Anda di halaman 1dari 13

PERLINDUNGAN ANAK KORBAN PEREKRUTAN agama.

Saat ini peraturan perang tersebut lebih


TENTARA ANAK (CHILD SOLDIER) DALAM dikenal sebagai Hukum Humaniter atau
KONFLIK BERSENJATA DITINJAU DARI HUKUM lengkapnya disebut dengan International
HUMANITER INTERNASIONAL1 Humanitarian Law applicable in armed conflict,
Oleh :Nadya Agatha Yuga Kadenganan2 sebelumnya Hukum Humaniter disebut juga
Cornelis Dj. Massie 3 hukum perang (laws of war) yang kemudian
Natalia L. Lengkong4 berkembang menjadi hukum sengketa bersenjata
(laws of armed conflict).5
ABSTRAK Konflik bersenjata atau perang adalah
Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk suatu kegiatan yang mempunyai dampak yang
mengetahui Bagaimana perlindungan hukum bagi sangat luas, karena tidak hanya berdampak bagi
anak selaku korban perekrutan tentara anak Negara yang terlibat konflik saja tapi juga
ditinjau dari prespektif Hukum Humaniter terhadap Negara yang mempunya perhatian
Internasional dan Bagaimana penerapan sanksi terhadap Negara yang terlibat konflik akan
terhadap pelanggaran ketentuan dalam dampak yang terjadi atau yang ditimbulkan oleh
kejahatan perang mengenai tentara anak. peperangan. Tidak ada hal positif atau
Dengan menggunakan metode penelitian hukum keuntungan yang di dapatkan dari peperangan
normatif dapat disimpulkan : 1. Pengaturan melainkan kerugian dan penderitaan bagi umat
hukum humaniter yang mengatur tentang manusia.
larangan perekrutan anak yang dijadikan tentara Konflik bersenjata (armed conflict) telah
dalam perang terdapat di dalam Protokol lama menjadi bagian dari sejarah umat manusia
Tambahan I Konvensi Jenewa 1949, Protokol (termasuk bagian dari sejarah hubungan
Tambahan II Konvensi Jenewa 1949, Konvensi ILO internasional). Dalam setiap perang atau konflik
182 tentang bentuk pekerjaan terburuk terhadap bersenjata, sering kali para pihak yang terlibat
anak, Konvensi Hak-hak Anak, Mahkamah Pidana bertindak ganas serta kehilangan akal sehat dan
Internasional (International Criminal Court) sifat-sifat dasar kemanusiaan. Dalam
empat pengaturan diatas secara jelas melarang pertempuran kombatan dan non-kombatan
adanya perekrutan anak dibawah umur dan tewas , properti penduduk sipil dan infrastruktur
dijadikan tentara dalam perang.2. Kepastian publik hancur, serta berbagai situs sejarah dan
hukum akan tanggung jawab suatu negara untuk budaya porak poranda. Penduduk sipil banyak
melindungi hak-hak anak yang tidak boleh yang menjadi korban, bahkan sering sekali
dilibatkan dalam konflik bersenjata, maka Pasal 8 dibantai dengan keji, dalam berbagai konflik
ayat (2) butir e. nomor VII Statuta Roma bersenjata.6
menetapkan apabila suatu negara terbukti Negara peserta perang, tidak segan-
menggunakan anak-anak dalam perang akan segan untuk mengeluarkan anggaran yang tidak
dinyatakan sebagai kejahatan perang, sehingga sedikit demi melancarkan aksi perang bersenjata
proses penegakan hukum termasuk pemberian tersebut guna mempersenjatai militernya dan
sanksi pun dapat diberlakukan kepada para guna mencapai tujuan yang mereka kehendaki.
pelanggarnya. Kekejaman yang ditimbulkan sebagai efek perang
Kata Kunci: Perlindungan Anak, Korban bersenjata akibat digunakannya berbagai
Perekrutan, Tentara Anak (Child Soldier), Konflik persenjataan moderen yang akan terus
Bersenjata berkembang pula seiring dengan perkembangan
zaman yang tidak menutup kemungkinan
PENDAHULUAN nantinya dapat menghancurkan apa saja. Karena
A. Latar Belakang Masalah pada dasarnya perang tidak dapat dihindari maka
Manusia telah mengenal perang sejak terbentuklah peraturan hukum yang mencoba
berabad-abad silam. Awalnya peraturan perang mengatur perang dengan melihat dan
diatur dalam peraturan tingkah laku, moral dan
5Arlina Permanasari dkk, Pengantar Hukum
1 Artikel Skripsi Humaniter, (Jakarta: International Commite Of The Red
2 Mahasiswa Pada Fakultas Hukum UNSRAT Cross, 1999) , hlm. 1.
NIM 18071101031 6Umar Suryadi Bakry, Hukum Humaniter
3 Fakultas Hukum UNSRAT, Doktor Ilmu Hukum Internasional Sebuah Pengantar Edisi Pertama., (Jakarta :
4 Fakultas Hukum UNSRAT, Doktor Ilmu Hukum Kencana Prenada Media Group, 2019), hlm.1.
melandaskan prinsip-prinsip kemanusiaan maka banyak yang terkena efek perang adalah anak-
terbentuklah Hukum Humaniter Internasional. anak. Anak-anak seringkali tidak mengetahui
Hukum Internasional memuat beberapa mengapa perang tersebut terjadi dan tidak
ketentuan tentang perang dan tindakan yang mengetahui sebab terjadinya perang itu sendiri.
diperbolehkan selama perang yang tidak Namun meskipun demikian, tidak jarang
melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Ketentuan- beberapa dari antara mereka tidak hanya
ketentuan tersebut tertuang dalam Hukum menjadi korban dari pihak-pihak yang berkonflik,
Humaniter Internasional (HHI). Aturan dalam melainkan malah menjadi pelaku perang itu
Hukum Humaniter Internasional dimaksudkan sendiri. Antara lain dengan perekrutan anak-
untuk memanusiakan perang yang memiliki akar anak untuk menjadi bagian angkatan
sejarah yang panjang selama ini.7 bersenjata oleh pihak pemerintah atau oleh
Menurut KPHG. Haryomataram yang pihak non-pemerintah (belligerent). Fenomena
dimaksud dengan hukum humaniter adalah tersebut dikenal dengan istilah Child Soldier
seperangkat aturan yang didasarkan atas (tentara anak)
perjanjian internasional dan kebiasaan Bentuk dari perekrutan tentara anak
internasional yang membatasi kekuasaan pihak dapat dlihat dalam konflik Ituri di Republik
yang berperang dalam menggunakan cara dan Demokratik Kongo. Konflik Ituri adalah konflik
alat berperang untuk mengalahkan musuh dan yang terjadi antara suku Lendu dan suku Herna di
mengatur perlindungan korban perang. Menurut daerah Ituri yang terletak di daerah timur laut
J. G. Starke yang dimaksud dengan hukum Republik Demokratik Kongo. Konflik ini
humaniter terdiri dari seperangkat pembatasan melibatkan UPC (Union of Congolese Patriots)
yang diatur oleh hukum humaniter terdiri dari atau yang disebut persatuan patriot kongo.
seperangkat pembatasan yang diatur oleh hukum Sebagai salah satu pihak yang bertikai, Thomas
internasional yang di dalamnya diatur Lubanga sebagai pemimpin dari UPC-L menculik
penggunaan kekerasan yang dapat digunakan anak-anak berusia di bawah 15 tahun dan
untuk menundukkan pihak musuh dan prinsip- memaksa mereka untuk ikut serta dalam
prinsip yang mengatur perlakuan terhadap serangan sayap militer UPC. Lubangan
individu dalam perang dan konflik bersenjata.8 mengancam apabila anak-anak yang direkrut
Hukum Humaniter pada dasarnya menjadi tentara anak tersebut melarikan diri dari
mencangkup dua konsep utama, yaitu kamp maka mereka akan dibunuh. Ia menarik
perlindungan (protection) dan pembatasan ribuan anak-anak untuk direkrut menjadi tentara
(limitation/restrictions). Konsep “perlindungan” dan pada puncak peperangan terdapat 30.000
mengacu pada aturan-aturan yang dimaksud anak –anak yang turut serta dalam pertempuran.
10
untuk melindungi mereka yang tidak atau tidak
lagi terlibat dalam pertempuran, serta orang- Kasus perekrutan tentara anak yang sama
orang dan objek-objek tertentu yang juga terjadi di Konflik bersenjata internal
kemungkinan dapat menjadi korban oleh adanya Myanmar telah ditandai oleh pelanggaran HAM
pertempuran atau konflik bersenjata. Adapun berat, serangan terhadap warga sipil, dan
konsep “pembatasan” merujuk pada berbagai pemindahan massal, dengan anak-anak banyak
aturan yang membatasi metode-metode dan digunakan oleh angkatan bersenjata negara dan
taktik-taktik peperangan serta alat-alat perang kelompok-kelompok bersenjata. Meskipun usia
atau persenjataan tertentu yang digunakan pendaftaran minimum 18 tahun, sejumlah besar
dalam pertempuran.9 anak laki-laki direkrut, seringkali secara paksa, ke
Konflik yang memicu terjadinya dalam tentara nasional, dengan beberapa dikirim
peperangan memang tidak jarang memakan ke garis depan jauh dari rumah dan dipaksa untuk
banyak korban dan menimbulkan banyaknya efek bertempur dalam kondisi yang melelahkan dan
kerugian akibat perang. Salah satu dari sekian berbahaya.11 Fenomena ini menunjukkan bahwa

10 Prisilla Fitri, Perlindungan Anak sebagai Tentara


7 Philip C. Jessup, A Modern Law of Anak menurut Hukum Humaniter pada Kasus Perekrutan
Nations(Pengantar Hukum Modern Antarbangsa), (Bandung Anak dalam Konflik Ituri di Republik Demokratik Kongo,
: Nuansa Cendekia, 2019), hlm. 119. Jurnal Hukum Humaniter – Vol. 3 No. 5 Oktober 2007, hlm.
8 Andrey Sujatmoko, Hukum HAM dan Humaniter, 18
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2016), hlm. 171. 11 Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gaja
9 Umar Suryadi Bakry, Op.cit , hlm. 7 Mada. 2019.
anak-anak yang terlibat dalam konflik bersenjata Konvensi International Labour
bukan saja dipandang sebagai pelaku, akan tetapi Organization (ILO Convention) tahun 1999
sekaligus sebagai korban dari kebijakan militer Nomor 182 pasal 3a yaitu “Segala bentuk
ataupun pemerintah negara tersebut. Dalam perbudakan atau praktik-praktik sejenis
prespektif Hukum Humaniter jelas hal ini perbudakan, seperti penjualan dan perdagangan
merupakan suatu pelanggaran hukum anak-anak, kerja ijon dan perhambaan serta kerja
internassional. paksa atau wajib kerja, termasuk pengerahan
Pasal 38 The Convention on the rights of anak anak secara paksa atau wajib untuk
the child tahun 1989 memberikan kewajiban dimanfaatkan dalam konflik bersenjata” juga
kepada para pihak yang terlibat konflik untuk dalam konvensi ini memberikam pengaturan
tidak merekrut anak-anak yang belum mnecapai mengenai perlindungan anak dalam sengketa
usia 15 tahun ke dalam angkatan bersenjata dan bersenjata khususnya mengenai perekrutan anak
melibatkan mereka secara langsung dalam untuk dilibatkan dalam sengketa bersenjata.
pertempuran. Negara harus menghormati dan Sebagaimana ketentuan Hukum
menjamin penghormatan atas aturan-aturan Humaniter Internasional, maka dapat di pahami
penghormatan hukum Internasional yang relevan bahwa penggunakan anak-anak untuk berada di
dalam melindungi anak-anak.12 garis depan dalam suatu konflik bersenjata tidak
Pasal 77 ayat 2 Addinition Protocol I to saja melanggar Hukum Humaniter Internasional
the Geneva Convention tahun 1949 menyatakan tetapi juga melanggar Hak Asasi Manusia .14
“The Praties to the conflict shall take all feasible Meski demikian, masih saja banyak anak-anak
measures in order that children who have not yang terlibat dalam konflik bersenjata. Padahal
attained the age of fifteen years do not take a penggunaan tentara anak dapat dikategorikan
direct part in ostilities and in particular, they shall sebagai suatu kejahatan perang.15 Hal ini
refrain from recruiting them in to their armed sebagaimana disebutkan dalam Statusa
orces. In recruiting among those persons who Pembentukan Mahkamah Pidana Internasional
have attained the age of eighteen years the atau International Criminal Court (ICC), yang lebih
parties to the conflict shall endeavour to give dikenal dengan nama Statuta Roma.
priority those who are oldest”. Ketentuan ini Sungguh sangatlah tidak adil ketika anak-
mengharuskan para pihak untuk memelihara dan anak yang seharusnya mendapatkan belaian
membantu anak-anak atas dasar usia dan alasan kasih sayang dari orang tuanya malah harus
apapun juga. Jika seorang anak yang belum berdiri di medan perang mengorbankan
mencapai usia 15 tahun terlibat dalam nyawanya demi sesuatu hal yang mereka sendiri
pertempuran dan jatuh ke tangan musuh, anak tidak paham akan untuk apa mereka melakuan
tersebut berhak atas perlindungan khusus, tanpa dari hal tersebut.
mempersoalkan status tawanan perang atau
bukan. B. Rumusan Masalah
Lebih lanjut Pasal 4 ayat 3 Protoko Berdasarkan uraian latar belakang
Tambahan II tahun 1977 Konvensi Jenewa yang masalah diatas, dan agar tidak terjadi perluasan
mengatur mengenai adanya konflik internal suatu konteks, maka penulis menarik rumusan masalah
negara, menyebutkan bahwa terhadap anak-anak dari penelitian ini yaitu sebagai berkut :
harus diberikan perlindungan dan tindakan yang 1. Bagaimana perlindungan hukum bagi anak
menolong mereka ketika diperlukan, anak-anak selaku korban perekrutan tentara anak
yang usianya belum mencapai 15 tahun tidak ditinjau dari prespektif Hukum Humaniter
dapat direkrut kedalam angkatan perang atau
didalam kelompo-kelompok yang terlibat atau
Specifically Aplicable to Children in war
ambil bagian dalam suatu konflik bersenjata. 13
https://www.icrc.org/en/doc/assets/files/other/ang03_04a_
tableaudih_total_logo.pdf (diakses tanggal 24 Februari
https://pssat.ugm.ac.id/id/tinjauan-yuridis-penggunaan- 2022)
tentara-anak-di-myanmar-menurut-perspektif-hukum- 14 Arlina Permanasari dkk, Pengantar Hukum

humaniter-internasional/ , (diakses tanggal 2 Januari 2022) Humaniter, (Jakarta: Rajawali Pers, 1999) , hlm. 9
12 Shehzad Noorani. Konvensi Hak Anak Versi 15 Rahadian Diffaul Barraq Suwartono,
Anak. 2018. Penggunaan Tentara Anak Oleh Aktor Selain Negara Ditinjau
https://www.unicef.org/indonesia/id/konvensi-hak-anak- Dari Hukum Humaniter Internasional, Jurnal Hukum Ius Quia
versi-anak-anak (diakses tanggal 5 Januari 2022) Iustum Faculty of Law : Universitas Islam Indonesia
13 ICRC, Summary Table of IHL Provisions Yogyakarta Indonesi, Vol. 27 NO. 3, 2020, hlm 537
Internasional? kepustakaan (library research) yang dilakukan
2. Bagaimana penerapan sanksi terhadap dengan dua cara yaitu:
pelanggaran ketentuan dalam kejahatan 1. Offline, yaitu menghimpun data studi
perang mengenai tentara anak? kepustakaan secara langsung dari buku-buku,
karangan ilmiah, jurnal, mengunjungi
C. Metodologi Penelitian Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas
1. Jenis Penelitian Sam Ratulangi yang dibutuhkan dalam
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. 2. Online, yaitu studi kepustakaan yang
Penelitian hukum normatif atau domatik hukum dilakukan dengan searching melalui media
yaitu penelitian yang berfokus pada norma dan internet dengan cara mendownload karya
peraturan perundang-undangan (law in book) ilmiah dan jurnal yang berkaitan dengan
atau penelitian hukum dengan melakukan permasalahan yang sedang diteliti guna
abstraksi melalui proses edukasi atau memperoleh landasan teori tentang
memerlukan data sekunder sebagai hukum permasalahan yang akan diteliti.
bahan primer. Selain itu pada penelitian hukum 4. Analisis Data
normatif ini, tidak diperlukan penyusunan atau Teknik analisis data yang digunakan
perumusan hipotesa.16 dalam penelitian ini yaitu dengan analisis
2. Sumber Data kualitatif, yaitu menganalisis secara komperhensif
Dalam penelitian ini, peneliti keseluruhan data yang diperoleh sehingga dapat
menggunakan jenis sumber data sekunder. menjawab permasalahan-permasalahan dalam
Kemudian sumber data sekunder ini dibagi oleh penelitian ini. Pengelompokan dilakukan menurut
peneliti menjadi: kategori variabelnya masing-masing, yaitu :
1. Bahan Hukum Primer, yaitu bahan-bahan 1. Kelompok data yang berhubungan dengan
hukum yang meliputi Konvensi Hak Anak bentuk perlindungan hukum bagi anak selaku
(Convention on Tthe Right of the Child) pasal korban perekrutan tentara anak ditinjau dari
38 tahun 1989, Addinition Protocol I to the prespektif hukum humaniter internasional.
Geneva Convention pasal 77 ayat (2) tahun 2. Kelompok data yang berhubungan dengan
1949, Addinition Protocol II to the Geneva sanksi yang diberikan kepada pelanggar
Convention pasal 4 ayat (3) huruf (c) tahun ketentuan-ketentuan dalam kejahatan
1977, Convention International Labour perang mengenai tentara anak.
Organization (ILO Convention) Nomor 182
pasal 3a tahun 1999, Mahkamah Pidana PEMBAHASAN
Internasional (International Criminal Court) A. Perlindungan Hukum bagi Anak Selaku
pasal 8 huruf (e) angka (vii) tahun 1998. Korban Perekrutan Tentara Anak Ditinjau
2. Bahan Hukum Sekunder, bahan hukum dari Prespektif Hukum Humaniter
sekunder yang digunakan pada penelitian ini Internasional.
meliputi buku-buku, karya ilmiah mengenai Pada dasarnya hak-hak anak bukan
anak korban perekrutan tentara anak, hasil- sekedar hak untuk mendapatkan perlidungan
hasil penelitian atau pendapat pakar hukum. (protection rights) dan mempertahankan
3. Bahan Hukum Tersier, yakni bahan yang eksistensi kehidupan (survival rights). Seorang
memberikan petunjuk maupun penjelasan anak juga mempunyai hak untuk berkembang
terhadap bahan hukum primer dan sekunder, fisik, psikis, biologis, dan hak untuk
seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia dan mengetengahkan pandangan subjektif.
kamus ensiklopedia. Kemudahan dalam perekrutan anak
3. Metode Pengumpulan Data untuk dijadikan tentara anak dalam pasukan
Metode pengumpulan data yang perang mendasari selalu adanya pihak yang
digunakan pada penelitian ini yaitu studi menggunakan anak sebagai kombatan,
kemampuan anak yang dianggap mudah
untuk di asah dan sulit untuk dideteksi pihak
16 L.J van Apeldoren, Pengantar Ilmu Hukum, lawan karena secara fisik merupakan golongan
terjemahan Oetarid Sadino Dari Inleideing tot de Studie van yang tidak dapat dijadikan objek tempur
het Naderlandse Recht, ( Jakarta : Pradya Pramitja, 2001) menjadi alasan pihak-pihak melakukan
hlm. 29
eksploitasi anak menjadi tentara anak. Selain Protokol Tambahan I (protokol additional
itu mereka juga lebih mudah dicuci otak agar to the Geneva convention of 12 august 1949, and
bersedia malakukan operasi militer. 17 relating to the protections of victims of
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) international armed conflict) dan protokol
melaporkan lebih dari 8.500 anak-anak tambahan II (protokol additional to the Geneva
digunakan sebagai tentara pada tahun lalu convention of 12 august 1949, and relating to the
dalam berbagai konflik di seluruh dunia. protections of victims of Noninternational armed
Sementara hampir 2.700 lainnya meninggal conflict) merupakan perjanjian internasional yang
dunia dalam medan perang. Laporan tersebut lahir sebagai tindak lanjut dari Konvensi Jenewa
memverifikasi bahwa pelanggaran telah yang telah terlebih dahulu ada pada tahun 1949
dilakukan terhadap 19.379 anak dalam 21 yang mengatur tentang hukum humaniter. Kedua
konflik. Pelanggaran terbanyak dilakukan di konvensi tersebut lahir dari inisaitif organisasi
Somalia, Republik Demokratik Kongo, Committee of the Red Cross (ICRC) yang
Afghanistan, Suriah, dan Yaman pada 2020. merupakan usaha untuk memperbaharui hukum
Laporan itu memverifikasi 8.521 anak-anak humaniter dan mengajak negara-negara untuk
digunakan sebagai tentara pada tahun 2019. mengakui dan menerima perubahan dari wajah
Sementara 2.674 anak lainnya meninggal peperangan selama ini yang cenderung
dunia dan 5.748 terluka dalam berbagai mengabaikan aspek-aspek kemanusiaan.
konflik.18 Di samping itu, lahirnya protokol tersebut
Dalam keadaan konflik bersenjata, sebagai jawaban atas banyaknya gerakan
pelanggaran terhadap hak-hak anak menjadi pembebasan nasional (national liberation) dan
lebih rentan sehingga anak memerlukan berkembangnya strategi gerilya dalam
pemeliharaan, perlakuan khusus, serta peperangan yang sering kali mengabaikan aspek-
bergantung pada bantuan dan pertolongan aspek kemanusiaan. Keanggotaan negara dalam
orang dewasa. Tidaklah cukup jika anak-anak Konvensi tambahan tersebut sangat ditentukan
hanya diberikan hak-hak dan kebebasan asasi oleh keanggotaan negara pada keempat konvensi
yang sama dengan orang dewasa, terutama tersebut, artinya bahwa negara yang dapat
saat dalam situasi peperangan. Kerentanan menjadi pihak dalam dua Konvensi tersebut jika
terhadap perlindungan hak-hak anak dalam negara tersebut telah menjadi negara pihak
konflik bersenjata memerlukan upaya yang dalam Konvensi Jenewa 1949.19 Kedua Protokol
optimal, utamanya dalam tahap pencegahan. tambahan tersebut membedakan dua bentuk
Aturan Hukum Humaniter Internasional konflik bersenjata yaitu konflik bersenjata yang
mengakui adanya kerentanan terhadap anak- terjadi antar negara peserta konvensi atau
anak yang terlibat dalam konflik bersenjata. bersifat internasional dan konflik bersenjata yang
Kemuadian menyiapkan sejumlah aturan bersifat noninternasional.
yang bertujuan untuk melindungi anak-anak Konflik bersenjata antar negara atau
terhadap konsekuensi terburuk dari perang. konflik internasional adalah konflik bersenjata
Berikut beberapa aturan yang mengatur yang terjadi antara dua atau lebih negara peserta
tentang perekrutan tentara anak dalam konvensi yang terjadi baik diakui atau tidak diakui
konflik bersenjata, yaitu: oleh salah satu di antara mereka. Sedangkan
1. Perlindungan Anak dari Perekrutan Sebagai konflik bersenjata yang bersifat non-internasional
Tentara Anak dalam Protokol Tambahan I (non-international conflict) merupakan konflik
dan II bersenjata yang terjadi pada wilayah dari negara
peserta agung konvensi.20
Dalam empat Konvensi Jenewa 1949
17 Pars Today. Tentara anak di Afrika dan berbagai
perlindugan terhadap anak didasarkan pada
dampaknya
http://parstoday.com/id/radio/world-i46348- kebutuhan khusus perlindungan yang diberikan
tentara_anak_di_afrika_dan_berbagai_dampaknya (diakses kepada anak. Perlindungan hukum terhadap anak
pada tanggal 25 Juni 2022) dalam konteks keselamatan sang anak, yaitu
18 REPUBLIKA. 2021. PBB : 8.500 Anak dijadikan

Tentara di Wilayah Konflik. 19 Frits Kalsoven dan Leisbeth Zegveld, Constrains

https://www.republika.co.id/berita/qv34hv459/pbb-8500- on Waging of The War : An Introduction to Internationa


anak-dijadikan-tentara-di-wilayah-konflik (diakses tanggal Humanitarian Law, (ICRC, 2001), hlm.83
26 Juni 2022) 20 Ibid, hlm.35
perlindungan anak untuk mendapatkan sedangkan pengakuan bahwa seorang anak yang
pelayanan kesehatan dan suasana yang aman. terlibat dalam konflik bersenjata sebagai anggota
Pada anak yang berumur 12 tahun perlindungan angkatan perang tidak menghilangkan status
anak dikaitkan dengan kebutuhan penentuan anak tersebut sebagai pihak kombatan.
identitas ketika anak-anak itu terpisah dari orang b) Protokol Tambahan II
tuanya sebagai akibat dari pertempuran. Anak Protokol tambahan II merupakan
yang berusia 15 tahun dibutuhkan perlindungan perjanjian internasional tambahan dari Konvensi
bantuan dan fasilitas kesejahteraan anak. Jenewa 1949 yang secara khusus mengatur
Sedangkan anak yang berumur 18 tahun tentang perlindungan korban sengketa
kebutuhan perlindungan hukum ditujukan bersenjata pada konflik bersenjata
kepada larangan kerja paksa dan melawan noninternasional (non-international armed
hukuman mati terhadap anak. conflict) atau ketika terjadinya perang saudara
a) Protokol Tambahan I (civil war).
Protokol Tambahan I 1977 merupakan Dalam hal pengaturan tentang
perjanjian internasional yang mengatur konflik perlindungan anak dari perekrutan sebagai
bersenjata yang bersifat internasional yang tentara anak dalam konflik bersenjata ketentuan
terjadi antar dua negara atau lebih. Ketentuan tersebut diatur dalam Pasal 4 ayat (3) huruf (c)
yang secara spesifik mengatur tentang yang menyatakan bahwa“children who have not
perlindungan anak dari perekrutan sebagai attained the age of fifteen years shall neither be
tentara anak diatur dalam Pasal 77 ayat (2) yang recruited in the armed forces or groups nor
menyatakan bahwa : allowed to take part in hostilities”.22 Ketentuan ini
“the parties to the conflict shall take all feasible menegaskan bahwa anak yang berusia di bawah
measures in order that children who have not 15 tahun tidak diperbolehkan untuk direkrut
attained the age of fifteen years do not take a menjadi anggota angkatan bersenjata dan tidak
direct part in hostilities and, in particular, they diperbolehkan untuk ikut serta dalam pertikaian
shall refrain from recruiting them into their bersenjata.
forces. In recruiting among persons who have Dalam perspektif hukum, entitas non-
attained the age of fifteen years but not attained pemerintah (nongovernmental entity)
the age of eighteen years, the parties of to the sebagaimana pemerintah hanya akan terikat
conflict shall endeavor to give priority those who secara formal terikat pada konvensi jika negara
are oldest”21 tersebut mengikatkan diri dalam perjanjian
Pasal 77 ayat (2) Protokol I secara tegas melarang internasional tersebut atau jika negara tersebut
‘pihak yang bersengketa’ melibatkan anak mendeklarasikan diri untuk mentaati hukum
berusia di bawah usia 15 tahun dalam humaniter internasional. Namun, bagaimanapun
permusuhan secara langsung. baik negara maupun non-negara seperti individu
Kewajiban yang lahir bagi negara dalam tetap akan terikat pada norma hukum kebiasaan
merekrut anak-anak dalam konflik bersenjata internasional dalam pertikaian bersenjata untuk
adalah kewajiban yang bersifat fleksibel, tidak melindungi kelompok yang rentan terhadap
membebankan kewajiban hukum penuh bagi pelanggaran yang salah satunya adalah anak-
negara untuk mengambil tindakan hukum yang anak.
sepenuhnya untuk mencegah terjadinya 2. Perlindungan Anak dari Perekrutan Sebagai
perekrutan dan partisipasi bagi negara dalam Tentara Anak dalam Konvensi Hak Anak.
konflik bersenjata. Kewajiban bagi negara Konvensi Hak Anak (convention on the
hanyalah untuk menahan diri untuk tidak right of child) merupakan perjanjian internasional
merekrut anak yang usianya di bawah 15 tahun yang diadakan di bawah naungan Perserikatan
dalam angkatan bersenjatanya. Ketentuan di atas Bangsa-Bangsa yang ditandatangani oleh negara-
hanya membatasi kebebasan bagi negara yang negara pada tahun 1989 Konvensi ini
terlibat dalam konflik untuk tidak memperkenalkan prinsip-prinsip perlindungan
mengikutsertakan anak dalam konflik bersenjata,
22 I Gusti Ayu Sintiya Widayanti. Penggunaan
21 Pasal 77 ayat (2) Protocol Additional to the Tentara Anak dalam Konflik Bersenjata Ditinjau dari
Geneva Conventions of 12 August 1949, and Relating to the Prespekrif Hukum Humaniter Internasional. Jurnal
Protection of Victims of International Armed Conflicts Komunikasi Yustisia Universitas Pendidikan Genesha – Vol. 2
(Protocol I), of 8 June 1977 No. 2 Tahun 2019, hlm. 129
anak yang terdiri dari prinsip prinsip non- Hak Anak ini tidak dapat diterapkan pada suatu
diskriminsi, prinsip kepentingan terbaik bagi anak negara karena negara tersebut tidak menjadi
(the best interest of child), hak untuk hidup, pihak yang meratifikasi konvensi tersebut.
kelangsungan hidup dan perkembangan, dan Sebagai contoh, Guetamala telah
prinsip penghargaan terhadap pendapat anak. menetapkan bahwa usia minimum seorang anak
Khusus berkaitan dengan perlindungan untuk direkrut sebagai tentara adalah 18 tahun,
anak dalam konflik bersenjata ketentuan tetapi dalam kenyataanya masih banyak anak-
mengenai hal itu telah diatur secara khusus anak yang direkrut dalam konflik bersenjata di
dalam Pasal 38 yang menyatakan :23 bawah usia yang telah ditetapkan tersebut. Di sisi
1) negara-negara peserta berupaya untuk lain, Guetamala belum menjadi negara pihak
menghormati dan menjamin penghormatan (contracting parties) dalam konvensi hak anak.
terhadap ketentuan-ketentuan hukum Hal ini kemudian menimbulkan masalah serius
humaniter internasional yang berlaku bagi dalam penerapan dan kebijakan perlindungan
anak dalam konflik-konflik bersenjata; hak anak.
2) negara-negara peserta akan mengambil 3. Perlindungan Anak dari Perekrutan Sebagai
semua langkah yang mungkin guna Tentara Anak dalam ILO Convention No. 182
memastikan bahwa mereka yang belum Concerning The Prohibition and Immediate
mencapai usia lima belas tahun tidak terlibat Action for The Elimination of The Worst
secara langsung dalam permusuhan; Forms of Child Labour (Konvensi ILO 182
3) negara-negara peserta akan menahan diri tentang Bentuk Pekerjaan Terburuk
untuk tidak merekrut orang yang belum Terhadap Anak)
mencapai usia lima belas tahun dalam Perlindungan hak anak dari perekrutan
angkatan bersenjata mereka. Dalam sebagai tentara anak dapat dilihat dari aspek
merekrut orang-orang yang sudah berusia perburuhan. Karena pada dasarnya
lima belas tahun tetapi belum mencapai usia mengikutsertakan anak dalam konflik bersenjata
delapan belas tahun, negara-negara peserta berarti mempekerjakan anak dalam suatu
akan berusaha untuk memberi prioritas pekerjaan tertentu. Masyarakat internasional
kepada mereka yang tertua; dan melalui Organasi Perburuhan Internasional
4) sesuai dengan kewajiban-kewajiban (International Labour Organization) menaruh
berdasarkan hukum kemanusiaan perhatian pula terhadap masalah perekrutan
internasional untuk melindungi penduduk tentara anak. Perlindungan ini dikaitkan dengan
sipil dalam konflik-konflik bersenjata, negara- hak seorang anak untuk tidak melakukan
negara peserta akan mengambil semua pekerjaan yang secara psikis dan fisik belum
langkah yang mungkin untuk menjamin mampu melakukannya.
perlindungan dan perawatan terhadap anak- Pada tanggal 17 Juni 1999 negara-negara
anak yang terkena akibat suatu konflik anggota ILO telah menandatangani Konvensi
bersenjata. Bentuk Pekerjaan Terburuk Terhadap Anak
Sebagaimana kebanyakan perjanjian (Worst Forms of Child Labour Convention 182),
internasional yang mengatur tentang HAM, dan mulai berlaku sejak tanggal 19 November
konvensi hak anak hanya mengatur kepada 2000. Perjanjian internasional tersebut
perilaku negara dan berakibat hanya pada mewajibkan bagi negara yang meratifikasinya
negara, daripada pihak yang terlibat dalam untuk mengambil tindakan mendesak dan efektif
konflik yang tidak hanya negara, tetapi juga untuk melarang dan mengeliminasi terjadinya
kelompok yang terlibat dalam konflik dengan berbagai bentuk pekerjaan terburuk bagi anak
negara. Manakala konflik bersenjata terjadi di (take immediate and effective measures to secure
luar pengaturan hukum humaniter internasional, the prohibition and elimination of the worst forms
maka akan menimbulkan masalah tersendiri of child labor as a matter ofurgency). Batasan
dalam penerapan konvensi hak anak.24 Dalam hal anak yang terdapat dalam Konvensi ILO tersebut
ini di disisi lain, terdapat kondisi dimana Konvensi adalah orang yang belum berumur 18 Tahun.
Batasan umur tersebut rupanya mengikuti
23 Pasal 38 Konvensi Hak Anak
batasan umur yang dianut dalam Konvensi Hak
24 Ilene Cohen and Guy S Goodwin-ill, Child Soldier Anak.
: The Role of Children in Armed Conflict, (Oxford: Clarendon
Press, 1997), hlm. 69
Bentuk pekerjaan terburuk terhadap pembentukan Mahkamah Pidana Internasional
anak menurut Pasal 3a Konvensi ILO adalah : ”all (International Criminal Court/ICC). Kehadiran ICC
forms of slavery or practices similar to slavery, merupakan sebuah komitmen baru dari
such as the sale and trafficking of children, debt masyarakat internasional untuk memerangi
bondage and serfdom and forced or compulsory kejahatan serius dan menjadi perhatian
labour, including forced or compulsory masyarakat internasional (the most serius crime
recruitment of children for use in armed of concerns to the international community as a
conflict”.25 Batasan tersebut menjelaskan bahwa whole). Pengadilan Pidana internasional memiliki
yang termasuk pekerjaan terburuk terhadap anak yurisdiksi pada empat jenis kejahatan yaitu :
adalah semua bentuk perbudakan (slavery) Genosida (genocida), kejahatan terhadap
ataupun pekerjaan yang menyerupai kemanusiaan (crimes against humanity),
perbudakan, seperti penjualan dan perdagangan kejahatan perang (war crimes), dan Agresi
anak (sale and trafficking of children), pemaksaan (aggression).
menjadi buruh, termasuk pula perekrutan secara Yurisdiksi ICC di atas, tidaklah berlaku
paksa anak untuk digunakan dalam konflik secara otomatis sebagaimana pengadilan pidana
bersenjata. Katagori bentuk pekerjaan terburuk nasional yang dapat langsung menerapkan
yang terakhir di atas bila kita bandingkan dengan yurisdiksi di wilayah teritorialnya, tetapi bersifat
pengaturan dalam beberapa konvensi di atas komplementer. Untuk dapat dilaksanakannya
merupakan kategori penggunaan anak sebagai yurisdiksi ICC harus dipenuhi dua persyaratan,
tentara dalam konflik bersenjata baik yaitu :26
internasional maupun nasional. 1) jika yurisdiksi pengadilan nasional tidak
Konvensi ILO mewajibkan negara pihak menunjukkan keinginan (unwillingness) untuk
dalam konvensi untuk menentukan bahwa melakukan kejahatan serius tersebut; dan
perbuatan untuk memperkerjakan anak-anak 2) jika yurisdiksi pengadilan nasional tidak
untuk digunakan dalam konflik bersenjata memiliki kemampuan (inability) untuk
sebagai sebuah tindak pidana (criminal offence). melaksanakan peradilan terhadap kejahatan
Kewajiban itu memiliki kesamaan dengan serius tersebut.
ketentuan yang terdapat dalam Protokol Perlindungan hak anak dari perekrutan
Tambahan di atas yang mengkriminalisasi sebagai tentara anak diatur dalam Pasal 8 huruf
perbuatan merekrut anak di bawah 18 tahun oleh (e) angka (vii) Statuta. Dalam ketentuan tersebut,
kelompok bersenjata di negaranya sebagai menyatakan bahwa salah satu unsur dari
sebuah kejahatan. Ketentuan ini merupakan kejatahan perang (war crimes) yang merupakan
pengakuan hukum secara khusus bahwa yurisdiksi ICC adalah perekrutan anak yang
perekrutan tentara anak sebagai bentuk berusia di bawah 15 tahun sebagai tentara atau
pekerjaan anak yang terburuk. dalam hal ini menggunakannya untuk
Konvensi ILO juga melarang bentuk berpartisipasi secara aktif dalam permusuhan.
pekerjaan dan sifat atau karena keadaan dapat Lebih lanjutnya, Pasal 8 ayat (2) huruf (e) angka
merusak kesehatan, keselamatan, dan moral (vii) Statuta tersebut mengatur bahwa:27
anak. Pelarangan itu dapat dilakukan dalam “Other serious violations of laws and
hukum nasional setelah dilakukan konsultasi customs applicable in armed conflicts not
asosiasi buruh di negaranya, termasuk untuk international character, within the established
menentukan hal apa saja yang dapat dilarang. framework of international law, namely, any of
4. Perlindungan Anak dari Perekrutan Sebagai the following acts: ….. (vii) Conscripting or
Tentara Anak dalam Mahkamah Pidana enlisting children under age of fifteen years into
Internasional (International Criminal Court). armed groups or using them to participate
Statuta Mahkamah Pidana Internasional actively in hostilities”.
atau Statuta Roma mulai efektif berlaku pada Dalam pasal tersebut dijelaskan perihal
tanggal 1 Juli 2002 dan menjdi dasar dari pelanggaran serius lainnya terhadap hukum dan

25 Konvensi 182 Pelanggaran dan Tindakan Segera 26 Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana

Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Terburuk Internasional, (Bandung : Hecca Mitra Utama, 2004), hlm. 50
untukAnak,https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--- 27 Statuta Roma Mahkamah Internasional. 2014.

asia/---ro-bangkok/---ilo- http://referensi.elsam.or.id/wp-
jakarta/documents/legaldocument/wcms_124573.pdf content/uploads/2014/10/Statuta-Roma.pdf
kebiasaan yang dapat diterapkan dalam sengketa hidup dengan keadaan tertentu, denda
bersenjata internasional, dalam cangkupan berdasarkan kriteria yang ditetapkan dalam
hukum internasional yang ditetapkan, yaitu salah Hukum Acara dan Pembuktian, atau membayar
satunya adalah tindakan memeberlakukan wajib kompensasi.30
militer atau mendaftarkan anak-anak di bawah Secara teoritis, setiap subyek hukum yang
umur 15 tahun ke dalam angkatan bersenjata berkewajiban untuk menghormati dan
atau menggunakannya untuk ikut serta secara melindungi hak asasi manusia, berpotensi pula
aktif dalam pertikaian. untuk melakukan pelanggarannya. Namun dari
semua subyek hukum yang sudah umum
B. Penerapan Sanksi Terhadap Pelanggaran diketahui, negaralah yang memiliki peranan
Ketentuan dalam Kejahatan Perang sentral dalam penghormatan dan perlindungan
Mengenai Tentara Anak hak asasi manusia dikarenakan negara memiliki
Perekrutan anak untuk menjadi seorang kedaulatan dan dari kedaulatan inilah lahir
tentara dalam sebuah konflik bersenjata jelas kekuasaan dan kewenangan.
merupakan sebuah perbuatan yang tidak di Penegakan atas Hukum Humaniter
benarkan oleh berbagai aturan yang terkait Internasional dapat dilakukan memalui
mengatur hal tersebut, penggunaan tentara anak mekanisme menurut Mahkamah Peradilan
pada dasarnya dilarang oleh hukum hak asasi Internasional (ICC) dalam hal ini ICC harus
manusia internasional, hukum humaniter bersifat komplementer (pelengkap) dari yurisdiksi
internasional, hukum pidana internasional, dan pidana nasional suatu negara. Artinya, fungsi ICC
hukum buruh internsional.28 Untuk itu diperlukan sama sekali tidak menggantikan fungsi hukum
suatu upaya penerapan sanki terhadap nasional. ICC berlaku dan diterapkan ketika
pelanggaran ketentuan dalam kejahatan perang negara tersebut tebukti menunjukkan
mengenai tentara anak. ketidakmauan (unwiling/unwilingness) dan
Dalam hal memberikan kepastian hukum ketidakmampuan (unable/inability) untuk
akan tanggung jawab suatu negara untuk menghukum pelaku kejahatan internasional yang
melindungi hak-hak anak yang tidak boleh menjadi yuridiksi dari ICC. Pada akhirnya, ICC
dilibatkan dalam konflik bersenjata, maka Pasal 8 bertindak sebagai upaya terakhir atau the last
ayat (2) butir e. nomor VII Statuta Roma resort dalam menegakkan hukum, utamanya
menetapkan apabila suatu negara terbukti terhadap Hukum Humaniter Internasional.
menggunakan anak-anak dalam perang akan Prinsip komplementer dapat pula
dinyatakan sebagai kejahatan perang, sehingga diterapkan terhadap negara yang bukan negara
proses penegakan hukum termasuk pemberian pihak statuta, namum mengakui eksistensi dari
sanksi pun dapat diberlakukan kepada para yuridiksi ICC.31 Dalam menerapkan Statuta Roma
pelanggarnya. Kejahatan perang adalah 1998, suatu kejahatan yan termasuk dalam
pelanggaran pidana atas jus in bello, yaitu hukum yurisdiksi ICC, maka berdasarkan asas unversal
mengenai cara melaksanakan operasi militer.29 yang dikenal dalam Hukum Internasional, semua
Dengan ketetapan ini, negara-negara yang negara termasuk di dalamnya pengadilan
terbukti melibatkan anak-anak dalam intenrasional memiliki yurisdiksi terhadap pelaku
peperangan dapat diproses ke pengadilan tanpa memperhtikan nasionalitas para pelaku
internasional . maupun tempat dilakukanna kejahatan tersebut,
Pasal 77 Statuta Roma dikatan bahwa serta selama tidak bertentangan dengan Hukum
para pihak yang menggunakan tentara anak akan Internasional.32 Adapun negara pihak, Dewan
dikenakan sanksi berupa hukuman penjara
maksimal 30 tahun, hukuman penjara seumur
30 Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat. 2014.

Statuta Roma Mahkamah Pidana


28 Ziori Olga, Child Soldier: Deprivation of Internasional.http://referensi.elsam.or.id/wp-
Childhood a Critical Analysis of International Humanitarian content/uploads/2014/10/Statuta-Roma.pdf (diakses
Law and International Human Rights Standards fot the tanggal 2 April 2022)
Protection of Children from Recruitment and Use in Armed 31 Joshua R. Wotulo, Mekanisme Penegakan

Conflict, Desertasi, (Bristol : University of Bristol, 2010), hlm. Hukum Terhadap Kejahatan Perang Ditinjau dari Aspek
16 Hukum Humaniter Internasional, Jurnal Lex Et Societatis, Vol.
29 Hatta, Hukum Internasional Sejarah dan VII No. 4, 2019, hlm. 54
Perkembangan Hingga Pasca Perang Dingin, ( Malang : 32 Indah Rizki Restuningtias, Soekotjo Hardiwinoto,

Setara Press, 2015), hlm. 145 Nuswantoro Dwi Warno, Analisis Yuridis Perlindungan
Keamanan PBB dan Jaksa Penuntut ICC adalah ia lakukan diantara lain pembunuhan,
para pihak yang dapat mengajukan suatu perkara pemerkosaan, perbudakan seksual, dan
untuk diadili di ICC. menggunakan tentara anak. Kejahatan-kejahatan
Sejauh ini ICC telah menjatuhkan yang Ntaganda lakukan dimulai ketika ia menjadi
hukuman pidana penjara terhadap Thomas wakil staff umum untuk kepemimpinan Thomas
Lubanga Dylo yang merupakan seorang panglima Lubanga. Bosco Ntaganda sendiri dijatuhi
perang kongo dengan memimpin kelompok hukuman pidana penjara 30 tahun atas semua
patriotic kongo etnik Hema yang berkonflik di perbuatannya yang keji. Vonis tersebut
kawasan Ituri dan kota Bunia pada tahun 1999 merupakan vonis terpanjang yang pernah
dimana dalam konflik yang terjadi di Timur Laut ditetapkan oleh ICC. Ntaganda juga merupakan
Kongo tersebut telah menelan sekitar 60.000 orang pertama yang dijatuhi hukuman dengan
orang. Pada saat sidang di ICC terungkap fakta dakawaan melakukan perbudakan seksual.36
bahwa Lubanga mendapatkan anak-anak yang Berdasarkan Pasal 17 ayat (1) Statuta
menjadi tentaranya dengan cara mendatangi Roma 1998, Lubanga dapat diadili oleh
rumah-rumah dan meminta apa saja yang ada di Mahkamah Pidana Internasional karena Republik
rumah itu termasuk anak yang berada di rumah Demokratik Kongo tidak dapat mengadili Lubanga
tersebut.33 di peradilan nasionalnya disebabkan karena
Lubanga ditangkap pada 17 Maret 2006 ketidak mampuan para hakim dan jaksa penuntut
dan ia merupakan orang pertama yang ditangkap di negara mereka untuk melakukan penyelidikan
ICC dan ditahan di Den Haag Belanda. Namun ia dan penuntutan terhadap kejahatan
baru diadili setelah 6 tahun penangkapannya internasional.
yakni 26 januari 2009 dan lubanga didakwa Ketidakmampuan para hakim dan jaksa
bersalah karena telah merekrut anak-anak penuntut tersebut memenuhi syarat dapat
dibawah 15 tahun sebagai milisi dan pengawal diterimanya suatu perkara dalam Mahkamah,
pribadinya. Dalam pengadilan, jaksa ICC yaitu tidak dapat (unable) melekukan
mengatakan bahwa kelompok bersenjata yang penyelidikan atau penuntutan. Penuntutan
dipimpin oleh Lubanga telah melakukan terhadap kasus tersebut akan dilakukan oleh
pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran Mahkamah yang didahului dengan cara meminta
yakni mereka membunuh, membantai, jaksa penuntut Mahkamah untuk menyelidiki
melakukan penyiksaan, pemerkosaan, mutilasi, kasus tersebut. Oleh karea ketidakmamapuan
dan merekrut anak-anak dalam kelompok para hakim dan jaksa penuntut Republik
bersenjata.34 Demokrasi Kongo tersebut,maka Presiden
Setelah proses pengadilan dan Republik Demokratik Kongo, Joseph Kabila
pemeriksaaan yang panjang terhadap Thomas Kabange, memeinta jaksa penuntut Mahkamah
Lubanga, ICC menjatuhkan hukuman pidana 14 tersebut untuk melakukan penuntutan wagra
tahun penjara pada 2012 lalu. Selain Lubanga Negara Republik Demokratik Kongo yang
terdapat mantan pemimpin pemberontak lain melakukan kejahatn internasional untuk diadili di
juga yang ditangkap oleh ICC dan diadili, ia Mahkamah Pidana Internasional.37
merupakan seorang “Terminator”35 bernama
Bosco Ntaganda yang melakukan pembantaian PENUTUP
sadis terhadap warga sipil di Kongo. Ntaganda A. Kesimpulan
didakwa atas 18 tuduhan kejahatan perang yang Berdasakan uraian pada pembahasan
diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Tawanan Anak dalam Prespektif Hukum Humaniter 1. Pengaturan hukum humaniter yang mengatur
Internasional, Diponegoro Law Journal, Vol. 6 No. 2, 2017, tentang larangan perekrutan anak yang
hal. 10
33 Yustina Trihoni Nalesti Dewi, Kejahatan Perang

dalam Hukum Internasional dan Hukum Nasional, 36 Rahman Asmardiaka, 2019,


(RajaGrafindo Persada : Depok, 2013), hlm. 113, 125 https://news.okezone.com/read/2019/11/07/18/2127070/t
34 BCC News, 2012, erminator-kongo-divonis-30-tahun-atas-kejahatan-perang-
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2012/07/120710_co dan-kejahatan-kemanusiaan?page=1 (diakses tanggal 2 April
ngosentence (diakses tanggal 2 April 2022) 2022)
35 KOMPAS, 2012, ICC Lubanga Bermasalah, 37 Prisilla Fitri, Perlindungan Anak Sebagai Tentara

https://internasional.kompas.com/read/2012/03/16/02533 Anak Menurut Hukum Humaniter Pada Kasus Perekrutan


845/.icc.lubanga.bersalah%20diakses (diakses tanggal 2 Anak Dalam Konflik Ituri di Republik Demokratik Kongo,
April 2022) Jurnal Hukum Humaniter – Vol. 3 No. 5 Oktober 2007, hl,. 33
dijadikan tentara dalam perang terdapat di pengaturannya, namun didalam praktik
dalam Protokol Tambahan I Konvensi Jenewa perlindungan hak-hak tersebut terkesan
1949, Protokol Tambahan II Konvensi Jenewa masih lemah karena aturan tersebut secara
1949, Konvensi ILO 182 tentang bentuk umum hanya di berlakukan bagi negara
pekerjaan terburuk terhadap anak, Konvensi dalam hal ini subjek yang ikut didalam
Hak-hak Anak, Mahkamah Pidana perjanjian atau konvensi tersebut, maka dari
Internasional (International Criminal Court) itu sebaiknya aturan mengenai perlindungan
empat pengaturan diatas secara jelas hak anak dari praktik perekrutan sebagai
melarang adanya perekrutan anak dibawah tentara anak harus diberlakukan dan
umur dan dijadikan tentara dalam perang. dijalankan oleh seluruh pihak yang
2. Kepastian hukum akan tanggung jawab suatu berkemungkinan ikut dalam konflik
negara untuk melindungi hak-hak anak yang bersenjata baik gerakan pemeberontak
tidak boleh dilibatkan dalam konflik maupun gerakan terorisme atau dalam hal ini
bersenjata, maka Pasal 8 ayat (2) butir e. setiap negara seharusnya meratifikasi terkait
nomor VII Statuta Roma menetapkan apabila konvensi-konvensi atau perjanjian-perjanjian
suatu negara terbukti menggunakan anak- yang mengatur permasalahan tersebut.
anak dalam perang akan dinyatakan sebagai
kejahatan perang, sehingga proses DAFTAR PUSTAKA
penegakan hukum termasuk pemberian A. Literatur
sanksi pun dapat diberlakukan kepada para Apeldoren, L.J van. 2001. Pengantar Ilmu Hukum,
pelanggarnya. terjemahan Oetarid Sadino Dari
B. Saran Inleideing tot de Studie van het
1. Setiap negara seharusnya bersikap tegas Naderlandse Recht. Jakarta : Pradya
dalam mengawasi dan melindungi anak Pramitja.
terhadap praktik perekrutan anak sebagai Atmasasmita, Romli. 2004. Pengantar Hukum
tentara dan menghukum pelakunya dengan Pidana Internasional. Bandung : Hecca
seberat-beratnya. Selain itu, Negara anggota Mitra Utama.
harus lebih serius terhadap penerapan Bakry, Umar Suryadi. 2019. Hukum Humaniter
berbagai konvensi hukum internasional yang Internasioal Sebagai Pengantar Edisi
khusus melindungi anak dan kepentingan Pertama. Jakarta : Kecana Perdana Media
anak dalam situasi konflik bersenjata. Teknis Group.
pelaksanaan yang akurat dan tepat dengan Cohen, Ilene and Guy S Goodwin-ill. 1997. Child
dasar konsep pemikiran mencegah lebih baik Soldier : The Role of Children in Armed
dari pada mengobati yaitu; sebelum terjadi Conflict. Oxford: Clarendon Press
perekrutan tentara anak. UNICEF beserta Dewi, Yustina Trihoni Nalesti. Kejahatan Perang
organisasi-organisasi Internasional turun ke dalam Hukum Internasional dan Hukum
daerah konflik untuk mengkondisikan suatu Nasional. Depok : Raja Grafindo Persaja.
penerapan kerja lapangan yang akan Hatta. 2015. Hukum Internasional Sejarah dan
mencegah perekrutan tentara anak dengan Perkembangan Hingga Pasca Perang
cara memberikan sosialisasi kepada pihak Dingin. Malang : Setara Press.
orang tua dan tokoh-tokoh masyarakat untuk Jessup, C Philip. 2019. A Modern Law of Nations
membawa anak-anak dibawah umur ke (Pengantar Hukum Modern Antar
penampungan guna perlindungan, Bangsa). Bandung : Nuansa Cendekia.
pembinaan, pendidikan dan hal-hal lain Kalsoven, Frits dan Leisbeth Zegveld. 2001.
berkaitan dengan survival untuk membekali Constrains on Waging of The War : An
anak-anak agar tetap mendapatkan hak Introduction to International
mereka yang sudah diatur dalam Konvensi Humanitarian Law. ICRC
Hak-Hak Anak dan aturan lainnya yang diatur Olga, Ziori. 2010. Child Soldier: Deprivation of
dalam Hukum Internasional. Childhood a Critical Analysis of
2. Hak-hak dari anak dari perekrutan sebagai International Humanitarian Law and
tentara anak atau dalam hal ini sebagai International Human Rights Standards fot
kombatan didalam berbagai konvensi the Protection of Children from
internasional cukup jelas dan baik dalam
Recruitment and Use in Armed Conflict, ampaknya
Desertasi. Bristol : University of Bristol. Pusat Studi Sosial Asia Tenggara Universitas Gaja
Permanasari, Arlina dkk. 1999. Pengantar Hukum Mada. 2019.
Humaniter. Jakarta: https://pssat.ugm.ac.id/id/tinjauan-
International Commite Of The Red Cross. yuridis-penggunaan-tentara-anak-di-
Sujatmoko, Andrey. 2016. Hukum HAM dan myanmar-menurut-perspektif-hukum-
Humaniter. Jakarta : PT. Raja Grafindo humaniter-internasional/
Persada. REPUBLIKA. 2021. PBB : 8.500 Anak dijadikan
Tentara di Wilayah Konflik.
B. Jurnal, Internet/Website https://www.republika.co.id/berita/qv34
Asmardiaka, Rahman. 2019. hv459/pbb-8500-anak-dijadikan-tentara-
https://news.okezone.com/read/2019/11 di-wilayah-konflik
/07/18/2127070/terminator-kongo- Restuningtias, Indah Rizki, Soekotjo Hardiwinoto,
divonis-30-tahun-atas-kejahatan-perang- Nuswantoro Dwi Wamo. 2017. Analisis
dan-kejahatan-kemanusiaan?page=1 Yuridis Perlindungan Tawanan Anak
BCC News. 2012. dalam Prespektif Hukum Humaniter
https://www.bbc.com/indonesia/dunia/2 Internasional. Diponegoro Law Jurnal.
012/07/120710_congosentence Vol. 6 No. 2
Fitri, Prisilia. 2007. Perlindungan Anak Sebagai https://media.neliti.com/media/publicati
Tentara Anak menurut Hukum Humaniter ons/163130-ID-none.pdf
pada Kasus Perekrutan Anak dalam Suwartono, Rahadian Diffaul Barraq. 2020.
Konflik Ituri di Republik Demokratik Penggunaan Tentara Anak Oleh Aktor
Kongo. Jurnal Hukum Humaniter- V Selain Negara Ditinjau Dari Hukum
ol. 3 No. 5 Humaniter Internasional. Jurnal Hukum
ICRC. 2008. Summary Table of IHL Provisions Ius Quia Iustum Faculty of Law :
Specifically Aplicable to Children in war. Universitas Islam Indonesia Yogyakarta
https://www.icrc.org/en/doc/assets/files Indonesi, Vol. 27 NO. 3
/other/ang03_04a_tableaudih_total_logo file:///C:/Users/User/Downloads/14503-
.pdf 44738-1-PB%20(6).pdf (diakses tgl 7
Konvensi 182 Pelanggaran dan Tindakan Segera Januari 2022)
Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan Widayanti Sintiya Ayu Gusti I. Penggunaan
Terburuk untuk Anak. Tentara Anak dalam Konflik Bersenjata
https://www.ilo.org/wcmsp5/groups/pub Ditinjau dari Prespekrif Hukum Humaniter
lic/---asia/---ro-bangkok/---ilo- Internasional. Jurnal Komunikasi Yustisia
jakarta/documents/legaldocument/wcms Universitas Pendidikan Genesha – Vol. 2
_124573.pdf (diakses 15 April 2022) No. 2 Tahun 2019, hlm. 129
KOMPAS. 2012. ICC Lubanga Bermasalah, Wotulo, Joshua R. 2019. Mekanisme Penegakan
https://internasional.kompas.com/read/2 Hukum Terhadap Kejahatan Perang
012/03/16/02533845/.icc.lubanga.bersal Ditinjau dari Aspek Hukum Humaniter
ah%20 Internasional. Jurnal Lex Et Societati. Vol.
Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat. 2014. VII No. 4
Statuta Roma Mahkamah Pidana file:///C:/Users/User/Downloads/24703-
Internasional.http://referensi.elsam.or.id 50620-1-SM%20(1).pdf
/wp-content/uploads/2014/10/Statuta-
Roma.pdf) Konvensi-konvensi
Noorani, Shehzad. 2018. Konvensi Hak Anak Versi Pasal 77 ayat (2) Protocol Additional to the
Anak.2018https://www.unicef.org/indon Geneva Conventions of 12 August 1949,
esia/id/konvensi-hak-anak-versi-anak- and Relating to the Protection of Victims
anak of International Armed Conflicts (Protocol
Pars Today. Tentara anak di Afrika dan berbagai I), of 8 June 1977
dampaknyahttp://parstoday.com/id/radi Konvensi 182 Pelanggaran dan Tindakan Segera
o/world-i46348- Penghapusan Bentuk-bentuk Pekerjaan
tentara_anak_di_afrika_dan_berbagai_d Terburuk
untukAnak,https://www.ilo.org/wcmsp5/
groups/public/---asia/---ro-bangkok/---ilo-
jakarta/documents/legaldocument/wcms
_124573.pdf

Anda mungkin juga menyukai