Anda di halaman 1dari 18

DETEKSI DINI BAYI

DENGAN HIV/AIDS
Kartika Darma Handayani
RSUD Dr Soetomo
Fakultas Kedokteran Airlangga
2019
 Lebih dari 90 % bayi terinfeksi HIV
terular dari Ibu HIV positif
 Penularan itu terjadi pada masa
kehamilan, saat persalinan dan
selama menyusui
PENDAHULUA  Pencegahan penularan HIV dari Ibu
N ke anak (PPIA) atau Prevention of
Mother-to-Child HIV Transmission
(PMTCT) merupakan intervensi
yang sangat efektif untuk mencegah
penularan.
N
A
T
G
A
B
O
N
EP /K
N
A
DT
IN
A IS
D K
AIFIA
S
K
LNAIL
AN
IE
P
N
A
LU2 <M
B URM
UA
DIY
U AB
PROSEDUR PEMBERIAN ARV PADA BAYI
DARI IBU HIV POSITIF DALAM RANGKA
PROGRAM PENCEGAHAN TRANSMISI
HIV (PREVENTION MOTHER TO CHILD
TRANSMISSION/ PMTCT)
Suatu prosedur
pemberian ARV pada
bayi yang lahir dari
Pengertian ibu HIV positif dalam
rangka mencegah
transmisi HIV dari ibu
ke bayinya (PMTCT)
1. Mencegah penularan HIV dari ibu ke
bayinya
2. Memberikan tindak lanjut pada bayi
yang lahir dari ibu HIV

Tujuan 3. Menghindari/ mencegah timbulnya


stigma dan diskriminasi termasuk
kemungkinan munculnya masalah yang
terkait aspek hukum dan HAM
1. Undang-Undang RI. No : 36 Th. 2009
tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang RI No : 44 Th. 2009 tentang
Rumah Sakit;
3. Kep.Men.Kes. No :
1333/Menkes/SK/XII/1999 tentang Standar
Pelayanan Rumah Sakit;
4. Perda. Prop.Jatim. No : 11 Th. 2008 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kelola Rumah

Kebijakan Sakit Daerah Prop. Jatim;


5. Per.Gub. Jatim. No : 112 Th. 2008 tentang
Uraian Tugas Direktur, Wakil Direktur, Bidang,
Bagian, Seksi dan Sub Bagian di RSUD Prop.
Jatim;
6. Kep.Gub. Jatim No :
188/438/KPTS/013/2008 tentang Penetapan
RSUD Dr. Soetomo sebagai Badan Layanan
Umum Daerah.
Dokter dan bidan/
perawat yang
Pelaksana menangani bayi dari
ibu HIV positif
1. Bayi yang lahir dari ibu HIV
positif diberikan inisial BIHA
untuk mencegah terjadinya
Prosedur stigma/ diskriminasi serta menjaga
kerahasiaan.
2. Yang termasuk BIHA adalah bayi yang
lahir dari ibu HIV positif:
Sudah terdeteksi pasti HIV +
sebelum/ saat kehamilan, atau saat
persalinan dengan rapid test HIV
positif.
Prosedur Bila deteksi HIV ibu pada saat
persalinan menggunakan rapid test,
maka tatalaksana bayi sesuai dengan
BIHA sampai dipastikan status HIV ibu
melalui test 3 metode anti HIV.
Bila tes konfirmasi negatif, maka
terapi ARV dapat dihentikan.
3. BIHA harus segera
mendapatkan antiretroviral
(ARV) profilaksis sesegera
mungkin, kurang dari 6-12 jam

Prosedur pertama kehidupan.


Bila BIHA datang sudah
berumur >72 jam, pemberian
ARV tidak memberikan
manfaat sehingga tidak perlu
diberikan
4. A. ARV pada BIHA yang ibunya mendapat
terapi ARV lebih dari satu bulan sebelum
persalinan:
- Bayi aterm: Zidovudine (ZDV)
4 mg/ kg BB/x, tiap 12 jam, selama 6
minggu

- Bayi prematur (<34 mgg):


Prosedur ZDV 1,5 mg/kgBB/kali, tiap 12 jam
selama 2 minggu; kemudian
ZDV 3 mg/kgBB/kali, tiap 12 jam selama
2 minggu, diikuti
ZDV 4 mg/kgBB/kali, tiap 12 jam selama
2 minggu terakhir.
B. ARV pada BIHA yang ibunya belum
mendapat/ terapi ARV kurang dari satu bulan
sebelum persalinan:
Opsi A1:
- ZDV 4 mg/kgBB/dosis, tiap 12 jam, selama 6
minggu +
- 3TC 2 mg/kgBB/dosis, tiap 12 jam, selama 6
minggu +
- NVP 2mg/kgBB/dosis, tiap 24 jam, selama 1
Prosedur minggu, dilanjutkan NVP 4
mg/kgBB/dosis selama 1 minggu (total 2
minggu)
Opsi B2:
- ZDV 4 mg/kgBB/dosis, tiap 12 jam, selama 6
minggu
Bila memungkinkan, kombinasi 3 jenis ARV
merupakan pilihan utama karena
memberikan hasil lebih baik daripada
monoterapi.
Tabel 1. Jadwal kunjungan bayi yang lahir dari ibu HIV/AIDS

Keterangan:
SF: Susu Formula ASIe: ASI eksklusif
MP: makanan pendamping Serologi HIV: anti HIV 3 metode
 Efek samping ZDV yang
paling sering adalah anemia,
yang membaik setelah terapi
dihentikan.

Efek samping  Pemeriksaan Hb dan lekosit


pemberian dilakukan pada usia 10 hari
dan 4 minggu.
ARV pada bayi
 Terapi ZDV dapat
dipertimbangkan untuk
dihentikan bila Hb< 10
mg/dL.
 Kotrimoksazol profilaksis
diberikan mulai usia 6
minggu untuk mencegah
Pneumonitis Jirovecii.
 Dosis Kotrimoksazol 4-6
Kotrimoksazol mg/kgBB/ kali (dosis TMP) 1
Profilaksis kali/hari, sampai infeksi HIV
pada bayi bisa disingkirkan
melalui pemeriksaan PCR
HIV atau sampai usia 12
bulan.
 Pada ibu hamil dengan HIV yang tidak
mendapatkan upaya pencegahan penularan
kepada janin atau bayinya maka risiko
penularan berkisar antara 20-50%.
 Bila dilakukan upaya pencegahan, maka
risiko penularan dapat diturunkan menjadi
SIMPULAN kurang dari 2%.
 Dengan pengobatan ARV yang teratur dan
perawatan yang baik, ibu hamil dengan HIV
dapat melahirkan anak yang terbebas dari
HIV melalui persalinan pervaginam dan
menyusui bayinya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai