Anda di halaman 1dari 2

Nama: Retna Nurhidayah

NIM: E0021381

Hukum Humaniter Internasional (G)

1. Bagaimana penggunaan teknologi yang digunakan dalam film ini? Dan bagaimana HHI
merespons hal tersebut? Hal ini juga berkaitan dengan melumpuhkan target di luar
teritorial negara (hal ini berkaitan dengan penanggulangan terorisme), yang diduga berada
di mana tidak memiliki konflik atau tidak mengalami konflik dengan negara yang
melakukan target? Bagaimana menurut anda?

Dalam hukum humaniter internasional penggunaan teknologi sebagai salah satu cara untuk
melumpuhkan target harusnya sesuai dengan prinsip-prinsip hukum internasional. Prinsip
proporsionalitas yaitu memastikan sasarannya terlebih dahulu dan memastikan kerugian yang
diderita sebanding dengan keuntungan militer. Dalam film Eye In the Sky serangan yang dilancarkan
dengan rudal yang merusak perkampungan kerugian tidak sebanding dengan jumlah sasaran yang
dituju yaitu 4 orang buronan yang dicari. Kemudian prinsip kehati-hatian yaitu penggunaan senjata
dilakukan agar objek sasarannya tidak mengenai warga sipil. Akan tetapi dalam film ini digunakan
rudal mengenai warga sipil adalah sebuah pelanggaran dari prinsip ini. Kemudian harusnya ada
prinsip pembedaan yaitu pembedaan antara penduduk sipil dengan para objek yang menjadi
buronan. Dalam Konvensi Jenewa 1949 Protokol Tambahan pada pasal 48 dan pasal 52 bahwa
Kombatan dan objek militer secara sah dapat diserang dan setiap serangan langsung terhadap
penduduk sipil dan objek sipil merupakan kejahatan perang. Dalam film, ketika beberapa orang yang
sudah mengenakan pakaian tentara baru mereka memulai penyerangan, dimana sasaran mereka itu
adalah militer bukan warga sipil.

2. Bagaimana menurut Anda film ini berkaitan dengan perlindungan sipil dalam konflik
bersenjata? Kaitkan dengan Konvensi Jenewa yang sesuai dengan jenis konflik bersenjata dalam
film ini! Perlindungan sipil dalam konflik bersenjata

Menurut pendapat saya film Eye In the Sky bahwa berkaitan dengan perlindungan warga sipil dalam
konflik bersenjata perang, bahwasanya militer dalam melancarkan aksinya dengan melepaskan
rudalnya kepada teroris haruslah Melihat lingkungan sekitar agar tidak menimbulkan kerugian yang
terlalu besar terhadap warga sipil. Dan harusnya militer lebih memilih mengorbankan warga sipil
akibat bom bunuh diri yang dilakukan oleh teroris tersebut. Dalam Konvensi Jenewa tahun 1949
yaitu perlindungan warga sipil yang sangat diperhatikan yaitu perlindungan umum dan perlindungan
khusus. Berdasarkan konvensi Jenewa, warga sipil tidak boleh dilakukan tindakan yang akan
menimbulkan penderitaan jasmani. Dalam Pasal 48 Protokol Tambahan 1 1977 menentukan pihak –
pihak dalam sengketa harus membedakan antara penduduk sipil dari kombatan dan antara obyek
sipil dan sasaran militer , dan karenanya harus mengarahkan operasinya hanya terhadap sasaran
militer saja.

3. Apakah anda menemukan prinsip-prinsip hukum humaniter dilaksanakan dengan baik


atau dilanggar dalam hal ini? Jelaskan pendapat anda!

Menurut saya film Eye In the sky bahwa prinsip hukum Humaniter Internasional yang dilakukan
adalah penggunaan senjata yang digunakan dalam konflik bersenjata harus disesuaikan dengan
Hukum Humaniter Internasional seperti penggunaan kehati-hatian yaitu dalam penyerangannya
harus dengan memerhatikan efek samping yang ditimbulkan. Penggunaan hukum humaniter yang
dilanggar adalah kurangnya prinsip pembedaan karena saat pengeboman yang harusnya hanya
mengenai militer tapi ternyata juga mengenai warga sipil yang artinya tidak sebanding antara
kerusakan yang ditimbulkan dan perlindungan sipil.

Anda mungkin juga menyukai