Anda di halaman 1dari 15

Journal Reading

Who to Refer for Speech Therapy at 4 Years of


Age versus Who to “Watch and Wait”

Pembimbing : dr. Ria Yoanita, Sp.A, CIMI


Presentan : Aristo Constantine
Kepaniteraan Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Katolik
Indonesia Atma Jaya
Rumah Sakit St. Carolus
Morgan, A. et al. (2017) “Who to refer for speech
therapy at 4 years of age versus who to ‘Watch and
wait’?,” The Journal of Pediatrics, 185. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.jpeds.2017.02.059.
Latar Belakang
- Developmental speech disorder merupakan sebuah temuan umum pada anak-anak TK → 3.5 - 5% anak
berumur 4 tahun pada studi kohort komunitas
- Sebuah kondisi yang tidak jelas etiologinya
- Terdapat beberapa faktor sosiodemografis dan perkembangan awal yang dihipotesiskan dapat
menyebabkan speech disorder.
- Pola speech error:
- Tertunda (delayed)
- Terganggu (disordered)
- Predictive value untuk speech error untuk menilai prognosis masih belum diteliti secara lanjut
- Penelitian ini diharapkan dapat membantu klinisi dalam merujuk pasien untuk speech therapy.
Metode
Seleksi Partisipan
Studi Victoria
(September 2003-
April 2004)
Pada usia 4 tahun
Metode N = 1623 (Studi Victoria)
Seleksi Partisipan
Studi pada Jurnal Penilaian berbicara dan Eksklusi anak-anak dengan gangguan
bahasa tatap muka
langsung bicara yang jelas

N = 1494

Speech sounds error

N = 160

Lost to FUP:
Data lengkap usia 4 dan Menolak FUP lanjut (54), tidak bisa dikontak (4), tidak ada waktu
7 tahun untuk FUP (4), gagal menyelesaikan penilaian (1), rekaman suara
yang tidak dapat digunakan (4)

N = 93

Tidak ada perbedaan signifikan pada data partisipan dan non-partisipan)


Prosedur
● Pada usia 4 dan 7 tahun → penilaian menggunakan:
○ Goldman Fristoe Test of Articulation-Second Edition (GFTA-2)
○ Sounds-in-Words subtest
○ Diagnostic Evaluation of Articulation and Phonology Inconsistency subtest/ DEAP (usia 4 tahun)
● Hasil dinilai oleh ahli bahasa (speech pathologist) → mengukur Percent Consonants Correct (PCC) untuk
mengukur taraf tidak dapat dimengerti dan tingkat keparahan gangguan berbicara pada usia 4 dan 7
tahun
● Pada usia 4 tahun, speech error dikategorikan menjadi 2:
○ Keterlambatan / delayed
■ Kesalahan berbicara yang biasanya ditemukan (tipikal) pada perjalanan perkembangan
anak namun kesalahan berlanjut sampai “terlambat” dibandingkan 90% anak seusianya
(biasanya terdapat reduksi dari huruf konsonan, cth: “biru” → “biu)
○ Gangguan / disordered
■ Kesalahan berbicara yang tidak biasa (atipikal) yang hanya ditemukan pada 10% komunitas
tipikal pada semua golongan usia. Cth: “Teddy” —> “Keddy” atau “Dog” → “og”)
● Pada usia 7 tahun → data dianalisa untuk mengetahui apakah speech error menetap (persisted) atau
sudah baik dengan sendirinya (resolved)
Variabel Prediktor dan Analisis Statistik
● Jenis kelamin
● Status sosioekonomi (SES)
● IQ non-verbal
● Gejala masalah berbicara (speech symptomatology) → PCC, delayed/ disordered
● Kemampuan berbahasa
● Riwayat gangguan berbicara
● Riwayat terapi bicara di antara usia 4-7 tahun
Analisis Statistik
Analisa data multivariat (adjusted)
Hasil
● Anak dengan speech delay memiliki keluaran yang lebih baik untuk resolved pada usia 7 tahun
dibandingkan anak-anak dengan speech disorder
● PCC anak-anak dengan speech disorder < dibanding speech delay → lebih sulit untuk resolved
● Perbedaan signifikan pada studi univariat (tabel 2) , 2 variabel yang berpengaruh terhadap prognosis
secara signifikan:
○ PCC
○ Tipe speech error pada usia 4 tahun (delayed/disordered)
Diskusi
● Studi ini membuktikan → tipe speech error lebih bermakna dibanding proporsi error nya untuk
memperkirakan keluaran tidak hanya pada pada speech error yang persisten di usia 7 tahun tetap juga
resolusi
● Speech error tipe delayed pada usia 4 tahun mempunyai kemungkinan resolusi lebih tinggi dibanding
anak dengan speech disorder → dapat membantu dalam hal kebijakan dan praktek terkait prioritas
waitlist
● “Watch and wait” sebaiknya tidak diterapkan kepada semua anak-anak usia TK melalui jurnal ini
melainkan anak-anak usia 4 tahun dengan gangguan berbicara lebih baik disegerakan untuk terapi
wicara dan anak-anak dengan tipe speech delay lebih baik menerapkan “watch and wait” dengan kontrol
setiap 6 bulan
Diskusi
● Hasil penelitian mendukung guideline dari penelitian Ridley et al mengenai sistem rujukan
○ “Anak-anak dengan wicara yang tidak dapat dimengerti oleh orang tua atau orang lain pada usia
sama dengan atau lebih dari 3 tahun sebaiknya dirujuk untuk dilakukan terapi wicara”
○ Alasan → pola yang menyimpang dan lebih tidak dapat diprediksi (ke arah speech disorder).
○ Tipe delayed → lebih gampang diprediksi dan diinterpretasikan karena kesalahan terjadi masih
dalam tahap wajar pada fase perkembangan anak dan lebih sering ditemukan/didengar di
masyarakat
● Pembentukan triage dan untuk menentukan prioritas intervensi wicara usia empat tahun (tabel 6)
● Prediktor untuk prognosis lebih baik dilihat pada usia 4 tahun daripada usia 2 atau 3 tahun
● ⅓ populasi penelitian pada delayed speech di usia tahun tidak mengalami resolusi → dibutuhkan
penelitian multifaktorial lebih lanjut dan mungkin diperlebar sampai kemungkinan potensial terapi
● Penelitian ke depan lebih baik memfokuskan pada pilihan terapi yang tidak dieksplorasi pada penelitian
ini (tipe dan seberapa banyak intervensi wicara yang harus diberikan, diterapi oleh siapa)
Reilly S, McKean C, Morgan A, Wake M. Identifying and managing common childhood language and speech impairments. BMJ 2015;350:h2318.
Terima Kasih
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai