Anda di halaman 1dari 23

Model

Pembelajaran
menurut
Joyce dan Weil
(1986)
Komang Elik Mahayani - 2129071021
Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil (1986)
yaitu:
1.Model Interaksi Sosial
2.Model Pengolahan Informasi
3.Model Personal
4.Model Sistem Prilaku
1.Model Interaksi Sosial

a. Model yang menekankan hubungan individu


dengan masyarakat atau orang lain
b. Metode ini memfokuskan pada proses dimana
realitas adalah negosiasi sosial.
c. Model pembelajaran memberikan prioritas
pada peningkatan kemampuan individu untuk
berhubungan dengan orang lain
d. Memiliki tujuan untuk meningkatkan proses
demokratis, dan untuk belajar dalam
masyarakat secara produktif.
1.Model Interaksi Sosial
02
01 Bermain Peran
Investigasi Kelompok ( Role Play)

Herbert Telen - John Dewey Fainie Shafel –


George Fhafel
03
Penelitian
Jurisprudential
04 05 Donald Oliver
James P.Shaver
Simulasi sosial
Inkuiri sosial
Sarene Boocock,
Byron Massialas Harold Guetzkow
Benjamin Cox
Investigasi Kelompok
1. Model investigasi kelompok merupakan pembelajaran kooperatif yang
melibatkan kelompok kecil dimana siswa bekerja menggunakan inquiri
kooperatif, perencanaan, proyek, dan diskusi kelompok, dan kemudian
mempresentasikan penemuan mereka kepada kelas.
2. Menekankan keterampilan komunikasi interpersonal dan keterampilan inkuari
ilmiah. Aspek-aspek pengembangan pribadi merupakan hal yang penting dari
model ini.
3. Sintak Pembelajaran Model Investigasi Kelompok ( Mengidentifikasi topik dan
mengatur siswa ke dalam kelompok ; Merencanakan investigasi dalam
kelompok, Melaksanakan investigasi, Menyiapkan Laporan Akhir;
Mempresentasikan Laporan Akhir ; Evaluasi Pencapaian )
Model Pembelajaran Bermain Peran
(Role Playing)

Menimbulkan Aspek Bermain Peran :


Bermain peran atau pengalaman belajar, 1. Mengambil peran
role playing adalah seperti kemampuan (Role Playing)
metode pembelajaran kerjasama, 2. Membuat peran
yang di dalamnya komunikatif, dan (Role Marking)
terdapat perilaku menginterpretasikan 3. Tawar-menawar peran
pura-pura suatu kejadian (Role Negotitation)
(berakting)
Penelitian Jurisprudential
1. Didasarkan atas pemahaman masyarkat dimana setiap orang berbeda
pandangan dan perioritas satu sama lain dan nilai-nilai sosialnya saling
berkonfrontasi satu sama lain
2. Model pembelajaran untuk membantu siswa agar mampu berfikir secara
sistematis tentang asal-usul di masyarakat khususnya dilingkungan
pendidikan
3. Manfaat untuk melatih agar siswa peka terhadap permasalahan-
permasalahan sosial, sehingga bisa mengambil sikap terhadap
permasalahan yang dihadapi, serta mempertahankan sikap tersebut
dengan argumentasi yang relevan dan valid
Metode Pembelajaran Inkuiri sosial
 Pembelajaran inkuiri sosial berangkat dari asumsi bahwa sejak
manusia lahir ke dunia, memiliki dorongan untuk menemukan
sendiri pengetahuannya karena dibekali rasa ingin tahu tentang
keadaan sekitarnya.
 Pembelajaran inkuiri sosial adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah
yang dipertanyakan.
Metode Pembelajaran Simulasi Sosial
Didisain untuk membantu pengalaman siswa melalui proses sosial dan
realitas dan untuk menilai reaksi mereka terhadap proses-proses sosial
tersebut, juga untuk memperoleh konsep-konsep & keterampilan-
keterampilan pengambilan keputusan.
2. Model Pengolahan Informasi

a. Model pemrosesan informasi ditekankan pada


pengambilan, penguasaan, dan pemrosesan
informasi. Model ini lebih memfokuskan pada
fungsi kognitif peserta didik.
b. Menekankan pada peserta didik agar memiliki
kemampuan untuk memproses informasi
2. Model Pengolahan Informasi
02
01 Model Penemuan
Berpikir Induktif Konsep
Jerome Brunner 03
Hilda Taba
05 Memorisasi
Penelitian Ilmiah Harry Laroyne
04 Scientific Inquiry) Jerry Lucas

Advanced organizer
Joseph J. Schwab
David Ausubel

07 06
Inquary Traning
Pengembangan Intelek Richard Suchman
Jean PiagetIrving Sigel
Edmund Sulivand,dkk
Delapan Fase Pembelajaran Menurut Robert M. Gagne

2. Pemahaman 3.
Pemerolehan
1.
Motivasi

5. 7.
Ingatan Perlakuan
4.
Kembali
Penahanan

6. 8.
Generalisasi Umpan Balik
Berpikir Induktif
Ditujukan secara khusus untuk pembentukan kemampuan
berpikir induktif yang banyak diperlukan dalam kegiatan
akademik meskipun diperlukan juga untuk kehidupan pada
umumnya. Model ini memiliki keunggulan melatihkan
kemampuan menganalisis informasi dan membangun
konsep yang berhubungan dengan kecakapan berpikir.

Pengembangan Intelek
Dirancang untuk meningkatkan perkembangan
intelektual, terutama penalaran logis, tetapi dapat
diterapkan pada perkembangan sosial.
Latihan Inkuari
Pemecahan masalah sosial, terutama melalui
penemuan sosial dan penalaran logis

Advanced organizer
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan
mengolah informasi melalui penyajian materi
beragam (ceramah, membaca, dan media lainnya)
dan menghubungkan pengetahuan baru dengan
struktur kognitif yang telah ada.
Inquiry Training
Dirancang untuk pembelajaran sistem penelitian dari
suatu disiplin, tetapi juga diharapkan untuk memiliki
efek dalam kawasan lain (metode-metode sosial
mungkin diajarkan dalam upaya meningkatkan
pemahaman sosial dan pemecahan sosial).

Model Penemuan Konsep


Dirancang terutama untuk mengembangkan penalaran
induktif, tetapi untuk perkembangan dan analisis konsep.
Memorisasi
Dirancang untuk meningkatkan kemampuan
pengingatan peserta didik

Inquiry Ilmiah
Dirancang untuk membelajarkan murid dalam
menghadapi penalaran kausal, dan untuk lebih fasih
dan tepat dalam mengajukan pertanyaan,membentuk
konsep dan hipotesis. Model ini pad mulanya digunakan
dalan Sains, tetapi kemampuan-kemampuan ini
berguna untuk tujuan-tujuan pribadi dan sosial.
3. Kelompok Model Personal

a. Model memfokuskan pada konsep diri yang kuat


dan realistis untuk membantu membangun
hubungan yang produktif dengan orang lain dan
lingungannya
b. Model ini bertitik tolak dari teori Humanistik, yaitu
berorientasi pada pengembangan individu
c. Pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong
bukan menahan sensivitas peserta didik terhadap
perasaanya
3. Kelompok Model Personal
01 02
Pengajaran Latihan Kesadaran
Non Direktif Fritz Pearls 03
Carl Rogers William Schutz
Sinektik
William Gordon
04 05
Pertemuan kelas
Sistem Konseptual
William Glasser
David Hunt
Model pembelajaran personal ini meliputi strategi
pembelajaran sebagai berikut :
a. Pembelajaran non-direktif, yaitu bertujuan untuk
membentuk kemampuan dan perkemban pribadi (kesadaran
diri, pemahaman, dan konsep diri). Peran guru dari
pengajaran non-direktif adalah sebagai fasilitator bagi
pertumbuhan dan perkembangan siswa.
b. Latihan kesadaran, yaitu bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan interpersonal atau kepada peserta didik.
c. Sinetik, yaitu untuk mengembangkan kreativitas pribadi dan
memecahkan masalah secara kreatif
d. Sistem konseptual, yaitu untuk meningkatkan kompleksitas
dasar pribadi yang luwes
4. Model Sistem Prilaku
Model ini bertitik tolak dari teori belajar behavioristik, yaitu bertujuan
mengembangkan sistem yang efisien untuk mengurutkan tugas-tugas
belajar dan membentuk tingkah laku dengan cara memanipulasi
penguatan (reinforcement).

Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini, yaitu:
a. Fase mesin pengajaran.
b. Penggunaan media.
c. Pengajaran berprograman (linier dan branching)
d. Operant conditioning, dan operant reinforcement.
4. Model Sistem Prilaku
01 02
Manajemen Kontrol Diri
Kontingensi B.F. Skinner 03
B.F. Skinner
Relaksasi (santai)
Rimm &
05
04 Assertive Training
Masters Wolpe
(Latihan berekspresi)
Pengurangan Ketegangan
Wolpe, lazarus,
Salter
06
Rimm & Masters Latihan Langsung
Gagne
Smith & Smith
Model Sistem Prilaku
1. Manajemen Kontingensi (manajemen dari akibat/hasil perlakuan) : Model ini
dirancang untuk mengajak peserta didik mempelajari fakta-fakta, konsep-
konsep dan keterampilan sebagai akibat dari suatu perlakuan tertentu.
2. Kontrol Diri : Model ini dirancang untuk mengajak peserta didik untuk
memiliki keterampilan mengendalikan perilaku sosial/keterampilan-
keterampilan sosial
3. Relaksasi (santai) : Model ini dirancang untuk mengajak peserta didik
menemukan tujuan-tujuan pribadi.
4. Pengurangan Ketegangan : Model ini ditujukan untuk membelajarkan
peserta didik dalam cara relaksasi dalam mengatasi kecemasan dalam situasi
sosial
5. Assertive Training (Latihan berekspresi) : Menyatakan perasaan secara
langsung dan spontan dalam situasi sosial
6. Latihan Langsung : Pola tingkah laku, keterampilan-keterampilan.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Prilaku

1. 2.
Orientasi Penyajian

5.
3. Praktik Bebas
strukturisasi
latihan
4.
Praktik

Anda mungkin juga menyukai