Anda di halaman 1dari 11

HUKUM PIDANA MILITER

Dina Tsalist Wildana


HUKUM PIDANA MILITER
MATERIIL FORMIL

1. SUMBER: KUHPM 1. Sumber UU No 31 tahun 1997


2. Tindak Pidana
3. Pidana
1. PENGANTAR
HUKUM PIDANA 1. Ruang lingkup hukum militer
2. Deskripsi militer
MILITER 3. Sejarah KUHPM
4. Sistematika KUHPM
5. Tindak pidana militer
Ruang Lingkup
Yurisdiksi (Jurisdiksi atau Rechtmacht merupakan kekuasaan memeriksa atau mengadili)
Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang
berada di bawahnya
a. lingkungan peradilan umum,
b. lingkungan peradilan agama,
c. lingkungan peradilan militer,
d. lingkungan peradilan tata usaha negara, dan
e. Mahkamah Konstitusi.

Yustisiabel (Justisiabel) adalah orang-orang yang tunduk atau ditundukkan kekuasaan


badan-badan peradilan militer Pasal 2 KUHPM.
Deskripsi Militer
a. UU no 39 tahun 1947: tentara
b. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 : prajurit dan Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Prajurit
adalah warga Negara yang memenuhi persyaratan yang ditentukan
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan diangkat oleh
pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam usaha
pembelaan Negara dengan menyandang senjata, rela berkorban jiwa raga
dan berperan serta dalam pembangunan nasional dan tunduk pada
hukum militer.
Deskripsi Militer
Tentara (UU no 39 tahun 1947), UU 34 Tahun 2004: Tentara adalah warga negara yang dipersiapkan dan dipersenjatai untuk tugas-
tugas pertahanan negara guna menghadapi ancaman militer maupun ancaman bersenjata

Prajurit (UU 31 Tahun 1997) : prajurit dan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia yang selanjutnya disebut dengan Prajurit
adalah warga Negara yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan dan diangkat
oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dalam usaha pembelaan Negara dengan menyandang senjata, rela berkorban
jiwa raga dan berperan serta dalam pembangunan nasional dan tunduk pada hukum militer.
Sejarah KUHPM
Wetboek van Militair Strafrecht (W.v.M.S.)/Stbl. 1934 Nr. 167 jo UU. No. 39
Tahun 1947, yang diterjemahkan menjadi Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana Militer disingkat KUHPM.
Sistematika KUHPM
Buku Pertama Buku Kedua; Kejahatan-Kejahatan

● BAB I Kejahatan Terhadap Keamanan Negara (Pasal 64


● BAB Pendahuluan Penerapan Hukum Pidana
– Pasal 72)
Umum (Pasal 1 – Pasal 3) ● BAB II Kejahatan dalam Melaksanakan Kewajiban
● BAB I Batas-Batas Berlakunya Ketentuan Pidana Perang, tanpa Bermaksud untuk memberi Bantuan
dalam Perundang-Undangan (Pasal 4 – Pasal 5) Kepada Musuh atau Merugikan Negara untuk
● BAB II Pidana (Pasal 6 – Pasal 31) Kepentingan Musuh (Pasal 73 – Pasal 84)
● BAB III Peniadaan, Pengurangan dan ● BAB III Kejahatan yang Merupakan Suatu Cara bagi
Seseorang Militer untuk Menarik Diri dari Pelaksanaan
Penambahan Pidana (Pasal 32 – Pasal 38)
Kewajiban-Kewajiban Dinas (Pasal 85 – Pasal 96)
● BAB IV Gabungan Tindak PIdana (Pasal 39) ● BAB IV Kejahatan terhadap Pengabdian (Pasal 97 –
● BAB V Tindak Pidana Aduan dalam Hukum Pasal 117)
Pidana Umum (Pasal 40) ● BAB V Kejahatan-Kejahatan terhadap Pelbagai
● BAB VI Hapusnya Hak Penuntutan dan Pidana Keharusan Dinas (Pasal 118 – Pasal 139)
(Pasal 41 – Pasal 44) ● BAB VI Pencurian dan Penadahan (Pasal 140 – Pasal
● 146)
BAB VII Pengertian-Pengertian dan Perluasan
● BAB VII Merusakkan, Membinasakan atau
Pengertian Beberapa Ketentuan (Pasal 45 –
Menghilangkan Barang-Barang Keperluan Angkatan
Pasal 63) Perang (Pasal 147 – Pasal 149)
Tindak Pidana Militer
Tindak pidana militer murni (zuivermilitairedelict) : pada prinsipnya hanya
mungkin dilanggar oleh seorang militer, karena keadaannya yang bersifat khusus atau
karena suatu kepentingan militer menghendaki tindakan tersebut ditentukan sebagai
tindak pidana.

Tindak pidana militer campuran (gemengdemilitairedelict): tindak pidana yang


pada pokoknya sudah ditentukan dalam perundang-undangan lain, akan tetapi diatur lagi
dalam KUHPM. Karena keadaan khas militer atau karena adanya sesuatu sifat yang lain,
sehingga diperlukan ancaman pidana yang lebih berat sebagaimana pasal 52 KUHP
referensi
1. Hari Soebagijo, KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PEMERIKSAAN TERHADAP PRAJURIT TNI
PELAKU TINDAK PIDANA UMUM, 2011, Jurnal law reform,
https://media.neliti.com/media/publications/107689-ID-kebijakan-hukum-pidana-dalam-pemeriksaan.pdf
2. Mayor Chk Parluhutan Sagala, Mayor Chk Fredy Ferdian, Yurisdiksi Peradilan Militer dalam Kekuasaan
Kehakiman di Indonesia, https://www.dilmiltama.go.id/home/e-journal/YurisdiksiPeradilanMiliter.pdf
3. Tomy Dwi Putra, PENERAPAN HUKUM MILITER TERHADAP ANGGOTA TNI YANG MELAKUKAN
TINDAK PIDANA DESERSi, 2013 lex crimen,
https://ejournal.unsrat.ac.id/v3/index.php/lexcrimen/article/view/1537/1232
4. Nikmah Rosidah, HUKUM PERADILAN MILITER, 2019, Penerbit AURA CV. Anugrah Utama Raharja,
http://repository.lppm.unila.ac.id/15660/1/HUKUM%20PERADILAN%20MILITER.pdf
5. KUHPM
Penilaian
TUGAS

a. Substansi: norma, doktrin, perbandingan KUHPM, KUHP Lama dan KUHP


Baru, sanksi (0-30)
b. Presentasi: manajemen waktu, public speaking, media (0-30)
c. Diskusi: tanya jawab (0-20)
d. Referensi: minimal 5 buku/jurnal 5 tahun terakhir (0-20)

UTS

Anda mungkin juga menyukai