Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 3

Disusun Oleh :

 Epa Musdalipah
 Febria Enggar S
 Garniwa
 Irma Rosdiana
 Kiki Kaniawati
 Leony Ghifari
 Nani Sulistianingsih
 Yessi Maharani
 Yudha Ari P
 Yuyum Yumita
 Zikri Azi Al-Ghifari
PENDAHULUAN

Perawat memegang peranan yang penting dalam


pelayanan rumah sakit, dimana perawat berada dengan
pasien selama 24 jam. Perawat tidak hanya berperan
sebagai care giver namun juga sebagai client advocate,
counsellor, educator, collaborator, coordinator, change
agent dan consultant (Doheny dalam Kusnanto, 2003).
Perawat juga harus memiliki kemauan dalam
meningkatkan kesadaran profesional kesehatan dalam
belajar, mengetahui dan menerapkan praktik berbasis
bukti dalam keperawatan atau disebut Evidence Based
Pratice (EBP) (3 rd International Nursing Conference,
2012
METODE PENELITIAN
Penelitian kuantitatif korelasional dengan
pendekatan cross-sectional dilakukan pada bulan
Desember 2012 di Siloam Hospitals Kebun Jeruk.
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat Siloam
Hospitals Kebon Jeruk berjumlah 265 perawat, dengan
jenjang pendidikan SPK, D-3 Keperawatan, dan S-1
Keperawatan, (Divisi Keperawatan SHKJ, 2012).
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
proportional stratified random sampling. Dari sebanyak
210 perawat, diambil sebanyak 50% secara acak
sebanyak 50% dari masing-masing kategori. Sehingga
sampel terkumpul sebanyak 105 perawat, yang terdiri
dari SPK 4 orang, D-3 Keperawatan 60 orang dan S-1
HASIL PENELITIAN

Pendidikan Frekuensi (n) Persentasi (%)


S PK 4 3,8
D-III 60 57,2
S1 41 39,0
Total 105 100
PEMBAHASAN

Pada hasil korelasi antara pendidikan dengan


kompetensi perawat dalam melakukan EBP di Siloam
Hospitals Kebon Jeruk didapatkan hasil dengan p value =
0,006 < α = 0,05. Dari hasil ini ini menunjukkan adanya
hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan
kompetensi dalam melakukan EBP. Dimana semakin
tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik
pula kompetensinya dalam melakukan EBP. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil
KESIMPULAN

Pada aspek pelatihan dan training, berdasarkan


informasi dari responden, 95% mengungkapkan bahwa
pelatihan khusus mengenai spesifik aplikasi EBP belum
pernah didapatkan kecuali seminar-seminar yang
mengangkat tema tentang EBP. Sehingga kedua hal diatas
baik pelatihan dan masa kerja masih belum dapat dijadikan
sebagai alat evaluasi lebih jauh hubungan nya dengan
kompetensi melakukan EBP. Hasil penelitian ini juga
mendorong
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai