Anda di halaman 1dari 10

KEJAHATAN AGRESI (CRIME OF

AGGRESSION)
Syahrul F.K
ASAL-USUL KEJAHATAN AGRESI
• the trial of Conradin von Hohenstaufen in 1268: aggressive war.
• ‘A supreme offence against international morality and the sanctity of treaties’—1919 Treaty of
Versailles: Kaiser Wilhelm (after WW1)
• Aggression was not criminalized before 1945: sebagai sub-kategori ‘Crimes Againts Peace’;
dalam Nuremberg IMT (WW2)—Kellogg-Briand Pact/Pact of Paris 1928: aggressive war as
crime under international law; lalu dalam Tokyo IMT.
• Post-WW2: Agresi diakui berlandaskan CIL (ICJ Nicaragua Case)
• ILC Code of Offences Against the Peace and Security of Mankind 1954-1978; Resolusi Majelis
Umum PBB 3314 tahun 1974: definition of aggression.
• ICC Statute (Rome) 1998 > Kampala amendments 2010 (8bis, 15bis, 15ter, dan 25 [3]bis >
delayed until force 2017 (state party amendments)
• Istilah lain: ‘Supreme International Crime’; ‘Wars of Aggression’; ‘Crimes of Peace’
KEJAHATAN AGRESI DAN TINDAKAN
AGRESI DALAM STATUTA ROMA
1. Untuktujuan Statuta ini, “kejahatan agresi” berarti perencanaan,
persiapan, inisiasi atau eksekusi, oleh seseorang dalam posisi yang efektif
untuk melakukan kontrol atas, atau untuk mengarahkan tindakan politik
atau militer suatu Negara, atas suatu tindakan agresi yang, berdasarkan
karakter, derajat, dan skalanya, merupakan pelanggaran nyata terhadap
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (Ps. 8 ayat 1)
2. Untuk
tujuan ayat 1, “tindakan agresi” berarti penggunaan angkatan
bersenjata oleh suatu Negara terhadap kedaulatan, integritas wilayah atau
independensi politik Negara lain, atau dengan cara lain yang tidak sesuai
dengan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa … (Ps. 8 ayat 2)
TINDAKAN AGRESI: (ACTUS REUS)
PASAL 8 BIS AYAT 2 STATUTA ROMA
Setiap tindakan berikut, terlepas dari [ada tidaknya] pernyataan perang, akan, sesuai dengan resolusi Majelis Umum Perserikatan
Bangsa-Bangsa 3314 (XXIX) tanggal 14 Desember 1974, memenuhi syarat sebagai tindakan agresi:
a) Invasi atau serangan oleh angkatan bersenjata suatu Negara terhadap wilayah Negara lain, atau segala bentuk pendudukan
militer, meskipun sementara, sebagai akibat dari invasi atau serangan tersebut, atau segala bentuk pencaplokan dengan
penggunaan kekerasan terhadap wilayah Negara lain atau bagiannya;
b) Pengeboman oleh angkatan bersenjata suatu Negara terhadap wilayah Negara lain atau penggunaan senjata apapun oleh suatu
Negara terhadap wilayah Negara lain;
c) Blokade pelabuhan atau pantai suatu Negara oleh angkatan bersenjata Negara lain;
d) Serangan oleh angkatan bersenjata suatu Negara terhadap angkatan darat, laut atau udara, atau armada laut dan udara Negara
lain;
e) Penggunaan angkatan bersenjata suatu Negara yang berada di dalam wilayah Negara lain dengan persetujuan Negara penerima,
yang bertentangan dengan syarat-syarat yang ditentukan dalam perjanjian atau perpanjangan atas kehadiran mereka di wilayah
tersebut di luar pengakhiran perjanjian;
f) Tindakan suatu Negara untuk membiarkan wilayahnya, yang telah diserahkan kepada Negara lain, untuk digunakan oleh Negara
lain itu dalam melakukan tindakan agresi terhadap Negara ketiga;
g) Pengiriman oleh atau atas nama suatu Negara berupa kelompok bersenjata, kelompok-kelompok, atau tentara bayaran, yang
melakukan kekerasan bersenjata terhadap Negara lain yang derajatnya sama dengan tindakan-tindakan yang disebutkan di atas,
atau keterlibatan substansialnya di dalamnya;
JUS AD BELLUM-JUS CONTRA BELLUM
“All members shall
Nothing … shall impair the
refrain in their inherent right of individual 1. Necessity and
international or collective self-defence if Proportionality
relations from the an armed attack occurs
threat or use of force 2. Imminent
against a Member of the
against the territorial United Nations
threat/Attack
integrity or political
independence of any
state, or in other Self-defence (Art. 1. Reactive
manner inconsistent
with the purpose of 51) 2. Anticipatory
the UN”
Lawful
UNSC 1. Resolution (Art. 39)
Authorization 2. UN Sanction (Art. 41)
Use of Force (Chapter VII) 3. UN Mission (Art. 42)
Art. 2 (4)

Unlawful Armed Force Acts of Aggression


UNSUR MATERIAL MENURUT ROBERT
CRYER DKK
• Perpetrators (pelaku): • “Planning, preparation, • “acts of aggression”:
Leadership-crime? initiation or execution”: • Non-ICC: Tidak semua
• ICC 2010: “in a position ‘unlawful use of force’, tetapi
effectively to exercise control over • Menjadi ukuran/kriteria bagi
‘large-scale and serious
or to direct the political or tindakan agresi yang
instances’
military action”:mencakup diarahkan oleh ‘pengambil
pimpinan pemerintah/militer, atau kebijakan’ • ICC: semua ‘unlawful use of
non-pemerintah: pemimpin force’. one-off border incident
spiritual, pemimpin revolusi • Tidak ada perbedaan yg tegas • “character, gravity, and scale” >
• London Charter: terkesan antara ‘planning dan manifest (?):
mencakup semua orang yang preparation’.
bertindak a.n negara
• Excl: Small-scale
violations/minor border
• Control Council Law. No. 10: Von • Sekedar ancaman (threat) incursions
Leeb and others Case—13 untuk mengerahkan kekuatan
Jenderal dan 1 admiral tdk militer tidak memenuhi unsur
• Manifest to the court, not only to
dihukum krn tidk memenuhi the state.
kualifikasi tsb) eksekusi
UNSUR MATERIAL MENURUT SERGEY
SAYAPIN
• “Planning, preparation, initiation or • “acts of aggression”:
• Perpetrators: 1. execution”: • Tidak semua ‘unlawful use of force’,
Individu; 2. Negara • Planning: animus aggresionis tetapi ‘large-scale and serious
(memikirkan rencana agresi, hingga instances’
• “person in a position menyusun rencana • “character, gravity, and scale”
effectively to exercise strategisnya/tujuannya)
> manifest (?):
control over or to • Preparation: (1) mewujudkan syarat
• “so unlawful, devastating, and
direct the political or materil untuk melakukan kejahatan
[perlengkapan senjata/pasukan] dan massive…”
military action”: (2) melaksanakan tugas organisasi • Exclude: Small-scale
yang diperlukan dalam perencanaan violations/minor border
• Pejabat [menetapkan kebijakan]
incursions; and debatable [not
pemerintahan, hingga • Initiation (formal corpus delicti): manifest] illegal character (e.g
tokoh informal: moment of aggression, saat
humanitarian intervention;
dikeluarkannya perintah tsb
tokoh agama, tokoh • Execution (material corpus delicti):
protecting nationals abroad)
revolusi, dsb. perwujudan inisiasi
UNSUR KONTEKSTUAL MENURUT
CARRIE MCDOUGALL
Art. 2 (4) juncto 39 UN Charter • “acts of aggression”:
 “Threat or use of force”: • Exclude: acts of insufficient seriousness
• Konteks: inter-state armed conflicts
and acts of questionable legal status
 Threat to the peace: literal = stated (humanitarian intervention; helping
intention to use of force—dlm praktik: nationals abroad)
mencakup Inter-state/intra-state armed
conflicts. • “character, gravity, and scale” > manifest
 Use of force: (inter-state) armed force; violation of UN Charter (objective; Art. 49 [2]
from ‘war’ to isolated acts—breach of VCLT): conjunctive
peace • Character: unlawful use of force (art. 4 [2] UN)
 Acts of aggression: • Gravity: (grave) breach of peace
large-scale/significant uses of armed • Scale: large/small
force (not only armed attack)—grave
breach of peace
UNSUR MENTAL (MENS REA)
Niat (intent) untuk melakukan  perpetrator is aware of the factual
“perencanaan, persiapan, inisiasi atau circumstances establishing the
pelaksanaan” suatu tindakan agresi, manifest violation of the Charter of
dimana terjadinya satu atau lebih the United Nations
tindakan agresi, merupakan  perpetrator is aware of the factual
“konsekuensi” atau hal yang patut circumstances establishing the
diduga (knowledge) terjadi dalam inconsistency of the use of armed
jalannya situasi yang lazim. force by the State with the Charter
of the United Nations
PERBEDAAN KEJAHATAN AGRESI DAN
KEJAHATAN INTERNASIONAL LAINNYA
Kejahatan Agresi Core Crimes Lainnya
Jus/Ius ad bellum -
Dilakukan a.n negara/kebijakan negara Umumnya dilakukan oleh anggota Angkatan
bersenjata
Leadership-crime: hanya dilakukan oleh Tidak mesti leadership-crime
pengambil/pemengaruh kebijakan negara
Menimbulkan State Responsibility dan Individual Menimbulkan Individual Criminal Responsibility
Criminal Responsibility

Anda mungkin juga menyukai