahwal al-syakhiyyah (hukum •Al-ahkam al-dusturiyyah (hukum perundang-


keluarga) undangan)
Yaitu hukum-hukum yang mengatur tentang hak dan Yaitu hukum yang berhubungan dengan
kewajiban suami, istri dan anak. Ini dimaksudkan perundang-undangan untuk membatasi hubungan
untuk memelihara dan membangun keluarga sebagai hakim dengan terhukum, serta menetapkan hak-
unit kecil. hak perorangan dan kelompok.
• Al-ahkam al-maliyah ( hukum perdata ) •Al-ahkam al-duwaliyyah (hukum kenegaraan)
Yaitu hukum tentang perbuatan usaha perorangan Yaitu hukum yang berkaitan dengan hubungan
seperti jual beli. kelompok masyarakat di dalam Negara dan antar
• Al-ahkam al-Jinaiyyah ( hukum pidana ) Negara. Maksud hukum ini adalah membatasi
hubungan antar Negara dalam masa damai dan
Yaitu hukum yang bertalian dengan tindak kejahatan masa perang serta membatasi hubungan antara
dan sangsi-sangsinya. Adanya hukum ini untuk umat Islam dengan yang lain di dalam Negara.
memelihara ketentraman hidup manusia dan harta • Al-ahkam
kekayaan, kehormatannya, dan hak-haknya, serta al-iqtishadiyyah wa
membatasi hubungan antara pelaku tindak kejahatan al-maliyyah ( hukum ekonomi dan
dengan korban dan masyarakat. keuangan)
• Al-ahkam al-murafa’at ( hukum acara ) Yaitu hukum yangberhubungan dengan hak fakir
miskin di dalam harta orang kaya, mengatur
Yaitu hukum yang berhubungan dengan peradilan sumber-sumber pendapatan dan masalah
( al-qada ), persaksian ( al-syahadah), dan sumpah pembelanjaan Negara. Dimaksudkan untuk
( al-yamin ). Hukum ini dimaksudkan untuk mengatur hubungan ekonomi antar orang kaya
mengatur proses peradilan guna meralisasikan ( agniya ) dengan orang fakir miskin dan antara
keadilan antara manusia. hak-hak keuangan Negara dengan perorangan.
Thank’s for your
attention

Anda mungkin juga menyukai